PELABUHAN PERIKANAN
DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) TUAL
KELOMPOK 9
DEPARTEMEN PERIKANAN TANGKAP 2021
Disusun Oleh:
1
LEMBAR PENGESAHAN
II
KATA PENGANTAR
Penulis
III
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ix
I. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................1
1.2. Tujuan Praktikum................................................................................4
1.3. Waktu dan Tempat..............................................................................5
IV
4.2.1. Jumlah Kapal PPN Tual .........................................................21
4.2.2. Alat Tangkap PPN Tual..........................................................30
4.2.3. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan PPN Tual .................32
4.2.4. Penyerapan Perbekalan PPN Tual..........................................38
4.3. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan.......................................................43
4.4. Peranan PPN Tual.............................................................................47
4.5. Fungsi PPN Tual...............................................................................54
4.6. Fasilitas PPN Tual.............................................................................56
4.6.1. Fasilitas Pokok .......................................................................57
4.6.2. Fasilitas Fungsional................................................................59
4.6.3. Fasilitas Penunjang ................................................................60
4.7. Perhitungan Penggunaan Fasilitas PPN Tual....................................60
4.8. Tempat Pemasaran Ikan PPN Tual...................................................64
4.8.1. Sarana Tempat Pemasaran Ikan PPN Tual ............................64
4.8.2. Proses Penanganan Ikan di PPN Tual.....................................65
4.8.3. Proses Pelelangan Ikan di PPN...............................................65
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................69
LAMPIRAN................................................................................................73
V
DAFTAR TABEL
Halaman
VI
20. Fasilitas Pokok Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual..............................56
VII
DAFTAR GAMBAR
Halaman
6. Grafik Produksi Ikan yang Didaratkan dari Kapal Perikanan PPN Tual....34
VIII
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
6. Dokumentasi Praktikum.............................................................................79
IX
I. PENDAHULUAN
Pelabuhan perikanan adalah suatu tempat yang menjadi pusat aktivitas dari
yang melakukan proses dari operasi penangkapan ikan, tempat memperbaiki kapal
dan melindungi dari badai dan topan. Pelabuhan perikanan juga memiliki arti
sebagai panduan dari wilayah perairan, wilayah daratan dan sarana-sarana yang
ada di antara penangkapan ikan alamiah maupun buatan dan pelabuhan perikanan
adalah pusat pengembangan ekonomi perikanan yang ditinjau dari aspek produksi
daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas - batas tertentu sebagai tempat
sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/ atau bongkar muat ikan
(Lubis, 2019).
tempat kegiatan bongkar muat transportasi, serta sebagai tempat yang mendukung
fungsi dan peranan yang menyangkut berbagai aspek. Fungsi utama dari
berbagai aspek. Fungsi utama dari Pelabuhan Perikanan sebagai lingkungan kerja
Perikanan dituntut agar segera dapat memenuhi fungsinya dengan baik, namun di
dan kelas D yang dinamai Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Untuk jumlah dari
berada di PPS Nizam Zahman (DKI Jakarta), PPS Kendari (Sulawesi Tenggara),
PPS Bungus (Sumatera Barat), PPS Cilacap (Jawa Tengah), dan PPS
(Jawa Barat), Pekalongan (Jawa Tengah), Brondong (Jawa Timur), Prigi (Jawa
Ternate (Maluku Utara), PPN Tual (Maluku Tenggara), PPN Ambon (Maluku),
PPN Pengambengan (Bali), dan PPN Sungai Liat (Bangka). Untuk jumlah dari
Tengah), PPP Bacan (Maluku Utara), PPP Bajomulyo (Jawa Tengah), PPP
Blanakan (Jawa Barat), PPP Bondet (Jawa Barat), PPP Cilauteureun (Jawa
Barat), PPP Ciparage (Jawa Barat), PPP Dagho (Sulawesi Utara), PPP Eretan
(Jawa Barat), PPP Hantipan, PPP Karimunjawa (Jawa Tengah), PPP Klidang
(Jawa Tengah), PPP Kota Agung (Lampung). PPP Kupang (Kupang), PPP
PPP Lampulo (Banda Aceh), PPP Lekok (Jawa Barat), PPP Lempasing (Bandar
Lampung), PPP Mayangan (Jawa Timur), PPP Morodemak (Jawa Tengah), PPP
Muara Ciasem (Jawa Barat), PPP Muncar (Jawa Timur), PPP Pacitan (Jawa
Timur), PPP Paiton (Jawa Timur), PPP Pondokdadap (Jawa Timur), PPP Puger
(Jawa Timur), PPP Pulo Telo (Sumatera Utara), PPP Sadeng (Yogyakarta), PPP
(Kalimantan Timur), PPP Tarempa (Kepulauan Riau), PPP Tasik Agung (Jawa
6
PPP Tegalsari (Jawa Tengah), PPP Teladas (Lampung), PPP Teluk Batang
(Kalimantan Barat), PPP Tumumpa (Sulawesi Utara), dan PPP Wonokerto (Jawa
dan wilayah pedalaman. Jumlah pangkalan pendaratan ikan yang telah dibangun
PPN Tual berada di bawah pemerintah pusat yaitu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Perikanan Nusantara Tual terletak dekat dengan Laut Banda dan Laut Arafura
Penangkapan telur ikan terbang dilakukan oleh nelayan lokal dan nelayan andon
di PPN Tual. Telur ikan terbang yang ditangkap oleh nelayan lokal telah
dilakukan sejak dahulu dan dijadikan sebagai makanan khas daerah. Nelayan
andon dari Sulawesi Selatan dan Buton melakukan kegiatan penangkapan untuk
I.2. Tujuan
Nusantara Tual;
Nusantara Tual.
saat ikan didaratkan pasca penangkapan dari fishing ground sampai awal
posisi tawar dalam tata niaga perikanan dan mendapatkan hasil penjualan
tangkap. Pelabuhan
9
salah satu fungsi atau peran dari pelabuhan perikanan. Ditunjang berbagai
penting dalam mobilitas barang dan jasa. Posisi pelabuhan sebagai titik
utama, yaitu fungsi maritim, fungsi komersial, dan fungsi jasa. Fungsi
sebagai tempat kontak antara laut dan daratan. Fungsi komersial timbul
tangkap.
