Oleh :
SUTAN AL GHAFFAR LUBIS
1910713110009
Oleh :
SUTAN AL GHAFFAR LUBIS
1910713110009
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
iii
RINGKASAN
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
vi
3.3.4. Metode Dokumentasi........................................................ 10
3.4. Jenis Data................................................................................ 10
3.5. Analisis Data........................................................................... 11
BAB 4. KONDISI UMUM LOKASI MAGANG................................ 12
4.1. Lokasi Magang....................................................................... 12
4.2. Profil KUB Betung Cemerlang............................................... 12
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................ 13
5.1. Hasil........................................................................................ 13
5.1.1. Konstruksi Jaring Insang Dasar........................................ 13
5.1.2. Metode Pengoperasian Jaring Insang Dasar..................... 14
5.1.3. Hasil Tangkapan Jaring Insang Dasar............................... 14
5.1.4. Penanganan Hasil Tangkapan............................................ 15
5.2. Pembahasan............................................................................ 15
5.2.1. Konstruksi Jaring Insang Dasar......................................... 15
5.2.2. Metode Pengoperasian Jaring Insang Dasar...................... 24
5.2.3. Hasil Tangkapan Jaring Insang Dasar............................... 29
5.2.4. Penanganan Hasil Tangkapan............................................ 31
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 32
6.1. Kesimpulan.......................................................................... 32
6.2. Saran.................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 34
LAMPIRAN............................................................................. 38
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1.1. Data Produksi ikan, Jumlah penerima kartu Nelayan dan
Jumlah Kapal Tahun 2018....................................................... 1
3.1. Jadwal Kegiatan Magang......................................................... 8
5.1. Spesifikasi Jaring Insang Dasar................................................. 13
5.2. Hasil Tangkapan Jaring Insang Dasar...................................... 15
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1. Konstruksi Jaring insang dasar............................................... 5
5.1. Konstruksi Jaring Insang Dasar di Lokasi Magang................. 13
5.2. Badan Jaring (Webbing)......................................................... 16
5.3. Tali Ris Atas.......................................................................... 17
5.4. Tali Ris Bawah...................................................................... 17
5.5. Tali Pelampung...................................................................... 18
5.6. Pelampung (float)................................................................... 19
5.7. Tali Pemberat......................................................................... 20
5.8. Pemberat................................................................................ 21
5.9 Pelampung Tanda.................................................................. 21
5.10. Pemberat Tambahan.............................................................. 22
5.11. Tali Selambar........................................................................ 23
5.12. Kapal Penangkap ikan........................................................... 23
5.13. Perjalanan menuju fishing ground......................................... 25
5.14. Pemasangan Alat Tangkap.................................................... 25
5.15. Proses Perendaman................................................................ 26
5.16. Pengangkatan alat tangkap.................................................... 26
5.17. Perbaikan Badan Jaring......................................................... 28
5.18. Rajungan (Portunus pelagicus)............................................. 29
5.19. Udang Kipas (Scyllarides latus)............................................ 30
5.20. Siput Melo-melo (Scaphander lignarius).............................. 30
5.21. Pelepasan Hasil Tangkapan................................................... 31
5.22. Penyimpanan Hasil Tangkapan............................................. 31
5.23. Pengumpulan hasil tangkapan kepada pengepul.................... 32
ix
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
1.2. Tujuan
1.3. Kegunaan
Gill net adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, mempunyai
mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika
dibandingkan dengan panjangnya, dengan kata lain, jumlah mesh size pada arah
panjang jaring (Rofiqo dkk., 2019). Jaring insang dasar merupakan salah satu alat
tangkap yang efektif bagi ikan-ikan demersal dan selektif terhadap hasil
tangkapan, yang dipasang tegak lurus dalam air untuk menghadang arah renang
ikan. Ikan-ikan tertangkap dengan cara terjerat pada mata jaring atau terbelit
(terpuntal) pada tubuh jaring (Pondaag, 2018).
