Oleh :
RISNAWATI
NIT : 20.3.05.120
I
TEKNIK PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI
LINGKUNGAN ALECALIMPO, KELURAHAN FAKKIE,
KECAMATAN TIROANG, KABUPATEN PINRANG
Oleh :
RISNAWATI
NIT. 20.3.05.120
II
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui oleh :
Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
III
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
berkat yang selalu dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) I dengan judul “ Teknik pembesaran Ikan Mas
(Cyprinus carpio) di Lingkungan Alecalimpo, Kelurahan Fakkie, Kecamatan
Tiroang, Kabupaten Pinrang ”.
Dalam proses pembuatan laporan ini, mulai dari persiapan, pelaksanaan,
dan penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I ini sudah melibatkan
beberapa pemikiran dan saran dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini
penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuannya sehingga penyusun
dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan ketentuan waktu kepada :
1. Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone Ibu Dra. Ani Leilani,
M.Si atas izin pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) I.
2. Panitia PKL 1 Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone Tahun Ajaran
2022.
3. Ibu Diana Putri Renitasari, S,Pi., M.Pi selaku pembimbing ke-1 dan Bapak
Ardana Kurniaji, S.Pi., M,Si sebagai pembimbing ke-2 yang telah
memberikan arahan dan kritikan yang membangun dalam pembuatan
laporan ini.
4. Bapak Baharuddin Massi, S.Pi beserta seluruh teknisi kelompok usaha
budidaya perikanan selaku koordinator dan pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama Praktik Kerja Lapang (PKL) I.
5. Ayah,Ibu, Keluarga, serta teman –teman dan seluruh civitas akademika
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone atas dukungan serta doa yang
diberikan.
Semoga laporan PKL I ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis serta
kemajuan disektor Kelautan dan Perikanan.
Risnawati
IV
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................III
KATA PENGANTAR......................................................................................................IV
DAFTAR ISI.....................................................................................................................V
DAFTAR TABEL..............................................................................................................7
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................8
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................9
I. PENDAHULUAN....................................................................................................10
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................
1.2. Tujuan...........................................................................................................................................
V
3.3.3 Pengendalian Hama.................................................................................................................
3.3.4 Pemanenan...............................................................................................................................
3.3.5. Pemasaran...............................................................................................................................
4.2 Saran.................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26
LAMPIRAN.....................................................................................................................27
VI
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kegiatan Harian Taruna Praktik Kerja Lapangan (PKL) I.......................27
9
I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) I ini adalah untuk mengetahui
dan melakukan secara langsung kegiatan dari Teknik Pembesaran Ikan Mas
10
(Cyprinus carpio) di Lingkungan Alecalimpo, Kelurahan Fakkie, Kecamatan
Tiroang, Kabupaten Pinrang.
II. METODE PRAKTIK
Prasarana
1. Rumah jaga Terbuat dari kayu Tempat istirahat
Tempat penyimpanan
pakan, pupuk, serta alat
panen lainnya.
Tabel 1. Sarana dan Prasarana
11
3. Filter bag Untuk menyaring air
4. Jaring/Jala Menangkap ikan
5. Styrofoam box Wadah Packing
6. Genset Memompa air
7. Timbangan Untuk menimbang pakan
8. Papan tarik Untuk meratakan tanah
Bahan
1. Air tawar Sebagai media pemeliharaan ikan
2. Benih ikan mas Komoditas yang dipelihara
3. Pupuk organik Merangsang pertumbuhan pakan alami
4. Pellet Pakan ikan
5. Kapur dolomite Memperbaiki pH tanah
6. Saponin Membasmi hama
7. Dedak halus Pakan tambahan
8. Ampas kelapa Pakan tambahan
Persiapan Kolam
Penebaran Benih
Pemberian pakan
12
Pengendalian hama
Panen
Pemasaran
13
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
14
3.2 Klasifikasi dan Morfologi ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan Mas merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi. Ikan Mas berasal dari daratan Asia yang sejak lama telah dibudidayakan
sebagai ikan konsumsi oleh orang–orang Cina sejak 400 tahun masehi.
Penyebaran ikan ini sudah merata di daratan Asia dan Eropa dan sebagian lagi
di Amerika Utara dan Australia. Habitat utama ikan mas adalah dalam air tawar
(Narantaka, 2012).
