PERCOBAAN III
Disusun Oleh:
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
PERCOBAAN 3
I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam urine
a. Urine sewaktu
Urine yang dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan pemeriksaan.
Urine sewaktu biasanya cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang melengkapi
pemeriksaan fisik badan.
b. Urine pagi
Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur. Urine ini
biasanya lebih pekat dan baik sekali untuk pemeriksaan kadar protein sedimen,
reduksi, reaksi biologi dari calli malnini dan sebagainya.
d. Urine 24 jam
Urine yang dikumpulkan selama 24 jam. Urine ini akurat untuk analisa
kuantitatif.
Meliputi:
Urin normal berwarna kuning pucat. Warna urin sangat sulit ditiru
karena merupakan campuran dari beberapa pigmen dan tidak selalu dalam
jumlah yang sama. Pigmen warna urin adalah dari urobilin sebagai pemberi
warna kuning berasal dari hemoglobin yang telah diuraikan.
2. Bau
Urin mempunyai bau khas amonia. Seperti bau asam-asam volatil. Bau
urin juga dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan obat.
3. Berat jenis
Urin mempunyai berat jenis antara 1003-1030 g/L dan dapat bervariasi
menurut konsentrasi zat-zat yang terlarut dalam urin.
4. pH Urine
5. Kepadatan
6. Volume
Volume urin dalam waktu 24 jam sekitar 0,5 – 2 L. Volume urin ini
tergantung oleh konsumsi cairan
(Wanandi, 2001)
(Harper, 1961)
Urine 25 70
Kreatinin 1,5 70
K+ 1,7 15
Ca2+ 0,2 5
Mg2+ 0,15 2
HPO42- 1,2 g P 25
SO42- 1,4 g S 50
(Harper, 1961)
d. Hematuria, yaitu terdapatnya darah dala urin karena infeksi pada ginjal
atau salah satu air kemih
(Wulangi, 1979)
(Harper, 1961)
(Yatim, 1982)
(Syaifuddin, 1997)
Siklus urea adalah alur terjadinya urea. Kelebihan asam amino yang
tidak digunakan dalam proses metabolisme akan dioksidasi guna memperoleh
energi. Biasanya kandungan atom karbon dan hidrogen lambat laun akan
membentuk CO2 dan H2O. Kandungan atom nitrogen akan mengalami
berbagai proses hingga menjadiurea untuk diekresi. Setiap metabolisme
memiliki lintasan metabolisme masing-masing lengkap dengan perangkat
enzimatiknya.
II.12.2 Phenolphtalein
Sifat fisik : kristal tak berwarna dalam bentuk cairan berwarna putih
kekuningan
Sifat kimia : rumus molekul C20H14O4
larut dalam alkohol dan pelarut organik lainnya
tak berwarna dalam larutan asam dan
berwarna merah muda dalam larutan basa
perubahan pH 8,2-10,0
(Mulyono, 2001)
(Mulyono, 2001)
II.12.16 BaCl2
Sifat fisik : kristal putih
titik leleh 963 0C
titik didih 1560 0C
Sifat kimia: digunakan dalam ekstraksi barium melalui elektrolisis dibuat
dengan melarutkan BaCO3 dalam asam hidroklorida dan
mengkristalkan hidrat.
(Daintith, 1990)
II.12.18 K2C2O4
Sifat fisik : berbentuk kristal
tidak berwarna
Sifat kimia : beracun, dapat menyebabkan iritasi
larut dalam air
senyawa ini dapat digunakan sebagai sumber utama asam
oksalat, larutan pereaksi dalam kimia analisis dan bahan
pembersih.
(Basri, 1996)
III. 1. 2 Bahan
Sampel urin NaOH 2M
Phenolphthalein Sodium nitropusid
Hasil
3 mL akuades
Tabung reaksi II
- Penambahan 4 tetes indicator fenol merah
- Penetesan Na2CO3 2% hingga warna merah muda
- Penambahan CH3COOH 0,1 M hingga larutan
berwarna kuning
- Pemanasan pada penangas air sampai suhu 600 C
- Penambahan satu ujung sendok spatua tepung
kedelai
- Pengocokan dan pendiaman beberapa saat
- Pengamatan perubahan
Hasil
Hasil
III. 1.3.1.3 Tes Adanya Kreatinin
a. Percobaan JAFFE
5 mL urin
Tabung reaksi 1
Hasil
5 mL akuades
Tabung reaksi 2
- Penambahan 1 mL asam pikrat jenuh
- Penambahan 1 mL NaOH 2M
- Pengamatan perubahan warna
Hasil
b. Percobaan WEYL
5 mL urin
Tabung reaksi
- Penambahan 5 tetes larutan sodium
nitroprusid
- Penambahan NaOH sampai bersifat alkalis
- Penambahan tetes demi tetes larutan asam
asetat
- Pengamatan perubahan warna
Hasil
0,5 mL urin
cawan porselin
- Penambahan 3 tetes HNO3 pekat
- Pemanasan diatas penangas sampai
kering
- Pengamatan perubahan warna
Hasil
Hasil
- Penambahan dengan
campuran dalam drop
plate
Hasil Pengamatan perubahan
-
warna
Filtrat urin
- Pengambian 5 mL filtrat
5 mL filtrat
Tabung reaksi
- Pemanasan diatas penangas
air
- Penambahan 3-5 tetes
CH3COOH 2M
- Pengamatan perubahan
Hasil
Hasil
III. 1.3.2.2 Tes Adanya Klorida
2 mL urin
Tabung reaksi
Hasil
Tabung II
- Penambahan 1 tetes HNO3 - Penambahan 3 tetes K2C2O4
Tabung I
pekat
- Penambahan 3 tetes - Pengamatan perubahan
ammonium molibdat
- Pemanasan
- Pengamatan perubahan Hasil
Hasil
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil Ket
HIn In-
Suasana asam (kuning) Suasana basa (merah)
(Anonim, 2008)
Perubahan pH untuk menandai pH optimum enzim urease bekerja optimal.
