Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MAGANG

PENGOPERASIAN BAGAN TANCAP (LIFT NET) DI PERAIRAN LAUT


DESA SARANG TIUNG KABUPATEN KOTABARU

OLEH :

SYAHRUL RAHMAN
1810713110003

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2021
LAPORAN MAGANG
PENGOPERASIAN BAGAN TANCAP (LIFT NET) DI PERAIRAN LAUT
DESA SARANG TIUNG KABUPATEN KOTABARU

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Magang Pada


Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal kegiatan magang pada
kelompok nelayan bagan di perairan laut Desa Sarang Tiung Kabupaten Kotabaru.

Tujuan penyusunan proposal adalah memenuhi salah satu syarat kegiatan


magang pada kelompok nelayan bagan tancap Desa Sarang Tiung Kabupaten
Kobarau.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Iriansyah, M.Si


selaku ketua dan Bapak Ir. Irhamsyah. M.Si selaku anggota dari tim pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulisan proposal
magang ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak


kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dalam penulisan selanjutnya.

Banjarbaru, November 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Tujuan Magang .......................................................................... 2
1.3. Kegunaan Magang ..................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 3
2.1. Pengertian Laut dan Nelayan ..................................................... 3
2.2. Deskripsi Bagan Tancap (Lift net) ............................................. 3
2.3. Alat Bantu Bagan Tancap (Lift net) ........................................... 4
2.4. Daerah Penangkapan Ikan Bagan Tancap (Lift net) .................. 5
2.5. Hasil Tangkapan Bagan Tancap (Lift net) ................................. 5
BAB 3. METODOLOGI MAGANG ..................................................... 7
3.1. Waktu dan Tempat Kegiatan ........................................... 7
3.2. Metode ............................................................................. 7
BAB 4. PENUTUP.................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan peraturan akademik Fakultas Perikanan dan Kelautan


Universitas Lambung Mangkurat 2020, pada bab IX tentang tugas akhir
mahasiswa di Pasal 20 berbunyi magang dilaksanakan oleh Program Studi THP,
PSP dan ABP yang pelaksanaannya pada 4 minggu selama libur semester, dengan
memenuhi ketentuan akademis seperti, tidak dalam keadaan mendapat sanksi
akademis, tidak dalam waktu cuti akademis, untuk pelaksanaan telah
menyelesaikan minimal 122 dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) >2,00.
Magang biasa disebut dengan built learning, apprenticeship, learning by
doing atau on the job training/off the job training, program ini dirancang untuk
level keahlian yang lebih tinggi. Oleh karenanya program pembelajaran kerja
praktik (magang) (learning by doing) cenderung mengarah pada pendidikan
(education) daripada pelatihan dalam hal pengetahuan dan dalam melakukan
suatu keahlian atau suatu rangkaian pekerjaan yang saling berhubungan. Oleh
karena itu magang menggabungkan pelatihan dan pengalaman pada pekejraan
dengan intruksi yang didapatkan di dalam tempat tertentu untuk subyek-subyek
tertentu. Pada konteks lain, magang memiliki pengertian sebagai suatu proses
belajar di mana seseorang memperoleh dan menguasai keterampilan dengan jalan
melibatkan diri dalam proses pekerjaan tanpa atau dengan petunjuk orang yang
sudah terampil dalam pekerjaanya (Suharyanti, Murtini dan Susilowati, 2009).
Desa Sarang Tiung terletak di Kecamatan Pulau Laut Utara yang
merupakan salah satu dari 20 kecamatan yang ada di Kabuten Kotabaru. Pulau
Laut Utara sendiri memiliki 21 Desa di wilayahnya dan salah satunya adalah Desa
Sarang Tiung. Desa Sarang Tiung merupakan sebuah Desa yang berada di
pinggiran garis pantai yang mayoritas penduduknya bermukim di sepanjang garis
pantai dan memiliki pekerjaan sebagai nelayan yang cukup banyak mencapai 200
nelayan dan menjadikan pekerjaan itu sebagai mata pencaharian penduduknya
(Sanjaya. Adyatma dan Arisanty, 2016).

1
1.2.Tujuan Magang

Tujuan kegiatan magang ini adalah sebagai berikut :


1. Mengindentifikasi bahan, alat dan ukuran bagan tancap.
2. Mengetahui cara pengoperasian bagan tancap.
3. Mendapatkan pengetahuan, pengalaman kerja dan keterampilan pengoperasian
bagan tancap.

