DARWAN
DARWAN
G017345
HALAMAN PENGESAHAN
Judul PKL : Teknik Pemeliharaan Calon Induk Ikan Lele Sangkuriang (Clarias
gariepinus) Di Balai Benih Ikan (BBI) Seppong”
Nama : Darwan
Nim : G0217345
Program Studi : Akakultur
Mengetahui:
Dekan Fakultas Peternakan dan Kepala UPTD Balai Benih Ikan
Perikanan (BBI) Seppong
KATA PENGANTAR
iii
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
penulisan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) tentang Teknik Pemeliharaan Calon
Induk Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) Di Balai Benih Ikan (BBI) Seppong.
laporan PKL ini disusun sebagai persyaratan dan rangkain akhir dari
kegiatan PKL dan sekaligus sebagai pertanggung jawaban dan sebagai indikator
dalam mengetahui sejauh mana program kegiatan mahasiswa dalam melakukan PKL
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama PKL maupun dalam
1. Bapak dan Ibu tercinta serta saudara dan teman- teman tercinta atas segala
dukungan dan do’a sehingga PKL dan penyusunan laporan ini dapat
terselesaikan.
8. Segalah pihak yang telah terlibat dalam penyusunan laporan ini dan tidak
sempat penulis sebutkan satu persatu, di ucapakan pula banyak terima kasih.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan PKL ini masi belum
sempurna dan masi banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan sarang yang
laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan informasi bagi semua pihak,
DARWAN
v
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan................................................................................................... 2
1.3 Manfaat................................................................................................. 3
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19
LAMPIRAN......................................................................................................... 20
vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
sangat pesat, dikarenakan lele dapat dibudidayakan pada lahan dan sumber air
terbatas dengan padat tebar yang tinggi dan teknologi budidaya yang relatif mudah
dari beberapa faktor diantaranya adalah faktor ketersediaan benih, baik itu dari segi
kualitas maupun kuantitasnya. Untuk saat ini telah di dapatkan jenis benih lele yang
2011).
dari lele dumbo (Clarias sp) melalui cara silang balik (backcross) anatara induk
betina lele dumbo dengan generasi kedua (F2) dengan induk jantan lele dumbo
generasi keenam (F6). Induk betina (F2) merupakan koleksi yang ada di Balai Besar
sketurunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1985
BBPBAT Sukabumi.
2
sangkuriang mencapai 29,26 %, sementara lele dumbo biasa hanya 20,38 %. Dengan
pertumbuhan lebih cepat, lele sangkuriang dapat lebih cepat di panen dibanding lele
dumbo. Selain itu, daya tetas telur lele sangkuriang lebih tinggi dibandingkan lele
dumbo. Tingkat fekunditasnya dua kali lebih tinggi. Fekunditas dari lele sangkuriang
mencapai 40.000-60.000 butir/kg induk, sedangakan lele dumbo biasa hanya 20.000-
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan Praktek Kerja Lapang untuk
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelakasanaa Praktek Kerja Lapang di Balai Benih Ikan (BBI)
pemeliharaan induk ikan lele Sangkuriang (Clarias sp.) di Balai Benih Ikan
Mandar.
1.3
1.4
3
1.5 Manfaat
ikan lele sangkuriang. Selain itu mahasiswa dapat menerapkan ilmu tentanag teknik
pembenihan ikan lele sangkuriang di lokasi PKL, serta dapat memadukan teori yang
diterima saat perkuliahan dan kenyataan yang ada dilapangan, sehingga diharapkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) menurut Kordi, (2010) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Teleostei
Subordo : Siluroidae
Family : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp
Lele sangkuriang (Clarias sp) adalah ikan yang hidup di air tawar yang
bersifat nocturnal artinya ia aktif pada malam hari atau lebih menyukai tempat yang
gelap. Pada siang hari Lele sangkuriang lebih memilih berdiam dilubang-lubang atau
Secara umum, ikan Lele Sangkuriang dikenal sebagai ikan berkumis (catfish).
Tubuh ikan Lele Sangkuriang ini berlendir dan tidak bersisik serta memiliki mulut
yang relatif lebar yakni ¼ dari panjang total tubuhnya. Ciri khas dari Lele
Sangkuriang adalah adanya empat pasang sungut yang terletak disekitar mulutnya.
Keempat pasang sungut tersebut terdiri dari dua pasang sungut pada maxiral (rahang)
atas dan dua pasang sungut pada mandibula atau rahang bawah (Lukito, 2002).
