INTEGRASI METABOLISME
DISUSUN OLEH:
1. SITI NUR ANISAH
F16111035
F16111002
INTEGRASI METABOLISME
A. Tujuan
1.
2.
3.
B. Uraian Materi
1.
Strategi Metabolisme
Strategi yang mendasar adalah : pembentukan ATP, tenaga produksi, dan unit
penyusun untuk biosintesis.
a) ATP adalah alat ukur untuk energi yang berlaku umum.
b) ATP dihasilkan pada oksidasi molekul bahan bakar seperti glukosa, asam lemak
dan asam amino.
c) NADPH merupakan donor elektron utama pada reaksi-reaksi biosintesis yang
reduktif
d) Biomolekul dibangun dari unit pembangun yang relatif kecil.
e) Jalur biosintesis dan degradasi hampir selalu berbeda.
Jaringan reaksi yang kompleks dalam sel diatur dengan sangat tepat dan
terkoordinasi. Ada beberapa cara untuk regulasi metabolisme:
1
a) Interaksi Alosterik
Aliran molekul pada sebagain besar jalur metabolisme, lebih ditentukan oleh
jumlah dan aktivitas enzim-enzim tertentu daripada oleh jumlah subtrat tersedia.
Interaksi alosterik memungkinkan enzim-enzim cepat mendeteksi berbagai
sinyal dan melakukan penyesuaian terhadap informasi.
b) Modifikasi kovalen
beberpa enzim pengatur diatur dengan modifikasi kovalen disamping dengan
interaksi alosterik. Misalnya, aktivitas katalitik enzim
glikogen fosforilase
dan bergantung pula pada kebutuhan akan unit-unit pembangunan, seperti yang
diisyaratkan oleh kadar sitrat. Di hati regulator aktivitas enzim fosfofruktokinase
yang paling penting adalah fruktosa 2,6-bisfosfat (F-2,6-BP). Kadar F-2,6- BP
ditentukan oleh aktivitas kinase yang membentuknya dari fruktosa 6-fosfat dan
oleh enzim fosfatase yang menghidrolisis gugus 2-fosfat. Ketika kadar glukosa
darah rendah, kaskade yang dipicu oleh glucagon, menyebabkan
aktivitasi
enzim fosfatase dan inhibisi kinase tersebut di hati. Penurunan kadar fruktosa
2,6-bifosfat (F-2,6-BP) menyebabkan inaktivasi enzim fosfofruktokinase dan
dengan demikian glikolisis diperlambat.
b. Daur Asam Sitrat
Jalur bersama untuk oksidasi molekul bahan bakar karbohidrat, asam
amino dan asam lemak terjadi didalam mitokondria. Sebagaian besar bahan
bakar ini masuk ke dalam daur asam sitrat sebagai asetil-KoA. Oksidasi lengkap
satu unit asetil menghasilkan satu GTP, tiga NADH dan satu FADH 2, empat
pasangan
electron
kemudian
dipindahkan
kepada
O2
melalui
rantai
Glukosa dapat disintesis oleh hati dan ginjal dari zat awal nonkarbohidrat
seperti laktat, gliserol, dan asam amino. Titik masuk utama ke jalur ini adalah
piruvat, yang akan mengalami karboksilasi menjadi oksaloasetat dalam
mitokondria. Oksaloasetat kemudian mengalami dekarboksilasi dan fosforilasi
dalam sitosol untuk membentuk fosfoenolpiruvat. Reaksi lain yang khas pada
gluconeogenesis adalah dua langkah hidrolisis untuk mengatasi rekasi-reaksi
glikolisis yang irreversible. Pengaturan gluconeogenesis dan glikolisis biasanya
saling bertolak belakang sehingga satu jalur lambat sekali dan jalur yang lain
sangat aktif.
e. Sintesis dan pemecahan glikogen
Glikogen, simpanan bahan bakar yang mudah dimobilisasi merupakan
polimer bercabang yang terdiri dari residu-residu glukosa. Zat antara aktif pada
sintesisnya adalah UDP-glukosa, yang dibentuk dari glukosa 1-fosfat dan UTP.
Glikogen-sintase mengkatalis transfer glukosa dari UDP-glukosa ke gugus
hidroksil pada residu terminal
Glikogen
3.