1.3. Kegunaan Magang

Kegunaan kegiatan magang ini adalah sebagai berikut :


1. Sebagai sarana latihan dan penerapan ilmu pengetahuan perkuliahan.
2. Meningkatkan kemampuan dan sosialisasi lingkungan kerja.
3. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan di lapangan kerja
mengenai dunia kerja khususnya perikanan tangkap.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Laut dan Nelayan

Laut menjanjikan potensi komersial yang sangat besar bagi bangsa


Indonesia. Namun potensi tersebut akan tak berarti bila kita tidak menyadari
betapa pentingnya keterlibatan teknologi untuk mengeksplorasi potensi serta
sumber daya tersebut. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia
yang terdiri dari 2/3 bagiannya adalah lautan. Lautan di Indonesia memiliki
panjang garis pantai mencapai 95.000 km persegi. Ditambah lagi dengan luas
hamparan terumbu karang sebesar 24,5 juta Ha. Selain dari panjang garis pantai
dan luas terumbu karang, negeri Indonesia juga masih menyimpan potensi
kelautan lainnya (Sukamto, 2017).
Nelayan diartikan sebagai orang yang mata pencahariannya dari usaha
menangkap ikan di laut. Karena itu, nelayan dapat diartikan sebagai orang atau
manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relativ lama, yang sadar bahwa
mereka adalah satu kesatuan yang mempunyai pekerjaan atau mata pencaharian
pokok menangkap ikan serta hasil laut lainnya. Nelayan adalah mereka yang
segala aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut maupun pesisir. Atau
mereka yang menjadikan sebagai mata pencaharian mereka meskipun nelayan
merupakan pekerjaan berat namun pada umunya memiliki keterampilan sederhana
(Haryano, Ahmadin dan Asmunandar, 2020).

2.2. Deskripsi Bagan Tancap (Lift net)

Bagan tancap adalah alat tangkap yang digolongkan ke dalam kelompok


jaring angkat (lift net). Pengoperasian bagan tancap (Lift net) sendiri tak lepas dari
alat bantu penangkapan yang menggunakan cahaya lampu untuk menarik
perhatian ikan yang bersifat fototaxis positif. Bagan merupakan salah satu alat
tangkap yang digunakan oleh nelayan. Pengoperasian bagan tancap (Lift net)
umumnya dilakukan pada keadaan bulan gelap. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan penangkapan (Limbong, Rosmasita dan
Putrayadi, 2020).

3
4

Bagan tancap (Lift net) merupakan bagan yang dipasang secara menetap
di perairan, terdiri dari rangkaian bambu yang dipasang secara membujur dan
melintang. Bambu merupakan komponen utama dari bagunan bagan tancap (Lift
net). Bahan tersebut mudah diperoleh nelayan dan harganya pun tergolong murah.
Jumlah bambu yang digunakan semakin banyak karena bambu tersebut harus
disambung. Secara umum jumlah bambu bervariasi antara 135-200 batang.
Bambu tersebut merupakan komponen utama dalam menopang berdirinya bagan
tancap di perairan (Simanjuntak, Syaifuddin, Isnaniah, 2020).
Proses produksi dalam kegiatan perikanan tangkap berkaitan dengan
prinsip ekonomi yaitu permintaan dan penawaran, sehingga memperoleh
keuntungan yang sebesar besarnya. Pada sisi lain sumberdaya ikan yang menjadi
tunjuan penangkapan memiliki keterbatasan untuk tumbuh dan berkembang,
sehingga pada saat upaya penangkapan meningkat akan mempengaruhi keadaan
stok ikan pada suatu perairan. Bagan tancap (Lift net) adalah salah satu alat
tangkap pasif yang banyak dioperasikan nelayan di sepanjang pesisir pantai di
Indonesia, di mana bagan tancap (Lift net) menggunakan cahaya lampu sebagai
alat bantu dalam pengoperasiannya. Bagan tancap banyak digunakan nelayan,
karena biaya operasi relatif rendah dan teknis pengoperasiannya relatif mudah
(Susanti, Nelwan, dan Kumia, 2013).