Pengoperasian alat tangkap dilakukan dengan cara pasif, dimana nelayan
memasang jaring insang tegak lurus arus dan diharapkan ikan menabrak badan
jaring dan terpuntal. Lama satu kali operasi penangkapan biasanya dilakukan
selama kurang lebih 3-4 jam (Rifai, 2019). Dalam kegiatan penangkapan yang
dilakukan dengan jaring insang dasar maka terdapat beberapa tahapan penting
terkait dengan kegiatan penangkapan tersebut yaitu tahap persiapan, tahap
penebaran jaring (setting) dan tahap penarikan jaring (hauling) (Puspitaningrum
dkk., 2022).
4
5
Pada tahap persiapan alat tangkap yang digunakan dan juga penentuan
daerah penangkapan (fishing ground). Penempatan jaring dalam perahu dengan
baik dan benar dengan tujuan memudahkan proses penebaran jaring (Setting).
Pada tahap penebaran jarring (Setting) dilakukan dengan urutan penebaran
pelampung tanda, badan jaring dan pemberat sambil perahu digerakkan sampai
diakhiri dengan pelampung tanda berikutnya. Pada waktu proses penebaran jaring
ini dilakukan perahu di dayung ke depan sehingga jaring dapat ditebar secara
memanjang di perairan, hal ini dilakukan sampai pada ujung jaring.
Operasi penangkapan yang dilakukan dengan jangka waktu setting
adalah 2 (dua) jam. Untuk mengetahui ikan yang tertangkap pada badan jaring
maka dilakukan pengecekan dengan cara mengangkat jaring bila telah ada ikan
yang tertangkap langsung diambil dari badang jaring, proses penarikan (hauling)
jaring dilakukan biasanya dengan menarik ujung pangkal jaring yaitu pada tali
pelampung lalu dilakukan dengan menarik secara perlahan-lahan sekaligus
melakukan pelepasan hasil tangkapan pada mata jaring hal ini dilakukan sampai
selesai (Katiandagho, 2021).
hingga sampai ke tangan konsumen atau siap untuk diolah. Adapun tujuannya
adalah untuk mempertahankan kesegaran ikan selama mungkin agar tidak rusak
dan tetap bernilai gizi tinggi (Herawanty, 2021).
Penanganan hasil tangkapan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesegaran serta kualitas ikan hasil tangkapan. Penanganan yang
tidak tepat dapat menyebabkan rendahnya kualitas hasil tangkapan. Penanganan
ikan di atas kapal bertujuan untuk menjaga kualitas ikan sesuai dengan standar
yang diinginkan (Hutapea dkk., 2019). Sarana yang mendukung penanganan hasil
tangkapan diatas kapal adalah palka, wadah dan cold storage (Tani dkk., 2020).
BAB 3. METODOLOGI MAGANG
3.3. Peralatan
3.2. Metode
8
9
Data Primer dikumpulkan mahasiswa magang secara langsung pada objek dan
responden yang bersangkutan dengan melakukan wawancara, observasi,
partisipasi dan dokumentasi.
Data sekunder ialah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Data sekunder bersifat data yang mendukung keperluan
data primer (Pratiwi, 2017). Data sekunder yang digunakan untuk mendukung
informasi primer yang telah diperoleh dan memudahkan dalam mendapatkan
informasi lain selain informasi utama. Sumber data sekunder yaitu profil KUB
Betung Cemerlang penelitian terdahulu dan buku.
12
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
5.1.1. Konstruksi Jaring Insang Dasar
1
2 9
3 10
4
8
5
6 7
Gambar 5.1. Konstruksi Jaring Insang Dasar di Lokasi Magang
Keterangan :
1. Badan jaring 7. Pemberat
2. Tali ris atas 8. Pemberat tambahan
3. Tali pelampung 9. Pelampung Tanda
5. Pelampung 10. Tali Selambar
5. Tali ris bawah
6. Tali pemberat
Hasil identifikasi jaring insang dasar yang di dapat pada kegiatan magang
adalah sebagai berikut :
13
14
Hasil Tangkapan yang terdapat pada Jaring Insang Dasar adalah sebagai berikut :
5.2. Pembahasan
Jaring insang dasar adalah salah satu alat tangkap yang digunakan para
nelayan di Desa Betung Kecamatan Kusan Hilir, secara teknis penggunaan jaring
insang dasar dioperasikan pada perairan laut dengan cara membentangkan badan
jaring secara vertikal dan posisinya melawan arus laut untuk menjerat ikan yang
berenang menuju alat tangkap. Berdasarkan konstruksi alat tangkap, jaring insang
dasar terdiri dari badan jaring (webbing), tali ris atas dan bawah, pelampung
(float), pemberat (singker), pelampung tanda dan pemberat tambahan (Supriadi,
2020).
