Oleh:
AMANDA PUTRI
NIT.21.7.05.379
Oleh:
AMANDA PUTRI
NIT.21.7.05.379
NIT : 21.7.05.379
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui Oleh:
Direktur Politeknik Kelautan Dan Perikanan Bone
KATA PENGANTAR
iii
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
akhirnya laporan kerja praktek lapangan yang berjudul “Kondisi ekosistem
mangrove di desa barugaia kecamatan bontomanai kabupaten kepulauan
selayar” ini dapat di selesaikan susuai dengan target mutu dan waktu yang di
rencanakan.
Proses persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan ini telah
melibatkan konstribusi pemikiran dan saran banyak pihak, atas dedikasi tersebut
pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Ani leilani, M.Si selaku direktur politeknik kelautan dan perikanan
bone;
2. Bapak Moh. Roin Najih, S.St.Pi, M.Si selaku pembimbing I
3. Bapak Ir. Agus Surachmat, M.Si selaku pembimbing II
4. Bapak Mirzan gazali, S. Pi., dan Andi cakra gunar, S. Pi, selaku pendamping
lapangan dalam PKL I, yang telah mendampingi dalam proses pengambilan
data.
5. Pemerintah Desa Barugaia, Kec.Bontomanai, Kab.Kepulauan Selayar atas
dukungan dalam proses kelancaran PKL I.
6. Ayah, ibu, keluarga serta teman-teman dan seluruh civitas akademika
politeknik kelautan dan perikanan bone atas dukungan serta doanya.
7. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan penyusunan laporan ini.
Atas segala kekurangan dan kehilafan, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun sebagai penyempurna tulisan selanjutnya.
Semoga laporan ini bermanfaat dan diterima sebagai bahan pengusulan untuk
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan ..............................................................1
1.1 Latar belakang ....................................................................1
1.2 Tujuan .....................................................................2
v
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Alat dan bahan…………………………………………………………3.
Tabel 2 Penentuan status kondisi mangrove................................................7
Tabel 3 Komposisi jenis mangrove.........................................................10
Tabel 4. Suhu ……………..……………………………………………………..15
Tabel 5 Salinitas………................................................................................16
Tabel 6 Ph.....................................................................................................16
Tabel 7 Pengamatan substrat.......................................................................17
vi
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Petak Plot Transek Mangrove......................................................................4
2. Posisi Lingkar Batang Pohon Mangrove.....................................................5
3. Peta titik stasiun pengamatan.......................................................................9
4. Sonneratia ovata...........................................................................................11
5. Excoenaria agallocha....................................................................................12
6. Lumnitzera recemosa...................................................................................12
7. Rhizophora muchronata................................................................................13
8. Cariops decendra………………………………………………………………...13
1
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Alat Dan Bahan.................................................................................18
2. Proses pengambilan data dilapangan……………………………………..19
2
I. PENDAHULUAN
1
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Kerja Praktik Lapang (PKL) 1 yang dilaksanakan di Desa
Barugaia Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar adalah
sebagai berikut :
2
II. METODE PRAKTIK
3
2.2.2 Langkah kerja
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data
1. Menarik meteran kearah laut dengan posisi awal yang telah diber tanda
(patok atau cat pada pohon)
2. Menentukan titik kordinat dengan menggunakan GPS
3. Menentukan plot (Supriyadi R,2014)
a. 10x10 m untuk pengamatan fase pohon dilakukan pengukuran
diameter batang pohon mangrove (diameter <4 cm atau keliling
batang <16 cm). Pengukuran pada seluruh pohon yang berada di
setiap plot.
b. 5x5 untuk pengamatan fase pancang dengan tegakan tinggi 1,5 m
berdiamter >10 cm.
c. 1x1 untuk pengamatan fase semai dengan diameter >2 cm
4
4. Identifikasi jenis mangrove dengan melihat daun,buah,akar,dan batang
5. Mengukur diameter pohon setinggi dada
6. Setiap data yang telah terkumpul dan teridentifikasi dicatat dalam tabel
pengamatan
2.4.1 Kerapatan
a. Kerapatan mutlak
5
n
D=
A
Ket:
D : Kerapatan jenis tertentu (Batang/Ha)
n : Jumlah total tegakan dari jenis tertentu
A : Luas total area plot
n
b. Kerapatan relatif RD= x 100 %
∑n
Ket:
RD : Kerapatan relatif jenis tertentu
n : Jumlah total tegakan dari jenis tertentu
∑ n : Luas total tegakan seluruh jenis
2.4.2 Frekuensi
a. Frekuensi
p
F=
∑p
Ket:
F : Frekuensi jenis tertentu
P : Jumlah plot dimana ditemukan jenis tertentu
∑ p: Jumlah total plot
b. Frekuensi relatif
F
RF= x 100 %
∑f
Ket:
RF : Nilai frekuensi relatif
F : Frekuensi jenis tertentu
∑ f : Jumlah frekuensi seluruh jenis
2.4.3 Penutupan
a. Penutupan jenis
∑ Ba
Ci=
A
2
π DB H
BA=
4
Ket:
π : Konstanta (3.14)
Ci : Penutupan jenis
∑ Ba: Luas penutupan jenis (Basal area)
A : Luas plot
DBH : Diameter poho jenis i
6
DHB : CBH/ π (dalam cm) DBH dalam lingkaran pohon setinggi dada
b. Penutupan relatif jenis
7
IV.1.1 Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor eksternal yang paling mudah untuk
diteliti dan ditentukan. Aktivitas metabolisme serta penyebaran organisme
air banyak dipengaruhi oleh suhu. Pada umumnya suhu permukaan
perairan berkisar antara 280 -310. Dalam proses pertumbuhan mangrove,
faktor suhu merupakan faktor penting dalam menunnjang
pertumbuhannya. Suhu yang baik untuk pertumbuhan mangrove tidak
kurang dari 200C (Ulqodry, 2010). Suhu berperan penting dalam proses
fisiologis, seperti fotosintesis dan respirasi. Pertumbuhan mangrove yang
baik memerlukan suhu rata-rata minimal lebih besar dari 200. Umumnya -
5ssuhu air aut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti musim,
lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam
satu hari, penutupan awan, aliran dan kedalaman air (Wantasen, 2013).