Indikator fenol merah ada pada range pH 6,0-8,4 dan pada suasana asam membentuk
warna kuning dan pada suasana basa membentuk warna merah (Underwood, 1986).
Selanjutnya ditambahkan dengan tetes demi tetes natrium karbonat (Na 2CO3) 2%
hingga warna larutan dalam tabung berwarna merah muda. Penambahan natrium
karbonat berfungsi untuk mencapai pH yang diinginkan yaitu pH enzim urease
bekerja optimum pada suasana basa dengan pH 7,4 (Kusnawidjaya, 1987). Sehingga
pencapaian pH tersebut ditandai dengan perubahan warna yaitu merah muda. Tetapi
ketika praktikum dilakukan, penambahan natrium karbonat (Na2CO3) 2% tidak
sampai berwarna merah muda, hal ini karena dimungkinkan reagen yang digunakan
telah terkontaminasi sehingga sifat kebasaannya menurun, akibatnya larutan tidak
berubah warna menjadi merah muda. Selanjutnya dilakukan penambahan asam asetat
(CH3COOH) 0,1 M. Penambahan ini seharusnya sampai larutan berwarna kuning,
tetapi hasil penambahan yang kami peroleh yaitu tidak berwarna kuning. Fungsi
penambahan asam asetat 0,1 M yaitu untuk memberikan suasana asam pada larutan.
Kemudian larutan dipanaskan dalam penangas air. Pemanasan dilakukan
sebentar saja hingga hangat ketika dipegang. Tujuan pemanasan untuk mempercepat
proses reaksi, dengan adanya pemanasan maka suhu meningkat dan energi kinetik
molekul akan meningkat sehingga gerakan partikel akan semakin besar dan
tumbukan yang terjadi antar molekul semakin banyak sehingga proses reaksi
berlangsung lebih cepat. Pemanasan dilakukan pada suhu 60oC agar mencapai suhu
optimal enzim urease yaitu 37oC (Kusnawidjaya, 1987). Hal ini karena pada suhu
optimal, enzim akan bekerja secara optimal pada proses pemecahan ureum.
Kemudian penambahan tepung kedelai kedalam sampel urine sebanyak satu ujung
spatula. Kemudian dikocok dan dilakukan pendiaman beberapa saat. Fungsi
penambahan tepung kedelai adalah tepung kedelai sebagai sumber enzim urease.
Enzim urease merupakan enzim yang menguraikan urea menjadi karbon dioksida
dan ammonia . Enzim urease berperan dalam ketersediaan energi internal dan
eksternal bagi organisme untuk penggunaan urea atau hidroksiurea sebagai sumber
nitrogen. Sedangkan dilakukan pengocokan bertujuan untuk mempercepat proses
reaksi, karena dengan adanya pengocokan maka gerakan partikel akan semakin besar
sehingga tumbukan yang terjadi antar molekul akan semakin banyak dan reaksi
berlangsung lebih cepat.
Reaksi yang terjadi yaitu :
O
urease
H 2N C NH 2 H 2O CO2 2NH3
(Kusnawidjaya, 1987)
Hasil yang didapat yaitu larutan urea dan aquades menghasilkan warna yang
coklat bening namun kedua larutan tersebut tidak menunjukkan warna hijau. Hasil
yang kami dapatkan yaitu negatif.
H C OH H C OH
H C OH H C OH
CH 2OH CH2 OH
(Martoharsono, 1993)
Setelah dilakukan penambahan reagen benedict, kemudian larutan tersebut
dipanaskan dalam penangas air hingga terjadi perubahan warna. Pemanasan yang
dilakukan bertujuan untuk mempercepat reaksi. Hal itu dikarenakan adanya
penambahan energi kinetik partikel sehingga parikel lebih cepat bergerak dan
mengakibatkan tumbukan terjadi (Poedjiadi, 1994). Setelah dipanaskan, pada larutan
tidak didapatkan endapan merah bata. Oleh karena itu hasil yang kami dapatkan yaitu
negatif.