2.3. Alat Bantu Bagan Tancap (Lift net)

Penggunaan alat bantu pengumpul ikan dengan menggunakan cahaya


lampu telah lama dikenal oleh nelayan dan semakin berkembang seiring dengan
ilmu dan teknologi penangkapan ikan. Bagan tancap merupakan salah satu jenis
jaring angkat yang dioperasikan pada malam hari dengan menggunakan cahaya
lampu sebagai faktor penarik ikan. Cahaya lampu merupakan alat bantu secara
optik yang digunakan untuk menarik dan mengkonsentrasikan ikan. Sejak waktu
lama metode ini telah diketahui secara efektif di perairan air tawar maupun di laut,
untuk menangkap ikan secara individu maupun bergerombol. Kegunaan cahaya
lampu dalam metode penangkapan ikan adalah untuk menarik ikan, serta
mengkonsentrasikan dan menjaga agar ikan tetap terkonsentrasi dan mudah
ditangkap (Oktafiandi, Asriyanto, dan Sardiyanto, 2016).
5

Alat bantu penangkapan utama yang digunakan oleh nelayan pada bagan
tancap (Lift net) menggunakan lampu berjenis LED (Light Emitting Diode)
sebanyak 20 buah yang terdiri dari lampu LED berkekuatan 23 watt sebanyak 5
buah, 19 watt sebanyak 3 buah, 14 watt sebanyak 4 buah, 11 watt sebanyak 8
buah dan tambahan lampu neon berwarna kuning yang berkapasitas 24 watt
sebanyak 2 buah jadi total keseluruhan yang terpasang pada bagan tancap ini
sebesar 364 watt. Pemasangan lampu ini dipasang menyebar keseluruhan bagian
bagan tancap (Rahman, 2018).
Ada kelemahan dari operasi penangkapan alat tangkap bagan tancap (Lift
net) yang menggunakan lampu, yaitu apabila ikan yang berada di sekitar alat
tangkap bagan tidak terlalu banyak, maka ikan-ikan yang akan berkumpul setelah
lampu dinyalakan juga tidak akan banyak. Oleh karena itu disekitar alat tangkap
bagan perlu diberi tambahan alat pengumpul ikan (Fish Aggregating Device) yang
lain pada siang hari, supaya jumlah ikan yang berada di sekitar alat tangkap bagan
tancap (Lift net) bisa bertambah banyak, alat bantu pengumpul ikan tersebut
adalah rumpon. (Budi, Boesono, Dian, Asriyanto dan Kurohman, 2016).

2.4. Daerah Penangkapan Ikan Bagan Tancap (Lift net)

Wilayah pesisir yang merupakan daerah penangkapan untuk memasang


bagan tancap (Lift net) yaitu pada daerah yang berdekatan dengan hutan mangrove
atau daerah mangrove pada kedalaman 5-9 meter. Daerah tersebut merupakan
daerah subur akan unsur hara. Dengan demikian maka ikan-ikan yang tertangkap
juga adalah ikan-ikan yang menghuni daerah-daerah tersebut (Sudirman dan
Nessa, 2011).

2.5. Hasil Tangkapan Bagan Tancap (Lift net)

Ikan yang tertangkap oleh bagan tancap (Lift net) biasanya seperti ikan
layur, rebon dan cumi. Jenis-jenis ikan tersebut tidak dapat memberikan
perlawanan pada saat tertangkap oleh bagan tancap (Lift net), sehingga hal yang
menjadi pertimbangan daya yang dibutuhkan adalah massa hasil tangkapan dan
massa alat tangkap itu sendiri. Massa alat tangkap dan hasil tangkapan dapat
dijadikan pertimbanganya dalam perancangan roller bagan, terutama untuk
6

dijadikan pertimbanganya dalam perancangan roller bagan, terutama untuk


menentukan kekuatan tenaga penggerak (Alamsah, Wibowo dan Krisnafi, 2020).
BAB 3. METODOLOGI MAGANG

3.1. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan Magang telah dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu dari tanggal 28


September - 28 November 2021. Bertempat di Desa Sarang Tiung Kabupaten
Kotabaru.

