Anda di halaman 1dari 44

PENERAPAN GMP (GOOD MANUFACTURING PRACTICES) DAN

SSOP (SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES) PADA


PEMBEKUAN TUNA LOIN DI PT. BENTENG
LAUT SEJAHTERA BITUNG SULAWESI UTARA

LAPORAN PRAKTIK KERJA AKHIR PROGRAM STUDI


TEKNIK PENGOLAHAN PRODUK PERIKANAN

Oleh:

Ericksa Sasauw
NIT.20.4.01.106

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN


RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG
2023

i
PENERAPAN GMP (GOOD MANUFACTURING PRACTICES) DAN
SSOP (SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES) PADA
PEMBEKUAN TUNA LOIN DI PT. BENTENG
LAUT SEJAHTERA BITUNG SULAWESI UTARA

OLEH :
Ericksa Sasauw
NIT. 20.4.01.106

Laporan Kerja Praktik Akhir untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Ahli Madya Perikanan (A.Md. Pi)
Pada Program Studi Teknik Pengolahan Produk Perikanan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SDM


KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG
2023

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Penerapan GMP(GOOD MANUFACTURING PRACTICES) dan SSOP


(SANITATION STANDART OPERATING PROCEDURES) Pada Pembekuan Tuna
Loin di PT.Benteng Laut Sejahtera
Nama : Ericksa Sasauw
NIT : 20.4.01.106

laporan Kerja Praktik Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Mengkuti Praktik Kerja Praktik Akhir.Program Studi Teknik Pengolahan Produk
Perikanan Pada Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung.

Menyetujui:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Daniel H .Ndahawali S.Pi.,M.Si Fernando Wowiling S.TP.,M.Si


NIP.19720171 200212 1 003

Mengetahui:
Ketua Program Studi

Nova Tumanduk S.Pi.,M.Si


NIP.19711129 200112 200

iii
iv
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Penerapan GMP(GOOD MANUFACTURING PRACTICES) dan


SSOP(SANITATION STANDART OPERATING PROCEDURES)
Pada Pembekuan Tuna Loin Di Pt. Benteng Laut Sejahtera Bitung
Sulawesi Utara

Nama : Ericksa Sasauw

NIT : 20.4.01.106

Telah dipertahankan dihadapan tim penguji


Sidang laporan praktik kerja akhir Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung
dan dinyatakan LULU pada tanggal…

Tim Penguji

Ketua/Serketaris Penguji I

Penguji II Penguji III

Menyetujui :
Ketua Programstudi Teknik Pengolahan Produk Perikanan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Nova M. Tumanduk, S.Pi., M. Si.


NIP.197111292001122003

v
Riwayat Hidup

Ericksa sasauw ,lahir di talaud pada tanggal 12 juli 2002,anak kedua dari dua
bersaudara dari pasangan alfrits sasauw dan boky yeni mangelu,dunia pendidikan
formal mulai pada tahun………dan lulus pada tahun……,pada tahun….penulis
melanjutkan pendidikan di SD ………dan lulus pada tahun…….kemudian pada
tahun yang sama melanjutkan pendidikan di smp negeri 6 lirung dan lulus pada
tahun……pada tahun yang sama penulis juga melanjutkan pendidikan di SMA
negeri 2 lirung kemudian lulus pada tahun…….penulis melanjutkan pendidikan
jenjang diploma tiga dan diterima pada program studi pengolahan produk
perikanan di politeknik kelautan dan perikanan bitung dan pada tahun 2023
dengan gelar Ahli madya perikanan (A.MD.PI)

ii
Ringkasan

iii
Abstrak

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan proposal yang

berjudul “Pembekuan Tuna Loin di PT. Benteng Laut Sejahtera”. Penyusunan

proposal ini tidak lepas dari bantuan para pihak, untuk itu kami mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Daniel Hentje Ndahawali, S.Pi M.Si., selaku Direktur Politeknik

Kelautan dan Perikanan Bitung yang telah menyelenggarakan KPA ini.

2. Ibu Nova M. Tumanduk,S.Pi M.Si., selaku Ketua Program Studi Teknik

Pengolahan Produk Perikanan yang telah membimbing dan memberikan

arahan.

3. Bapak Daniel hentje Ndahawali,S.Pi M.Si,selaku pembimbing I dan Fernando

Wowiling S.TP M.Si., selaku pembimbing II yang telah membimbing dan

memberikan arahan serta petunjuk untuk penyusunan proposal ini;

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal Praktik Kerja

Akhir.

Kami tentu menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna,

untuk itu diharapkan kritik serta saran dari pembaca agar proposal ini nantinya

dapat bermanfaat bagi semua.

Bitung, Februari 2023

Penulis
v
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL.......................................................i


KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................vi
I. PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4
2.1 Deskripsi Ikan Tuna.......................................................................................4
2.1.1 Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Tuna...........................................................5
2.1.2 Kandungan Gizi Ikan Tuna............................................................................6
2.1.3 Kualitas Mutu Ikan........................................................................................7
2.2 Alur Proses Pembekuan Tuna Loin...............................................................8
2.3 Penerapan GMP dan SSOP Pada PembekuanTuna Loin............................11
2.3.1 GMP.............................................................................................................11
2.3.2 SSOP............................................................................................................12
III. METODE PRAKTEK.......................................................................................15
3.1 Waktu Dan Tempat......................................................................................15
3.2 Alat Dan Bahan...........................................................................................15
3.3 Teknik Pengambilan Data Dan Jenis Data..................................................15
3.4 Analisis Data................................................................................................16
3.5 Prosedur Kerja.............................................................................................16
3.6 Jadwal Rencana Kegiatan KPA...................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18
LAMPIRAN ………………………………………………………………………20

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi Gizi dari Beberapa Jenis Ikan Tuna...................................................7