13
adalah sekitar 1mM kalau kadar plasma normal, yaitu 4,7 mM (84,7 mg/dl).
Glikolisis menurun jika kadar glukosa mendekati nilai Km enzim heksokinase
(~50 M). Titik rawan ini terjadi kalau glukosa plasma turun sampai di bawah
2,2mM (39,6 mg/dl).
Dalam keadaan kelaparan zat keton (asetoasetat dan 3-hidroksibutirat,
yaitu
bentuk
tereduksinya)
yang
dibuat
oleh
hati
digunakann
untuk
menghasilkan 2
molekul asetil KoA yang akan memasuki daur asam sitrat. Asam lemak tidak
digunakan sebagai bahan bakar untuk otak, sebab asam lemak terikat pada
albumin di plasma dan dengan demikian tidak menembus sawar darah-otak.
Yang penting pada pokoknya zat keton adalah bentuk transport asam lemah.
b. Otot
Bahan bakar utama untuk otot adalah glukosa, asam lemak, dan zat keton.
Otot berbeda dari otak, mempunyai simpanan glikogen dalam jumlah besar
(1200 kkal). Pada kenyataannya kira-kira tiga perempat bagian dari seluruh
glikogen dalam tubuh disimpan dalam otot. Kandungan glikogen otot sesudah
makan dapat mencapai 1%. Glikogen ini mudah diubah menjadi glukosa 6-fosfat
untuk digunakan oleh sel-sel otot. Otot seperti juga otak tidak mengandung
enzim glukosa 6-fosfatase, dengan demikian tidak dapat mengeluarkan glukosa.
Bahkan otot menahan glukosa karena glukosa adalah bahan bakar pilihan untuk
aktivitas mendadak.
Pada kontraksi aktif otot kerangka, kecepatan glikolisis jauh lebih besar dari
pada daur asam sitrat. Banyak piruvat yang dibentuk pada pada keadaan seperti
ini, direduksi menjadi laktat yang akan mengalir Cori memindahkan sebagian
beban metabolism dari otot ke hati. Sejumlah besar alanine dibentuk pada otot
5
yang aktif dari transminasi piruvat. Alanin, seperti laktat, dapat diubah menjadi
glukosa oleh hati.
Pola metabolism pada otot yang sedang istirahat sangat berbeda. Pada
otot yang istirahat asam lemak adalah bahan bakar utama. Zat keton dapat juga
menyediakan bahan bakar untuk otot jantung. Ternyata otot jantung lebih
mengutamakan penggunaan asetoasetat daripada glukosa.
c. jaringan adipose
Triasilgliserol di jaringan adipose merupakan cadangan bahan metabolism
yang sangat besar. Kandungan energinya adalah 135.000 kkal pada pria dengan
berat badan 70 kg. Jaringan adipose merupakan jaringan khusus untuk
esterifikasi asam lemak dan pembebasannya dari triasigliserol. Pada manusia
hati merupakan tempat utama sintesis asam lemak, seedangkan tugas
biosintesis utama jaringan adipose adalah mengaktifkan asam lemak dan
mengikatkan derivate KoA kepada gliserol. Gliserol 3-fosfat, zat antara kunci
pada biosintesis ini diperoleh dari reduksi dihidroksiaseton fosfat, yang dibentuk
dari glukosa pada jalur glikolisis. Sel adipose tidak dapat melakukan fosforilasi
gliserol endogen karena tidak mempunyai enzim kinase. Jadi jaringan adipose
memerlukan glukosa untuk sintesis triasilgliserol.
d. Hati
Aktivitas metabolism hati sangat penting untuk menyediakan bahan bakar
bagi otak, otot dan organ perifer lain. Sebagian besar senyawa yang diabsopsi
oleh usus, melewati hati, yang memungkinkan hati mengatur kadar banyak
metabolit dalam darah. Hati dapat menyerap banyak sekali glukosa dan
mengubahnya menjadi glikogen. Sebanyak 400 kkal dapat disimpan dengan
cara ini. Hati dapat membebaskan glukosa kedalam sirkulasi darah dengan
memecah simpanan glikogen dan dengan gluconeogenesis. Zat awal utama
pada pembentukan glukosa adalah laktat dan alanine dari otot, gliserol dari
jaringan adipose, dan asam amino glukogenik dari makanan.