Dasar kualitas dan jumlah pelabuhan perikanan yang tersedia saat ini
dengan potensi yang ada. Dilengkapi dengan fasilitas yang memadai baik
PER.08/MEN/2012)
menampung kapal dengan ukuran lebih dari 60 GT sebanyak 100 kapal sekaligus.
Indonesia (ZEEI) dan laut lepas memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal
ikan dengan kapasitas minimal 5 ton per hari. Pelabuhan perikanan tipe D
pendaratan hasil tangkapan nelayan berskala kecil. PPI dapat menangani produksi
ikan sebanyak 2 ton per hari (Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 8
Tahun 2012).
beberapa faktor yaitu luas lahan, letak, jenis konstruksi bangunan, jenis
alat tangkap yang dibawa kapal, daerah penangkapan ikan, dan distribusi
berlabuh
15
bagi kapal yang melakukan penangkapan di laut lepas. Pelabuhan perikanan lepas
hasil tangkapannya. Tempat pelelangan ikan juga mempunyai tujuan utama yaitu
untuk menarik sejumlah konsumen ikan sehingga nelayan dapat menjual hasil
tangkapannya dengan mudah dan mendapatkan harga yang baik serta dapat
menciptakan pasaran yang sehat melalui lelang murni. Selain itu, TPI memiliki
tangkapan dan pemasaran bagi ikan hasil tangkapannya serta sebagai tempat
tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh TPI adalah pelayanan yang
(Alfianti, 2017).
pelabuhan perikanan yang disediakan untuk memfasilitasi kegiatan jual beli atau
pemasaran hasil perikanan yang utamanya dilakukan dengan cara pelelangan. TPI
juga diberikan mandat untuk menjamin harga yang optimal kepada nelayan
pelabuhan perikanan melalui peningkatan kualitas dan nilai tambah ikan yang
mempunyai 4 (empat) area yaitu area bongkar, area sortir, area penimbangan dan
area display. Selain itu, dapat didukung dengan area muat dan area parker. Layout
al., 2020).
Lelang merupakan suatu proses membeli dan menjual barang dengan cara
penawaran harga lebih tinggi kepada penawar lainnya, dan barang akan terjual ke
penawar yang paling tinggi. Lelang dilakukan pada waktu tertentu, tidak selalu
ada setiap saat. Lelang dilakukan pada suatu tempat, kemudian peserta lelang
perlu mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk mengikuti lelang. Waktu lelang,
para peserta lelang akan melakukan pengajuan harga yang lebih tinggi dari harga
yang dibuka. Para peserta lelang harus memberikan pengajuan harga yang lebih
tinggi agar dapat membeli barang tersebut. Barang yang dilelang akan terbeli
sampai tidak ada lagi peserta yang tidak ingin mengajukan harga (Alhafidhi,
2022).
tertutup, dan terbuka. Sistem lelang dengan penawaran lisan dapat dibedakan lagi
menjadi 2, yaitu pelelangan dengan penawaran lisan harga berjenjang naik dan
pelelangan dengan penawaran lisan harga berjenjang turun. Sistem lelang dengan
penawaran lisan harga berjenjang naik dan pelelangan dengan penawaran lisan
17
harga berjenjang turun. Sistem lelang dalam penawaran lisan harga berjenjang
naik, juru lelang menyebutkan harga penawaran dengan suara yang terang dan
keras di depan para peminat pembeli. Penawaran ini dimulai dengan harga rendah,
III.1. Materi
III.1.1. Alat
No Alat Kegunaan
Sebagai alat untuk mengerjakan laporan
1. Laptop
parktikum Navigasi
Sebagai alat untuk mencatat materi serta
2. Alat Tulis
mencatat hasil perhitungan praktikum
Sebagai referensi selama praktikum dan acuan
3. Modul Praktikun
dalam penyusunan laporan praktikum
Sumber: Praktikum Pelabuhan Perikanan, 2022.
III.1.2. Bahan
tabel 2. berikut:
III.2. Metode
Perikanan 2022 yang pertama yaitu metode studi pustaka. Metode studi pustaka
adalah suatu kegiatan untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik
diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan
sumber-sumber lain. Studi kepustakaan juga menjadi bagian yang cukup penting
menemukan berbagai studi, teori, prinsip atau gagasan terdahulu yang digunakan
untuk menganalisis dan memecahkan rumusan masalah yang ditemukan dan akan
kepustakaan tersebut antara lain buku, ensiklopedia, jurnal ilmiah, koran, majalah,
dan dokumen.
b. Metode Dokumentasi
Perikanan 2022 yang kedua yaitu metode dokumentasi. Dokumentasi berarti suatu
teknik pengumpulan data yang memanfaatkan data yang sudah ada. Metode
dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga
untuk menelusuri data historis. Data yang telah di kumpulkan digunakan untuk
dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil-dalil atau hukum-
yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder adalah data yang diperoleh
peneliti dari sumber yang sudah ada. Data sekunder biasanya diperoleh dari
pemerintah, dan lain sebagainya. Data primer adalah data pertama kali yang
primer yang berupa observasi secara langsung, sedangkan data sekunder yang
dibutuhkan contohnya adalah laporan tahunan pelabuhan, data produksi dan nilai
Pelabuhan Perikanan tipe B. PPN Tual awalnya berada dibawah kendali Pemda
Kota Tual sejak pemekaran wilayah dan pemerintahan dari Kabupaten Maluku
Tenggara. PPN Tual merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Direktorat
untuk melaksanakan Visi yang mendukung pengembangan KKP. PPN Tual letak
geografisnya sangat strategis karena dikelilingi oleh Laut Arafura dan Laut Banda.