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Tuna Sirip Kuning Sumber. Riadi, M. 2020............................................................5

2. Diagram Alur Proses Pengolahan Tuna Loin.............................................................9

3. Prosedur Kerja Pada Saat KPA.............................................................................16

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Worksheet..........................................................................................21

Lampiran 2. Deskripsi Bahan Baku........................................................................22

Lampiran 3.Deskripsi Produk Akhir......................................................................23

Lampiran 4.Jurnal Harian Praktik Kerja Akhir......................................................24

Lampiran 5. Data Perusahaan Pengolahan Perikanan............................................25

Lampiran 6. Kuisioner............................................................................................27
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia teridir dari
17.499 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km dan luas perairannya
trdiri dari laut teritorial, perairan kepulauan dan perairan pedalaman
seluas 2,7 juta km atau 70% dari luas wilayah NKRI. Sumber daya
kelautan dan perikanan merupakan salah satu potensi sumber daya alam
yang sanggat besar dan mendapatkan perhatian yang serius di Indonesia.
Salah satu jenis sumber daya ikan yang memiliki potensi besar di
Indonesia adalah dari kelompok ikan pelagis besar antaranya Tuna,
Tongkol danCakalang. (Sharif, 2014).

Ikan tuna merupakan jenis ikan dengan kandungan protein tinggi,


berkisar antara 22,6 - 26,2 g/100 g daging dan lemak yang rendah berkisar
anatara 0,2 – 2,7g/100 g daging, mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium,
vitamin A (retinol), dan vitamin B. Ikan ini memiliki nilai jual tinggi, dan
termasuk jenis ikan yang paling banyak dicari dan dicuri dari laut
Indonesia. Selama ini konsumsi ikan tuna untuk kualitas ekspor adalah
dalam bentuk utuh. Namun, karena tingginya permintaan produk olahan
ikan dalam bentuk tuna saku dan loin dari negara importir,
sehinggamenciptakan peluang usaha pengolahan ikan tuna dalam bentuk
tersebut.

Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan teknik


pemotongan loin. Istilah Tuna Loin adalah produk yang dibuat dari tuna
segar yang mengalami perlakuan penyiangan, pembelahan membujur
menjadi 4 bagian (LOIN), membuang daging gelap, pembuangan lemak,
pembuangan kulit, perapihan dan pembekuan cepat dengan suhu pusatnya
maksimum -180C (BSN, 2006 dalam Andriee, 2013).

Penanganan terhadap ikan tuna tersebut harus dilakukan secara


cermat, cepat, dan selalu menjaga dalam rantai dingin. Hal tersebut
dikarenakan daging ikan tuna memiliki kandungan asam amino histidine
1
yang relatif tinggi. Setelah ikan mati, enzim-enzim yang berasal dari
bakteri akan menguraikan histidine menjadi histamin. Histamine tersebut
sering menyebabkan keracunan yang disebut dengan Scombroid
Poisoning. (Hari Eko Irianto, Agustus 2008).

Sanitasi merupakan hal penting yang harus dimiliki indutri pangan


dalam menerapkan Good Manufacturing Practicies (GMP) atau cara
produksi pangan yang baik dan di butuhkan untuk mendukung
terlaksananya GMP dengan baik (Thaheer,2008; 78). Sanitasi adalah
serangkaian proses yang dilakukan untuk menjaga kebersihan.prosedur-
prosedur pelaksanaan sanitasi didokumentasikan dalam bentuk Sanitation
Standard Operating Procedures (SSOP).Prosedur SSOP secara lengkap
telah diberikan oleh Food and Drug Adminstration (FDA) (1995) dan
National Seafood HACCP Alliance for Training and Education
(NSHATE) (1999) yang dapat di gunakan oleh pelaku bisnis pangan
sebagai acuan.penerapan cara produksi pangan yang baik dan hygiene
(GMP dan SSOP) dilakukan untuk menjamin produk pangan yang aman
bagi konsumen dan untuk memenuhi persyaratan tentang kebersihan dan
keamanan dalam memproduksi suatu produk pangan.

PT. Benteng Laut Sejahtera merupakan salah satu Perusahan


perikanan yang bergerak dalam bidang penanganan dan pengolahan tuna
loin beku yang berada di Bitung, Sulawesi Utara.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melaksanakan kerja praktik


akhir dengan judul Penerapan GMP dan SSOP Pembekuan Tuna loin di
PT.Benteng Laut Sejahtera Bitung sulawesi utara agar bisa bermanfaat bagi
penulis.

2
1.2 Tujuan

1. Mengetahui alur proses pembekuan Tuna Loin di PT. Benteng


Laut Sejahtera.

2. Mengetahui dan Memahami penerapan GMP di PT. Benteng Laut


Sejahtera.
3. Mengetahui dan Memahami penerapan SSOP di PT.Benteng Laut
Sejahtera

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ikan Tuna

Ikan tuna termasuk dalam keluarga Scrombidae, tubuh seperti cerutu,

mempunyai dua sirip punggung, sirip depan biasanya pendek dan terpisah dari

sirip belakang, mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip

punggung dan sirip dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil,

sirip ekor berbentuk bulan sabit (Saanin 1984). Tuna digunakan sebagai nama

grup dari beberapa jenis ikan yang terdiri dari, tuna besar (yellowfin tuna,

bigeye, southern bluefin tuna, albacore) dan ikan mirip tuna (tuna-like

species), yaitu marlin, sailfish, dan swordfish (Kementrian Kelautan dan

Perikanan 2005).

