Oleh :
Ika Chasanatun Ni’mah
24030116140090
DEPARTEMENT KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Mengetahui,
Koordinator PKL
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Mengetahui, Menyetujui
Kepala Pengelolaan Pembimbing
Lapangan
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat
rahmat nikmat dan karunia-Nya yang tak pernah berhenti diberikan kepada
penulis sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Laporan Praktek Kerja Laporan
(PKL) dengan judul “ VERIFIKASI PENENTUAN TOTAL NITROGEN
DALAM LIMBAH CAIR DENGAN KALIUM PEROKSODISULFAT SECARA
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS” yang ditulis berdasarkan hasil penelitian di
laboratorium Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL)
Serpong, Tangerang Selatan serta didukung oleh teori-teori dari berbagai literatur.
Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya laporan ini, penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu, Ayah dan adik-adik saya tercinta yang selalu memberikan dukungan
dan bantuannya kepada penulis baik berupa moril maupun materil serta
kesabarannya selama ini.
2. Dra. Sriyanti, M.Si selaku koordinator PKL yang telah membantu dari
awal sampai berakhirnya PKL
3. Dr. Meiny Suzery M.S. selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan saran dan bimbingan dengan penuh perhatian hingga
selesainya PKL ini
4. Oktaria Diah Pitalokasari AMd. selaku pembimbing PKL yang dengan
sabar membimbing saya sehingga PKL ini berjalan lancar.
5. Kak Amin, Kak Dani yang telah membantu saya dalam bekerja di
Laboratorium
6. Seluruh staff dan pekerja di P3KLL
7. Farrasta Khoirunassaum yang selalu memberikan semangat dan
dukungannya
8. Teman-teman PKL saya Nadia dan Yessica yang selalu mebantu dan
memberikan dukungannya selama PKL berlangsung
iii
9. Teman-teman saya Kimia angkatan 2016 yang selalu membantu dan
memberikan dukungannya dalam menyelesaikan penulisan Laporan PKL
ini.
10. Dan seluruh pihak yang membantu dalam penulisan Laporan PKL ini yang
tidak bisa saya sebutkan semuanya
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan PKL ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
iv
DAFTAR ISI
v
3.1.4. Limit Deteksi danLimit Kuantitasi.................................................. 12
vi
4.3.4. Cara Kerja ....................................................................................... 29
LAMPIRAN .......................................................................................................... 44
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Air merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan, sehingga air tidak
dapat digantikan oleh senyawa lain. Kualitas dan keamanan air harus dijaga
salah satunya dengan menjaga sumber air. Dalam siklus hidrologi, telah
diketahui bahwa dari saat terbentuknya awan, air sudah mengandung zat lain
selain H2O.
Permasalahan yang terkait dengan kualitas air yaitu adanya pencemaran
sumber air salah satunya air sungai yang dapat terjadi akibat pengaruh dari
berbagai macam air buangan yang terkandung didalamnya. Kandungan bahan
kimia yang ada didalam air limbah dapat merugikan lingkungan. Bahan
organik terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam air limbah serta akan
menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih.
Untuk mengetahui kualitas air diperlukan berbagai parameter, salah satu
diantaranya adalah kadar total nitrogen.
Nitrogen adalah salah satu elemen penting yang dibutuhkan oleh tumbuh-
tumbuhan dan biasanya dipasok sebagai pupuk dalam jumlah yang besar dan
dilakukan berulang-ulang. Kelebihan jumlah elemen dapat menyebabkan
pertumbuhan yang tidak produktif dari tanaman dan mengakibatkan
kerusakan
oleh hama sehingga terjadi pembuahan yang kurang sempurna. (Sunu, 2001)
Nitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk organik
dan oleh bakteri berubah menjadi amoniak. Dalam kondisi aerobik bakteri
dapatmengoksidasi amoniak menjadi nitrit dan nitrat. Nitrat dapat digunakan
oleh algaedan tumbuh-tumbuhan lain untuk membentuk protein tanaman dan
oleh hewanuntuk membentuk protein hewan. (Ginting, 2007)
Apabila nitrogen total yang berlebihan (tidak memenuhi standart baku
mutu limbah cair) tidak dibatasi dan tidak ditangani sebagaimana mestinya,
1
kemungkinan besar akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
yangberhubungan erat dengan kesehatan manusia atau makhluk hidup.