PPN Tual sendiri memiliki sumber daya perikanan yang potensial untuk
operasional PPN Tual diharapkan dapat menumbuhkan sikap hukum yang tertib
supremasi hukum pada usaha perikanan di wilayah Kota Tual dan Kabupaten
daya kelautan dan perikanan yang bertanggung jawab serta berkelanjutan untuk
PPN Tual tergolong wilayah yang cukup aman dari gelombang. PPN Tual
ini terlindung oleh pulau Ubur yang dekat dengan zona Ekonomi Eksklufif
20
Arafura. PPN Tual yang letaknya dekat dengan Zona Ekonomi Eksklusif Arafura
in terkenal dengan potensi perikanan jenis Udang dan Ikan Demersal. PPN
Tual memiliki kedalam dermaga minus 6-10 meter. PPN Tual ini dapat melayani
kapal sandar (tambat) dengan bobot ukuran >4.900GT. PPN Tual juga memiliki
lahan industri siap bangun 10 HA. Menurut Ngamel (2021), PPN Tual memiliki
tiga fasilitas. Fasilitas di PPN Tual terdiri dari fasilitas pokok, fungsional dan
peningkatan kinerja PPN Tual. Fasilitas yang dalam kondisi baik dimanfaatkan
diawali dengan survey terlebih dahulu. PPN Tual ini diresmikan dan mulai
beroperasi pada tahun 2000. Pada era 2000 - 2006 PPN Tual dikenal sebagai
tempat pangkalan bagi kapal perikanan asing. PPN Tual sebagai salah satu Unit
pengelola PPN Tual harus lebih dapat berusaha ditingkatkan sebaik mungkin.
prima kepada pengguna jasa dan kekuatan hasil tangkapan. Peningkatan yang
Tual (PPN Tual) didominasi oleh kapal penangkap ikan dengan alat tangkap purse
seine. Pelabuhan Perikanan Tual juga terdapat kapal-kapal dengan alat tangkap
lain seperti rawai dasar, pancing ulur, jaring insang, rawai hanyut, dan bubu
berdasarkan prosedur. Prosedur yang dilakukan oleh PPN Tual yaitu Kapal
lainnya akan di muat ke dalam peti kemas. Kegiatan bongkar muat hanya
dilakukan pada waktu tertentu karena hasil perikanan bergantung pada cuaca dan
nelayan skala kecil atau armada semut yang ditandai dengan ukuran kapal
bervariasi yang rata – ratanya <30 GT serta beroperasi dalam satu hari menangkap
(one day fishing). Jumlah armada penangkapan ikan di PPN Tual tersebut
22
tangkap yang sering digunakan dalam kegiatan penangkapan seperti sodo, bubu,
jaring, dan purse seine tipe waring. Unit armada penangkapan ikan yang terdapat
Tual. Data hasil tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar kapal yang
terbanyak terjadi pada bulan Oktober. Jumlah kapal yang berpangklan di PPN
Tual paling sedikit yaitu terjadi pada bulan Juli. Menurut Endah et al. (2013),
PK. Secara teknis penangkapan, pengoperasian alat tangkap arad bersifat aktif
dengan menyapu dasar perairan, yang tahapnya terdiri dari proses setting, towing,
dan hauling. Alat tangkap jaring udang bersifat pasif, yaitu dengan tahap setting,
Grafik jumlah kapal yang berpangkalan di PPN Tual disajikan pada Gambar 1
berikut:
Juli
Kapal
(unit)
0 Agustus
<5 GT 5-100 >30 Sep-
GT GT tember
Oktober
Gambar 1. Grafik Jumlah Kapal yang Berpangkalan di PPN Tual
Sumber: PPIP DJPT kkp.go.id, 2022
Berdasarkan tabel diatas, jumlah kapal yang masuk ke PPN Tual pada bulan
Juni – Oktober 2022. Jumlah kapal terbanyak berada di bulan Oktober sebanyak
pada bulan oktober. Bulan Juli jumlah kapal yang berpangkalan di Pelabuhan
jumlah tersebut lebih banyak dari pada bulan Agustus. Menurut Anwar et al.
(2019), hasil observasi yang dilakukan di PPN Tual memperlihatkan bahwa kapal
yang digunakan untuk operasi penangkapan telur ikan terbang sangat bervariasi
mulai dari ukuran 12-21 m × 2.85-3.5 m × 1-3 m (P × L × T) dan 5-20 GT. Kapal
berbahan dasar kayu dan didesain secara tradisional seperti jukung, perahu tempel
24
Tual pada tahun 2018 cenderung tidak konsisten hanya pada 1 jenis besaran GT.
Biasanya kapal – kapal yang berkunjung bisa melakukan proses pendaratan ikan
maupun hanya untuk mengisi perbekalan. Data kunjungan kapal di PPN Tual pada
Tabel 4. Frekuensi Kunjungan Kapal di PPN Tual Bulan Januari – Mei 2018
No Bulan Frekuensi Kunjungan Kapal
1 Januari 18
2 Februari 15
3 Maret 19
4 April 34
5 Mei 27
Sumber: Baadila, 2019.