Hati
bahan bakar banyak sekali, asam lemak yang berasal dari makanan atau yang
disintesis oleh hati, diesterifikasi dan disekresi ke dalam darah dalam bentuk
VLDL (very low density lipoprotein). Lipoprotein plasma ini merupakan sumber
utama asam lemak yang digunakan oleh jaringan adipose untuk mensintesis
triasilgliserol. Tetapi pada keadaan puasa hati mengubah asam lemak menjadi
zat keton.
4.
Terutama insulin, glucagon, epinefrin, dan norepinefrin mempunyai efek luas pada
penyimpanan dan mobilisasi bahan bakar dan segi-segi metabolism yang terkait.
a. Insulin
Protein 6-kd ini dan glucagon adalah pengatur hormonal pada metabolism
bahan bakar yang paling penting. Sekresi insulin oleh sel-sel pancreas
dirangsang oleh glukosa dan system saraf parasimpatis. Pada dasarnya insulin
mengisaratkan keadaan cukup gizi: hormone ini merangsang penyimpanan
bahan bakar dan sintesis protein dengan berbagai cara. Insulin bekerja terhadap
kaskade protein kinase. Hormon ini merangsang sintesis glikogen di otot dan
hati dan menekan gluconeogenesis oleh hati. Insulin juga mempercepat glikolisis
di hati, yang pada gilirannya meningkatkan sintesis asam lemak. Pemasukan
glukosa yang melimpah dalam jaringan adipose menyebabkan sintesis dan
penyimpanan triasilgliserol. Kerja insulin juga meluas ke metabolism asam
amino dan protein. Insulin meningkatkan masuknya asam amino bercabang
(valin, leusin, dn isoleusin) ke dalam otot untuk membentuk protein otot.
Memang secara umum insulin mempunyai efek merangsang sintesis protein.
Selain itu insulin menghambat pemecahan protein intrasel.
b. Glukagon
Hormon polipeptida 3,5kd ini disekresi oleh sel pancreas sebagai respons
terhadap kadar gula darah rendah dalam keadaan puasa. Organ sasaran utama
glucagon adalah hati. Glukagon merangsang pemecahan glikogen dan
menghambat
sintesisnya
menyebabkan
fosforilasi
dengan
memicu
enzim-enzim
kaskade
fosforilase
dan
cAMP
siklik
glikogen
yang
sintase.
Seperti
glucagon,
kedua
hormone
ini
merangsang
mobilisasi
Kedua hormone ini berbeda dari glucagon karena efek glikogenolitiknya lebih
banyak pada otot dari pada hati. Kerja lain hormone katekolamin adalah
menghambat pemasukan glukosa ke dalam otot, dan penggunaan asam lemak
yang dibebaskan dari jaringan adipose sebagai bahan bakar. Epinefrin juga
merangsang
sekresi
glucagon
dan
menghambat
sekresi
insulin.
Jadi,
sampai
120
mg/dL
sesudah
makan.
Bagaimana
glukosa
darah
dipertahankan pada kadar kurang lebih tetap meskipun ada perubahan besar pada
masukan dan penggunaannya, unsur-unsur regulasi utama telah dibicarakan dan
sekarang hanya tinggal menyatiukan disini. Kadar glukosa darah diatur terutama
oleh hati, yang dapat mengalami atau membebaskan glukosa dalam jumlah besar
sebagai respon terhadap sinyal dari hormone dan kadar glukosa itu sendiri,sesudah
makan makanan yang mengandung karbohidrat, kadar glukosa darah snagat
meningkat yang akan menyebabkan peningkatan kadar glukosa 6-fosfat di hati,
karena pada kadar yang tinggi glukosa mengikat situs-situs katalitik enzim
glukokinase. Ingat bahwa bertentangan dengan enzim heksokinase, glukokinase
mempunyai Km yang tinggi untuk glukosa (~ 10mM, disbanding dengan kadar
glukosa darah puasa yang 4,4 mM). disamping itu, glukokinase tidak dihambat oleh
glukosa 6-fosfat. Akibatnya adalah glukosa 6-fosfat dibuat lebih cepat oleh hati
pada waktu glukosa darah tinggi, jadi glukosa darah dipertahankan pada 80mg/dL
atau lebih oleh tiga factor utama yaitu mobilisasi glikogen dan pembebasan glukosa
oleh hati, pembebasan asam lemak dari jaringan adiposa, dan pergantian sumber
bahan bakar dari glukosa ke asam lemak oleh otot dan hati.