Tuna merupakan ikan ekonomis penting dalam perdagangan perikanan

dunia dan termasuk golongan ikan pelagis. Ikan tuna dapat hidup diair yang

lebih dan bertahan dalam kondisi yang beragam. Ikan tuna memiliki kebiasaan

untuk bermigrasi sepanjang hidupnya. Kebiasaan ikan tuna untuk bermigrasi

didukung oleh sistem metabolisme ikan tuna yang dapat mengatur jumlah

panas yang ada didalam tubuh untuk mencapai kondisi biologis yang efektif

(Nurjanah, 2011 dalamRiadi, 2022). Tuna (Thunnus sp.) merupakan jenis ikan

laut pelagis yang termasuk dalam keluarga Scombroidae. Tubuh ikan ini

seperti cerutu, mempunyai sirip punggung, sirip depan yang biasanya pendek

dan terpisah dari sirip belakang. Mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di

belakang sirip punggung dan sirip dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip

perut kecil, sirip ekor bercagak agak ke dalam dengan jari-jari penyokong

menutup seluruh ujung hipural. Tubuh ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil,
4
berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar

memiliki sirip tambahan yang berwarna kuning cerah dengan pinggiran

berwarna gelap (Ditjen Perikanan, 1983). Tuna merupakan ikan ekonomis

penting dalam perdagangan perikanan dunia dan termasuk golongan ikan

pelagis. Ikan tuna dapat hidup di air yang lebih dingin dan bertahan dalam

kondisi yang beragam. Ikan tuna memiliki kebiasaan untuk bermigrasi

sepanjang hidupnya. Kebiasaan ikan tuna untuk bermigrasi didukung oleh

sistem metabolisme ikan tuna yang dapat mengatur jumlah panas yang ada di

dalam tubuh untuk mencapai kondisi biologis yang efektif (Nurjanah, 2011).

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tuna


Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata
Class : Teleosteri
Subclass : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Scombroide
Family : Scombridae
Genus : Thunnus
Species : Thunnus albacores

Tubuh ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan

agak gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip

tambahan yang berwarna kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap

(Ditjen Perikanan, 1983dalam Riadi, 2020).

Gambar 1 Ikan Tuna Sirip Kuning


Sumber. Riadi, M. (2020)

5
2.1.2 Kandungan Gizi Ikan Tuna
Daging ikan tuna berwarna merah muda sampai merah tua, karena otot

ikantuna lebih banyak mengandung myoglobin dibandingkan ikan lainnya.

Tuna memiliki kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah. Ikan

tuna mengandung protein antara 22,6-26,2 gr/100 gr daging. Lemak antara 0,2-

2,7 gr/100 gr daging. Ikan tuna juga mengandung mineral kalsium, fosfor, besi

dan sodium, vitamin A (retinol), dan vitamin B (thiamin, riboflavin dan

niasin).

Secara umum bagian tuna yang dapat dapat dimakan (edible portion)

berkisar antara 50-60 % dari tubuh ikan (Stansby, 1963 dalam Riadi, 2020).

Kadarprotein dalam daging putih ikan tuna lebih tinggi dari pada daging

merah, namun kadar lemak daging putih lebih rendah daripada daging merah.

Daging merah ikan tuna kaya akan lemak, suplai oksigen, dan mioglobin,

sehingga memungkinkan untuk berenang pada kecepatan tetap.

Komposisi ikan tuna bervariasi tergantung spesies, jenis, umur,

musim, laju metabolisme, aktivitas pergerakan, dan tingkat kematangan gonad.

Berikut adalah komposisi nilai pada gizi pada beberapa jenis ikan Tuna per 100

gr daging (Maghfiroh, 2000 dala Riadi, 2020).

6
Tabel 1. Komposisi Gizi dari Beberapa Jenis Ikan Tuna

Jenis Ikan Tuna


Bluefi Skipjac
Komposisi Yellowfi n Satuan
n k
Energi 121,0 131,0 105,0 G
Protein 22,6 26,2 24,1 G
Lemak 2,7 2,1 0,1 G
Abu 12 1,3 1,2 Mg
Kalsium 8,0 8,0 9,0 Mg
Fosfor 190,0 220,0 220,0 Mg
Besi 2,7 4,0 1,1 Mg
Sodium 90,0 52,0 78,0 Mg
Retinol 10,0 10,0 5,0 Mg
Thiamin 0,1 0,03 0,1 Mg
Ribofalvin 0,06 0,15 0,1 Mg

2.1.3 Kualitas Mutu Ikan


Kualitas mutu ikan tuna pada tempat transit dibedakan menjadi empat
kategori, yaitu grade/kualitas A, B, C dan D. Kegiatan sortasi dilakukan oleh
seorang pemeriksa (checker). Menurut Taufiqullah (2017) perbedaan
klasifikasi mutu daging ikan tuna dapat dibedakan sebagai berikut ;

1. Mutu I (A) , Ciri-ciri ikan tuna grade A adalah sebagai berikut :

a. Warna daging untuk tuna madidihang adalah merah seperti darah segar

b. mata bersih, terang, dan menonjol

c. Kulit normal, warna bersih, dan cerah

d. Tekstur daging keras, kenyal, dan elastis

e. Kondisi Ikan (penampakannya) bagus dan utuh

2. Mutu II (B); Ciri-ciri ikan tuna grade B adalah sebagai berikut :

7
a. Warna daging merah, terdapat pelangi, otot daging agak
elastis, jaringan daging tidak pecah
b. Mata bersih, terang dan menonjol

c. Kulit normal, bersih, sedikit lender

d. Tidak ada kerusakan fisik (utuh)

3. Mutu III (C); ciri-ciri tuna grade C adalah sebagai berikut:

1. Warna daging kurang merah, ada pelanggi

2. otot daging kurang elastis

3. Kondisi ikan tidak utuh atau cacat,


biasanya pada bagianpunggung/dada
4. Mutu IV (D); Ciri-ciri ikan tuna grade D adalah sebagai berikut :

a. Warna daging agak kurang merah dan cenderung berwarna


coklatdan pudar
b. Otot daging kurang elastis, lemak sedikit dan ada pelangi

c. Teksturnya lunak, jaringan daging pecah

d. Terjadi kerusakan fisik pada tubuh

2.2 Alur Proses PembekuanTuna loin

Pembekuan tuna loin merupakan salah satu cara pengawetan yang

mengawetkan ikan dengan cara menghambat aktifitas bakteri maupun

ektifitas enzim. Dalam proses ini akan terjadi pemindahan panas dari tubuh

ikan yang bersuhu lebih tinggi ke refrigerant yang memiliki suhu lebih

rendah.

