Anda di halaman 1dari 27

Integrasi dan relasi

antar-jalur metabolisme

Ika Yustisia
Departemen Biokimia FK UNHAS 2019
Pokok Bahasan
• Interaksi antar-jalur metabolisme
• Kebutuhan energi, energi cadangan, dan homeostasis
kalori
• Siklus lapar-kenyang (starved-fed cycle)
• Lima fase homeostasis glukosa
• Interaksi metabolik antar-organ pada beberapa kondisi
fisiologis dan patologis
– Kondisi kenyang
– Kondisi puasa jangka pendek (early fasting state)
– Kondisi puasa jangka lama (starvasi)
– Obesitas
Interaksi antar-jalur metabolisme

• Metabolisme merupakan rangkaian reaksi


kimiawi yang saling terhubung satu sama lain
• Interaksi antar-jalur metabolisme ini berperan
memastikan ketersediaan energi (ATP) dan
material biosintetik bagi setiap sel/ jaringan
agar dapat berfungsi dengan baik
Interaksi antar-jalur metabolisme

ATP
Aktivitas
osmotik
Kebutuhan biosintetik:
protein plasma,
glikogen, kolesterol,
triasilgliserol, urea
Kontraksi
otot
Pompa ion untuk
mempertahankan
potensial membran
yang penting pada
proses transmisi
impuls saraf
Interaksi antar-jalur metabolisme
• Glikolisis
• Glikogenesis
Jaringan yang paling aktif ?
menjalankan berbagai proses
• Glikogenolisis
• Oksidasi asam lemak metabolisme
• Siklus asam trikarboksilat
• Sintesis asam lemak
• Glukoneogenesis Waktu dimana proses ?
• Lipogenesis metabolisme tersebut paling
• Lipolisis aktif
• Glutaminolisis
• Ketogenesis
• Oksidasi asam amino
• Sintesis protein
Kontrol dan koordinasi proses ?
metabolisme tersebut pada
• Proteolisis
• Sintesis urea status metabolik yang berbeda
Kebutuhan energi, homeostasis kalori,
dan energi cadangan
• Produksi energi di dalam tubuh harus mampu
memenuhi kebutuhan individu yang bervariasi
menurut:
– Usia
– Ukuran tubuh
– Tingkat aktivitas
– Fase lapar/ kenyang
– Kondisi fisiologi atau patologis tertentu
– Komposisi molekul bahan bakar yang terkandung di
dalam makanan
Kebutuhan energi, homeostasis kalori,
dan energi cadangan
• Individu kebanyakan yang menjalani hidup sedentari
mengkonsumsi 180-280 g kabohidrat, 70-100 g protein,
dan 70-100 g lemak per hari.
• Ini dapat memenuhi kebutuhan kalori yang setara
dengan 1600-2400 kcal (Cal)
• Ketersediaan bahan bakar yang konstan di dalam
darah disebut dengan homeostasis kalori
Kebutuhan energi, homeostasis kalori,
dan cadangan energi
Cadangan energi rata-rata
pada individu dengan ukuran tubuh ideal
Siklus lapar-kenyang
• Siklus lapar-kenyang merupakan respons fisiologis
tubuh terhadap “puasa” yang berlangsung setelah
makan malam hingga pagi hari sebelum sarapan
• Tujuan utama siklus ini adalah mempertahankan
homeostasis glukosa, yaitu: konsentrasi glukosa yang
konstan di dalam darah
• Homeostasis glukosa merupakan hal yang sangat krusial
karena dalam keadaan normal glukosa merupakan satu-
satunya sumber bahan bakar utama bagi otak
• Dua signal utama yang meregulasi siklus lapar-kenyang
adalah insulin dan glukagon
Siklus lapar-kenyang
• Siklus lapar-kenyang dialami oleh setiap
individu setiap hari
• Terdiri atas 3 tahapan:
1. Tahap kenyang (well-fed state after meal =
postprandial)
2. Tahap puasa singkat (early fasting state during
the night = postabsorptive)
3. Tahap kenyang kembali (refed state after
breakfast)
Siklus lapar-kenyang
Tahap kenyang (postprandial)
• Hasil akhir dari tahap ini adalah menurunkan kembali
konsentrasi glukosa darah ke nilai normal setelah
proses absorpsi di usus dengan tiga target organ utama,
yaitu: hati, otot, dan jaringan adiposa
• Regulator utama: insulin
Menstimulasi sintesis glikogen di otot dan hati
Menekan glukoneogenesis di hati
Menstimulasi sintesis protein
Mengakselerasi glikolisis di hati → meningkatkan sintesis
asam lemak
Masuknya glukosa ke dalam jaringan adiposa
menyediakan gliserol 3-fosfat untuk sintesis triasilgliserol
Siklus lapar-kenyang
Tahap puasa singkat (postabsorptive state)
• Hasil yang diharapkan dari tahap ini adalah
meningkatkan pelepasan glukosa oleh hati untuk
mempertahankan konsentrasi normal glukosa darah
• Regulator utama : glukagon
• Target utama glukagon adalah hati
Menstimulasi glikogenolisis dan menghambat sintesis
glikogen
Menghambat sintesis asam lemak
Menstimulasi glukoneogenesis di hati dan menghambat
glikolisis
Siklus lapar-kenyang
Tahap kenyang kembali
• Regulator utama: peralihan glukagon ke insulin
• Hati belum mengabsorpsi glukosa darah saat tahapan
ini dimulai untuk memenuhi kebutuhan jaringan lain
• Hati masih berada pada “mode glukoneogenesis”
dan glukosa yang terbentuk masuk ke jalur
glikogenesis
• Seiring dengan peningkatan konsentrasi glukosa
darah:
Cadangan glikogen hati terpenuhi kembali
Kelebihan glukosa digunakan oleh hati untuk memulai
sintesis asam lemak
Lima fase homeostasis glukosa
Glukosa merupakan substrat metabolik yang diregulasi
dengan sangat hati-hati untuk memenuhi kebutuhan
absolut otak terhadap substrat ini