Fungsi sungut bawah adalah sebagai alat peraba ketika berenang dan sebagai
sensor ketika mencari makan. Sirip Lele Sangkuriang terdiri atas lima bagian yaitu
sirip dada, sirip perut, sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung. Sirip dada Lele
Sangkuriang dilengkapi dengan patil (sirip yang keras) yang berfungsi untuk alat
jenis ikan lainya. Seperti ikan Mas, Gurami dan Tawes. Alat pernafasan Lele
Sangkuriang berupa insang yang berukuran kecil sehingga Ikan Lele Sangkuriang
terletak dirongga insang bagian atas, alat berwarna kemerahan penuh kapiler darah
dan mempunyai tujuk pohon rimbun yang biasa disebut arborescent organ.
Habitat ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) adalah semua perairan air tawar
(Suyanto, 2007). Lele Sangkuriang (Clarias sp) dapat hidup dilingkungan yang
kualitas airnya sangat jelek. Kualitas air yang baik untuk pertumbuhan yaitu terdapat
6
kandungan O2 sekitar 6 ppm, CO2 kurang dari 12 ppm, suhu antara 24-26 0C, pH
berkisar 6-7, NH3 kurang dari 1 ppm dan daya tembus matahari kedalam air
maksimum 30 cm. Ikan lele dikenal aktif pada malam hari (nocturnal). Pada siang
hari, ikan Lele lebih suka berdiam didalam lubang atau tempat yang tenang dan aliran
air tidak terlalu deras. Ikan Lele mempunyai kebiasaan mengaduk lumpur dasar untuk
perairan (Yustikasari, 2004). Pada siang hari biasanya Lele bersembunyi dalam
Ikan Lele dapat bertahan hidup didalam air kotor, air berlumpur, parit bahkan
dapat hidup diluar air hingga 6-8 jam. Hal ini disebabkan karena adanya arborescent
organ (Mudjiman, 1990). Lele juga relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan
organik. Organisme ini dapat hidup baik pada dataran rendah sampai pada ketinggian
600 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan suhu antara 25-30°C. Pada ketinggian
di atas 700 meter dpl, pertumbuhan ikan Lele akan kurang baik (Kordi, 2010).
budidaya masih tetap bisa dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas 800
meter diatas permukaan laut (Sunarma, 2004). Sampai saat ini ikan Lele sebagian
Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) termasuk ikan pemakan segala bahan
makanan (omnivor), baik bahan hewani maupun nabati (Kordi 2010). Pakan alami
7
Lele Sangkuriang (Clarias sp) adalah binatang-binatang renik, seperti kutu air dari
(Clarias sp) juga memakan Larva jentik nyamuk, serangga atau siput-siput kecil.
Meskipun demikian, jika telah dibudidayakan misalnya dipelihara dikolam Lele dapat
memakan pakan buatan seperti pellet, limbah peternakan ayam, dan limbah-limbah
peternakan lainnya.
Pakan buatan pabrik dalam bentuk pellet sangat digemari induk Lele, tetapi
harga pellet relatif mahal sehingga penggunaannya harus diperhitungkan agar tidak
rugi (Lukito 2002). Lele Sangkuriang (Clarias sp) dapat memakan segala macam
pertumbuhannya akan lebih pesat bila diberi pakan yang mengandung protein hewani
BAB III
METODOLOGI
sampai dengan 22 November 2020, di Balai Benih Ikan (BBI) Seppong, Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Polewali Mandar, Dusun Seppong, Desa Seppong
data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer yakni dengan mengikuti
wawancara serta asistensi dengan pembimbing lapangan dan teknisi lapangan. Data
Kegiatan yang dilakukan dalam teknik pemeliharaan calon induk ikan Lele
Tabel 1. Alat yang digunakan pada pemeliharaan calon induk ikan Lele
Sangkuriang
No Alat Kegunaan
600x200x50cm Sangkuriang
Lele Sangkuriang
No Bahan Kegunaan
Sangkuriang
3.4.1 Visi dan Misi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten
Polewali Mandar
VISI :
MISI :
ikan.