Menurut SNI 01-4104-3-2006 Tuna loin beku yaitu, penerimaan

bahan baku, penyiangan, pencucian, pembuatan loin, pengulitan dan

perapihan, sortasi mutu, pembungkusan, pembekuan, penimbangan,

pengepakan. Alur Proses Pembekuan Tuna Loin.


8
Penerimaan bahan
Penyiangan Pencucian
baku

Pengulitan dan
Sortasi mutu Pembuatan loin
perapihan

Pembungkusan
(wraping) Pembekuan Penimbangan

Penyimpanan Pelabelan Pengepakan

Gambar 2.Diagram Alur Proses Pengolahan Tuna Loin (Sumber: SNI 01-4104-3-2006

Penanganan dan pengolahan tuna loin menurut SNI 01-4104-3-2006 yaitu:

1. Penerimaan Bahan Baku; Bahan baku yang diterima diunit pengolahan diuji

secara organoleptick, untuk mengetahui mutunya. Bahan baku kemudian

ditangani secara hati-hati,cepat, cermat, dan sanitar dengan suhu pusat produk

maksimal 4,4OC. Tujuan agar mendapatkan bahan baku yang bebas bakteri

pathogen dan memenuhi persyaratan mutu, ukuran dan jenis.

9
2. Penyiangan; Apabila ikan yang diterima dalam keadaan utuh, ikan disiangi

dengan cara membuang kepala dan isi perut. Penyiangan dilakukan secara

cepat, cermat dan saniter sehingga tidak menyebabkan pencemaran pada tahap

berikutnya dengan suhu pusat produk 4,4OC. Tujuan agar mendapatkan ikan

yang bersih, tanpa kepala dan isi perut serta mereduksi kontaminasi bakteri

pathogen.

3. Pencucian; Ikan dicuci dengan hati-hati menggunakan air bersih dingin yang

mengalir secara cepat, cermat dan saniter untuk mempertahankan suhu pusat

produk maksimal 4,4OC.

4. Pembuatan loin; pembuatan loin dilakukan dengan cara membela ikan

menjadi empat bagian secara membujur. Proses pembuatan loin dilakukan

secara cepat, cermat dan saniter dan tetap mempertahankan suhu pusat 4,4OC.

5. Pengulitan dan Perapihan; Tulang, daging merah dan kulit yang ada pada loin

dibuang hingga bersih, Penggulitan dan perapihan dilakukan dengan secara

cepat. Cermat dan saniter dan tetap mempertahankan suhu produk maksimal

4,4OC.

6. Sortasi Mutu; sortasi mutu dilakukan dengan memeriksa loin apakah masih

terdapat tulang, duri, daging merah dan kulit secara manual. Sortasi dilakukan

secara hati-hati, cermat, saniter dengan suhu produk maksimal 4,4O C.

7. Pembungkusan (wraping); loin yang sudah rapi selanjutnya dikemas dalam

plastik secara individual vacuum dan tidak vacuum secara cepat. Proses

pembungkusan dilakukan secara cepat, hati-hati dan saniter dan tetap

mempertahankan suhu pusat produk maksimal 4,4OC.

10
8. Pembekuan; loin yang sudah dibungkus kemudian dibekukan dengan alat

pembekuan (freezer) seperti ABF, CDF, Brain hingga suhu pusat ikan

mencapai maksimal-18OC dalam waktu maksimal 4 jam.

9. Penimbangan; Loin ditimbang satu persatu dengan menggunakan timbangan

yang sudah dikalibrasi. Penimbangan dilakukan dengan cepat, cermat, dan

saniter serta tetap mempertahankan suhu pusat produk maksimal-18OC.

10. Pengepakan;Loin yang telah dilepaskan dari pan pembeku, kemudian dikemas

dengan plastic dan dimasukkan dalam master karton secara cepat, cermat dan

saniter. Sehingga dapat melindungi produk dari kontaminasi dan kerusakan

selama transportasi dan penyimpanan serta sesuai dengan label.

11. Pelabelan; Setiap kemasan produk tuna loin beku yang akan diperdagangkan

agar diberi tanda dengan benar dan mudah dibaca, disertai keterangan jenis

produk, berat bersih produk, nama dan alamat lengkap dengan unit

pengolahan secara lengkap, bila ada tambahan lain diberi keterangan bahan

tersebut, tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa

12. Penyimpanan; Penyimpanan tuna loin beku dalam gudang beku (cold storage)

dengan suhu maksimal -25OC. dengan fluktasi suhu maksimal ±2OC. Penataan

produk dalam gudang beku diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan

sirkulasi udara dapat merata dan memudahkan dalam pembongkaran.

2.3 Penerapan GMP dan SSOP Pada Pembekuan Tuna Loin

2.3.1 GMP
GMP (Good Manufacturing Practice) adalah sebuah konsep manajemen
yang berbentuk prosedur dan cara kerja untuk menghasilkan produk. Good
Manufacturing Practice atau biasa disebut cara berproduksi makanan yang baik
merupakan acuan untuk memproduksi makanan yang baik dan benar, untuk

11
menghasilkan produk makanan dengan kualitas yang diinginkan konsumen (Gusdi
& Sipahutar, 2021).