Setiap bagian-bagian yang terdapat pada alat tangkap memiliki fungsi
dalam pengoperasian, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada nelayan
kelompok usaha bersama fungsi dari bagian-bagian alat tangkap jaring insang
dasar adalah sebagai berikut :
1. Badan Jaring (Webbing)
Badan jaring yang digunakan pada alat tangkap terbuat dari bahan nylon
monofilament nomor benang d9/210 mm dan besar mata jaring (mesh size)
16
dipakai adalah 10,16 cm, jenis simpul yang digunakan pada badan jaring adalah
simpul english knot. bahan nylon monofilament memiliki keunggulan warna
transparan yang bertujuan untuk mengelabui target tangkapan pada saat di dalam
perairan. Pada saat pengoperasian alat tangkap jaring insang terdiri dari beberapa
lembar badan jaring (piece) yang disambungkan antara satu sama lain,. Setiap
lembar badan jaring memiliki panjang 30 m dan tinggi jaring sepanjang 2 m,
Jumlah mata jaring pada jaring insang dasar yaitu + 5900 mata jaring yang di
hitung dari jumlah mata jaring ke samping 295 mata dan jumlah mata jarig ke
bawah 20 mata.
dilihat oleh ikan bila dipasang diperairan. Hal ini sama dengan pendapat (Toisuta,
2022) yang menyatakan ikan dapat membedakan warna, dan jaring berwarna yang
berbeda mungkin menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hasil tangkapan.
2. Tali Ris
Tali ris pada jaring insang dasar tediri dari dua diantaranya tali ris atas
dan tali ris bawah dengan bahan tali Polyethylene (PE) memiliki diameter 5 mm,
panjang 34 m dan memiliki arah pintalan S pada keduanya, ujung tali ris atas dan
bawah yang melebihi panjang badan jaring di buat simpul mata, simpul berfungsi
sebagai penghubung antara tali ris dan tali salambar yang bertujuan pada saat
pengoperasian alat tangkap badan jaring yang di pasang dapat terlentang secara
sempurna dalam perairan.
Tipe pintalan dan arah pintalan tali diidentifiksi dengan cara pengamatan,
berbeda dengan pernyataan (Taufiqurrahman, 2019) sebaiknya tali ris atas dan tali
pelampung terbuat dari pintalan yang berlawanan S - Z atau Z - S, demikian juga
dengan tali ris atas dan tali pelampung serta tali ris bawah dan tali pemberat.
3. Tali Pelampung
Tali pelampung adalah tali berbahan Polyethylene (PE) yang dipasang di
bagian atas badan jaring, panjang tali pelampung 34 meter dan diameter tali 5 mm
dengan arah pintalan S. Pemasangan tali pelampung berhimpitan dengan tali ris
atas dan tempat pemasangan pelampung yang ditambahkan simpul pada setiap
pelampung bagian samping kiri dan kanan bertujuan sebagai pengunci agar
pelampung dan tali ris atas tidak lepas.
4. Pelampung (Float)
Pelampung (float) terbuat dari bahan karet yang berbentuk setengah
lingkaran dengan diameter 2 cm dan lebar 3 cm, pelampung pada jaring insang
dasar dipasang dengan tali yang berbahan Polyethylene (PE), pemasangan
19
pelampung melalui lubang yang berada di tengah dengan ikatan tambahan pada
kiri dan kanan agar pelampung tetap berada pada posisinya. Pelampung yang
terpasang pada badan jaring berjumlah 35 buah dipasang dengan jarak 75 cm
antar pelampung yang berfungsi untuk memberikan gaya apung pada badan jaring
sehingga dapat berdiri secara vertikal.