Tabel diatas menunjukkan data terkait frekuensi kunjungan kapal yang ada
di PPN Tual. Data dalam tabel tersebut dimulai dari bulan Januari – Mei 2018.
jumlah frekuensi kedatangan kapal yang tidak stabil di PPN Tual pada bulan
bongkar muat pada pelabuhan perikanan sedikit berbeda dengan pelabuhan peti
kemas pada umumnya, dimana pada pelabuhan perikanan terdapat fasilitas untuk
bongkar muat hanya dilakukan pada waktu tertentu karena hasil perikanan
bergantung pada cuaca dan area Fishing Ground yang jauh dari lokasi pelabuhan.
Nilai produktivitas bongkar muat pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual tidak
terlalu tinggi.
Frekuensi kunjungan kapal berdasrkan grafik di atas pada PPN Tual periode
bulan Januari – Mei 2018 menunjukan kecenderungan yang tidak stabil. Jumlah
kunjungan kapal di pada bulan Januari yaitu sebanyak 18 kapal yang berkunjung
ke PPN Tual kemudian menurun pada Februari menjadi 15 unit yaitu berkurang
berkunjung ke PPN Tual yaitu menjadi 19 unit. Kenaikan kembali yaitu April
menjadi 34 unit. Hal ini dapat terjadi karena adanya peraturan yang dikeluarkan
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Menurut Maulana (2020), kapal penangkap
ikan yang selama ini berbasis di Pelabuhan Perikanan Tual (PPN Tual)
didominasi oleh kapal penangkap ikan dengan alat tangkap purse seine. Kapal
purse seine, di Pelabuhan Perikanan Tual juga berbasis kapal dengan alat tangkap
26
lain seperti bottom longlines, hand lines, gill nets, drift longlines dan Indian
scad’s egg traps. Secara total, kapal-kapal penangkap ikan yang beroperasi dan
bulan Januari – Juni 2019 sebanyak 48 kapal dengan berbagai ukuran mulai dari 6
Nusantara Tual diketahui dari jumlah kapal pada tahun 2015 – 2017. Tonasse ikan
yang didaratkan dan mengalami penurunan tidak terlalu banyak. Data tersebut
Tabel 5. Frekuensi Kapal Perikanan yang Mendaratkan Ikan pada tahun 2015-
2017.
Kategori Kapal Frekuensi Kapal yang
Tahun
(rata-rata) Mendaratkan Ikan (Unit)
2015 36,27 ton/unit 160
2016 79,46 ton/unit 146
2017 78,65 ton/unit 45
Sumber: Anwar et al., 2019
Tabel tersebut merupakan tabel dari data hasil frekuensi kapl perikanan
yang mendaratkan ikan. Tabel frekuensi kapal tersebut pada tahun 2015-2017.
Berdasarkan data jumlah kapal yang mendaratkan ikan tersebut, dapat diketahui
jumlahnya tidak stabil dengan besaran GT. Jumlah bersaran GT kapal berbeda
pula tiap tahunnya. Frekuensi jumlah kapal ikan yang mendaratkan ikan terbanyak
terjadi pada tahun 2015. Menurut Anwar et al. (2019), dengan jumlah alat tangkap
sebesar 36.27 ton/unit dengan jumlah kapal 160 unit. Tahun 2016 hasil produksi
telur ikan sebesar 79.46 ton/unit dengan jumlah kapal 146 unit, sedangkan tahun
27
2017 hasil tangkapan yang didapatkan sebesar 78.65 ton/unit dengan jumlah kapal
Grafik frekuensi kapal yang mendaratkan ikan di Pelabuhan Perikanan PPN Tual
120
80
40
0
1
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa frekuensi kapal
yang mendaratkan ikan di PPN Tual pada periode 2015 – 2017. Frekuensi kapal
yang mendaratkan ikan di PPN Tual menurun drastis. Tahun 2015 yang
mendaratkan ikan di PPN Tual berjumlah 160 unit. Pada tahun 2016 kapal yang
mendaratkan ikan di PPN Tual mengalami penurunan yaitu menjadi 146 unit.
Jumlah kapal yang mendaratkan hasil tangkapan di PPN Tual kembali mengalami
penurunan yang lebih drastis pada tahun 2017, dengan jumlahnya yaitu menjadi
PPN Tual ini diduga kapal penangkap ikan awalnya mendaratkan hasil tangkapan
di PPN Tual akan tetapi tidak melakukan pendaratan hasil tangkapan di PPN Tual.
Hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Tual juga masih dibawah standar
pelabuhan perikanan tipe B yaitu 10.950 ton/tahun. Hal tersebut tidak sebanding
frekuensi yang berbeda setiap bulannya. Biasanya kapal perikanan yang keluar
dari PPN Tual, adalah kapal yang telah usai melakukan bongkar maupun sekedar
sandar. Berikut data Frekuensi kapal perikanan keluar dari PPN Tual.
Tabel diatas menunjukkan data terkait frekuensi kapal yang keluar dari PPN
Tual. Berdasarkan data di atas, jumlah dari frekuensi kapal yang keluar dari PPN
berkurang. Tabel data tersebut diambil dari tahun 2022 pada bulan Juni-Oktober.