IV.1.2 Salinitas
Salinitas air dan salinitas tanah rembesan merupakan faktor penting
dalam proses pertumbuhan, daya tahan, dan zonasi dari spesies
mangrove. Pada umumnya pohon mangrove tumbuh subur di daerah
estuaria dengan salinitas 10 ppt-30 ppt. Salinitas yang tinggi akan
berdampak pada tajuk mangrove semakin jauh dari tepian perairan
secara umum menjadi kerdil. Selain itu, salinitas yang 11 tinggi akan
mengakibatkan berkurangnya komposisi spesies yang dimiliki. Salinitas
mempengaruhi penzonasian mangrove melaui perbedaan sistem
perakaran setiap spesiesnya (Wantasen, 2013).
IV.1.3 pH
Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi pada suatu perairan.
Misanya pada proses nitrifikasi akan berakhir pada kondisi perairan yang
memiliki tingkat pH yang rendah. Apabila nilai pH suatu perairan turun
maka yang terjadi adalah akan adanya penurunan nilai oksigen 12
terlarut. Rentang toleransi pH yang baik untuk peairan sekitar 6,0-9,0 dan
pH yang optimal sekitar 7,0-8,5 (Wantasen, 2013).
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
9
3.1.1 Komposisi jenis
Hasil pengamatan terhadap jenis-jenis mangrove yang terdapat pada
pantai Desa Barugaia, Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Kepulauan Selayar,
ditemukan 5 spesies mangrove, Pada stasiun 1 ditemukan 4 spesies yaitu S.
ovata, L. racemosa, E. agallocha, C. decandra, Stasiun 2 ditemukan 3 spesies
yaitu, L. racemosa, E. agallocha, C. decandra, dan stasiun 3 ditemukan 3
spesies yaitu, R. mucronata, E. agallocha, L. racemosa. Berdasarkan identifikasi
vegetasi mangrove mengacu pada buku “ Panduan Mangrove Estuari Perancak”
dengan mengamati bentuk akar, buah, dan daun, maka diperoleh 5 spesies
yaitu family Sonneratiaceae (S. ovate), Combretaceae (L. racemosa),
Euphorbiaceae ( E. agallocha), dan famili Rhizophoraceae (R. mucronata dan
C. decandra). Proses pengamatan identifikasi mangrove dapat dilhat pada
lampiran 2.
Stasiun
No. Famili Spesies Nama Umum
1 2 3
1. Sonneratiaceae S. ovate Bakau + - -
Api-Api
2 Combretaceae L. racemosa + + +
Jambu
3 Euphorbiaceae E. agallocha Buta-Buta + + +
Rhizophoracea
4 R. mucronata Bakau Kurap - - +
e
C. decandra Bido-Bido + + -
ve
10
3.2 Jenis mangrove yang ada dilokasi
1. Sonneratia ovata
Tumbuh di tepi daratan hutan mangrove yang airnya kurang asin, pohon
berukuran kecil atau sedang, dengan cabang muda berbenuk segi empat serta
akar navas ertikal. Buahnya seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian
dasarnya terbungkus kelopak bungan. gagang/tangkai bungam lurus, atau
kadang-kadang tidak ada. Pucuk bunga berbentuk bulat telur lebar dan ditutupi
oleh tonjolan kecil. daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung membundar.
11
2. Excoearia agallocha
3. Lumnitzera racemosa
Tumbuh pada substrak yang halus, pada bagian tepi atas dari jalan air.
Memerlukan masukan air tawar tahunan yang tinggi. Jarang terdapat di luar zona
pantai. Biasanya tumbuh pada tegakan yang berkelompok. Pohon perdu,
memiliki bentuk buah yang khas warna hijau, bunga putih, daun ujung membulat
agak tebal berseling atau spiral dengan hanya satu dalam tempat di
cabang/batang.
12
4. Rhizohora mucronata
5. Cariops decandra
13
3.3 Kondisi mangrove
3.3.1 Kondisi lingkungan
Parameter lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kehidupan
mangrove pada habitatnya. Faktor lingkungan tersebut meliputi jenis suhu, pH
dan salinitas air.