6.
jaringan lain ( seperti sel darah merah )yang sangat tergantung pada glukosa.
Tetapi zat awal glukosa tidak tersedia banyak. Sebagian besar energy disimpan
dalam asam lemak pada triasilgliserol. Fragmen gliserol dari triasilgliserol dapat
diubah menjadi glukosa tetapi jumlahnya kecil, dengan demikian, prioritas
metabolisme yang kedua pada keadaan kelaparan adalah menyimpan protein. Ini
dapat dilaksanakan dengan memindahkan penggunaan bahan bakar dari glukosa
keasam lemak dan zat keton.kadar glukosa yang rendah mengakibatkan sekresi
insulin turun dan sekresi glukagon meningkat. Proses metabolisme yang menonjol
adalah pemecahan triasilgliserol dijaringan adipose dan gluconeogenesis oleh hati,
hati memperoleh energy untuk kebutuhannya sendiri dengan mengoksidasi asam
lemak yang dibebaskan oleh jaringan adipose, akibatnya kadar asetil KoA dan sitrat
meningkat yang akan menghentikan glikolisis.
Sesudah beberapa minggu kelaparan, zat keton menjadia bahan bakar utama
untuk otak. Hanya 40 gram glukosa diperlukan sehari untuk otak dibandingkan
dengan kira-kira 120 gram glukosa diperlukan pada hari pertama kelaparan.
Perubahan asam lemak yang efektif menjasi zat keton oleh hati dan
penggunaannya di otak sangat menurunkan kebutuhan akan glukosa. Jadi
pemecahan protein otot lebih sedikit daripada waktu kelaparan hari-hari pertama.
Pemecahan 20 gram otot dibandingkan 75 gram pada awal kelaparan adalah
sangat penting untuk hidup. Lama kelaparan yang sesuai dengan kehidupan
terutama ditentukan oleh persediaan triasilgliserol.
7.
11
12
RANGKUMAN
Strategi dasar metabolism adalah pembetukan ATP, tenaga pereduksi dan unit
membangun untuk biosintesis. Jaringan reaksi-reaksi yang kompleks ini diatur oleh interaksi
alosterik dan modifikasi kovalen yang reversible enzim dan perubahan jumlah enzim oleh
pengkotakan dan oleh interaksi antara organ-organ yang metabolismenya berbeda. Enzim
yang mengkatalis rekasi-reaksi yang pada suatu jalur, biasanya adalah situs pengatur yang
paling penting, seperti fosfofrauktokinase pada glikolisis dan asetil-KoA karboksilase pada
sintesis asam lemak. Jalur yang berlawanan seperti gluconeogenesis dan glikolisis diatur
secara terbalik sehingga satu jalur biasanya inaktif sementara jalur yang lain sangat aktif.
Dua rangkaian reaksi yang juga berlawanan, yaitu sintesis glikogen dan pemecahannya
diatur secara terkoordinasi oleh kaskade amplifikasi yang dipicu oleh hormone yang
menyebabkan fosforilasi enzim-enzim glikogen sintase dan fosforilase. Peran pengkotakan
pengaturan digambarkan oleh nasib asam lemak yang bertentangan dalam sitosol dan
matriks mitokondria.
Pola metabolism di otak, otot, jaringan adipose, dan hati sangat berbeda. Glukosa
merupakan satu-satunnya bahan bakar untuk otak pada keadaan gizi yang baik. Dalam
keadaan kelaparan zat-zat keton (asetoasetat dan 3-hidroksibutirat) menjadi bahan bakar
utama di otak. Otot menggunakan glukosa, asam lemak dan zat keton seagai bahan bakar
dan mensintesis glikogen sebagai cadangan bahan bakar untuk keperluannya sendiri.