Untuk mengetahui kadar parameter-parameter yang masuk kelingkungan
karena aktivitas manusia ataupun sebab lainnya diperlukan suatu metode yang
sudah standar. Suatu metode uji perlu di verifikasi secara berkala. Verifikasi
merupakan proses pembuktian kembali melalui pengujian bahwa persyaratan
yang telah ditetapkan telah terpenuhi. Verifikasi dilakukan untuk melihat
unjuk kerja dari suatu metode yang digunakan sebagai analisis rutin. Metode
verfikasi ini dilakukan terhadap parameter yaitu lineritas, limid deteksi
instrumen (LDI), presisi (ripitibilitas) dan akurasi.
1.2. Perumusan Masalah
1.2.1. Apakah metode yang digunakan untuk penentuan kadar
Nitrogen dalam limbah cair sudah valid ?
1.2.2. Apakah parameter yang diuji sudah memenuhi dan dapat
diterima untuk pengujian selanjutnya ?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk membuktikan bahwa metode yang digunakan pada
penentuan Kadar Nitrogen dalam limbah cair sudah valid
1.3.2. Untuk memenuhi semua parameter keberterimaan suatu metode
dalam penentuan kadar Nitrogen pada Limbah cair
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN/ INSTANSI
2.1.Latar Belakang
3
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pusat Sarana Pengendalian
Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL) berganti nama menjadi Pusat Penelitian
dan Pengembangan Kualitas dan Pengembangan Lingkungan ( PUSLITBANG
KPL ).
2.2.Lokasi
2.7.Laboratorium Instansi
1. Laboratorium Kalibrasi
Labortaorium ini mempunyai tugas melakukan pengembangan metode dan
pelaksanaan kalibrasi peralatan laboratorium lingkungan, peningkatan
kapasitas, bimbingan teknis serta evaluasi kinerja laboratorium.
2. Laboratorium Penguji
Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam
bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya,
walaupun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang
bersih dan bebas dari pencemaran, air hujan yang turun di atasnya selalu
mengandung bahan-bahan terlarut, seperti karbon dioksida (CO2 ), oksigen
(O2), dan nitrogen (N2 ),serta bahan-bahan tersuspensi misalnya debu dan
partikel-partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfir.
Bahan kimia anorganik seperti asam, garam dan bahan toksik logam
lainnya seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), merkuri (Hg) dalam kadar yang tinggi
dapat menyebabkan air tidak enak diminum. Disamping dapat menyebabkan
matinya kehidupan air seperti ikan dan organisme lainnya, pencemaran bahan
tersebut juga dapat menurunkan produksi tanaman pangan dan merusak peralatan
yang dilalui air tersebut (karena korosif).
d. Pencemar Bahan Kimia Organik
Apabila limbah zat kimia yang belum terolah dibuang langsung ke air
lingkungan seperti sungai, danau, laut akan membahayakan bagi kehidupan
organisme di dalam air.
Limbah zat kimia sebagai bahan pencemar air dikelompokkan sebagi berikut:
1. Insektisida
2. Pembersih
Zat kimia yang berfungsi sebagai pembersih banyak sekali macamnya
seperti shampo, detergen, dan bahan pembersih lainnya. Indikasi adanya limbah
zat pembersih yang berlebihan ditandai dengan timbulnya buih-buih pada
permukaan air
b. Limbah Padat
Limbah padat yang terbentuk lebih halus, bila dibuang ke air lingkungan
tidak dapat larut dalam air dan tidak dapat mengendap, melainkan membentuk
koloid yang melayang-layang di dalam air. Koloid tersebut akan menjadikan air
menjadi keruh sehingga akan menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air
dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis tanaman di dalam air.
Kandungan oksigen terlarut di dalam air juga menurun sehingga akan
mempengaruhi kehidupan di dalam air.
c. Limbah Bahan Makanan
d. Limbah Organik
e. Limbah Anorganik
Pencemaran air dapat ditandai oleh turunnya mutu, baik air daratan
(sungai, danau, rawa, dan air tanah) maupun air laut sebagai suatu akibat dari
berbagai aktivitas manusia modern saat ini sangat beragam sesuai
karakteristiknya.