Frekuensi terbanyak kapal yang keluar di PPN Tual sebsesar 61 unit dan terjadi
pada bulan September. Jumlah frekuensi kapal yang paling sedikit keluar dari
PPN Tual terjadi pada bulan Oktober, yaitu 14 unit. Menurut Yohanis (2021),
tahun 2019 secara umum jumlah kapal perikanan yang terdaftar keluar masuk di
perairan Merauke sebanyak 1.036 kapal dengan kapasitas kapal <300 GT (Gross
dengan mata pencaharian yang terbilang banyak sebagai pencari ikan yang
29
memerlukan perlindungan dalam berlayar. Salah satu hal yang dapat menjamin
dengan adanya surat persetujuan berlayar (SPB) yang menjadi salah satu syarat
Grafik frekuensi kapal yang keluar di Pelabuhan Perikanan PPN Tual disajikan
70
60
50
40
30
20
10
0
Frekuensi kapal keluar
dari PPN Tual sepanjang bulan Juni – Oktober 2022. Frekuensi berdasarkan grafik
tersebut adalah tidak menentu. Jumlah kapal keluar terbanyak pada bulan
September sebanyak 61 unit kapal. Grafik terendah terdeteksi pada saat bulan
penurunan pada saat bulan Juni ke bulan Juli kemudian naik di September dan
kembali turun di bulan oktober. Menurut Ngamel et al. (2021), faktor sarana dan
pengelola PPN Tual. Faktor pengelola PPN Tual sangat berperan dalam faktor
30
ketersediaan sarana dan prasarana penangkapan ikan karena PPN Tual menjadi
Faktor sumberdaya manusia (SDM) faktor yang paling berperan adalah pengelola
PPN Tual.
Alat tangkap yang terdapat di PPN Tual sangat bervariasi. Jenis alat
Tual adalah pukat ikan (Fish Net), pukat udan serta jaring insang (Gill Net).
Berikut ini adalah tabel alat penangkap ikan yang terdapat di PPN Tual.
Tabel 7. Jumlah dan Jenis Alat Tangkap di PPN Tual Tahun 2006-2010.
Jenis Alat Tahun
Ikan
2. Jaring Insang 32 26 42 24 22 28
3. Pukat Udang 1 30 0 0 0 0
PPN Tual adalah alat tangkap pukat ikan pada tahun 2005 sebanyak 440 unit,
pada tahun 2006 sebanyak 493 unit, pada tahun 2007 sebanyak 521 unit, pada
tahun 2008 sebanyak 231 unit, pada tahun 2009 sebanyak 223 unit, dan pada
tahun 2010 sebanyak 245 unit. Untuk alat tangkap jaring insang (Gill Net) pada
31
tahun 2005 sebanyak 32 unit, pada tahun 2006 sebanyak 26 unit, pada tahun 2007
sebanyak 42 unit, pada tahun 2008 sebanyak 24 unit, pada tahun 2009 sebanyak
22 unit, dan pada tahun 2010 sebanyak 28 unit. Alat tangkap pukat udang pada
tahun 2005 sebanyak 1 unit dan pada tahun 2006 sebanyak 30 unit. Umumnya
lebih banyak nelayan yang menggunakan alat tangkap pukat ikan dikarenakan
mudah dijangkau dan tersedia bagi para nelayan. Menurut Anwar et al. (2019),
ketersedian sumber daya ikan, unit penangkapan, sumber daya manusia yang
terampil dan handal serta kelayakan usahanya. Nelayan andon ini memiliki
nelayan lokal, karena aktivitas penangkapan telur ikan tebang ini telah dilakukan
secara turun temurun. Nelayan lokal menangkap telur ikan terbang tidak
menggunakan alat tangkap dan hasilnya hanya untuk konsumsi, tidak seperti
Garfik Jumlah dan Jenis Alat Tangkap di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual
Jumlah (Unit)
600
500
400
300
200
100
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Grafik diatas merupakan grafik jumlah dan jenis alat tangkap di PPN Tual.
Alat tangkap yang terdapat pada PPN Tual cukup beragam yaitu Pukat Ikan,
Jaring Insang, dan Pukat Udang. Grafik diatas terdapat alat tangkap pukat ikan
yang banyak digunakan oleh para nelayan setempat. Pukat ikan merupakan alat
Nusantara Tual. Alat tangkap pukat ikan sangat terjangkau bagi para nelayan di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual sehingga pada tahun 2007 terdapat sebanyak
521 unit pukat ikan. Banyaknya alat tangkap pukat ikan yang digunakan oleh para
nelayan maka semakin berkembang dan meningkat kinerja dari para nelayan di
Semakin banyak produksi ikan yang didaratkan maka semakin ramai pula
718.
Tual
Produksi suatu kegiatan yang menciptakan dan menambah nilai guna suatu
Nusantara Tual mencakup semua hasil penangkapan yang ditangkap atau dipanen
33
dari sumber perikanan alami atau dari tempat pemeliharaan baik oleh kapal
perikanan maupun lewat darat. Nilai produksi perikanan merupakan nilai yang
binatang air lainnya atau tanaman air yang ditangkap dari sumber perikanan alami
di laut atau perairan umum secara bebas dan bukan milik perorangan. Beberapa
penangkap ikan, jumlah kapal, serta banyaknya trip penangkapan. Data produksi
ini merupakan data mulai dari hasil tangkapan para nelayan, penjualan di TPI,
sampai harga ikan yang dapat diperjual belikan. Realisasi produksi perikanan
tangkap diukur dan dilaporkan secara berkala setiap tahun. Produksi ikan yang
didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tual dari tahun 2015 sampai
Tabel 8. Produksi Ikan yang Didaratkan dari Kapal Perikanan Tahun 2015-2019
di PPN Tual
No Tahun Jumlah Produksi (Ton)
1. 2015 300
2. 2016 210
3. 2017 466
4. 2018 4.835
5. 2019 1.651
Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2018 sebesar 4.835 ton, sedangkan produksi
hasil perikanan terendah terjadi pada tahun 2016 dengan banyak 210 ton. Hasil
produksi perikanan dalam periode tahun 2015-2019 cenderung naik turun. Hal
tersebut, dapat terjadi dikarenakan musim paceklik. Musim paceklik biasa disebut
nelayan sebagai musim bencana bagi profesinya. Musim tersebut, banyak nelayan
yang memutuskan untuk libur melaut. Menurut Adriana et al. (2017), nelayan
dalam kegiatan sehari-hari sangat bergantung pada kondisi alam. Perubahan pada
alam yang cepat dan yang sulit untuk diprediksi, semakin menambah
menentukan kapan dimulainya musim paceklik, cuaca yang tidak menentu dan
Jumlah (Ton)
Gambar 6. Grafik Produksi Hasil Perikanan di PPN Tual yang Didaratkan
dari Kapal Perikanan Tahun 2015-2019
Sumber: Praktikum Pelabuhan Perikanan, 2022
35
didaratkan di PPN Tual. Data dari kegiatan tersebut diambil pada tahun 2015-
2019. Produksi hasil perikanan di PPN Tual yang didaratkan oleh kapal perikanan
paling banyak terjadi pada tahun 2018. Tahun 2018 produksi hasil perikanan
mencapai lebih dari 4000 ton. Jumlah produksi ikan hasil tangkapan akan
tergantung dari musim dan jumlah trip yang berangkat melaut. Faktor produksi
atau input merupakan hal yang harus ada untuk menghasilkan suatu produksi.
