Anda di halaman 1dari 18

MODUL BIOKIMIA

INTEGRASI METABOLISME

DISUSUN OLEH:
1. SITI NUR ANISAH

F16111035

2. VERNI DWI SEPTIASARI

F16111002

PRODI : PEND. BIOLOGI (REG B)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN


UNIVERSITAS TANJUNG PURA
PONTIANAK
2012
1

INTEGRASI METABOLISME

A. Tujuan
1.

Mengaktifkan metabolisme biomolekul di dalam tubuh

2.

Mengaktifkan fungsi hormon dalam metabolisme

3.

Mengaplikasikan pengetahuan bidang biokimia dalam bidang nutrisi

B. Uraian Materi
1.

Strategi Metabolisme

Strategi yang mendasar adalah : pembentukan ATP, tenaga produksi, dan unit
penyusun untuk biosintesis.
a) ATP adalah alat ukur untuk energi yang berlaku umum.
b) ATP dihasilkan pada oksidasi molekul bahan bakar seperti glukosa, asam lemak
dan asam amino.
c) NADPH merupakan donor elektron utama pada reaksi-reaksi biosintesis yang
reduktif
d) Biomolekul dibangun dari unit pembangun yang relatif kecil.
e) Jalur biosintesis dan degradasi hampir selalu berbeda.
Jaringan reaksi yang kompleks dalam sel diatur dengan sangat tepat dan
terkoordinasi. Ada beberapa cara untuk regulasi metabolisme:
1

a) Interaksi Alosterik
Aliran molekul pada sebagain besar jalur metabolisme, lebih ditentukan oleh
jumlah dan aktivitas enzim-enzim tertentu daripada oleh jumlah subtrat tersedia.
Interaksi alosterik memungkinkan enzim-enzim cepat mendeteksi berbagai
sinyal dan melakukan penyesuaian terhadap informasi.
b) Modifikasi kovalen
beberpa enzim pengatur diatur dengan modifikasi kovalen disamping dengan
interaksi alosterik. Misalnya, aktivitas katalitik enzim

glikogen fosforilase

meningkat oleh fosforilasi, sedangkan aktivitas enzim glikogen sintase


berkurang.
c) Jumlah enzim
Jumlah aktivitas enzim terkontrol. Kecepatan sintesis dan pemecahan banyak
enzim pengatur diubah oleh hormon.
d) Pengkotakan aktivitas enzim
Pola metabolisme sel eukariot jelas dipengaruhi oleh adanya pengkotakan.
Glikolisis, jalur pentosa fosfat, sintesis asam lemak terjadi di sitosol, sedangkan
oksidasi asam lemak, daur asam sitrat, fosfori oksidatif terselenggara di
mitokondria.
e) Peran khusus organ-organ tubuh pada metabolisme.
2.

Jalur-jalur Utama Metabolisme dan Situs Pengaturan


a. Glikolisis
Rangkain glikolisis dalam sitosol mengubah glukosa menjadi dua molekul
piruvat dengan pembentukan 2 piruvat dengan pembentukan 2 ATP ddan 2
NADH. NAD+ yang digunakan pada reaksi yang diatalis oleh enzim
gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase harus dibentuk kembali supaya glikolisis
dapat berlangsung terus. Pada keadaa anaerob, seperti pada otot kerangka
yang sangat aktif ini dalam keadaa ini terlaksana dengan meruduksi asam
piruvat menjadi laktat. Selain daripada itu dalam keadaan aerob NAD + dibentuk
pada transfer elektron. Glikolisis mempunyai dua tujuan utama: memecah u
untuk membentuk kerangka karbon untuk biosintesis. Keceptan perubahan
glukosa menjadi piruvat diatur untuk memenuhi kedua kebutuhan ini.
Fosfofruktokinase yang mengkatalis tahap yang menentukan pada
glikolisis, adalah situs pengaturan yang paling penting. Kadar ATP yang tinggi
menghambat Fosfofruktokinase-situs alosterik berbeda dari situs subtract dan
mempunyai afinitas yang lebih rendah untuk nukleotida. Efek menghambat ini
diperkuat oleh sitrat dan sebaliknya diperlemah oleh AMP. Jadi, laju glikolisis
bergantung pada kebutuhan akan ATP, yang disyaratkan oleh rasio ATP/AMP,
2

dan bergantung pula pada kebutuhan akan unit-unit pembangunan, seperti yang
diisyaratkan oleh kadar sitrat. Di hati regulator aktivitas enzim fosfofruktokinase
yang paling penting adalah fruktosa 2,6-bisfosfat (F-2,6-BP). Kadar F-2,6- BP
ditentukan oleh aktivitas kinase yang membentuknya dari fruktosa 6-fosfat dan
oleh enzim fosfatase yang menghidrolisis gugus 2-fosfat. Ketika kadar glukosa
darah rendah, kaskade yang dipicu oleh glucagon, menyebabkan

aktivitasi

enzim fosfatase dan inhibisi kinase tersebut di hati. Penurunan kadar fruktosa
2,6-bifosfat (F-2,6-BP) menyebabkan inaktivasi enzim fosfofruktokinase dan
dengan demikian glikolisis diperlambat.
b. Daur Asam Sitrat
Jalur bersama untuk oksidasi molekul bahan bakar karbohidrat, asam
amino dan asam lemak terjadi didalam mitokondria. Sebagaian besar bahan
bakar ini masuk ke dalam daur asam sitrat sebagai asetil-KoA. Oksidasi lengkap
satu unit asetil menghasilkan satu GTP, tiga NADH dan satu FADH 2, empat
pasangan