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan


Bulan

No Kegiatan
.
September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Konsultasi
Proposal
Magang
3. Pelaksanaan
Magang
4. Konsultasi
Laporan
Magang
5. Ujian magang

6. Perbaikan
Keterangan : 1 2 3 4 : minggu ke.

3.2. Metode

Metode pelaksanaan kegiatan magang di Desa Sarang Tiung Kabupaten


Kotabaru menggunakan beberapa metode yaitu :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Survei
4. Partisipasi
5. Dokumentasi
a. Metode obsevasi

7
8

Pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian ini dilakukan


dengan metode observasi non partisipan. Artinya, teknik pengumpulan data
dengan observasi atau pengamatan di mana peneliti tidak terlibat langsung dan
hanya sebagai pengamat independen ( Ayu dan Marhaeini, 2015).
b. Metode wawancara
Wawancara adalah proses yang penting dalam melaksanakan suatu
penelitian khususnya dalam penelitian yang bersifat kualitatif. Umumnya
pewawancara semestinya berusaha mendapatkan kerjasama yang baik dari subjek
kajian (responden). Dukungan dari para responden tergantung dari bagaimana
peneliti melaksanakan tugasnya, karena tujuan wawancara adalah untuk
mendapatkan informasi yang akan dianggap sebagai data dan data-data ini
diperlukan untuk membuat suatu rumusan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan
penelitian (Rosaliza, 2015).
c. Metode survey
Survey merupakan suatu bentuk aktifitas yang sudah menjadi kebiasaan
pada masyarakat dan banyak diantaranya berpengalaman dengan riset ini sebagai
suatu bentuk yang tersendiri atau yang lainnya. Survey riset dikembangkan
sebagai bentuk pendekatan positivist pada ilmu - ilmu sosial (Susila, 2019).
d. Metode partisipasi
Partisipasi adalah sebuah kata yang sering dipakai dalam konteks
pengembangan masyarakat. Pada saat ini kebanyakan program merupakan
‘program partisipatif’. Namun arti ‘parsipasi’ itu tidak selalu sama dan jelas.
Partisipasi mempunyai bermacam - macam arti (spektrum), dari menghadiri dan
mendengar pada suatu seminar sampai berperan serta dalam pengambilan
keputusan dalam tahap perencanaan program. Dalam sesi ini diharapkan bahwa
perbedaan antara partisipasi ‘ikut serta’ dan partisipasi ‘peran serta’ dalam
pemberdayaan menjadi jelas dan diharapkan masyarakat berperan serta, sebagai
subyek atau pusat pengembangan (Asnudin, 2010).
e. Metode dokumentasi
Dalam peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 20 tahun 1961 (per-
pres no. 20, 1961) tentang Tugas - Kewajiban dan Lapangan Pekerjaan
Dokumentasi dan Perpustakaan dalam Lingkungan Pemerintahan. Yang
9

dimaksud dokumentasi dalam peraturan ini adalah dokumentasi pustaka (literair),


tidak termasuk dokumentasi benda (corporeel) atau non - pustaka, yaitu yang
termasuk bahan bahan - bahan dokumentasi museum dan gudan. Tidak ada
definisi jelas dari “dokumen pustaka” dalam peraturan itu. Hanya dimaksudkan
tiap benda yang berwujud tulisan tercetak, difotokopi atau direkam dan yang
dapat memberikan keterangan tentang pengetahuan dalam arti yang luas sebagai
kegiatan manusia (Sudarsono, 2017).
BAB 4 PENUTUP