5. Tali Pemberat
Tali pemberat memiliki peran yang sama dengan tali pelampung dalam
alat tangkap jaring insang dasar. Pemasangan tali pemberat berada pada bagian
bawah badan jaring yang dilengkapi dengan pemberat berupa timah yang di
20
lekatkan pada tali, tali ris bawah dan tali pemberat ditambahkan simpul pada
setiap pemberat yang pemasangannya di sebelah kiri dan kanan. Panjang tali
pemberat yaitu 34 meter, diameter 4 mm menyesuaikan lubang pemberat. Bahan
pada tali pemberat yaitu Polyethylene (PE) dengan arah pintalan ke kiri (S).
6. Pemberat
Pemberat (sinker) berperan sebagai pemberi beban pada badan jaring saat
alat tangkap dioperasikan di perairan, bahan yang digunakan pada pemberat
adalah berasal dari timah, bahan timah memiliki daya tahan terhadap korosi akibat
perendaman, pemberat yang digunakan memiliki panjang 2 cm dan lebar 0,5 cm
dengan bentuk lonjong. Pemberat di pasang secara horizontal yang dilekatkan
pada tali berbahan Polyethylene (PE) dengan menyesuaikan pada lubang timah.
Menurut Umriani (2017) jaring insang dasar nelayan Sinjai memiliki pemberat
yang berbentuk pipih, pemberat dipasang pada tali ris bawah dengan cara
pemberat yang berbentuk pipih diletakkan di bawah tali pemberat kemudian
pemberat di lingkarkan ketali pemberat bersamaan dengan mata jaring dengan
cara di pukul-pukul.
21
7. Pelampung Tanda
Pelampung tanda jaring insang dasar berfungsi sebagai tanda pengenal
nelayan yang digunakan pada saat setting dan hauling serangkaian dengan badan
jaring. Pemasangan pelampung tanda dengan badan jaring diikat dengan tali
selambar yang mehubungkan antara pelampung tanda dan ujung dari badan jaring.
Pemasangan pelampung tanda pada satu set alat tangkap sebanyak 2 buah pada
ujung kiri dan kanan alat tangkap.
meter dilengkapi dengan pelampung styrofoam di ikatkan pada tengah tiang kayu
dan pemberat tambahan dari semen yang dipasang pada bawah tiang kayu.
8. Pemberat Tambahan
Pemberat tambahan pada jaring insang dasar merupakan tambahan beban
berupa batu bongkahan yang padat dengan pemangkasan sehingga meyerupai
bentuk bundar, ukuran yang dimiliki batu 30 cm dan diameter 10 cm dengan berat
setiap batu 2 kg. Pemberat tambahan pada jaring insang dasar di pasang pada sisi
kanan dan kiri alat tangkap agar mengurangi pergerakan pada badan jaring.
9. Tali Selambar
Tali selambar pada jaring insang dasar berjumlah 2 buah yang berada
pada bagian samping kiri dan kanan pada bagian alat tangkap, panjang tali 10 m,
diameter 5 mm dan bahan tali yaitu Polyethylene (PE), arah pintalan yang dimiliki
tali selambar mengarah pada samping kiri (S).
Pelampung tanda yang pertama diturunkan sewaktu pemasangan jaring
insang dasar dipasang tali selambar pertama bertujuan untuk menhubungkan
pelampung tanda, pemberat dan bagian dari badan jaring, Fungsi tali selambar
kedua untuk mengikatkan pemberat dengan pelampung tanda kedua.
23
Jaring Insang merupakan alat tangkap pasif. Alat tangkap pasif biasanya
memiliki target tangkapan utama organisme aktif, sedangkan alat tangkap aktif
menangkap target tangkapan organisme pasif (Pramesty, 2020). Nelayan alat
tangkap jaring insang dasar melakukan pengoperasian 5 kali trip per satu minggu
dengan pengoperasian secara one day fishing target tangkapan utamanya berupa
rajungan (Portunus pelagicus).
Pengoperasian alat tangkap di awali dengan tahapan persiapan di fishing
base melakukan persiapan perbekalan, bahan bakar dan penyusunan alat tangkap
di kapal, alat tangkap ikan yang pengoperasianya dilakukan secara one day fishing
atau dilakukan hanya satu hari sehingga nelayan tidak perlu membawa atau
mempersiapkan segala persiapan dan pebekalan dalam jumlah banyak (Aminah,
2015). Sebelum keberangkatan nelayan akan melakukan pemeriksaan kapal secara
keseluruhan demi memastikan keamanan dan keselamatan kerja seperti kebocoran
kapal, palka, ruang kemudi, dan selang pembuangan. Selain itu nelayan
memeriksa mesin kapal seperti pengerak mesin, oli mesin, kabel, selang setelah
semuanya dirasa aman nelayan akan memulai keberangkatan.