Adapun Klasifikasi ikan Mas adalah sebagai berikut ( Bachtiar 2002) ‘:
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Osteichthyes
Subclass : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Family : Cypridae
Subfamily : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio
Menurut Bachtiar (2002), Ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak
memanjang dan sedikit memipih ke samping. Sebagian besar tubuh ikan mas
ditutupi oleh sisik, moncongnya terletak di ujung tengah, pada bibirnya yang
lunak terdapat dua pasang sungut dan tidak bergerigi. Pada bagian dalam mulut
terdapat gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak tiga baris berbentuk
geraham. Sirip punggung ikan mas memanjang dan bagian permukaannya
terletak berseberangan dengan permukaan sirip perut. Sirip punggungnya
(dorsal) berjari-jari keras, sedangkan di bagian akhir bergerigi, seperti halnya
sirip punggung, bagian belakang sirip dubur (anal) ikan mas berjari-jari keras dan
15
bergerigi pada ujungnya. Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang simetris
hingga ke belakang tutup insang, sisik ikan mas relatif besar dengan tipe sisik
lingkaran yang terletak beraturan. Garis rusuk yang lengkap terletak di tengah
tubuh dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang
pangkal ekor.
3.2.1. Habitat dan kebiasaan hidup ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan Mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya
tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai
atau danau. Ikan Mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150–600
meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30°C. Ikan Mas
menyukai perairan yang agak hangat dan keruh yang banyak menyediakan
pakan alami. Tempat yang sangat ideal bagi Ikan Mas di perairan air tawar yaitu
ceruk atau area kecil yang terdalam pada suatu dasar perairan, sungai berair
tenang yang terlindungi oleh rindangnya pepohonan, pinggiran sungai yang
memiliki obyek pelindung seperti pohon dan batu besar dan tepian danau yang
dipenuhi tanaman air seperti teratai, tunjung, ganggang air dan lain-lain. Ikan
Mas menyukai suatu tempat tertentu bukan hanya karena tersedia pakan alami
tetapi adanya tumbuhan air yang berguna sebagai tempat berlindung dan
memijah. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan Mas terkadang ditemukan di
perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30 ppt
(Suseno, 1999).
3.2.2. Makanan dan Kebiasaan makan ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan mas termasuk ke dalam golongan omnivora, dengan
kecenderungan memakan organisme bentik, seperti insekta air, larva insekta,
cacing, moluska dan zooplankton. Ikan mas biasanya menggali substrat dasar
pada perairan yang keruh untuk mendapatkan makanannya. Ikan mas juga
mampu memanfaatkan tangkai, daun-daunan dan biji-bijian baik tanaman air
maupun darat. Ikan mas memiliki Habitat diperairan tawar yang tidak terlalu
dalam dan alirannya tidak terlalu deras, misalnya di pinggiran sungai atau danau.
Ikan ini dapat hidup baik pada ketinggian 150-600 m diatas permukaan laut dan
pada suhu 25-30°C (Puudjirahaju dkk., 2008).
Jenis pakan yang dapat diberikan pada ikan berupa pakan alami maupun pakan
buatan. Secara umum pakan ikan yang baik mengandung protein antara 20 –
40%, lemak antara 5 – 14 % dan khusus untuk ikn omnivora kandungan
16
karbohidratnya menghendaki sekitar 95% saja. Banyaknya pemberian pakan
setiap harinya secara optimal adalah 30% dari berat tubuh (Adliah, 2012).
3.3. Kegiatan Teknis
3.3.1. Persiapan Kolam Pembesaran
Sebelum melakukan pembesaran terlebih dahulu dilakukan persiapan
kolam. Persiapan kolam bertujuan untuk menyiapkan wadah yang layak untuk
dilakukan pembesaran ikan agar mendapatkan pertumbuhan serta
kelangsungan hidup ikan Mas yang dibudidayakan serta dapat membersihkan
kolam dari kotoran dan mikroorganisme penyebab penyakit. Persiapan kolam
yang dilakukan di lokasi praktek meliputi pengeringan kolam, pembersihan
kolam, pengolahan tanah dasar, pengapuran, pemupukan, dan pengisian air
kolam :
a. Pengeringan
Menurut Rahayu Budiati (2010), tahap pengeringan bertujuan untuk
meningkatkan produksi, memperbaiki pematang, salah satu kontrol alami
terhadap pengganggu ataupun predator, menyebabkan terjadinya mineralisasi
dari kandungan organik, dan dapat menguapkan racun-racun yang ada di kolam
sebelumnya, yang berasal dari sisa pakan dan feses.