Jaringan adipose merupakan jaringan khusus untuk sintesis, penyimpanan, dan metabolism
triasilgliserol. Kegiatan metabolism hati yang sangat beragam menunjang organ-organ yang
lain. Hati dapat dengan cepat memecahkan glikogen dan melakukan gluconeogenesis untuk
memenuhi kebutuhan glukosa di organ lain. Hati memainkan peran sentral pada pengaturan
metabolism lipid. Jika bahan bakar berlimpah terjadi sintesis dan esterifikasi asam lemak
dan kemudian dipindahkan dari hati ke jaringan adipose dalam bentuk VLDL (lipoprotein
densitas sangat rendah). Tetapi dalam keadaan puasa asam lemak diubah menjadi zat
keton di hati. Aktivitas organ-organ ini diatur oleh berbagai hormone. Insulin menandakan
keadaan gizi baik: Sebalinya hormone glucagon menandakan kadar glukosa darah yang
rendah: hormone ini merangsang pemecahan glikogen dan gluconeogenesis oleh hati serta
hidrolisis triasilgliserol di jaringan adipose. Penganeruh hormone epineferin dan nonepinefrin
terhadap gbahan bakar adalah seperti glukagon, kecuali bahwa otot dan hati yang
merupakan sasaran utamanya.
13
Kadar glukosa darah pada keadaan egizi yang baik biasanya berkisar antara 80 mg/ dL
(4,4 mM) sampai 120 mg/dL (6,7 mM).Sesudah makan kenaikan glukosa darah akan
merangsang sekresi insulin dan menurunkan sekresi glukagon. Akibatnya, glikogen
disintesis di otot dan hati. Peningkatan pemasukan glukosa kejaringan adiposa
menyediakan gliserol 3-fosfat untuk sintesis triaserilgliserol. Pengaruh-pengaruh ini akan
berbalik kalau kadar glukosa darah menurun beberapa jam kemudian, glukosa kemudian
dibentuk melalui hidrolisis triasilgliserol. Hati dan otot kemudian lebih menggunakan asam
lemak sebagai ganti glukosa untuk memenuhi kebutuhan sendiri sehingga glukosa
dipertahankan untuk penggunaan oleh otak dan jaringan lain yang sangat memerlukannya
Penyesuaian metabolisme pada keadaan kelaparan dimaksudkan untuk mengusahakan
supaya pemecahan protein sedikit mungkin. Dalam beberapa hari permulaan kelaparan
dihati dibentuk dalam jumlah besar zat keton dari asam lemak untuk kemudian dikeluarkan
kedarah. Sesudah beberapa minggu kelaparan zat keton menjadi bahan bakar utama untuk
otak, keperluan glukosa yang menurun akan mengurangi kecepatan pemecahan otot dan
meningkatkan kemungkinan bertahan hidup, tenaga maksimum untuk olahraga berat
bergantung pada pemilihan bahan bakar yang tepat dan integrasi penggunaanya, pelari
cepat 100 meter memperoleh tenaga dari ATP yang tersedia dan keratin fosfat serta dari
glikolisis anaerob, sebaliknya oksidasi glikogen otot dan aam lemak dari jaringan adipose
penting pada lari marathon, suatu proses yang sangat aerobic
Diabetes mellitus, suatu penyakit metabolism yang berat dan paling umum terjadi,
disebabkan kekurangan insulin menggangu pemasukkan glukosa kedalam seldan
penggunaannya, terlalu banyak glukagon meningkatkan pembentukan glukosa oleh hati,
kadar glukosa darah yang meningkat menyebabkan ekskresi banyak urin yang mengandung
banyak glukosa. Trisilgliserol dipecah dari zat keton dibentuk dalam jumlah besar, ciri
diabetes yang menonjol adalah pergeseran penggunaan bahan bakar dari karbohidrat ke
lemak, pembentukan zat keton yang meningkat dapat menyebabkan asidosis, koma, dan
kematian pada pasien diabetes IDDM (tergantung insulin yang tidak diobati. Hemoglobin Aic,
suatu konjugat Hb yang dibentuk dari pengikatan glukosa non-enzimatik pada gugus amino
terminal globin, sangat penting sebagai indikator untuk glukosa darah selama beberapa
minggu.
TUGAS
Dari Uraian di atas, Bagaimana kesimpulan dari integrasi metabolisme!
TES FORMATIF
1) Bagaimana metabolism yang terjadi pada otak?