electron

kemudian

dipindahkan

kepada

O2

melalui

rantai

transporelektron yang menyebabkan pembentukan gradient proton untuk


mendorong sintesis Sembilan ATP. NADH dan FADH2 hanya dioksidasi jika
sekaligus terjadi fosforilasi ADP menjadi ATP. Perangkaian yang ketat ini yang
disebut control respirasi menjamin bahwa kecepatan daur asam sitrat sesuai
dengan kebutuhan ATP.ATP yang berlimpah juga mengurangi aktivitas tiga
enzim dalam daur sitrat sintase, isositrat dehydrogenase dan ketoglutarat
dehydrogenase. Daur asam sitrat juga mempunyai peran anabolic. Bersama
dengan piruvat karboksilase, daur asam sitrat menyediakan zat antara untuk
biosintesis seperti suksinil-KoA untuk pembentukan porfirin.
c. Jalur pentose fosfat
Rangkaian reaksi-reaksi yang berlangsung di sitosol mempunyai dua
tujuan: pembentukan NADPH untuk biosintesis reduktif dan pembentukan ribose
5-fosfat untuk sintesis nukleotida. Dua NADPH dibentuk ada perubahan glukosa
6-fosfat menjadi 5-fosfat. Dehidrogenasi glukosaa 6-fosfat adalah tahap yang
menentukan pada jalur ini. Reaksi ini diatur oleh kadar NADP + yang meupakan
akseptor electron. Gugus fosforil tambahan pada NADPH membedakannya dari
NADH. Pembedaan ini memunginkan asio NADPH/NADP+ dan NAD+ NADH
kedua-duanya tinggi dalam satu kompartemen. Akibatnya biosintesis reduktif
dan glikolisis, keduanya dapat berjalan dengan kecepatan tinggi, pada waktu
yang sama.
d. Glukoneogenesis

Glukosa dapat disintesis oleh hati dan ginjal dari zat awal nonkarbohidrat
seperti laktat, gliserol, dan asam amino. Titik masuk utama ke jalur ini adalah
piruvat, yang akan mengalami karboksilasi menjadi oksaloasetat dalam
mitokondria. Oksaloasetat kemudian mengalami dekarboksilasi dan fosforilasi
dalam sitosol untuk membentuk fosfoenolpiruvat. Reaksi lain yang khas pada
gluconeogenesis adalah dua langkah hidrolisis untuk mengatasi rekasi-reaksi
glikolisis yang irreversible. Pengaturan gluconeogenesis dan glikolisis biasanya
saling bertolak belakang sehingga satu jalur lambat sekali dan jalur yang lain
sangat aktif.
e. Sintesis dan pemecahan glikogen
Glikogen, simpanan bahan bakar yang mudah dimobilisasi merupakan
polimer bercabang yang terdiri dari residu-residu glukosa. Zat antara aktif pada
sintesisnya adalah UDP-glukosa, yang dibentuk dari glukosa 1-fosfat dan UTP.
Glikogen-sintase mengkatalis transfer glukosa dari UDP-glukosa ke gugus
hidroksil pada residu terminal

untaiyang sedang diperpanjang.

Glikogen

dipecah melalui jalur yang berbeda. Enzim fosforilase mengkatalis pemecahan


glikogenfat oleh ortofosfat membentuk glukosa 1-fosfat. Sintesisi dan degradasi
glikogen diatur secara terkoordinasi oleh kaskade amplifikasi yang dipicu oleh
hormone sehingga enzim sintase tidak aktif ketika fosforilase aktif fan sebalinya.
Enzim-enzim ini diatur oleh fosforilasi dan interaksi alosterik non-kovalen.
f. Sintesis dan degradasi asam lemak
Asam lemak disintesis dalam sitosol dengan penambahan unit dua karbon
menjadi rantai yang sedang tumbuh/diperpanjang pada protein pengemban
gugus asil. Malonil-KoA zat antara yang reraktivasi, dibentuk dari karboksilasi
asetil-KoA. Gugus-gugus asetil dibawa dari mitokondria ke sitosol dengan ulang
alik sitrat-malat (shtuttle). Sitrat dalam sitosol merangsang enzim asetil KoA
karboksilase, enzim yang mengkatalisis langkah yang menentukan. Ketika ATP
dan asetil-KoA berlimpah, kadr sitrat meningkat, yang akan mempercepat
pembentukan asam lemak. Asam lemak dipecah denga jalur yang berbeda
dalam kompertemen yang berbeda pula. Asam-asam lemak ini mengalami
degradasi menjadi asetil-KoA dalam matriks mitokondria melalui oksidasi beta.
Asetil KoA kemudia memasuki siklus asam sitrat jika persediaan oksaloasetat
cukup. Jalan lain adalah asetil-KoA dapat membentuk zat keton. FADH2 dan
NADH yang terbentuk pada oksidasi beta memindahkan elektronnya kepada O2
melalui rantai transport elektron. Seperti siklus asam sitrat, oksidasi beta dapat
berlanjut hanya jika NAD+ dan FAD dibentuk kembali. Jadi, kecepatan degradasi
asam lemak juga terangkai dengan kebutuhan ATP.
4

3.

Profil Metabolik di -organ Utama


Pola metabolism di otak,otot, jaringan adipose dan hati sangat berbeda.
a. Otak
Glukosa merupakan bahan bakar satu-satunya untuk otak manusia kecuali
pada keadaan kelaparan lama. Otak tidak punya simpanan bahan bakar,
sehingga terus menerus memerlukan glukosa yang masuk ke dalam otak. Otak
menggunakan sekitar 120 gram glukosa per hari, yang sesuai dengan masukan
energy sekitar 420 kkal. Otak mnggunakan kira-kira 60% dari penggunaan
glukosa oleh seluruh tubuh pada keadaan istirahat. Pengukuran dengan NMP
non-invasif menggunakan