Tujuanya dilaksanakanya praktik Good Manufacturing Practices (GMP)


adalah untuk memberikan panduan tata cara khusus (specific codes) yang di
perlukan bagi setiap rantai pangan, proses pengolahan,atau penanganan komoditi
bahan pangan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan meningkatkan prinsip
pelaksanaan persyaratan hygiene yang spesifik bagi masing-masing bidang
(Winarno,2008).

Penerapan GMP adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan bahan baku; bahan baku Tuna yang diterima harus dalam
keadaan segar dengan melakukan seleksi bahan baku.
2. Penanganan dan Pengolahan; Penanganan dan pengolahan pada
perusahaan harus dilakukan secara cepat, hati-hati dan saniter untuk
mencegah terjadinya kenaikan suhu, mengurangi pertumbuhan
bakteri, kandungan histamin, serta kerusakan fisik pada pengolahan.
Selama penanganan dan pengolahan seorang quality control selalu
melakukan pengecekan suhu pada ikan.
3. Bahan Pembantu; Air yang digunakan pada proses produksi adalah air
bor yang sudah dilakukan pengujian. Es yang digunakan untuk proses
produksi adalah es yang dibuat oleh perusahaan dengan menggunakan
air bor.
4. Bahan Kimia; Bahan Kimia yaitu chlorine, kaporit, Sabun.
• Chlorine : Chlorine merupakan zat kimia yang sering
digunakan sebagai bahan disinfektan. tersedia dalam
bentuk padat, cair, maupun gas. Zat kimia ini umum
digunakan di sektor perindustrian dan sebagai bahan dalam
pembersih rumah tangga.

12
• Kaporit : Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah senyawa
kimia yang memiliki rumus kimia Ca(ClO)2. Kaporit
biasanya digunakan sebagai zat disinfektan air.
• Sabun : Sabun adalah produk yang digunakan sebagai
pembersih dengan media air. Secara umum berbentuk
padatan dan ada juga yang cair. Masing-masing bentuk
tentunya mempunyai keuntungan tersendiri di berbagai
sarana publik.

5. Pengemasan dan Pelabelan; Produk yang diolah dikemas pada


kemasan yang terbuat dari plastik yang bernama IVP (Individual
Vacuum Page). Kemasan sudah dijamin kebersihannya, tidak mudah
sobek dan tahan air.

6. Penyimpanan; Penyimpanan produk akhir dilakukan di Cold Storage


(dengan suhu -20ºC). Sebelum Cold Storage digunakan, seorang
Quality Control memonitor suhu cold storage apakah telah
memenuhi standar untuk penyimpanan produk akhir.
7. Distribusi; Proses distribusi dilakukan dengan menggunakan
container. Container harus dipastikan dalam keadaan bersih serta
bebas dari bau.
2.3.2 SSOP
SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) adalah prosedur
pelaksanaan sanitasi yang harus dipenuhi oleh suatu unit pengolahan ikan
untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang diolah
(FDA2019 dalam Maroef, Sipahutar, Hidayah 2021). SSOP merupakan bagian
penting dari program prasyaratan untuk sistem HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Point). Dengan tujuan memastikan mutu produk dan
menjamin tingkat dasar pengendalian keamanan pangan dan meimimalisir
kontaminasi,Prinsip dasar sanitasi meliputi dua hal, yaitu membersihkan dan
sanitasi. Penerapan SSOP menurut terdiri dari 8 kunci yang meliputi :
1. Keamanan air dan es; keamanan air mecakup petugas dan prosedur standart
yang di gunakan untuk menjamin keamanan air. Di dalamnya akan di
13
tetapkan tahap-tahap perlakuan untuk air yang diperoleh adalah air dengan
kualitas tertentu, misalnya untuk memenuhi standar air minum, untuk air
yang kontak dengan produk dan untuk pembuatan es, sehingga tidak ada
kontaminasi silang antara air yang siap minum dan air yang tidak siap
minum.
2. Kebersihan permukaan yang kontak dengan produk; kebersihan permukaan
peralatan atau sarana dalam pabrik yang kontak dengan produk
berisistandar prosedur pembersihan dan sanitasi alat frekuensi pembersihan,
dan petugas yang bertanggung jawab. Prosedur pembersihan harus
mencakup cara (metode) pembersihan, baik dengan penyemprotan, busa gel,
detergen ionis, detergen non ionic atau kationik dan konsetrasi yang
digunakan. Prosedur sanitasi akan mencakup cara sanitasi, jenis sanitizer
yang digunakan (uap panas, ultraviolet, ozonisasi dan sebagainya) atau
bahan kimia yang diizinkan (klorin) dan konsentrasi yang digunakan.
3. Pencegahan kontaminasi silang; berisi prosedur-prosedur untuk
menghindari produk dari kontaminasi silang dari pekerja, bahan mentah,
pengemas, dan permukaan yang kontak dengan produk. Di dalam SSOP ini
mencakup tindakan-tindakan yang menyangkut pembersihan bahan baku
untuk mengurangi kontaminasi silang, ketentuan mengenai boleh tidaknya
pekerja pindah atau mengunjungi bagian lain atau melengkapi setiap ruang
proses pengolahan dengan fasilitas pembersihan dan sanitasi desain lay out
sarana dan prasarana..