pengembangan perikanan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit atau benih ikan air tawar yang berkualitas
terjamin bagi petani, maka Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dalam hal ini
Dinas Perikanan Kelautan dan Perikanan telah membangun Balai Benih Ikan (BBI)
masyarakat. Adapun komoditi yang ada di BBI Seppong antara lain ikan Mas, ikan
11
Nila, ikan Lele, ikan Patin dan Gurame. BBI Seppong terletak sekitar 10 km dari
Kota Polewali Mandar dan dapat di tempuh dengan kendaraan bermotor/mobil sekitar
tentang organisasi dan tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Polewali Mandar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kolam merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja
dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya
dan target produksinya. Untuk persiapan kolam yang digunakan untuk pemeliharaan
calon induk ikan Lele Sangkuriang sebelum digunakan dikuras dan dibersihkan
terlebih dahulu untuk menghilangkan wadahteri dan parasit yang dapat penyebab
penyakit pada ikan Lele kemudian dilakukan proses pengeringan kolam/wadah beton
Gam
bar . Persiapan Wadah Pemeliharaan (Darwan, 2020)
4.2 Pengelolaan Kualitas Air
timbulnya hama penyakit, dan pengurangan rasio konversi pakan. Air yang terbaik
bagi perkembangan ikan Lele berasal dari sumur pompa, sungai, atau irigasi yang
Faktor yang berhubungan dengan air perlu diperhatikan antara lain oksigen terlarut,
suhu, pH, dan amoniak. Kekurangan oksigen akan tampak jelas pada ikan saat pagi
hari karena sejumlah ikan akan berada di atas permukaan untuk menghirup oksigen
kertas lakmus dan pH meter. Sementara itu, suhu air dapat diukur dengan
menggunakan termometer. Kandungan amoniak dalam air yang baik tidak lebih dari
0,1 ppm. Air yang mengandung amoniak tinggi bersifat toksik karena akan
pemeliharaan induk yang dilakukan pada lokasi praktek yaitu dilakukan secara
terpisah antara induk jantan dan induk betina yang dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya pemijahan liar dan lebih memudahkan pada saat seleksi induk matang
gonad. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Nurhidayat et al 2004), bahwa induk
3 ekor/m2 atau dengan kata lain kepadatan induk per kolam adalah 36 ekor.
16
Sedangkan untuk sistem pengairan pada pengelolaan induk dilokasi praktik dilakukan
dengan cara mengalirkan air secara kontinyu pada masing-masing wadah melalui
pipa air pemasukan yang berdiameter 3 inch. Pada setiap wadah pemeliharaan juga
dilengkapi dengan saluran pembuangan sehingga bila air melebihi ketinggian pipa
pembuangan maka secara otomatis air akan terbuang keluar. Selama pemeliharaan
induk ikan Lele Sangkuriang diberi pakan pelet komersil dengan kandungan protein
31-33%. Frekuensi pemberian pakan dua kali sehari pada pukul 08.00 wita pagi dan
pada pukul 03.00 sore hari dengan dosis pemberian pakan sebanyak 3% dari
mempengaruhi produktivitas telur yang akan dihasilkan dalam pemijahan yang akan
dilakukan. Kriteria induk jantan dan betina yang berada pada masa produktif (siap
3. Bentuk tubuh normal, tidak ada kelainan dan dalam kondisi sehat.
17
Ciri-ciri kelamin ikan Lele Sangkuriang induk betina, alat kelamin terlihat
agak cerah dan berwarna merah tua atau abu-abu. Terkadang terlihat titik telur
berwarna hijau muda dalam alat kelamin bagian atas pada ikan lele yang tidak
dipijahkan secara rutin dan Perut buncit. Sedangkan kelamin ikan Lele Sangkuriang
jantan, alat kelamin agak menonjol berwana merah tua atau abu-abu, jika perut diurut
akan mengeluarkan cairan putih atau sperma dan dalam kesehariannya, jika sudah
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktek kerja lapang teknik
pemeliharaan calon induk ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan (BBI) Seppong
kegiatan budidaya.
3. Pemelharaan calon induk dilakukan secara terpisah antara indukan jantan dan
betina agar tidak terjadi pemijahan liar dan lebih memudahkan seleksi induk
mempengaruhi produktifias telur yang akan dihasilkan oleh karen itu harus
5.2 Saran
Saran yang dari kegiatan praktek kerja lapang teknik pemeliharaan calon
induk ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan (BBI) Seppong adalah sebagai
berikut :
1. Saran utuk Balai Benih Ikan (BBI) Seppong agar pemeliharaan calon induk
2. Saran untuk yang akan PKL di Balai Benih Ikan (BBI) Seppong agar
DAFTAR PUSTAKA
Amisah, S., M. A. Oteng and J. K. Ofori. 2009. Growth Performance of the African
Catfish, Clarias sp, Fed Varying Inclusion Levels of Leucaena leucephala
Leaf Meal. JASEM ISSN 1119-8362 J. Appl. Sci. Environ. Manage, Vol 13
(1) 21-26.