13

C menunjukkan bahwa kadar glukosa dalam otak

adalah sekitar 1mM kalau kadar plasma normal, yaitu 4,7 mM (84,7 mg/dl).
Glikolisis menurun jika kadar glukosa mendekati nilai Km enzim heksokinase
(~50 M). Titik rawan ini terjadi kalau glukosa plasma turun sampai di bawah
2,2mM (39,6 mg/dl).
Dalam keadaan kelaparan zat keton (asetoasetat dan 3-hidroksibutirat,
yaitu

bentuk

tereduksinya)

yang

dibuat

oleh

hati

digunakann

untuk

menggantikan sebagian glukosa sebagai bahan bakar di otak. Asetoasetat


diaktifkan olek KoA yang dipindahkan dari suksinil KoA untuk membentuk
asetoasetil KoA. Pemecahan oleh enzim tiolase kemudian

menghasilkan 2

molekul asetil KoA yang akan memasuki daur asam sitrat. Asam lemak tidak
digunakan sebagai bahan bakar untuk otak, sebab asam lemak terikat pada
albumin di plasma dan dengan demikian tidak menembus sawar darah-otak.
Yang penting pada pokoknya zat keton adalah bentuk transport asam lemah.
b. Otot
Bahan bakar utama untuk otot adalah glukosa, asam lemak, dan zat keton.
Otot berbeda dari otak, mempunyai simpanan glikogen dalam jumlah besar
(1200 kkal). Pada kenyataannya kira-kira tiga perempat bagian dari seluruh
glikogen dalam tubuh disimpan dalam otot. Kandungan glikogen otot sesudah
makan dapat mencapai 1%. Glikogen ini mudah diubah menjadi glukosa 6-fosfat
untuk digunakan oleh sel-sel otot. Otot seperti juga otak tidak mengandung
enzim glukosa 6-fosfatase, dengan demikian tidak dapat mengeluarkan glukosa.
Bahkan otot menahan glukosa karena glukosa adalah bahan bakar pilihan untuk
aktivitas mendadak.
Pada kontraksi aktif otot kerangka, kecepatan glikolisis jauh lebih besar dari
pada daur asam sitrat. Banyak piruvat yang dibentuk pada pada keadaan seperti
ini, direduksi menjadi laktat yang akan mengalir Cori memindahkan sebagian
beban metabolism dari otot ke hati. Sejumlah besar alanine dibentuk pada otot
5

yang aktif dari transminasi piruvat. Alanin, seperti laktat, dapat diubah menjadi
glukosa oleh hati.
Pola metabolism pada otot yang sedang istirahat sangat berbeda. Pada
otot yang istirahat asam lemak adalah bahan bakar utama. Zat keton dapat juga
menyediakan bahan bakar untuk otot jantung. Ternyata otot jantung lebih
mengutamakan penggunaan asetoasetat daripada glukosa.
c. jaringan adipose
Triasilgliserol di jaringan adipose merupakan cadangan bahan metabolism
yang sangat besar. Kandungan energinya adalah 135.000 kkal pada pria dengan
berat badan 70 kg. Jaringan adipose merupakan jaringan khusus untuk
esterifikasi asam lemak dan pembebasannya dari triasigliserol. Pada manusia
hati merupakan tempat utama sintesis asam lemak, seedangkan tugas
biosintesis utama jaringan adipose adalah mengaktifkan asam lemak dan
mengikatkan derivate KoA kepada gliserol. Gliserol 3-fosfat, zat antara kunci
pada biosintesis ini diperoleh dari reduksi dihidroksiaseton fosfat, yang dibentuk
dari glukosa pada jalur glikolisis. Sel adipose tidak dapat melakukan fosforilasi
gliserol endogen karena tidak mempunyai enzim kinase. Jadi jaringan adipose
memerlukan glukosa untuk sintesis triasilgliserol.
d. Hati
Aktivitas metabolism hati sangat penting untuk menyediakan bahan bakar
bagi otak, otot dan organ perifer lain. Sebagian besar senyawa yang diabsopsi
oleh usus, melewati hati, yang memungkinkan hati mengatur kadar banyak
metabolit dalam darah. Hati dapat menyerap banyak sekali glukosa dan
mengubahnya menjadi glikogen. Sebanyak 400 kkal dapat disimpan dengan
cara ini. Hati dapat membebaskan glukosa kedalam sirkulasi darah dengan
memecah simpanan glikogen dan dengan gluconeogenesis. Zat awal utama
pada pembentukan glukosa adalah laktat dan alanine dari otot, gliserol dari
jaringan adipose, dan asam amino glukogenik dari makanan.
Hati

juga berperan sebagai pusat pengaturaan metabolism lipid. Jika

bahan bakar banyak sekali, asam lemak yang berasal dari makanan atau yang
disintesis oleh hati, diesterifikasi dan disekresi ke dalam darah dalam bentuk
VLDL (very low density lipoprotein). Lipoprotein plasma ini merupakan sumber
utama asam lemak yang digunakan oleh jaringan adipose untuk mensintesis
triasilgliserol. Tetapi pada keadaan puasa hati mengubah asam lemak menjadi
zat keton.
4.

Regulator Hormonal k Metabolisme Bahan Bakar

Banyak hormone memainkn

peranann kunci pada integrasi metabolisme.

Terutama insulin, glucagon, epinefrin, dan norepinefrin mempunyai efek luas pada
penyimpanan dan mobilisasi bahan bakar dan segi-segi metabolism yang terkait.
a. Insulin
Protein 6-kd ini dan glucagon adalah pengatur hormonal pada metabolism
bahan bakar yang paling penting. Sekresi insulin oleh sel-sel pancreas
dirangsang oleh glukosa dan system saraf parasimpatis. Pada dasarnya insulin
mengisaratkan keadaan cukup gizi: hormone ini merangsang penyimpanan
bahan bakar dan sintesis protein dengan berbagai cara. Insulin bekerja terhadap
kaskade protein kinase. Hormon ini merangsang sintesis glikogen di otot dan
hati dan menekan gluconeogenesis oleh hati. Insulin juga mempercepat glikolisis
di hati, yang pada gilirannya meningkatkan sintesis asam lemak. Pemasukan
glukosa yang melimpah dalam jaringan adipose menyebabkan sintesis dan
penyimpanan triasilgliserol. Kerja insulin juga meluas ke metabolism asam
amino dan protein. Insulin meningkatkan masuknya asam amino bercabang
(valin, leusin, dn isoleusin) ke dalam otot untuk membentuk protein otot.
Memang secara umum insulin mempunyai efek merangsang sintesis protein.
Selain itu insulin menghambat pemecahan protein intrasel.
b. Glukagon
Hormon polipeptida 3,5kd ini disekresi oleh sel pancreas sebagai respons
terhadap kadar gula darah rendah dalam keadaan puasa. Organ sasaran utama
glucagon adalah hati. Glukagon merangsang pemecahan glikogen dan
menghambat

sintesisnya

menyebabkan

fosforilasi

dengan

memicu

enzim-enzim

kaskade

fosforilase

dan

cAMP

siklik

glikogen

yang

sintase.