25
berjumlah 15 lembar (piece) apabila di hitung per satu lembar memiliki panjang
total 450 meter jaring insang yang terpasang, dalam satu trip nelayan desa betung
dapat memasang 3 set jaring insang dasar di lokasi yang berbeda. Nelayan KUB
betung cemerlang yang di ikuti oleh mahasiwa magang memiliki 9 set jaring
insang dasar yang setiap kali pengoperasiannya memasang dan menarik 3 set alat
tangkap.
badan jaring berbahan nylon monofilament akan mudah rusak apabila kita menarik
hasil tangkapan dengan menariknya secara langsung tanpa melonggarkan jaring
yang terpuntal pada tubuh dan kaki rajungan.
sehingga pada saat operasi penangkapan dapat berjalan dengan lancar. Sedangkan
jumlah hasil tangkapan terendah terdapat pada trip kedua sebesar 3 kg. Pada saat
operasi trip penangkapan ke 1 kondisi cuaca yang buruk atau terjadi badai pada
saat penarikan, menghindari kejadian yang tidak diinginkan nelayan harus cepat
melakukan pengangkatan (hauling) dan langsung pulang menuju muara tempat
kapal-kapal bersandar.
Pada pengoperasian jaring insang dasar, ikan yang terpuntal dan terjerat
di dalam badan jaring di lepaskan dengan perlahan, pelepasan dilakukan secara
perlahan bertujuan untuk menjaga kualitas hasil tangkapan dan mencegah
kerusakan pada jaring yang sering terjadi akibat pelepasan ikan secara langsung.
5.1. Kesimpulan
1. Bagian-bagian Jaring insang dasar yang terdapat pada nelayan kelompok usaha
bersama betung cemerlang diantaranya adalah sebagai berikut : Badan jaring
memiliki panjang 30 m dan tinggi 2 meter dengan ukuran mata jaring 4 inchi.
Tali ris meliputi tali ris atas, tali pelampung, tali ris bawah dan tali pemberat
memiliki panjang 30 m dan diameter 5 mm dengan arah pintalan kiri (Z) pada
keduanya. Pelampung yang terpasang pada setiap lembar badan jaring
berjumlah 35 buah dengan lebar 1 cm. Pemberat sebanyak 90 buah dengan
panjang 1 cm dan diameter 0,2 cm. tambahan digunakan sebanyak 2 buah
dengan berat masing-masing 2 kg. Pelampung tanda sebanyak 2 buah dengan
panjang tongkat kayu 2 m dengan tambahan styrofoam sebagai pelampung dan
kain bendera sebagai penanda.
2. Metode pengoperasian Jaring Insang Dasar terdiri dari :
- Persiapan meliputi pengisian bahan bakar, menyiapkan perbekalan, penyusunan
alat tangkap dan pemeriksaan kapal
- Setting alat tangkap dengan cara pemasangan alat tangkap yang dimulai dengan
menurunkan pelampung tanda , pemberat tambahan, tali ris dan badan jaring
sampai selesai
- Proses immersing posisi jaring yang sudah terpasang dibiarkan selama 21 jam
yang dinamakan perendaman
- Hauling dilakukan dengan cara penarikan jaring yang dimulai dari mengangkat
pelampung tanda, pemberat tambahan, tali ris beserta badan jaring. Pada saat
mendapatkan ikan yang terjerat pada badan jaring hasil tangkapan langsung
dilepas dari jaring pada saat proses penarikan
3. Hasil tangkapan utama jaring insang adalah rajungan dan hasil tangkapan
sampingan adalah udang kipas dan siput melo-melo, Total keseluruhan dalam
pengoperasian jaring insang dasar selama 5 trip sebanyak 42,5 kg diantaranya
terdiri dari rajungan 9,5 kg, siput melo-melo 23 kg dan udang kipas 10 kg.
Penanganan hasil tangkapan terdiri dari penaikan ikan ke atas kapal,
30
31
5.2. Saran