Menurut (Sunu, 2001), adapun sumber pencemaran air yaitu:
Penanganan yang tidak tepat terhadap kotoran dan sisa makanan ternak
dapat berpotensi sebagai sumber pencemaran. Karakteristik terhadap pencemaran
air yang diakibatkan oleh kegiatan peternakan antara lain:
Air limbah industri cenderung mengandung zat berbahaya, oleh karena itu
harus dicegah agar tidak dibuang ke saluran umum. Karakteristik pencemaran air
dari industri manufaktur antara lain:
- Limbah cair
- Industri makanan
- Industri tekstil
- Industri pulp dan kertas
- Industri kimia
- Industri kulit
- Industri electroplating
Pada penanganan limbah cair jenis dan jumlah proses pengolahan limbah
cair tergantung pada kualitas efluen limbah cair. Jadi, jenis teknologi yang
digunakan bergantung pada analisis kualitas limbah cair serta penggunaan efluen.
Efluen limbah cair dengan konsentrasi tinggi yang dibuang di sungai dapat
dimanfaatkan sebagai baku air minum. Akan tetapi, memanfaatkan air tersebut
menuntut proses pengolahan yang lengkap dibandingkan dengan limbah cair yang
dibuang kedalam saluran irigasi untuk pertanian. (Soeparman, 2001)
3.3.Nitrogen
Nitrogen adalah salah satu unsur esensiil pada makhluk hidup. Nitrogen
cair digunakan sebagai bahan pembeku dalam industri pengolahan makanan.
Penggunaaan penting lainnya ialah dalam proses produksi berbagai senyawa
nitrogen, terutama melalui pembuatan amoniak.
Kesetimbangan yang bagus dari daur nitrogen dapat dengan mudah
dikacaukan oleh aktivitas manusia. Bila tanah dibudayakan secara ekstensif,
nitrogen terfiksasi dilepaskan dengan laju yang lebih besar dari pada
pengembaliannya secara alami. Keadaan tersebut membutuhkan pengembalian
senyawa nitrogen ke dalam tanah sebagai pupuk. Telah diperkirakan bahwa
pemasukan nitrogen terfiksasi ke dalam daur nitrogen melalui aktivitas manusia
sekarang menyamai atau melebihi yang berasal dari sumber alami. (Suminar,
1987)
a) Nitrogen yang ada sebagai ion-ion nitrat dan amonium, yang merupakan
bagian sangat kecil dari seluruh nitrogen yang ada, namun merupakan
sumber dari nitrogen bagi tanaman-tanaman.
b) Nitrogen yang ada dalam persenyawaan, seringkali disebut persenyawaan
nitrogen yang dapat dinitrifikasikan, yang cepat terurai untuk
menghasilkan ion-ion nitrat atau amonium.
c) Nitrogen yang terdapat dalam persenyawaan yang dengan lambat terurai
oleh mikroflora tanah.
3.3.1. Nitrogen Total
Nitrogen Total adalah jumlah atau kadar keseluruhan nitrogen yang terdapat
dalam limbah cair atau sampel, air permukaan dan lainnya.
Analisis air limbah terhadap nitrogen total meliputi berbagai nitrogen yang
berbeda-beda yaitu amoniak, nitrit dan nitrat. Hubungan yang timbul diantara
berbagai bentuk campuran nitrogen dan perobahan-perobahan yang terjadi dalam
alam pada umumnya digambarkan dengan “siklus nitrogen”. Didalam air limbah
kebanyakan dari nitrogen itu pada dasarnya terdapat dalam bentuk organik atau
nitrogen protein dan amoniak. Setingkat demi setingkat nitrogen organik itu
dirobah menjadi nitrogen amoniak, dalam kondisi-kondisi aerobik, oksidasi dari
amoniak menjadi nitrit dan nitrat terjadi sesuai waktunya. (Mahida, 1993)
a. Amoniak
b. Nitrit
d. Nitrat
Ternyata nitrat juga dapat menjadi pupuk pada tanaman air. Bila terjadi
hujan lebat, air akan membawa nitrat dari tanah masuk ke dalam aliran sungai,
danau, dan waduk. Kemudian menuju lautan dalam kadar yang cukup tinggi. Hal
ini akan merangsang tumbuhnya algae dan tanaman air lainnya. Kelimpahan
unsur nutrisi nitrat ini dalam air disebut Euthrophication. Pengaruh negatif
eutropikasi ini ialah terjadinya perubahan keseimbangan kehidupan antara
tanaman air dan hewan air. Pengaruh nitrat pada kesehatan manusia yaitu, dapat
menyebabkan terjadinya methamoglobinemia pada bayi yang mengkonsumsi air
dengan konsentrasi nitrat lebih dari 45 mg/l. (Soeparman, 2001).