Galukagon juga menghambat sintesis asam lemak dengan mengurangi produksi


piruvat dan menurunkan aktivitas asetil-KoA karboksilase. Tambahan pula,
glucagon merangsang gluconeogenesis dan menghambat glikolisis dengan
menurunkan kadar fruktosa 2,6-bisfosfat. Semua kerja glucagon diperantarai
oleh protein kinase yang diaktifkan oleh AMP siklik. Hasil akhir kerja glukagon ini
adalah sangat meningkatnya pembebasan glukosa dari hati. Demikian juga
glucagon meningkatkan

kadar AMP siklik di sel adipose yang akan

mengaktifkan suatu lipase yangb memecahkan gliserol.


c. Epinefrin dan norepinefrin
Hormon-hormon katekolamin ini disekresi oleh medulla adrenal dan ujungujung saraf simpatis sebagai respons terhadap kadar glukosa darah yang
rendah.

Seperti

glucagon,

kedua

hormone

ini

merangsang

mobilisasi

(pemecahan) glikogen dan triasilgliserol dengan memicu kaskade AMP siklik.


7

Kedua hormone ini berbeda dari glucagon karena efek glikogenolitiknya lebih
banyak pada otot dari pada hati. Kerja lain hormone katekolamin adalah
menghambat pemasukan glukosa ke dalam otot, dan penggunaan asam lemak
yang dibebaskan dari jaringan adipose sebagai bahan bakar. Epinefrin juga
merangsang

sekresi

glucagon

dan

menghambat

sekresi

insulin.

Jadi,

katekolamin meningkatkan pembebasan glukosa dari hati ke dalam darah dan


menurunkan penggunaan glukosa oleh otot.
5.

Kadar Glukosa Darah Dipertahankan Oleh Hati


Kadar glukosa darah normal sesudah puasa semalaman adalah 80 mg/dL ( 80
mg/100 ml, atau 4,4 mM). kadar glukosa normal berkisar antara 80 mg/dL sebelum
makan

sampai

120

mg/dL

sesudah

makan.

Bagaimana

glukosa

darah

dipertahankan pada kadar kurang lebih tetap meskipun ada perubahan besar pada
masukan dan penggunaannya, unsur-unsur regulasi utama telah dibicarakan dan
sekarang hanya tinggal menyatiukan disini. Kadar glukosa darah diatur terutama
oleh hati, yang dapat mengalami atau membebaskan glukosa dalam jumlah besar
sebagai respon terhadap sinyal dari hormone dan kadar glukosa itu sendiri,sesudah
makan makanan yang mengandung karbohidrat, kadar glukosa darah snagat
meningkat yang akan menyebabkan peningkatan kadar glukosa 6-fosfat di hati,
karena pada kadar yang tinggi glukosa mengikat situs-situs katalitik enzim
glukokinase. Ingat bahwa bertentangan dengan enzim heksokinase, glukokinase
mempunyai Km yang tinggi untuk glukosa (~ 10mM, disbanding dengan kadar
glukosa darah puasa yang 4,4 mM). disamping itu, glukokinase tidak dihambat oleh
glukosa 6-fosfat. Akibatnya adalah glukosa 6-fosfat dibuat lebih cepat oleh hati
pada waktu glukosa darah tinggi, jadi glukosa darah dipertahankan pada 80mg/dL
atau lebih oleh tiga factor utama yaitu mobilisasi glikogen dan pembebasan glukosa
oleh hati, pembebasan asam lemak dari jaringan adiposa, dan pergantian sumber
bahan bakar dari glukosa ke asam lemak oleh otot dan hati.
6.

Penyesuaian Metabolisme Pada Kelaparan Lama Menurunkan Pemecahan


Protein Sampai Titik Terendah
Seseorang lelaki dewasa dengan berat 70kg dengan keadaan gizi baik
mempunyai cadangan bahan bakar kurang lebih 1600 kkal dalam bentuk glikogen,
24000 kkal dalam bentuk protein mobil dan 135000 kkal dalam bentuk triasilgliserol.
Energy yang diperlukan untuk jangka waktu 24 jam berkisar antara kurang lebih
1600 kkal pada keadaan basal sampai 6000 kkal, tergantung aktivitas yang
dilakukan. Otak tidak dapat bertahan pada kadar glukosa darah yang lebih rendah,
walaupun untuk waktu singkat,jadi prioritas metabolisme yang pertama dalam
keadaan kelaparan adalah menyediakan glukosa yang cukup untuk otak dan
8