Mayoritas individu sehat memiliki kadar


glukosa darah:
4.0 - 5.9 mM
(72 to 108 mg/dL) sebelum makan (puasa)
hingga 7.8 mM
(140 mg/dL) 2 jam setelah makan
Lima fase homeostasis glukosa
Lima fase homeostasis glukosa
Lima fase homeostasis glukosa
Interaksi metabolik antar-organ
• Setiap jaringan harus memperoleh bahan bakar
dalam jumlah cukup yang akan dimetabolisme
menjadi energi untuk menjalankan fungsi
spesifiknya.
• Organ-organ utama yang terlibat di dalam
metabolisme bahan bakar mengandung kadar
enzim spesifik yang bervariasi.
• Sehingga masing-masing organ tersebut
memiliki spesialisasi metabolik dalam hal
penyimpanan, penggunaan, dan pembentukan
bahan bakar
Interaksi metabolik antar-organ
Inter-relasi metabolik pada keadaan kenyang
Inter-relasi metabolik pada keadaan awal puasa

Glikogenolisis, siklus Cori,


siklus alanin
Inter-relasi metabolik pada keadaan puasa lanjut (starvasi)

Glukoneogenesis, lipolisis,
proteolisis, β-oksidasi,
ketogenesis
Inter-relasi metabolik pada obesitas
Referensi
1. Dean R. Appling DR, Anthony-Cahill SJ, Mathews CK.
(2016). Biochemistry concepts and connection 6thed..
Essex: Pearson
2. Nelson DL, Cox MM. (2013). Lehninger principles of
biochemistry. New York: WH Freeman & company
3. Harris RA, Crabb DW. (2011). Metabolic interrelationship.
In Textbook of biochemistry with clinical correlation
7thed. Philadelphia: John Wiley & sons
4. Berg JM, Tymoczko JL, Gatto GJ, Stryer L. (2015).
Biochemistry 8thed. New York: WH Freeman and
Company
5. Lieberman M, Marks A, Peet A. (2013). Marks’ basic
medical biochemistry a clinical approach 4thed.
Philadelphia: Wolter Kluwer

Anda mungkin juga menyukai