A. SUHU
Berdasarkan pengukuran suhu perairan dilingkungan hutan mangrove
dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini
Tabel 4. Suhu
NO Stasiun Suhu
1 1 24.00
2 2 24.67
3 3 27.67
Jumlah 75
Rata-Rata 25
Dari data tabel 4 diatas di dapat rata rata suhu perairan di lokasi yaitu
25°C. Hal ini sesuai dengan pendapat Ulqodry, 2010 bahwa rentang suhu yang
baik untuk pertumbuhan mangrove tidak kurang dari 25°C.
B. SALINITAS
Berdasarkan pengukuran salinitas dilingkungan hutan mangrove dapat
dilihat pada tabel 4 dibawah ini
Tabel 5. Salinitas
NO Stasiun Salinitas
1 1 8.00
2 2 8.67
3 3 15.33
Jumlah 16
Rata-Rata 5,3
Dari data tabel 5 diatas di dapat rata rata salinitas di lokasi yaitu 5,3. hal
ini sesuai dengan pendapat wantasen, 2013 bahwa salinitas yang baik bagi
pertumbuhan mangrove pada zona air payau hingga air tawar adalah 0 – 10 ppt
(Bengen, 2001).
14
c. Ph
Berdasarkan pengukuran Ph dilingkungan hutan mangrove dapat dilihat
pada tabel 6 dibawah ini
Tabel 6. Ph
NO Stasiun Ph
1 1 6.00
2 2 6.00
3 3 8.00
Jumlah 20,00
Rata-Rata 6,6
Dari data tabel 6 diatas didapat rata rata Ph dilokasi 4.00. hal ini sesuai
dengan pendapat rentang toleransi Ph yang baik untuk peairan sekitar 6,0-9,0
dan pH yang optimal sekitar 7,0-8,5 (Wantasen, 2013).
15
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Melihat kondisi mangrove di Desa Barugaia ini cukup
memprihatinkan karna kurangnya kepedulian dan pengetahuan masyarakat
mengenai pentingnya mangrove maka sebaiknya dalam praktik kerja lapang
ini masyarakat di ikut sertakan agar masyarakat lebih mengetahui akan
fungsi mangrove dan juga menjaga kebersihan di sekitar mangrove dan
tetap menjaga kelestarian mangrove supaya mangrove bisa dikembangkan
tidak hanya sebagai pencegah abrasi namun juga bisa menjadi eduwisata
mangrove.
16
DAFTAR PUSTAKA
Masruroh, L., & Insafitri, I. (2020). Pengaruh jenis substrat terhadap kerapatan vegetasi
Avicennia marina di Kabupaten Gresik. Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan dan
Perikanan, 1(2), 151-159.
Badu, M. M., Soselisa, F., & Sahupala, A. (2022). ANALISIS FAKTOR EKOLOGIS
VEGETASI MANGROVE DI NEGERI ETI TELUK PIRU KABUPATEN
SBB. JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL, 6(1), 44-56.
Wantasen, A. S. (2013). Kondisi kualitas perairan dan substrat dasar sebagai faktor
pendukung aktivitas pertumbuhan mangrove di pantai pesisir Desa Basaan I,
Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Ilmiah Platax, 1(4), 204-209.
Ulqodry, T. Z., Bengen, D. G., & Kaswadji, R. F. (2010). Karakteristik perairan mangrove
Tanjung Api-api Sumatera Selatan berdasarkan sebaran parameter lingkungan
perairan dengan menggunakan analisis komponen utama (PCA). Maspari
Journal: Marine Science Research, 1(1), 16-21.
William, S. J. N. (2018). Distribusi Dan Karakteristik Kualitas Perairan Ekosistem
Mangrove Pulau Kecil Taman Nasional Bunaken.
Supradi, R. (2014). Valuasi ekonomi sumber daya mangrove di Bojongselewe Desa
Karangjaladri Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Jawa Barat (Doctoral
dissertation).
Bange,D.G.2000. Teknik pengambilan contoh anlisis data boifisik sumberdaya pesisir.
Halaman.86. Pusat kajian sumbrdaya pesisir dan lautan. IPB. Bogor.
Dharmawan, I. W. E., Pramudji, E., & Nontji, A. (2014). Panduan monitoring status
ekosistem mangrove. CRITC COREMAP II LIPI. Jakarta, 13-21.
Hartati, La Harudu. 2016. Identifikasi Jenis-Jenis Kerusakan Ekosistem Hutan Mangrove
Akibat Aktivitas Manusia Di Kelurahan Lowu-lowu Kecamatan Lea-lea Kota
Baubau. Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi. Vol 1 (01) : hal 30-45
Umayah Sari, Haris Gunawan, dan Mayta I. D. 2016. Tingkat Kerusakan Ekosistem
Mangrove Di Desa Teluk Belitung Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan
Meranti. Jurnal Riau Biologia. Vol 1(04) : hal 24-30
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Alat dan bahan
18
Lampiran 2
Proses pengambilan data dilapangan
19