jaringan lain ( seperti sel darah merah )yang sangat tergantung pada glukosa.
Tetapi zat awal glukosa tidak tersedia banyak. Sebagian besar energy disimpan
dalam asam lemak pada triasilgliserol. Fragmen gliserol dari triasilgliserol dapat
diubah menjadi glukosa tetapi jumlahnya kecil, dengan demikian, prioritas
metabolisme yang kedua pada keadaan kelaparan adalah menyimpan protein. Ini
dapat dilaksanakan dengan memindahkan penggunaan bahan bakar dari glukosa
keasam lemak dan zat keton.kadar glukosa yang rendah mengakibatkan sekresi
insulin turun dan sekresi glukagon meningkat. Proses metabolisme yang menonjol
adalah pemecahan triasilgliserol dijaringan adipose dan gluconeogenesis oleh hati,
hati memperoleh energy untuk kebutuhannya sendiri dengan mengoksidasi asam
lemak yang dibebaskan oleh jaringan adipose, akibatnya kadar asetil KoA dan sitrat
meningkat yang akan menghentikan glikolisis.
Sesudah beberapa minggu kelaparan, zat keton menjadia bahan bakar utama
untuk otak. Hanya 40 gram glukosa diperlukan sehari untuk otak dibandingkan
dengan kira-kira 120 gram glukosa diperlukan pada hari pertama kelaparan.
Perubahan asam lemak yang efektif menjasi zat keton oleh hati dan
penggunaannya di otak sangat menurunkan kebutuhan akan glukosa. Jadi
pemecahan protein otot lebih sedikit daripada waktu kelaparan hari-hari pertama.
Pemecahan 20 gram otot dibandingkan 75 gram pada awal kelaparan adalah
sangat penting untuk hidup. Lama kelaparan yang sesuai dengan kehidupan
terutama ditentukan oleh persediaan triasilgliserol.
7.

Cadangan lemak yang sangat banyak memungkinkan burung bemigrasi


sangat jauh
Burung yang bermigrasi memberi gambaran yang mencolok tentang nilai
biologis triasilgliserol. Pada musim gugur beberapa jenis burung darat terbang dari
New England ke West Indies pada musim semi kembali lagi. Burung-burung ini
terbang tanpa berhenti melintasi air sepanjang kira-kira 2400 km. Kecepatan
terbangnya 40 km per jam selama 60 jam. Prestasi yang hebat ini dimungkinkan
oleh adanya simpanan lemak secara efisien dipecah selama penerbaangan
panjang ini. Burung yang berpindah untuk jarak dekat atau tidak pindah sama sekali
mempunyai tubuh kurus. Burung seperti ini mempunyai indeks lemah sekitar 0,3
(definisi indeks lemak ialah rasio antara berat kering lemak total tubuh dan yang
bukan lemak). Sebaliknya burung yang bermigrasi jauh menjadi agak gemuk
sebagai persiapan untuk terbang melintasi darat kemudian menjadi sangat gemuk
pada saat akan melintasi laut. Memang indeks lipidnya pada saat ini mendekati nilai
3. Pada hummingbird berleher merah, kira-kira 0,15 g triasilgliserol tiap gram berat
badan ditimbun dalam tubuh tiap hari. Jika dibandingkan dengan manusia
9

kenaikann berat badannya adalah 10 kg perhari. Penimbunan lemak pada burung


yang bermigrasi ini disimpan di bawah kulit, di rongga perut, otot, dan hati. Sekitar
dua per tiga dari simpanan lemak ini dikonsumsi pada penerbangan panjang
melintasi air. Pemindahan ke penggunaan asam lnemak dan zat keton sebagai
bahan bakar sangat cepat, sebab ternyata hamper taka da pemecahan protein
selama 60 jam terbang. Oksidasi lemak juga menyediakan air yang diperlukan
burung-burung ini untuk mengganti kehilangan air oleh pernapasan. Efisiensi asam
lemak yang sangat tinggi sebagai simpanan bahan bakar juga perlu diperhatikan.
Burung bermigrasi yang membawa bahan bakar yang sama banyaknya dalam
bentuk glikogen tidak akan mampu naik terbang.
8.

TENAGA UNTUK LARI CEPAT DAN LARI MARATON DIPEROLEH DARI


BAHAN YANG BERBEDA
Pemilihan bahan bakar selama olahraga berat menggambarkan banyak segi
penting mengenai pembentukan energy dan integrasi metabolism, myosin secara
langsung memperoleh tenaga dari ATP, tetapi jumlah ATP diotot relative sedikit,
dengan demikian tenaga yang dikeluarkan serta kecepatan lari tergantung pada
kecepatan pembentukan ATP dari bahan bakar lain. Oksidasi lengkap glikogen otot
menjadi CO2 sangat meningkatkan pembentukan energy, tetapi proses aerobic ini
jauh lebih lambatdari pada glikolisis anaerob, disamping glikogen otot, glikogen hati
juga merupakan simpanan energy yang dapat dimanfaatkan, lebih besar jumlah ~P
yang dapat diperoleh dari oksidasi asam lemak yang berasal dari pemecahan
lemak dijaringan adipose, tetapi kecepatan maksimal pembentukan ATP lebih dari
10 kali lebih lambat dibandingkan keratin fosfat. Jadi ATP dibentuk jauh lebih
lambat dari simpanan energy yang besar dibandingkan simpanan energy yang
kecil,
Tenaga untuk lari cepat 100 meter berasl dari ATP yang tersedia, keratin fosfat,
dan glikolisis anaerob glikogen otot, sebagian ATP yang digunakan pada lari 1000
meter harus datang dari fosforilasi oksidatif karena ATP dihasilkan dalam waktu
yang lebih lambat dari pada melalui glikolisis, kadar glukosa darah yang rendah
dapat akan menaikan rasio glukagon/insuli, sehingga terjadi mobilisasi asam lemak
dari jaringan adipose, asam lemak dengan cepat akan masuk kedalam otot dimana
asam lemak ini akan dipecah melalui oksidasi bheta menjadi asetil KoA dan
kemudian menjadi CO2, peningkatan asetil KoA akan menurunkan aktivitas
kompleks piruvat dehidrogenase untuk menghambat perubahan piruvat menjadi
asetil KoA. Dengan demikian oksidasi asam lemak menurunkan penyaluran
glukosa kedalam daur asam sitrat dan fosforilasi oksidatif. Terjadi penghematan
glukosa sehingga hanya secukupnya saja tersisa pada akhir marathon,
10