3.4.Spektrofotometer
Panjang gelombang (λ) adalah jarak antara satu lembah dan satu puncak,
sedangkan frekuensi adalah kecepatan cahaya dibagi dengan panjang gelombang
(λ). Bilangan gelombang adalah (v) adalah satu satuan per panjang gelombang.
(Dachriyanus, 2004)
A = ε . b. C
A = Absorban (serapan)
ε = koefisien ekstingsi molar (M-1 cm-1)
b = tebal kuvet (cm)
C = konsentrasi (M)
Pada beberapa buku ditulis juga:
A = E. b. C
E = Koefisien ekstingsi spesifik (ml g-1 cm-1)
b = tebal kuvet (cm)
C = Konsentrasi (gram/100 ml).
4.2.Metode
4.3.Prosedur Kerja
4.3.1. Prinsip kerja
7. Autoklaf;
8. Oven;
9. Desikator;
12. Spatula
Bahan kimia berkualitas p.a dan bahan lain yang dignakan dalam pengujian ini
terdiri atas
1. Aquades atau air bebad ion (deionized water) yang mempunyai DHL 0,5-
2,0 µmhos/cm
2. Larutan NaOH-K2S2O8
3. Larutan HCl ( 1+16)
4. Larutan HCl (1+500)
5. Saringan membran berposi 0,45 µm
6. Larutan induk KNO3 100 ppm
4.3.4. Cara Kerja
4.3.4.1.Penetapan Total Nitrogen
a. Preparasi Sampel
b. Pengujian Sampel
𝑆𝐷12
𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = ……………………………...................... (1)
𝑆𝐷22
Nilai Fhitung yang diperoleh dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat
kepercayaan 99%, dengan kesimpulan sebagai berikut:
Nilai LoL berarti titik akhir nilai konsentrasi garis regresi ini masih linear
pada konsentrasi tersebut.
𝑀𝐷𝐿 = 𝑡𝑛−1 𝑥 𝑆𝐷
Keterangan :
Berdasarkan tabel 5 bahwa metode ini dapat mendeteksi suatu sampel pada
konsentrasi terendah. Semua pengujian dalam penentuan MDL dilakukan
pemeriksaan dengan five point check untuk dapat mengetahui kebenaran dari nilai
MDL. Akurasi yang dihasilkan dalam penentuan MDL sangat tergantung dengan
konsentrasi target yang digunakan. Bila MDL kurang dari 10% spike, berarti data
pengujian memiliki nilai keragaman yang besar dan stabil sehingga akan
menyebabkan kesulitan dalam membedakan antara nilai MDL dengan LoQ jadi
penentuan MDL harus diulang dengan menggunakan konsentrasi target yang lebih
rendah. Bila nilai MDL lebih besar dari spike, maka data pengujian memiliki nilai
keragaman yang kecil.
Parameter Hasil
Konsentrasi Target (mg/L) 0.02
Rata-rata konsentrasi perolehan kembali 0.021
(mg/L)
%RSD < 0.67 CV Horwitz 15.64 < 21.45
% Recorvery 89.3%
S/N 6.393
MDL 0.007
LoQ 0.02
Simpulan Diterima
a. Hari pertama
Parameter Hasil
Rerata 1.421
Standar Deviasi (SD) 0.0108
RSDr 0.76
Horwitz Value (PSDr) 15.76
Batas Keberterimaan (RSDr< 0.5 PRSDr) 0.76<7.68
b. Hari Kedua
Parameter Hasil
Rerata 1.416
Standar Deviasi (SD) 0.0092
RSDr 0.65
Horwitz Value (PSDr) 15.184
Batas Keberterimaan (RSDr< 0.5 PRSDr) 0.65<7.68
Parameter Hasil
Analisa 1 Analisa 2
Evaluasi Data
SD12
Fhitung 0.996
SD22
Fhitung < Ftabel : maka data tidak beda nyata
sd g
n1 1sd12 n2 1sd 22
0.0290
n1 n2 2
x1 x2 ttabel = 2.1
t hitung 0.12
1 1
sd g
n1 n2
EMA. (1995). Validation of Analytical Procedure. The Europen Agency for the
Evaluation of Medicinal Products, (p. ICH Topic Q 2 B ).
Garfield, K., & Hirsch, J. (2000). Quality Assurance Principle for Analytical
Laboratorie. USA: AOAC International.
Soeparman. (2001). Pembuangan Tinja dan Limbah Cair Suatu Pengantar. Jakrta:
Buku Kedoktera EGC.
Suminar, A. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern edisi keempat.
Jakarta: Erlangga.