Pengeringan kolam merupakan kegiatan awal setelah digunakan untuk
satu siklus pembesaran ikan mas, dasar kolam menjadi kubangan lumpur
organik akibat terjadi pengendapan berbagai bangkai organisme perairan seperti
plankton serta adanya sisa pakan yang mengendap.
Proses pengeringan dilakukan dengan mengosongkan isi kolam dan
menjemur dasar kolam selama 4 hari sampai 1 minggu tergantung cuaca hingga
tanah tampak retak. Pengeringan dilakukan dengan bantuan matahari bertujuan
untuk mengoksidasi bahan organik yang terkandung di dalam tanah menjadi
mineral atau hara. Pengeringan dilakukan dengan cara memompa semua air
yang ada di dalam kolam hingga air di kolam habis.
17
b. Pembersihan kolam
Menurut M.Ghufron H. Kordi K (2010), Pembersihan kolam
dimaksudkan untuk membersihkan organisme parasit, virus, jamur, bakteri dan
hama yang terdapat di dalamnya.
Pembersihan kolam dilakukan dengan tujuan membersihkan hama
yang masih berada di dasar kolam seperti keong dan kerang. Tujuan
pembersihan hama agar hama tidak menjadi penyaing, predator dan perusak
bagi benih ikan mas yang akan di tebar.
Pembersihan kolam dilakukan dengan cara mengambil sisa-sisa
kotoran seperti cangkang keong, kerang, membersihkan pematang dan
membuang sisa-sisa potongan ranting kayu. Kegiatan pembersihan dilakukan
setelah panen yaitu setelah proses pengeringan kolam.
c. Pengolahan tanah dasar
Menurut Akbar Zaelani (2014), Tujuan pengolahan dasar kolam
adalah mempercepat berlangsungnya proses dekomposisi (penguraian)
senyawa-senyawa organik dalam tanah sehingga senyawa-senyawa yang
beracun yang terdapat di dasar kolam budidaya ikan akan menguap.
Pembalikan tanah atau pengangkatan lumpur dilakukan menggunakan
cangkul, setelah tanah dasar kolam kering. Pengolahan tanah dasar kolam
dilakukan dengan mencangkul dasar kolam sedalam 10-20 cm. Tanah tersebut di
balik dan dibiarkan kering sampai 3-5 hari.Pembalikan tanah berfungsi untuk
mengurangi kandungan bahan organik di dasar kolam serta dapat meninggikan
pematang dan menutup kebocoran pematang,sedangkan untuk meratakan
permukaan tanah menggunakan papan tarik
d. Pengapuran tanah
Pengapuran merupakan persiapan kolam yang digunakan untuk
mematikan hama dan parasit ikan,stabilisator pH, tanah dan air, menaikkan
alkalinitas, dan kesadahan (Astuti, 2008). Pengapuran tanah dilakukan setelah
tanah dasar mengering dan dibalik. Pengapuran dilakukan untuk meningkatkan
pH serta membunuh patogen dan hama.
Menurut Purwanti (2016), jumlah kapur yang di berikan untuk
menetralkan pH sekitar 2 ton/ha. Pengapuran di aplikasikan bersamaan dengan
18
pengolahan tanah.Usahakan agar kapur tercampur hingga kedalaman 10
cm.setelah itu kolam di diamkan selama 2-3 hari.
Adapun jenis kapur yang digunakan yaitu kapur Dolomit. Kapur dolomit
merupakan kapur tunggal berkadar magnesium tinggi dan baik digunakan untuk
tanah perkebunan serta untuk tanah perikanan atau tambak. Kandungan yang
sangat di butuhkan dari kapur ini adalah kalsium (ca) dan magnesium (mg).
Kapur ini berfungsi untuk menurunkan aktivitas aluminium dan meningkatkan
kadar Ph tanah sehingga mendekati netral atau netral 6-7. Cara pengapuran
yang dilakukan di lokasi praktek yaitu dengan cara menebar langsung kapur
secara merata di tanah dasar yang sudah kering dan dibiarkan selama 2 hari.
Adapun dosis kapur dolomit yang digunakan yaitu 50 kg dengan luas kolam 30 ×
30 m.
e. Pemupukan
Setelah proses pengapuran selesai, langkah selanjutnya adalah
pemupukan. Sebaiknya gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar. Apabila
dirasa kurang, bisa gunakan pupuk kimia atau penyubur tanah lainnya.Pupuk
organik mutlak di perlukan untuk mengembalikan kesuburan tanah. (Purwanti,
2016).