9. GANGGUAN METABOLISME PADA DIABETES AKIBAT KEKURANGAN INSULIN


DAN KELEBIHAN GLUKAGON
Diabetes mellitus adalah penyakit yang kompleks ini penggunaan bahan baku
tidak normal: glukosa dibentuk berlebihan oleh hati dan sangat sedikit digunakan
oleh organ-organ yang lain, diabetes tipe I disebabkan oleh kelainan autoimun yang
menyebabkan kerusakan sel-sel bheta yang menskresi insulin dipankreas, diabetes
tipe II, sebaliknya mempunyai penyebab yang berbeda. Dasar genetic agaknya ada
tapi kerusakan molekulernya belum diketahui
Pada pasien diabetes yang tidak diobati, kadar insulin dalam darah relative
terlalu rendah dan kadar glukagon relative terlalu tinggi untuk kebutuhan
tumbuhnya, karena kekurangan insulin menyebabkan masuknya glukosa kedalam
sel tergaggu.jadi, glukosa dibentuk berlebihan oleh hati dan dibebaskan kedalam
darah, glukosa diekskresikan kedalam urin (karena itu dinamai mellitus), jika
kadarnya dalam darh melampaui kemampuan reabsorpsi tubuli renalis. Air akan
menyertai glukosa yang diekskresikan, maka pasien diabetes yang tidak diobati
pada fase akut merasa lapar dan haus.
Penggunaan glukosa yang terganggu pada diabetes menyebabkan pemecahan
lemak dan protein. Asam lemak mudah masuk kedalam matriks mitokondria pada
diabetes karena aktivitas karnitin asiltransferase I sangat tinggi akibat kadar malonil
KoA yang rendah, sejumlah besar asetil KoA kemudian diproduksi pada oksidasi
bheta, tetapi sebagian asetil KoA tersebut tidak dapat masuk daur asam sitrat
karena kekurangan oksaloasetat untuk reaksi kondensasi, suatu gambaran yang
mencolok pada diabetes adalah pergeseran penggunaan bahan bakar dari
karbohidrat ke lemak-glukosa yang berlebihan disingkirkan.
Pasien diabetes yang tidak diobati dapat jatuh kedalam koma karena pH darah
turun dan dehidrasi, peningkatan produksi zat keton menyebabkan asidosis pada
diabetes mellitus tipe I atau diabetes yang tergantung pada insulin (IDDM), yang
biasanya dimulai sebelum umur 20 tahun. Istilah tergantung pada insulin berarti
pasien membutuhkan insulin dari luar. Sebaliknya, sebagian besar pasien diabetes
mempunyai kadar insulin darah yang normal atau lebih tinggi dari pada normal,
tetapi seolah-olah tidak memberi respons terhadap hormonh ini bentuk diabetes
seperti ini yang dikenal sebagai tipe II atau diabetes mellitus yang tidak tergantung
pada insulin (NIDDM), khas timbul pada usia agak lebih tua disbanding bentuk
diabetes yang tergantung pada insulin.
10. Glukosa Bereaksi Dengan Hemoglobin Membentuk Suatu Indikator Untuk
Kadar Gula Darah

11

Diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang berat dalam jangka waktu


lama. Penyakit metabolik ini menyebabkan degenerasi retina yang dapat
menyebabkan kebutaan. Kerusakan ginjal, kerusakan saraf dan aterosklerosis
adalah komplikasi yang sering timbul. Komplikasi-komplikasi degenerative ini
mungkin timbul karena kadar gula yang tinggi selama bertahun-tahun, tapi
persangkaan ini belum dapat dibuktikan. Jadi tujuan utama dalam pengobatan
diabetes adalah menurunkan kadar gula darah. Indikator yang berharga untuk
kadar glukosa darah telah ditemukan dengan tak terduga pada penelitian dibidang
yang berbeda, yaituntranspor O2. Selama umur sel darah merah (120 hari),
glukosa, glukosa 6 fosfat dan gula lain secara non enzimatik dapat membentuk
konjugat yang stabil dengan gugus amino pada rantai hemoglobin. Gugus
aldehida pada glukosa bentuk rantai terbuka, berkondensasi dengan gugus amino
ini membentuk basa Schiff (gambar 30-23). Reaksi yang reversible ini diikuti oleh
reaksi penataan kembali amadori yang praktis ireversibel. Pada penataan kembali
ini, ikatan rangkap pindah ke C-2 glukosa untuk membentuk derivate fruktosa dari
hemoglobin yang stabil. Derivat ini yang disebut HbA Ic menunjukkan sifat
elektroforesis yang berubah.
Sel darah merah semua orang mengandung sedikit hemoglobin A Ic. Kecepatan
pembentukannnya berbanding lurus dengan kadar glukosa darah. Pada pasien
diabetes kadar hemoglobin AIc

lebih tinggi daripada normal (6% sampai 15%

dibanding dengan 3% sampai 5%). Kadar hemoglobin A Ic menunjukkan konsentrasi


glukosa darah dalam jangka waktu beberapa minggu. Oleh karena itu, pemeriksaan
kadar HbAIc tiap beberapa minggu akan sangat berarti untuk menentukan apakah
kadar glukosa darah penderita diabetes cukup terkontrol. Sebelum penemuan HbA Ic
diperlukan pemantauan kadar glukosa darah lebih sering.
HbAIc juga sangat menarik sebagai model bagaimana protein dapat dirusak oleh
gula produksi yang tinggi kadarnya. Beberapa komplikasi jangka panjang pada
pasien diabetes dapat timbul oleh karena pengikatan kovalen glukosa dengan
protein yang peka, seperti hemoglobin. Sorbitol yang dihasilkan dari glukosa yang
berlebihan oleh aldol reduktase, enzim aktivitasnya tergantng NADPH juga dapat
merusak penelitian klinik yang luas sedang dilaksanakan untuk mempelajari apakah
komplikasi diabetes lama merupakan akibat dari hiperglikimia atau factor lain.