Perikanan Nusantara Tual tahun 2015-2019 rata-rata sebesar 164.400 ton per
tahun dari total Produksi selama 5 (lima) tahun sebesar 821.998 Ton. Efisiensi
dalam suatu proses produksi mempunyai arti penting dalam upaya peningkatan
pendapatan. Efisiensi suatu produksi yang dilaksanakan dengan benar, maka akan
dari musim dan jumlah trip yang berangkat melaut. Nilai produksi merupakan
hasil kali antara jumlah produksi ikan yang mampu didaratkan di pangkalan
meningkat dan dapat menurun karena harga ikan yang meningkat, kualitas ikan
36
yang bagus serta hasil tangkapan yang diperoleh pada bulan tersebut. Nilai
tahunnya yang mengakibatkan harga jual ikan juga meningkat. Realisasi nilai
produksi perikanan tangkap diukur dan dilaporkan secara berkala setiap tahun.
Nilai produksi ikan yang datang melalui transportasi darat di Pelabuhan Perikanan
Tabel 9. Data Hasil Produksi Ikan Melalui Transportasi Darat Tahun 2015-2019
di PPN Tual
No Tahun Nilai Produksi (Rp. Juta)
1. 2015 6.838
2. 2016 9.659
3. 2017 12.625
4. 2018 78.874
5. 2019 26.606
Berdasarkan tabel produksi ikan diatas dapat diketahui bahwa produksi hasil
jumlah nilai produksi terbesar terjadi pada tahun 2018, jumlah produksi
faktor diantaranya yaitu seperti musim ikan, jumlah operasi penangkapan, dan
jumlah kunjungan kapal. Musim merupakan faktor penting dalam produksi hasil
pelabuhan perikanan. Menurut Sari et al. (2021), kelimpahan ikan pelagis untuk
di ekosistem laut.
penurunan dari tahun ke tahun. Perbandingan nilai produksi PPN Tual tahun
dan 2017 naik 55%, perbandingan nilai produksi tahun 2017-2018 naik 90%, dan
perbandingan nilai produksi tahun 2018-2019 turun 66%. Nilai produksi dari
suatu hasil perikanan ini juga mempengaruhi harga pasar, ketika produksi
meningkat dan stok banyak, harga ikan cenderung menurun oleh karena itu nilai
38
(2017), ketika ikan didaratkan perlu adanya penanganan yang baik dan tepat,
melaui metode pananganan dan sarana prasarana yang akan digunakan. Adanya
perikanan, terutama perikanan tangkap ini, karena dengan potensi yang ada dan
didukung dengan fasilitas yang memadai akan dapat meningkatkan kualitas ikan
yang didaratkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan sektor perikanan itu
sendiri. Fasilitas yang lebih memadai dan diberdayakan kembali fasilitas yang
tidak aktif akan membantu meningkatkan sarana pemasaran dan distribusi hasil
mampu membekali para awak kapal selama perjalanan di laut saat menangkap
a. Air Bersih
Tabel diatas merupakan tabel dari perbekalan air bersih di PPN Tual. Tabel
data tersebut diambil dari data pada tahun 2006-2010. Penyerapan perbekalan air
bersih pada PPN Tual sangat variatif dan menunjukan bahwa terjadi perbedaan
konsumsi disetiap tahunya. Penyerapan air bersih berdasarkan data diatas pada
PPN Tual pada tahun 2006 yaitu sebesar 16.284 ton. Penyerapan air bersih PPN
Tual pada tahun 2007 sebesar 19.178 ton. Penyerapan air bersih PPN Tual pada
tahun 2008 sebesar 7.765 ton. Penyerapan air bersih PPN Tual pada tahun 2009
sebesar 4.058 ton, dan enyerapan air bersih PPN Tual pada tahun 20010 sebesar
111 ton. Perbedaan konsumsi maupun penyerapan air bersih yang bervariasi
disetiap tahun merupakan hal yang wajar, hal ini dikarenakan oleh faktor jumlah
hasil tangkapan maupun trip penangkapan yang berimbas pada perbekalan air
bersih maupun penggunaan air bersih. Menurut Yunanda et al. (2018), penyediaan
es untuk kebutuhan operasi penangkapan ikan merupakan salah satu jasa yang
wajib. Pernggunaan air besih ini sangat diperlukan, hal tersebut berguna untuk
menjaga kebersihan maupun higenisitas. Penggunaan air bersih pada hari yang
satu dengan hari yang lainya dapat berbeda. Penggunaan air bersih yang berbeda
ini karena dipengaruhi oleh seberapa banyak para pelaku usaha perikanan
wadah yang digunakan sebagai tempat penanganan ikan perlu dicuci dengan air
bersih bersih terlebih dahulu. Perlu juga dipastikan aman dari bakteri maupun
virus dengan diberi disinfektean atau air panas bertekanan tinggi. Tidak dicucinya
wadah dan terdapatnya sisa kotoran pada keranjang membuat berikutnya mudah
terkontaminasi.