Chen J C dan Y Z Kou. 1993. Accumulation of ammonia in the haemolymph of
Panaeus monodon exposed to ambient ammonia. Aquaculture.
Indah, M.S. 2007. Stuktur Protein. Fakultar Kedokteran, Univesitas Sumatra Utara,
Medan. 89 hlm.
Kordi, K. M. G. H. 2010. Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal.Andi.Yogyakarta.hal.
1-22.
Lukito, AM. 2002. Lele Ikan Berkumis Paling Populer.Agromedia. Jakarta
Mudjiman, A. 1990. Budidaya Ikan Lele. CV Yasaguna. Yogyakarta.hal 6-13
Muktiani.2011. Budidaya Lele Sangkuriang dengan Kolam
Terpal.Yogyakarta.Pustaka Baru Press.48 hlm.
Nurhidayat, M. A., A. Sunarma, dan J. Trenggana. 2004. Rekayasa Uji Keturunan
(Progeny Test) Lele Dumbo Hasil Silang Balik (Backcross) dalam Jurnal
Budidaya Air Tawar.Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi.Vol. 1 No.1
Sukabumi. Hal 18-22.
Sunarma, A. 2004. Peningkatan Produktivitas Usaha Lele Sangkuriang (Clarias sp.).
Makalah Temu Unit Pelaksanan Teknis (UPT) dan Temu Usaha Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan, 4-7
Oktober 2004. Bandung. 14 hal.
Suyanto, R. 2007. Budidaya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya. 93 hal.
Wibowo, J. 2011. Analisis Usaha Dan Alternatif Strategi Pengembangan Agribisnis
Pembenihan Ikan Lele Dumbo Di Kecamatan Ceper Kabupaten
Klaten.Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Yustikasari, Y. 2004. Pengaruh Penyuntikan Ekstrak Jahe Terhadap Perkembangan
Diameter dan Posisi Inti Sel Telur Ikan Lele Sangkuriang (Clarias
sp.).Skripsi. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan.Institut Pertanian Bogor.33 hal.
21
LAMPIRAN 1
JADWAL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
TEKNIK PEMELIHARAAN CALON INDUK IKAN LELE
SANGKURIANG (Clarias sp)
ikan Nila
11.30 Isirahat
14.30 Pemasukan air ke wadah
benih ikan Nila
15.00 Pemberian pakan buatan pada
ikan Lele Sangkuriang
15.30 Pemasukan air ke wadah
benih ikan Nila
16.00 Penangkapan benih ikan Nila
34 Senin, 16 November 2020 08.00 Pemberian pakan buatan pada
ikan Lele Sangkuriang
08.30 Penangkapan benih ikan Nila
11.30 Istirahat
14.00 Penangkapan benih ikan Nila
15.00 Pemberian pakan buatan pada
ikan lele sangkuriang
15.30
Penangkapan benih ikan Nila
35 Selasa, 17 November 2020 08.00 Pemberian pakan buatan pada
ikan Lele Sangkuriang
08.30 Pemanenan benih ikan Nila
11.30 Istirahat
14.00 Pembersihan wadah benih
ikan Nila
15.00 Pemberian pakan buatan pada
ikan Lele Sangkuriang
15.30
Pembersihan wadah benih
ikan Nila
36 Rabu, 18 November 2020 08.00 Pemberian pakan buatan pada
ikan Lele Sangkuriang
08.30 Pemasukan air ke wadah
31
11.30 Istirahat
14.00 Penangkapan benih ikan Nila
15.00 Pemberian pakan buatan pada
ikan Lele Sangkuriang
15.30 Penangkapan benih ikan Nila
40 Jumat, 22 November 2020 08.00 Pemberian pakan buatan pada
ikan Lele Sangkuriang
09.00 Pengecekan pada ikan Lele
Sangkuriang
11.30 Istirahat
14.00 Pengecekan pada ikan Lele
Sangkuriang
15.00 Pemberian pakan buatan pada
ikan Lele Sangkuriang
16.00 Penangkapan benih ikan Nila
Pembimbing Lapangan
LAMPIRAN 2
Foto 10 : Pemberian Pakan Pada Ikan Nila dan Pelepasan Ikan Lele Ke Wadah
Pemeliharaan
36