Bantuan serta peran dari berbagai pihak untuk terlaksananya kegiatan


magang ini sesuai dengan yang diharapkan, karena penulis juga menyadari tanpa
peran serta semua pihak, kegiatan ini tidak akan berjalan lancar. Besar harapan
penulis untuk diijinkan melaksanakan magang di kelompok nelayan bagan tancap
Desa Sarang Tiung Kabupaten Kotabaru.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alamsah, S., Wibowo, R., dan Krisnafi, Y., 2020, Perhitungan Daya Roller Pada
Alat Tangkap Bagan Tancap. Jurnal Aihara. Vol. IX No. 1 : 007 - 017.
Sekolah Tinggi Perikanan. Jln AUP Pasar Minggu. Jakarta Selatan.
Asnudin, A., 2010, Pendekatan Partisipatif Dalam Pengembangan Proyek
Infrastruktur Perdesaan Indonesia. Jurnal SmaRTek. Vol. 8 No 3. Jurusan
Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Tadulaku. Palu.
Ayu, I, P, S, I, P, N., dan Marhaeini, A, A, I, N., 2015, Pengaruh Modal Kejra,
Jumlah Tujuan Negara, Jumlah Tenaga Kerja dan Kurs Dollar Amerika
Terhadap Nilai Ekspor Kerajinan Bali Di Pasar Internasional. Jurnal EP
Undud. 4 [8] : 998 - 1017. Fakultas Ekonomi. Universitas Udayana. Bali.
Budi, J, B., Boesono, H., Dian, P, F, A., dan Kurohman, K, F., 2016, Pengruh
Atraktor Cumi Terhadap Hasil Tangkapan Alat Tangkap Bagan Tancap
di Perairan Jepara. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 11 No. 2 : 134-139.
Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Diponegoro.
Haryono, H., Ahmadin., dan Asmunandar., 2020, Nelayan Bagan Tancap di Desa
Waetuwoe Kecamatan Lanrisang 1960 - 2018. Jurnal Pemikiran
Kesejarahar dan Pendidikan Sejarah Vol. 18 No. 2 : 1-12 ISSN: 1412-
5870. Prodi Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri
Makassar.
Limbong, I., Rosmasita., dan Putrayadi, S, B., 2020, Komposisi Hasil Tangkapan
Bagan Tancap di Kelurahan Hajoran, Kabupaten Tapanuli Tengah,
Sumatera Utara. Fisheries, Vol 2 issue 1.
Oktafiandi, H., Asriyanto., dan Sardiyanto., 2016, Analisis Penggunaan Lampu
Led dan Lama Perendaman Jaring Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Teri
(Stolephorus spp.) Bagan Tancap (Lift Net) di Perairan Morodemak.
Jurnal. Vol. 5, No 1. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas
Diponegoro.
Rahman, A., 2018, Studi Hasil Tangkapan Bagan Tancap Dengan Menggunakan
Lampu Light Emitting Diode (LED) 364 WATT di Tekolabbua Perairan
Pangkep. Skripsi. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
Universitas Hasanuddin.
Rosaliza, M., 2015, Wawancara, Sebuah Interaksi Komunikaasi Dalam Penelitian
Kualitatif. Jurnal Ilmu Budaya. Vol 11. No 2. Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Universitas Riau.
Sanjaya, A., Adyatma, S., dan Arisanty, D., 2016, Minat Nelayan Terhadap
Budidaya Rumput Laut Di Desa Sarang Tiung Kecamatan Pulau Laut
Utara Kabuten Kotabaru. Jurnal Pendidikan Geografi. Vol 3 No 3.
Program Studi Pendidikan Geografi. FKIP. Universitas Lambung
Mangkurat.
Simanjuntak, L., Syaifuddin., dan Isnaniah., 2020, Komposisi Hasil Tangkapan
Alat Tangkap Bagan Tancap di Desa Hajoran Kecamatan Pandan
Provinsi Sumatera Utara. Jurnal. Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas. Riau. Pekanbaru.
Susanti, W., Nelwan., A, F.P., dan Kurnia, M., 2013, Produktivitas Daerah
Penangkapan Ikan Bagan Tancap Yang Berbeda Jarak Dari Pantai di
Perairan Kabupaten Jeneponto. Jurnal Akuatika. Vol. IV No. 1. (68-79).
ISSN 0853-2523. Program Studi Ilmu Perikanan. Universitas
Hasanuddin.
Sukamto., 2017, Pengelolaan Potensi Laut Indonesia Dalam Spirit Ekonomi
Islam. Vol 9 No 1. Universitas Yudharta Pasuruan.
Susila, A, F, C., 2019, Hukum dan Penelitian Empiris : Penggunaan Metode
Survey Sebagai Instrumen Penelitian Hukum Empiris. Jurnal. Vol 2.
Issue 4. Fakultas Hukum. Universitas Diponegoro.
Sudarsono, Blasius., 2017, Memahami Dokumentasi. Acarya Pustaka. Vol 3 No 1.
Pembelajar pada Sigma Kappa Sigma INDONESIA.
Suharyanti, C., Murtini, W., dan Susilowati, T., 2009, Pengaruh Proses
Pembelajaran dan Program Kerja Praktek Terhadap Pengembangan Soft
Skills Mahasiswa. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Sudirman dan Nessa, M, N,. 2011, Perikanan Bagan dan Aspek Pengelolaannya.
Universitas Muhammadiyah. Malang.

Anda mungkin juga menyukai