4. Fasilitas toilet dan tempat cuci tangan; Setiap karyawan yang


bekerjadiruang pengolahan harus mencuci tangan dengan sempurna dengan
menggunakan air panas san sabun, kemudian di bilas dengan air yang
mengandung bahan densifeksi (klorin 50 ppm), iodophor atau disinfektan
lainnya. Pencucian tangan di lakukan sebelum dan sesudah makan siang
atau istrahat, setelah melakukan pekerjaan lain yang mungkin
menyebabkankontaminasi.
5. Proteksi bahan-bahan kontaminasi; Di dalam program ini tercakup prosdur-
prosedur yang lazim digunakan untuk mencegah tercampurnya bahan-bahan
non pangan kedalam produk pangan yang dihasilkan, permukaan yang

14
kontak dengan produk, bahan-bahan non pangan yang dimaksud meliputi
pelumas, bahan bakar, senyawa pembersih, saniter, cemaran zat kimia dan
cemaran fisik lainnya.
6. Pelabelan dan penyimpanan bahan kimia; mencakup tata cara dan jenis
pelabelan yang diterapkan pada bahan-bahan kimia yang digunakan, baik
untuk produksi atau pembersihan, fumigasi, desinfeksi dan sebagainya.
Pelabelan dan penyimpanan dapat digolongkan berdasarkan jenis bahan.
7. Pengendalian kesehatan dan hygiene karyawan; mencakup pengendalian
kesehatan bagi karyawan agar tidak menjadi sumber kontaminasi
bagiproduk, bahan kemasan atau permukaan yang kontak dengan produk.
Di dalam SSOP ini terdapat ketentuan mengenai cara pelaporan karyawan
yang sakit atau mendapatkan perawatan karena sakit. Hal ini termasuk
penjadwalan bagi pemeriksaan rutin kesehatan karyawan, imunisasi dan
pengujian untuk penyakit-penyakit tertentu.
8. Pengendalian hama; Hama merupakan binatang atau serangga yang tidak
dikehendaki keberadaannya. Beberapa sehingga sebenarnya hidup dan
berkembangbiak di produk pangan dan merusak produk tersebut. Karena
itu, perlu dilakukan pengendalian hama yang tidak diinginkan dalam
lingkungan industri. Hama sering sekali menyebabkan kontaminasi yang
membahayakan. Beberapa hama yang biasa terdapat pada industri pangan
dan memerlukan penanganan atau pembasmian antara lain binatang
pengerat dan serangga. Untuk membrantas atau menghindarkan hama yaitu
dengan menjaga kebersihan ruangan penyimpangan, fumigasi
terjadwal(jenis fumigasi), pemasangan perangkap tikus di pintu masuk dan
sebagainya.

15
III. METODE PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktik Kerja Akhir ini akan dilaksanakan selama 3 Bulan,


mulai dari tanggal 6 Maret 2023 s.d tanggal 9 Juni 2023. Kegiatan Praktek
Kerja Akhir akan dilaksanakan di PT. Benteng Laut Sejahtera, Jl. Nangka
GPI, Kecamatan Aertembaga, Kota Bitung Sulawesi Utara.
3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan peraktik yang digunakan untuk menunjang dan


mempelancar kegiatan metode kerja praktik KPA antara lain :

1. Alat tulis menulis

2. Proposal

3. Kamera

4. Laptop

5. Jurnal kegiatan

6. Kuisioner
3.3 Teknik Pengambilan Data dan Jenis Data

Pengambilan data dalam kegiatan Praktik Kerja Akhir (KPA)


dilakukan dengan 3 (tiga) cara yakni:

1. Riyanto (2010) Observasi merupakan metode pengumpulan data


yang menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak
langsung.

2. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang


menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subjek
atau reponden (Yatim Riyanto, 2010).

3. Menurut Arikunto (2006:158), Dokumentasi adalah mencari dan


mengumpulkan data mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya.Dengan
16
menggunakan jenis data berupa:
1. Menurut Sugiyono (2018) Data primer yaitu sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.
2. Menurut Sugiyono (2018) Data Sekunder yaitu sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen.

3.4 Analisis data


Menurut Sugiyono (2014:21) analisis deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Analisis dekriptif dapat ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi, tabel histogram, nilai mean, nilai standar deviasi dan lain. Manfaat
yang diperoleh dari penggunaan analisis deskriptif adalah mendapatkan
gambaran= lengkap dari data baik dalam bentuk verbal atau numerik yang
berhubungan dengan data yang kita teliti.
3.5 Prosedur Kerja

Adapun tahapan yang di lakukan dalam prosedur kerja pada saat KPA dapa di lihat pada gambar 3.

PERSYARATAN DASAR

1. seleksi Bahan baku/Receiving


1. Persyaratan awal :
2. Penanganan dan Pengolahan
 Lokasi
 Lingkungan 3. Bahan Tambahan/Penolong dan
Bahan Kimia
4. Pengemasan
2. Pesyaratan Fisik :
 Bangunan 5. Penyimpanan
 Fasilitas 6. Distribusi

3. Persyaratan Operasional : Ruang Lingkup


 GMP CPIB/GMP
 SSOP
(8 KUNCI SSOP)

Gambar 3. Prosedur kerja pada pada saat KPA

17
3.6 Jadwal Rencana Kegiatan KPA

untuk mempelancar kegiatan Kerja Praktik akhir maka penulis membuat

Tabel 1. Jadwal Rencana Kegiatan KPA


Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
Penyusunan
dan Perbaikan
Proposal
Seminar
Proposal
Pelaksanaan
KPA
Penarikan KPA
Pembuatan
dan Perbaikan
Laporan
Seminar
Laporan KPA
Ujian

18
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Andriee, I. (2013). Kajian Kelayakan Mutu dan Keberhasilan Usaha Pengolahan

Tuna Loin Segar Skala Rumah Tangga serta Strategi Pengembangannya di

PPI Hamadi-Jayapura. Universitas Terbuka. Jakarta. Tesis.

[FDA] Food and Drug Administration . 1995. Sanitation,Sanitery Regulation and

Voluntary Programs. Dalam ; Marriot & G. Norman (Ed) . principle of

Food Sanitation . New York; Chapman and Hall.

Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 01-4104.2. Penanganan dan Pengolahan


Tuna Loin Beku. Badan Standarisasi Nasional, jakarta.

Gusdi, A.T., & Sipahutar, Y.H. 2021. Penerapan Sanitation Standard Operation

Procedures (SSOP) And Good Manufacturing Practice (GMP). Jurnal

IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan. Vol. 2 No. 3: 117-126.

Maroef, A.FF., Sipahutar, Y.H., Hidayah N. 2021. Penerapan Good

Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating

Procedures (SSOP) dengan media saus tomat. Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan, UniversitasHassanudin. Makassar.

Riadi, M. (2020). Ikan Tuna (Klasifikasi, jenis, kandungan gizi, grade dan mutu).

KajianPustaka.Com.

Riandi, M. (2020 Februari 07). Ikan Tuna (Klasifikasi, Jenis, Kandungan Gizi dan

Grade Mutu). Retrieved From https://www.kajianpustaka.com/

Riyanto, Y. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidiksn Pendekatan Kuantitatif,

19
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.

Taufiqullah. 2017. kualitas mutu ikan tuna dalam

https://www.tneutron.net/blog/kualitas-mutu- ikan-tuna/taufiqullah may

2017 10 jan 2018

Wignjosoebroto. 2009. Perancangan Tata Letak Fasilitas Dalam Kukuh Wilujeng

Dias utami, 2012 diperoleh dari aplikasi metode systematic layout planning

(SLP) – Neliti

RI, Sharif C. Sutardjo Senin (17/2/2014). Potensi Ikan Tuna Indonesia Terbesar di

Dunia www.sucofindo.co.id/id/read/2014/02/1666/potensi-ikan-tuna-

indonesia- terbesar-di-dunia

Hari Eko Irianto, Agustus 2008. Teknologi Penanganan Dan Penyimpanan Ikan

Tuna Segar

https://www.researchgate.net/publication/309821945_TEKNOLOGI_PENA

NGANAN_DAN_PENYIMPANAN_IKAN_TUNA_SEGAR_DI_ATAS_

KAPA L

Direktorat Jenderal Perikanan. 1983. Sumberdaya Perikanan Laut di Indonesia. Jakarta: Dirjen
Perikanan.

Nurjannah. 2011. Pengetahuan dan Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan. Bogor: IPB Press.

20
LAMPIRAN

Lampiran 1. Worksheet
WORKSHEET
PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN PRODUK PERIKANAN

Nama : Ericksa Sasauw


NIT : 20.4.01.106
Nama Perusahaan : PT. BENTENG LAUT SEJAHTERA
Alamat Perusahaan : Jl. Nangka GPI, Kev. Aertembaga,
Kota Bitung Sulawesi Utara.
Tanggal Mulai : 06 Maret
Tanggal Selesai : 09 Juni
Bitung……………………….. 2023
Instruktur/ surpevisor

(…………………………………………….)

21
Lampiran 2. Deskripsi Bahan Baku

DESKRIPSI BAHAN BAKU

1. Nama Bahan Baku

2. Nama Species

3. Bentuk Bahan Baku

4. Asal Bahan Baku

5. Bagaimana Udang Diterima

6. Persyaratan Bahan Baku

7. Tipe Pengemasan

8. Suplier

22
Lampiran 3.Deskripsi Produk Akhir

DESKRIPSI PRODUK AKHIR

1 Nama Produk Akhir

2 Nama Spesies

3 Tahapan Proses

4 Tahapan Pengemasan

5 Penyimpanan

6 Umur penyimpanan

7 Spesifikasi Label

8 Penggunaan Produk

9 Tujuan Pemasaran

10 Konsumen

23
Lampiran 4.Jurnal Harian Praktik Kerja Akhir

JURNAL HARIAN
PRAKTIK KERJA AKHIR(KPA) PS. TPPPPOLITEKNIK KELAUTAN
DAN PERIKANAN BITUNG T.A. 2021/2022
Nama : Ericksa Sasauw

NIT : 20.4.01.106

Lokasi : Benteng Laut Sejahtera

No. Hari/Tanggal Kegiatan Lokasi Paraf


Pembimbing

2022
Pembimbing I/II,

24
Lampiran 5. Data Perusahaan Pengolahan Perikanan
WORKSHEET I
DATA PERUSAHAAN PENGOLAHAN PERIKANAN

Tabel sertifikasi perusahaan

No. Uraian Spesifikasi/Keterangan


1. Nama Perusahaan
2. Alamat
3. Nomor Ijin Usaha
4. Jenis Usaha
5. Tipe Perusahaan
6. Jumlah Karyawan/Pegawai
7. Sarana dan Prasarana
8. Identifikasi karakteristik bahan
baku :
 Asal bahan baku
 Jenis bahan baku
 Dll
9. Penanganan bahan baku: di
cuci/ di siangi/ di es/ dll
10. Pengolahan produk hasil
perikanan:
 Frozen/ fresh
 Loin/saku/ steak
 CO/CS/ natural
11. Identifikasi desain dan tata letak
UPI:
 Alur proses pengolahan
 Tata letak perusahaan
12. Penerapan sistem jaminan mutu
pangan (managemen keamanan
pangan) ISO?
13. Identifikasi pemilihan bahan
pembantu dan bahan tambahan
14. Pelabelan, pengemasan dan
penyimpanan;
 Jenis plastik kemasan yang
digunakan?
 Ukuran plastik kemasan yang
25
Digunakan
 Jenis master cartoon
(kemasan luar) yang
digunakan
 Ukuran master cartoon yang
digunakan
 Jenis label yang digunakan
 Kode label/ kode produksi
 Metode/ sistem penyimpanan
produk (FIFO) dan
pengeluaran produk
15. Pengujian mutu yang dilakukan?
Kimia, mikrobiologi, dan sensori
16. Penerapan manajemen dan
akreditasi laboratorium
17. Prosedur penerapan GMP, SSOP,
dan HACCP (dokumen)
18. Jumlah Mesin :
 Mesin Vakum
 Mesin Cutting/ bandsaw
 Mesin Pendingin/ ABF
 Metal detector
 Dll