Menurut Kordi, K (2013), pemupukan saat persiapan kolam diperlukan
untuk memasukan unsur hara yang sangat diperlukan seperti nitrogen, fosfor,
kalium sebagai sumber nutrien untuk merangsang pertumbuhan fitoplankton.
Pemupukan bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami yang dibutuhkan dalam
pembesaran benih ikan.
Adapun pemakaian pupuk yang di gunakan di lokasi praktek di lakukan
2 hari setelah pengapuran. Adapun jenis pupuk yang digunakan di lokasi praktek
yaitu pupuk organik dengan dosis 150 kg dan Pupuk SP 36 dengan dosis 20 kg
dengan luas kolam 30 × 30 m. Pupuk SP 36 digunakan setelah 5 hari
penggunaan pupuk organik agar hasilnya maksimal.
f. Pengisian air
Tahap terakhir persiapan kolam tanah adalah penggenangan kolam
dengan air. Pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah
rampung yaitu 2 hari setelah pemupukan dan air dimasukkan ke dalam kolam
secara bertahap. Pengairan pertama dilakukan dengan mengisi air hingga
mencapai ketinggian 50 cm, kemudian dibiarkan selama 3-5 hari sampai air
kolam jernih dan dikuras kembali.
19
Sebelum menebar benih, kolam diisi air kembali sebagai proses
pengisian air lanjutan hingga air mencapai ketinggian yang ditentukan yaitu 80-
100 cm dengan sumber air yaitu sumur bor. Setelah air mulai berwarna hijau,
maka benih Ikan Mas siap untuk di tebar ke kolam sebagai tanda tumbuhnya
pakan alami.
3.3.2 Penebaran benih
Penebaran benih merupakan proses memasukan benih ke dalam kolam.
Sasongko et al (2007), menjelaskan bahwa penebaran yang baik di lakukan
pada pagi hari pada saat suhu air dalam kondisi masih rendah yaitu antara pukul
07.00 – 09.00 setempat.
Adapun tahapan penebaran benih yang di lakukan di lokasi praktek yaitu
sebelum dilakukan penebaran benih, terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi benih
untuk mencegah kematian benih ikan akibat stress karena perubahan suhu di
kolam pembesaran. Aklimatisasi bertujuan untuk menyesuaikan kondisi
lingkungan yang baru dengan lingkungan sebelumnya, dengan kata lain suhu air
dalam kantong plastik disetarakan dengan suhu air di kolam pembesaran,
penebaran ikan ke kolam pembesaran dilakukan pada pagi hari dan sore hari
atau pada saat suhu dalam keadaan rendah.
Menurut Yuliati (2003), pada umumnya ikan Mas yang di tebar di kolam
pembesaran memiliki berat 10 – 20 gram/ekor. Adapun ukuran benih ikan mas
yang ditebar di kolam pembesaran yaitu ukuran 3-5 cm, sebanyak 1000 ekor
dengan usia 2 bulan.
20
utama, oleh karena itu, komponen utama yang harus tersedia saat membuat
pakan buatan adalah protein.
Di lokasi praktek, benih Ikan mas yang di tebar diberi pakan dengan
dosis 6 kg/hari dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali, yaitu pada pagi dan
sore hari. Jenis pakan yang digunakan yaitu pelet terapung (pakan omega)
dengan kandungan protein 35 % . Selain pemberian pakan buatan, para petani
ikan juga memberikan pakan tambahan berupa dedak halus atau ampas kelapa
sebanyak 5 kg dengan frekuensi pemberian pakan 1 kali dalam sehari.
Adapun manfaat dari Ampas kelapa dan dedak halus yaitu sebgai pakan
alternatif karena mengandung beberapa nutrisi yang dibutuhkan ikan selama
proses pembesaran. Kandungan nutrisi yang dimiliki Ampas kelapa yaitu kadar
protein yang cukup tinggi sekitar 11,35%, dengan kandungan lemak 23,36%.
Sementara kandungan nutrisi pada dedak halus yaitu Lemak 12,15%,Protein
11,35%, Karbohidrat 28,62%, dan Serat kasar 24,46%.