2) Bagaimana metabolism pada hati?
3) Bagaimana cadangan lemak yang sangat banyak memungkinkan burung bermigrasi
snagat jauh?
14
4) Bagaimana tenaga untuk lari cepat diperoleh dari bahan yang berbeda?
5) Bagaimanakah sel hati memilih jalur yang berbeda?
KUNCI JAWABAN
1. Otak, glukosa merupakan bahan bakar satu-satunya untuk otak manusia kecuali
pada keadaan kelaparan lama, otak tidak punya simpanan bahan bakar sehingga
terus-menerus memerlukan glukosa yang masuk kedalm otak otak menggunakan
sekitar 120 gram glukosa perhari, yang sesuai dengan masukan energy sekitar 420
kkal, otak menggunakan kira-kira 60% dari penggunaan glukosa oleh seluruh tubuh
pada keadaan istirahat.
2. Aktivitas metabolism pada hati sangat penting untuk menyediakan bahan bakar bagi
otak, otot dan organ perifer lain,sebagian besar senyawa yang diabsorpsi oleh usus
melewati hatiyang memungkinkan hati mengatur kadar banyak metabolit dalm darah,
hati menyerap banyak sekali glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen, hati dapat
membebaskan glukosa kedalam sirkulasi darah dengan memecah simpanan
glikogen dan dengan gluconeogenesis.hati juga berperan sebagai pusat pengaturan
metabolism lipid, jika bahan bakar banyak sekali asam lemak yang berasal dari
makanan atau yang disintesis oleh hati diesterifikasi dan sekresi kedalam darah
dalam bentuk VLDL
3. Burung yang bermigrasi memberi gambaran yang mencolok tentang nilai biologis
triasilgliserol. Pada musim gugur beberapa jenis burung darat terbang dari New
England ke West Indies pada musim semi kembali lagi. Burung-burung ini terbang
tanpa berhenti melintasi air sepanjang kira-kira 2400 km. Kecepatan terbangnya 40
km per jam selama 60 jam. Prestasi yang hebat ini dimungkinkan oleh adanya
simpanan lemak secara efisien dipecah selama penerbaangan panjang ini. Burung
yang berpindah untuk jarak dekat atau tidak pindah sama sekali mempunyai tubuh
kurus. Burung seperti ini mempunyai indeks lemah sekitar 0,3 (definisi indeks lemak
ialah rasio antara berat kering lemak total tubuh dan yang bukan lemak). Sebaliknya
burung yang bermigrasi jauh menjadi agak gemuk sebagai persiapan untuk terbang
melintasi darat kemudian menjadi sangat gemuk pada saat akan melintasi laut
4. Tenaga untuk lari cepat 100 meter berasl dari ATP yang tersedia, keratin fosfat, dan
glikolisis anaerob glikogen otot, sebagian ATP yang digunakan pada lari 1000 meter
harus datang dari fosforilasi oksidatif karena ATP dihasilkan dalam waktu yang lebih
lambat dari pada melalui glikolisis, kadar glukosa darah yang rendah dapat akan
menaikan rasio glukagon/insuli, sehingga terjadi mobilisasi asam lemak dari jaringan
adipose, asam lemak dengan cepat akan masuk kedalam otot dimana asam lemak
ini akan dipecah melalui oksidasi bheta menjadi asetil KoA dan kemudian menjadi
15
10
4.
30
2.
15
5.
20
3.
25
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonima.2012.Intergrasi
Metabolisme.http://eprints.undip.ac.id/23131/1/Anindia_W.pdf.
Diakses pada tanggal 12 Desember 2012.
Anonimb.2012.Metabolisme.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49829/D1
1aan.pdf?sequence=1http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/03520066rochmah-hidayah.ps. Diakses pada tanggal 12 Desember 2012
Anonimc.2012.Integrasi Metabolit.http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdlmubarokahg-6246-3-babii.pdf. Diakses pada tanggal 12 desember 2012
Campell,M.K. dan S.O. Farrell.2006.Biochemistry. Internasional Student Edition. 5th ed.
Singapore: Thomson Learning Inc.
Poedjiadi, Anna, dkk. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia (UIPress).
Stryer, Lubert.2000. Biokimia Vol. 2 Edisi 4. Jakarta: EGC
17