CH3 NO 2
CH 3
NH 2 OH
H2 N NO 2
C NH
N CH3
NO 2
CH2 COOH
(Martoharsono, 1993)
Setelah ditambahkan asam pikrat, kemudian ditambah dengan NaOH
untuk memprotonkan nitrogen dalam suasana basa untuk membentuk rantai
lurus kreatinin. Setelah ditambahkan NaOH, urine menghasilkan warna orange
dan pada aquades berwarna kuning. Terbentuknya warna orange ini
menunjukkan uji positif yang merupakan tanda telah terpecahnya kreatinin
dalam urine menjadi kreatinin dan garam asam pikrat (Harper, 1961). Dari
percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa urine mengandung
kreatinin.
VI.1.3.2. Percobaan WEYL
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya kreatinin dalam
urine. Kreatinin disintesis dalam tubuh untuk simpanan tenaga penting bagi
sintesis ATP. Bila kreatinin meningkat maka berdampak infusidensi ginjal
yang akut atau kronis dan ganngguan fatal ginjal yang diakibatkan oleh
beberapa jenis obat. Kreatinin sendiri merupakan zat racun dalam darah yang
terdapat pada ginjal seseorang yang sudah tidak berfungsi dengan normal.
Sampel yang digunakan adalah urine orang berusia 50 tahunan. Prinsip
percobaan ini adalah penambahan larutan basa untuk menghasilkan warna.
Penambahan Sodium Nitroprusid dan NaOH bertujuan agar kreatinin dapat
bereaksi dengan basa. Didapatkan warna kecokelatan. Perubahan warna
menunjukan hasil yang didapat positif dan larutan bersifat alkalis. Selanjutnya
pada penambahan asam asetat berfungsi agar kreatinin menunjukkan warna
reaksi yang berbeda terhadap suasana asam yaitu kembali memudar seperti
semula menjadi warna kuning. Uji positif yang menunjukkan adanya kreatinin
adalah perubahan warna menjadi merah saat ditambahkan larutan basa dan
kembali memudar menjadi warna kuning saat penambahan asam. Dan pada
percobaan ini didapatkan hasil akhir yaitu pada larutan terdapat cincin merah
bata yang menunjukkan hasil percobaan ini adalah positif.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
H H
N N
C O C O
C HN C HN
Na2Fe(CN) 5NO .2H2O
H+
N CH 2 N CH2
CH 3 CH 3
HN Fe(CN)5 NO.2H2 O
C NH 2Na+
NH
CH2 COOH
(Martoharsono, 1993)
Dari hasil percobaan, tidak didapatkan cincin perak atau bercak hitam.
Hal ini menandakan bahwa dalam sampel urine tersebut tidak mengandung
asam urat. Yang menandakan hasil uji ini adalah negatif.
Xantin Xantin
Mekanisme : Hipoxantin xantin asam urat
oxidase oxidase
CH3
(Kusnawidjaya, 1987)
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah pada larutan tidak terbentuk
cincin jingga. Hal ini menandakan bahwa urine negatif mengandung keton.
NH 2 R R
(Kusnawidjaya, 1987)
C OH H 2O C OH H 3O+
O OH
C C O
O O
O-
H 3O+
C O
C O
O
(Underwood, 1986)
Hasil yang diperoleh yaitu warna pink tua. Hal tersebut menunjukan suasana
basa. Selanjutnya dilakukan pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk
mempercepat reaksi. Setelah itu pada kertas saring ditetesi dengan indikator PP yang
bertujuan untuk mengetahui adanya gas yang bersifat basa yang timbul selama proses
pemanasan.
Reaksi yang terjadi:
Na2CHO3 NH4HCO3 NaCH2O3 (NH4)CO3
(Martoharsono, 1993)
Hasil yang didapatkan dari percobaan ini yaitu tidak terbentuknya warna
merah muda pada kertas saring. Maka hasil dari uji ini adalah negatif.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui adanya fosfat dan kalsium
yang terkandung dalam urine. Prinsip pada percobaan ini yaitu pengendapan. Uji
positif yang dihasilkan jika urine mengandung fosfat adalah terbentuk endapan
kuning, sedangkan uji positif yang menunjukkan adanya kalsium adalah terbentuk
endapan/keruh.
Kadar ion kalsium dan fosfat dalam urine menggambarkan kadar ion kalsium
dan fosfat dalam darah. Kadar ion kalsium dan fosfat dalam urine adalah 70% dari
kadar ion kalsium dan fosfat dalam darah (Foley, Morley, & Madden, 2010).
(Kusnawidjaya, 1987)
VII.2 Saran
VII.2.1 Sebelum melakukan percobaan, praktikan diharapkan memahami materi
terlebih dahulu
VII.2.2 Praktikan diharapkan teliti dalam melakukan percobaan ini
LAMPIRAN
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Asisten Praktikan