21
Gambar 7. Hama yang menyerang kegiatan pembesaran
3.3.5 Pemanenan
Pemanenan merupakan tahap akhir pemeliharaan, pemanenan
dilakukan saat ikan sudah mencapai ukuran konsumsi atau sesuai dengan
permintaan pasar. Pemanenan ikan dilakukan pada saat suhu masih rendah dan
pemanenan ikan dilakukan secara total. Sebelum melakukan panen terlebih
dahulu air kolam dikurangi secara perlahan dengan bantuan alat pompa air atau
Genset.
Setelah air di kolam mulai habis, ikan ditangkap dengan menggunakan
jaring atau ditangkap langsung menggunakan tangan kemudian ikan yang sudah
ditangkap dimasukkan ke dalam ember atau wadah yang sudah disiapkan.
3.3.6. Pemasaran
Sasaran pemasaran ikan mas yang dibudidayakan adalah masyarakat
sekitar kolam di Kelurahan Fakkie, namun ada juga Pembeli yang berasal dari
berbagai daerah seperti dari toraja dan sidrap. Pembeli datang langsung ke
lokasi, ikan yang di jual dalam keadaan Fresh atau tidak hidup (Konsumsi) yang
22
di masukan ke styrofoam box kemudian di tambahkan es batu agar ikan tetap
dalam keadaan fresh atau tidak cepat busuk. Untuk harga jual ikan mas dengan
ukuran naik 5/kg dengan harga Rp 30.000, sedangkan untuk ukuran naik 7/kg
Rp 25.000.
IV. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan dari hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) I yang di laksanakan
di Lingkungan Alecalimpo, Kelurahan Fakkie, Kecamatan Tiroang, Kabupaten
Pinrang, dapat disimpulkan bahwa teknik pembesaran ikan mas dapat berupa,
persiapan kolam pembesaran (pengeringan, pengolahan tanah dasar,
pengapuran, pemupukan dan pengisian air), penebaran benih,pemberian pakan,
pengendalian Hama, panen, dan pemasaran.
4.2 Saran
Saran yang diberikan penulis selama melaksanakan Praktik Kerja Lapang
(PKL) I di Lingkungan Alecalimpo, Kelurahan Fakkie, Kecamatan Tiroang,
Kabupaten Pinrang, adalah sebaiknya memperhatikan Tahapan persiapan kolam
untuk menghindari adanya hama di kolam pembesaran ikan mas, kemudian
kurangnya biosecurity di lokasi pembesaran ikan mas sehingga sering dijumpai
biawak yang berkeliaran di area sekitar kolam. Untuk peserta PKL selanjutnya
diharapkan memperhatikan persiapan kolam dan biosecurity yang ada agar
kegiatan Pembesaran ikan mas menjadi lebih baik lagi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Puput M. 2017. Makan dan Kebiasaan Makan Ikan Mas (Cyprinus carpio).
Medan.
Mochamad Rhandika J., Asep Agus Handaka Suryana, Ujang Subhan. 2016.
Keragaan Produksi dan Evaluasi Usaha Pembesaran Ikan Mas
(Cyprinus carpio) pada Sistem Kolam Air Deras. Universitas
Padjajaran.
Admin Z. 2020. Aklimatisasi Benih Ikan Nila. Jawa Tengah.
Narantaka, A. 2012.Pembenihan Ikan Mas. Jaralitera, Yogyakarta.
Bachtiar,Y. 2002. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Pekarangan. Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Suseno, D. 1999. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Penebar Swadya.
Jakarta
Kordi, M. Ghufran. 2013. Budidaya Nila Unggul. Jakarta: Agromedia Pustaka
Farid, M. 2016. Analisis Usaha Pembesaran Ika Mas (Cyprinus carpio).
Universitas Tanjungpura. Pontianak
Mohh Ananda, A. 2017. Macam-macam Hama dan Penyakit Ikan, Karakteristik,
dan Pengelompokannya.
Prihatinii, E. S. 2014. Manajemen Kualitas Air Pada Pembesaran Ikan Nila Salin
(Oreochromis aureus X niloticus) di Instalasi Budidaya Air Payau
Kabupaten Lamongan. Grouper Faperik 2014.
Sasongko, A., Joko Purwanto., Siti Mu’minah., Usni Arie. 2007. Sidat. Penebar
Swadaya. Jakarta.
24
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Gambar alat yang di gunakan dalam Pembesaran ikan Mas (Cyprinus carpio)
Cangkul Ember/Baskom
Jaring Genset
25
Lampiran 2.
Gambar bahan yang digunakan dalam pembesaran ikan mas (Cyprinus carpio)
26
Saponin
Lampiran 3.
Gambar Jurnal Harian Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) 1
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38