26
Lampiran 6. Kuisioner
Tabel kuisioner GMP dan SSOP Perusahaan
No GMP Jawaban
1 Penerimaan Bahan Baku:
- jenis ikan tuna apa yang di terima?
-bagaimana alur proses seleksi bahan baku?
-mengapa dilakukan pengujian histamin?
-berapa suhu ikan pada saat penerimaan?
-apa tindakan Quality control jika bahan baku
tidak sesuai standard?
-Berapa ekor/ton ikan yg diterima?
2 Penanganan dan pengolahan:
-Mengapa ikan tuna di tangani dengan
cepat,hati-hati dan saniter?
-apa itu kenaikan suhu?
-apa alat untuk mengecek suhu ikan?
-Berapa kali Quality control mengecek suhu
ikan?
3 Bahan pembantu:
-dari mana sumber air?
-apakah mengunakan air bor?
-mengapa mengunakan air bor?
-apakah air bor dilakukan pengujian sebelum
digunakan dalam proses produksi?
-alat pengujian yg digunakan?
-berapa lama pengujian?
-apakah Es di beli dari luar atau di produksi di
dalam?
4 Bahan kimia:
-apa fungsi klorin dalam produksi?
-berapa jumlah klorin yang di campur dalam
air baik mencuci tangan dan spatu boots?
-apa fungsi penambahan kaporit?
-berapa jumlah kaporit yang digunakan?
-sabun apa yang digunakan?
-sabun digunakan untuk membersihkan apa?
5 Pengemasan dan pelabelan:
-jenis kemasan yang digunakan?
-bentuk kemasan seperti apa?
-mesin apa yg digunakan dalam pengemasan?
-mengapa produk di beri label?
-apa dampak jika tidak ada label pada produk?
6 Penyimpanan:
-produk di simpan dimana?
-brapa suhu dalam penyimpanan?
-siapa yang memonitoring suhu penyimpanan?
-berapa lama penyimpanan?
-berapa banyak produk yang bisa di simpan
dalam penyimpanan?

27
28
7 Distribusi:
-produk di distribusikan kemana?
-berapa contener sekali distribusi?
-berapa kali melakukan distribusi dalam
sebulan/setahun?
-jenis produk apa yang di distribusikan?

SSOP Jawaban
1 Keamanan air dan Es:
-apakah air dilakukan pengujian kualitas?
-sumber air dari mana?
-standard air yg digunaka seperti apa?
-apakah produk aman jika mengunakan air
bersih tapi tidak dilakukan pengujian dulu?
-apakah Es yg di gunakan aman jika
mengunakan air bersih tapi tidak dilakukan
pengujian terlebih dahulu?
2 Kebersihan permukaan yang kontak
langsung dengan produk:
-berapa kali dilakukan pembersihan peralatan
atau sarana yang kontak langsung dengan
produk?
-mengapa dilakukan pembersihan secara rutin?
-alat-alat apa saja yang digunakan dalam
pembersihan?
-peralatan dan sarana apa saja yang di
bersihkan?
3 Pencegahan kontaminasi silang:
-tindakan seperti apa yg digunakan agar tidak
terjadi kontaminasi silang?
-bagaimana bisa terjadi kontaminasi silang?
-bagaiman kita tau bahwa produk telah
terkontaminasi silang?
4 Fasilitasa toilet dan cuci tangan:
-apakah memiliki toilet dan tempat cuci
tangan?
-berapa jarak tempat produksi dengan toilet
dan cuci tangan?
-dalam mencuci tangan apakah mengunakan
sabun atau air klorin?
-berpa kali dilakukan pencucian tangan ?
-mengapa dilakukan pencucian tangan padahal
tangan kita terlihat bersih?
-berapa kali dilakukan pembersihan toilet?
5 Proteksi bahan kontaminasi:
-tindakan apa yang di ambil untuk mencegah
bahan-bahan non pangan?
-apakah perusahan memiliki CCP?
-contoh bahan-bahan non pangan seperti apa
yang di temukan di dalam produk?

29
30
-mengapa sampai bisa ada bahan-bahan non
pangan kedalam produk?
6 Pelabelan dan penyimpanan bahan kimia:
-mengapa bahan-bahan kimia di beri label?
-dimana tempat penyimpanan bahan kimia?
-apakah ada bahan kimia yang berbahaya bagi
tubuh manusia?
-apakah bahan kimia berbahaya di simpan di
tempat yang sama dengan bahan kimia yang
tidak berbahaya?
-apa nama jenis bahan kimia berbaya?
-apa nama bahan kimia yang tidak berbahaya?
-apa fungsi bahan kimia berbahaya dan yang
tidak berbaya?
7 P engendalian kesehatan dan hygiene
karyawan:
-berapa kali dilakukan pemeriksaan kesehatan
karyawan?
-pemeriksaan kesehatan meliputi apa saja yang
di periksa?
-mengapa dilakukan pemeriksaan secara rutin?
-apa tindakan yang dilakukan ketika terdapat
karyawan yang sakit?
-jenis penyakit seperti apa yang di berikan isin
pulanbg?
8 Pengendalian hama:
-tindakan seperti apa yang di gunakan untuk
mencegah hama yang ada agar tidak
berkembang biak?
-jenis hama apa yang terdapat di lingkungan
perusahaan?
-bagaimana sampai bisa terdapat hama dalam
perusaahan?

31

Anda mungkin juga menyukai