12

RANGKUMAN

Strategi dasar metabolism adalah pembetukan ATP, tenaga pereduksi dan unit
membangun untuk biosintesis. Jaringan reaksi-reaksi yang kompleks ini diatur oleh interaksi
alosterik dan modifikasi kovalen yang reversible enzim dan perubahan jumlah enzim oleh
pengkotakan dan oleh interaksi antara organ-organ yang metabolismenya berbeda. Enzim
yang mengkatalis rekasi-reaksi yang pada suatu jalur, biasanya adalah situs pengatur yang
paling penting, seperti fosfofrauktokinase pada glikolisis dan asetil-KoA karboksilase pada
sintesis asam lemak. Jalur yang berlawanan seperti gluconeogenesis dan glikolisis diatur
secara terbalik sehingga satu jalur biasanya inaktif sementara jalur yang lain sangat aktif.
Dua rangkaian reaksi yang juga berlawanan, yaitu sintesis glikogen dan pemecahannya
diatur secara terkoordinasi oleh kaskade amplifikasi yang dipicu oleh hormone yang
menyebabkan fosforilasi enzim-enzim glikogen sintase dan fosforilase. Peran pengkotakan
pengaturan digambarkan oleh nasib asam lemak yang bertentangan dalam sitosol dan
matriks mitokondria.
Pola metabolism di otak, otot, jaringan adipose, dan hati sangat berbeda. Glukosa
merupakan satu-satunnya bahan bakar untuk otak pada keadaan gizi yang baik. Dalam
keadaan kelaparan zat-zat keton (asetoasetat dan 3-hidroksibutirat) menjadi bahan bakar
utama di otak. Otot menggunakan glukosa, asam lemak dan zat keton seagai bahan bakar
dan mensintesis glikogen sebagai cadangan bahan bakar untuk keperluannya sendiri.
Jaringan adipose merupakan jaringan khusus untuk sintesis, penyimpanan, dan metabolism
triasilgliserol. Kegiatan metabolism hati yang sangat beragam menunjang organ-organ yang
lain. Hati dapat dengan cepat memecahkan glikogen dan melakukan gluconeogenesis untuk
memenuhi kebutuhan glukosa di organ lain. Hati memainkan peran sentral pada pengaturan
metabolism lipid. Jika bahan bakar berlimpah terjadi sintesis dan esterifikasi asam lemak
dan kemudian dipindahkan dari hati ke jaringan adipose dalam bentuk VLDL (lipoprotein
densitas sangat rendah). Tetapi dalam keadaan puasa asam lemak diubah menjadi zat
keton di hati. Aktivitas organ-organ ini diatur oleh berbagai hormone. Insulin menandakan
keadaan gizi baik: Sebalinya hormone glucagon menandakan kadar glukosa darah yang
rendah: hormone ini merangsang pemecahan glikogen dan gluconeogenesis oleh hati serta
hidrolisis triasilgliserol di jaringan adipose. Penganeruh hormone epineferin dan nonepinefrin
terhadap gbahan bakar adalah seperti glukagon, kecuali bahwa otot dan hati yang
merupakan sasaran utamanya.

13

Kadar glukosa darah pada keadaan egizi yang baik biasanya berkisar antara 80 mg/ dL
(4,4 mM) sampai 120 mg/dL (6,7 mM).Sesudah makan kenaikan glukosa darah akan
merangsang sekresi insulin dan menurunkan sekresi glukagon. Akibatnya, glikogen
disintesis di otot dan hati. Peningkatan pemasukan glukosa kejaringan adiposa
menyediakan gliserol 3-fosfat untuk sintesis triaserilgliserol. Pengaruh-pengaruh ini akan
berbalik kalau kadar glukosa darah menurun beberapa jam kemudian, glukosa kemudian
dibentuk melalui hidrolisis triasilgliserol. Hati dan otot kemudian lebih menggunakan asam
lemak sebagai ganti glukosa untuk memenuhi kebutuhan sendiri sehingga glukosa
dipertahankan untuk penggunaan oleh otak dan jaringan lain yang sangat memerlukannya
Penyesuaian metabolisme pada keadaan kelaparan dimaksudkan untuk mengusahakan
supaya pemecahan protein sedikit mungkin. Dalam beberapa hari permulaan kelaparan
dihati dibentuk dalam jumlah besar zat keton dari asam lemak untuk kemudian dikeluarkan
kedarah. Sesudah beberapa minggu kelaparan zat keton menjadi bahan bakar utama untuk
otak, keperluan glukosa yang menurun akan mengurangi kecepatan pemecahan otot dan
meningkatkan kemungkinan bertahan hidup, tenaga maksimum untuk olahraga berat
bergantung pada pemilihan bahan bakar yang tepat dan integrasi penggunaanya, pelari
cepat 100 meter memperoleh tenaga dari ATP yang tersedia dan keratin fosfat serta dari
glikolisis anaerob, sebaliknya oksidasi glikogen otot dan aam lemak dari jaringan adipose
penting pada lari marathon, suatu proses yang sangat aerobic
Diabetes mellitus, suatu penyakit metabolism yang berat dan paling umum terjadi,
disebabkan kekurangan insulin menggangu pemasukkan glukosa kedalam seldan
penggunaannya, terlalu banyak glukagon meningkatkan pembentukan glukosa oleh hati,
kadar glukosa darah yang meningkat menyebabkan ekskresi banyak urin yang mengandung
banyak glukosa. Trisilgliserol dipecah dari zat keton dibentuk dalam jumlah besar, ciri
diabetes yang menonjol adalah pergeseran penggunaan bahan bakar dari karbohidrat ke
lemak, pembentukan zat keton yang meningkat dapat menyebabkan asidosis, koma, dan
kematian pada pasien diabetes IDDM (tergantung insulin yang tidak diobati. Hemoglobin Aic,
suatu konjugat Hb yang dibentuk dari pengikatan glukosa non-enzimatik pada gugus amino
terminal globin, sangat penting sebagai indikator untuk glukosa darah selama beberapa
minggu.
TUGAS
Dari Uraian di atas, Bagaimana kesimpulan dari integrasi metabolisme!
TES FORMATIF
1) Bagaimana metabolism yang terjadi pada otak?
2) Bagaimana metabolism pada hati?
3) Bagaimana cadangan lemak yang sangat banyak memungkinkan burung bermigrasi
snagat jauh?
14