b. Es
Tabel diatas menunjukkan data hasil perbekalan es di PPN Tual. Tabel hasil
perbekalan diatas diambil dari data pada tahun 2006-2010. Berdasarkan data
diatas dapat diketahui banyak atau sedikitnya penggunaan es oleh para nelayan.
banyak atau sedikitnya solar yang digunakan oleh para nelayan. Hal tersebut
dikarenakan semakin banyak solar yang digunakan maka dapat dipastikan jumlah
trip penangkapan maupun lama waktu saat nelayan berada dilaut sangat lama.
menjaga mutu ikan hasil tangkapan. Trip yang Panjang tetapi tidak diimbangi
dengan perbekalan es yang banyak maka hal ini dapat berpotensi menurunkan
perbekalan melaut (NP 0,18) yaitu pembangunan pabrik es. Pembangunan pabrik
refrigator sendiri seperti pada kapal-kapal nelayan lokal. Strategi ini dimaksudkan
agar apabila perbekalan melaut yang disediakan di PPN Tual tersedia dengan baik
maka diharapkan pengguna jasa akan tetap mengisi perbekalan di PPN Tual.
c. BBM
Tabel diatas merupakan tabel terkait hasil data BBM yang dibutuhkan
nelayan saat melaut di Pelabuhan Perikanan Tual, Kebutuhan solar di PPN Tual
untuk bahan bakar kapal melaut mencari ikan. Banyak atau sedikitnya kebutuhan
solar yang dibutuhkan tergantung pada jumlah kapal penangkapan ikan yang
melakukan penangkapan ikan sesuai trip dan jarak daerah penangkapan ikan.
Penggunaan BBM tertinggi berdasarkan data diatas pada PPN Tual adalah pada
tahun 2007 yaitu sebesar 77.320 kl. Sedangkan penggunaan BBM terendah pada
tahun 2006 yaitu sebanyak 3.285 kl. Perbedaan konsumsi maupun penggunaan
BBM yang bervariasi disetiap tahun merupakan hal yang wajar, hal ini
dikarenakan oleh banyaknya jumlah kapal yang akan melaut maupun berapa lama
42
trip penangkapan yang akan dilakukan. Menurut Saptanto dan Rizki (2014), BBM
merupakan faktor terpenting bagi nelayan dalam meanngkap ikan. sehingga bila
terjadi kenaikan harga dan atau pembatasan kuota BBM bersubsidi dampak
berdampak pada kesejahteraan nelayan. Oleh karena itu, meski kenaikan BBM
dan atau pembatasan kuota BBM bersubsidi itu bertujuan mengurangi beban
defisit APBN dan peningkatan infrastruktur namun hendaknya juga perlu ada
mendapatkan BBM. Sehingga meski BBM itu dinaikkan harganya atau dibatasi
kuotanya. nelayan tetap dapat mendapatkan BBM yang dapat digunakan untuk
dalam satuan waktu tertentu. Sedangkan jumlah logistik melaut merupakan total
keseluruhan kebutuhan melaut yang dibutuhkan nelayan dalam sekali melaut pada
satuan waktu tertentu. Sehingga oleh karena itu semakin banyaknya logistik yang
diperlukan maka dapat diartikan jumlah trip yang akan dilakukan semakin
akan kehabisan bahan bakar. Menurut Ngamel et al. (2013), parameter DJPT
terdiri dari produksi hasil tangkapan, kunjungan kapal dan penyediaan perbekalan
melaut dengan variabelnya adalah penyediaan perbekalan BBM dan air bersih,
memiliki jarak sedang sampai ke perairan ZEE Indonesia dan laut teritorial.
Pelabuhan ini sendiri dirancang sedemikian rupa terutama untuk melayani kapal
menjadi empat tipe. Pembagian empat tipe tersebut berdasarkan pada jenis
perikanan yang beroperasi. Tipe perikanan ini akan mencirikan ukuran kapal,
daerah penangkapan, jumlah hasil tangkapan, dan daerah distribusi. Selain itu,
menurut letak dan jenis usaha perikanannya. Dilihat dari banyaknya parameter
yang dapat mempengaruhi hal tersebut sebagai berikut. 1) Luas lahan, letak, dan
menurut jenis ikan yang dominan didaratkan ataupun alat tangkap yang dominan
PPN Tual karena dikelilingi oleh Laut Arafura dan Laut Banda. PPN Tual
akhirnya akan memperkuat struktur ekonomi yang kokoh dan maju serta turut
pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun
nusantara Pelabuhan Tual mempunyai fasilitas yang sudah mewadai dan sesuai
et al. (2021), salah satu pelabuhan perikanan yang berada di Provinsi Maluku
yaitu Pelabuhan Nusantara Tual. Pelabuhan Tual memiliki klasifikasi antara lain,
(1) Area operasional kapal ikan yang dilayani adalah perairan ZEEI dan luat
teritorial; (2) Fasilitas tambat yaitu 30-60 GT (4) panjang dermaga dan kedalaman
kolam sekurang kurangnya 150-300 m dan >3 m; (5) luas lahan yaitu 15-30 Ha.
memiliki klasifikasi antara lain, (1) mampu melayani kapal perikanan yang
GT.
Tabel 14. Perbandingan Peranan Pelabuhan Nusantara Tual dengan Lubis 2011,
Permen KP No. 8 Tahun 2012, dan Murdiyanto 2004.