4) Bagaimana tenaga untuk lari cepat diperoleh dari bahan yang berbeda?
5) Bagaimanakah sel hati memilih jalur yang berbeda?
KUNCI JAWABAN
1. Otak, glukosa merupakan bahan bakar satu-satunya untuk otak manusia kecuali
pada keadaan kelaparan lama, otak tidak punya simpanan bahan bakar sehingga
terus-menerus memerlukan glukosa yang masuk kedalm otak otak menggunakan
sekitar 120 gram glukosa perhari, yang sesuai dengan masukan energy sekitar 420
kkal, otak menggunakan kira-kira 60% dari penggunaan glukosa oleh seluruh tubuh
pada keadaan istirahat.
2. Aktivitas metabolism pada hati sangat penting untuk menyediakan bahan bakar bagi
otak, otot dan organ perifer lain,sebagian besar senyawa yang diabsorpsi oleh usus
melewati hatiyang memungkinkan hati mengatur kadar banyak metabolit dalm darah,
hati menyerap banyak sekali glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen, hati dapat
membebaskan glukosa kedalam sirkulasi darah dengan memecah simpanan
glikogen dan dengan gluconeogenesis.hati juga berperan sebagai pusat pengaturan
metabolism lipid, jika bahan bakar banyak sekali asam lemak yang berasal dari
makanan atau yang disintesis oleh hati diesterifikasi dan sekresi kedalam darah
dalam bentuk VLDL
3. Burung yang bermigrasi memberi gambaran yang mencolok tentang nilai biologis
triasilgliserol. Pada musim gugur beberapa jenis burung darat terbang dari New
England ke West Indies pada musim semi kembali lagi. Burung-burung ini terbang
tanpa berhenti melintasi air sepanjang kira-kira 2400 km. Kecepatan terbangnya 40
km per jam selama 60 jam. Prestasi yang hebat ini dimungkinkan oleh adanya
simpanan lemak secara efisien dipecah selama penerbaangan panjang ini. Burung
yang berpindah untuk jarak dekat atau tidak pindah sama sekali mempunyai tubuh
kurus. Burung seperti ini mempunyai indeks lemah sekitar 0,3 (definisi indeks lemak
ialah rasio antara berat kering lemak total tubuh dan yang bukan lemak). Sebaliknya
burung yang bermigrasi jauh menjadi agak gemuk sebagai persiapan untuk terbang
melintasi darat kemudian menjadi sangat gemuk pada saat akan melintasi laut
4. Tenaga untuk lari cepat 100 meter berasl dari ATP yang tersedia, keratin fosfat, dan
glikolisis anaerob glikogen otot, sebagian ATP yang digunakan pada lari 1000 meter
harus datang dari fosforilasi oksidatif karena ATP dihasilkan dalam waktu yang lebih
lambat dari pada melalui glikolisis, kadar glukosa darah yang rendah dapat akan
menaikan rasio glukagon/insuli, sehingga terjadi mobilisasi asam lemak dari jaringan
adipose, asam lemak dengan cepat akan masuk kedalam otot dimana asam lemak
ini akan dipecah melalui oksidasi bheta menjadi asetil KoA dan kemudian menjadi
15

CO2, peningkatan asetil KoA akan menurunkan aktivitas kompleks piruvat


dehidrogenase untuk menghambat perubahan piruvat menjadi asetil KoA. Dengan
demikian oksidasi asam lemak menurunkan penyaluran glukosa kedalam daur asam
sitrat dan fosforilasi oksidatif. Terjadi penghematan glukosa sehingga hanya
secukupnya saja tersisa pada akhir marathon
5. Pemilihan ditentukan berdasarkan pada apakah asam lemak memasuki matriks
mitokondria. Asam lemak rantai panjang melintasi membrane mitokondria bagian
dalam hanya jika asam lemak ini dalam keadaan teresterifikasi pada karnitin. Karnitin
asiltransferase I yang mengkatalisis pembentukan asil karnitin dihambat oleh malonil
KoA, zat antara yang menentukan pada sintesis asam lemak. Jadi kalau malonil KoA
banyak sekali, asam lemak rantai panjang dicegah untuk matriks mitokondria
kompartemen untuk oksidasi dan pembuatan zat keton dan dikeluarkan menuju ke
jaringan adipose untuk pembentukan triasilgliserol. Jika bahan bakar sangat sedikit
kadar malonil KoA rendah dan asam lemak yang dibebaskan dari jaringan adipose
memasuki matriks mitokondria sel hati untuk pembentukan zat keton.
KRITERIA KETUNTASAN
1.

10

4.

30

2.

15

5.

20

3.

25

16

DAFTAR PUSTAKA
Anonima.2012.Intergrasi
Metabolisme.http://eprints.undip.ac.id/23131/1/Anindia_W.pdf.
Diakses pada tanggal 12 Desember 2012.
Anonimb.2012.Metabolisme.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49829/D1
1aan.pdf?sequence=1http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/03520066rochmah-hidayah.ps. Diakses pada tanggal 12 Desember 2012
Anonimc.2012.Integrasi Metabolit.http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdlmubarokahg-6246-3-babii.pdf. Diakses pada tanggal 12 desember 2012
Campell,M.K. dan S.O. Farrell.2006.Biochemistry. Internasional Student Edition. 5th ed.
Singapore: Thomson Learning Inc.
Poedjiadi, Anna, dkk. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia (UIPress).
Stryer, Lubert.2000. Biokimia Vol. 2 Edisi 4. Jakarta: EGC

17

Anda mungkin juga menyukai