46
aksesibilitas transportasi darat relatif dekat. Peran yang lain sebagai tempat
tangkap akan lebih terarah dan teratur dengan adanya pelabuhan perikanan.
pokok, fungsional dan penunjang yang baik. Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual
mempunyai sarana fasilitas guna mendukung kinerja kegiatan yang ada seperti
48
sarana produksi dan pelayanan. Menurut Ariani (2020), untuk mendukung seluruh
awal. Fasilitas itu harus dapat memenuhi mulai kegiatan penangkapan ikan dari
pemasaran. Fasilitas akan mendukung hasil kualitas yang baik untuk ikan yang
dapat diterima untuk pasar ekspor, dan memiliki lingkungan yang bersih dan
higienis.
pembinaan.
pada tabel di atas, fasilitas yang ada di PPN Tual memenuhi kriteria fasilitas
yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang
muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
tersebut berjalan dengan baik, maka PP akan berdaya guna sebagai pusat aktivitas
Pelabuhan perikanan yang berfungsi dengan baik akan merupakan titik temu
a. Fasilitas Pokok
50
yaitu lahan eksiting, dermaga, jetty, drainase, dan jalan komplek. Fasilitas pokok
dengan lancar. Fasilitas pokok yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual
terdapat pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual antara lain yaitu lahan
eksiting, dermaga, jetty, drainase, dan jalan komplek. Kegunaan dermaga sendiri
perbekalan. Jetty merupakan tipe dermaga yang letaknya lebih menjorok ke laut,
yang akan bersandar di dermaga. Menurut Lubis (2012), fasilitas pokok atau juga
suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran
kapal, baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh
Dermaga dan kolam pelabuhan; (2) Alat bantu navigasi; (3) Breakwater atau
pemecah gelombang; (4) Jetty dan Groin; (5) Mercusuar; dan Revetment
b. Fasilitas Fungsional
Perikanan diantaranya TPI, persedian air bersih, es dan listrik, kantor administrasi
fungsional ini perlu diperhatikan dengan ketersediaanya. Hal ini dilakukan guna
pada tabel di atas, Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual ini telah memenuhi
berupa lampu suar dan bahan bakar minyak (BBM). Pelabuhan Perikanan
Nusantara Tual juga dilengkapi dengan adanya dua tempat pendingin ikan dan
Pos pelayanan. Kelengkapan fasilitas fungsional ini tidak lepas dari jenis
pelabuhan perikanannya namun juga letak pelabuhan perikanan Tual. Hal ini
Pemasaran Ikan, Navigasi pelayaran dan komunikasi, air bersih, instalasi Bahan
Bakar Minyak, es dan listrik, tempat pemeliharaan kapal dan alat penangkapan
limbah seperti instalasi pengolahan air limbah, tempat pembuangan sementara dan
suar, menara pengawas. Tempat pemeliharaan dan alat penangkapan ikan yang
tersedia di PPN Tual seperti dock slipway, bengkel dan tempat perbaikan jaring,
53
tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan seperti transit sheed dan
c. Fasilitas Penunjang
pelabuhan. Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung akan
perikanan. Fasilitas penunjang merupakan sumber daya fisik yang ada sebelum
54
jasa ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas penunjang adalah yang secara tidak
adanya fasilitas penunjang, maka suatu Pelabuhan akan terasa ada yang kurang
lengkap. Menurut Prasojo et al., (2015), fasilitas penunjang adalah fasilitas yang
pokok dan atau sebagian fasilitas fungsional sesuai kebutuhan lalu fasilitas
pelabuhan.
tangkap akan lebih terarah dan teratur dengan adanya pelabuhan perikanan.
pokok, fungsional dan penunjang yang baik. Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual
mempunyai sarana fasilitas guna mendukung kinerja kegiatan yang ada seperti
sarana produksi dan pelayanan. Menurut Ariani (2020), untuk mendukung seluruh
awal. Fasilitas itu harus dapat memenuhi mulai kegiatan penangkapan ikan dari
pemasaran. Fasilitas akan mendukung hasil kualitas yang baik untuk ikan yang
dapat diterima untuk pasar ekspor, dan memiliki lingkungan yang bersih dan
higienis.
Fasilitas pelabuhan perikanan dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu fasilitas pokok,
di atas, fasilitas yang ada di PPN Prigi memenuhi kriteria fasilitas Pelabuhan
terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai
muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
tersebut berjalan dengan baik, maka PP akan berdaya guna sebagai pusat aktivitas
Pelabuhan perikanan yang berfungsi dengan baik akan merupakan titik temu
yaitu lahan eksiting, dermaga, jetty, drainase, dan jalan komplek. Fasilitas pokok
dengan lancar. Fasilitas pokok yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual
Nusantara (PPN) Tual. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa faslitas
pokok yang terdapat pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual antara lain yaitu
lahan eksiting, dermaga, jetty, drainase, dan jalan komplek. Kegunaan dermaga
bongkar muat hasil tangkapan, serta tempat mengisi bahan perbekalan. Jetty
58
merupakan tipe dermaga yang letaknya lebih menjorok ke laut, biasanya untuk
bersandar di dermaga. Menurut Lubis (2012), fasilitas pokok atau juga dikatakan
kapal, baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh
Dermaga dan kolam pelabuhan; (2) Alat bantu navigasi; (3) Breakwater atau
pemecah gelombang; (4) Jetty dan Groin; (5) Mercusuar; dan Revetment
Perikanan diantaranya TPI, persedian air bersih, es dan listrik, kantor administrasi
fungsional ini perlu diperhatikan dengan ketersediaanya. Hal ini dilakukan guna
fasilitas fungsional pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual tersaji pada Tabel
21 sebagai berikut:
pada tabel di atas, PPN Tual telah memenuhi fasilitas fungsional yang ada di
navigasi pelayaran berupa lampu suar dan bahan bakar minyak (BBM). Pelabuhan
Perikanan Nusantara Tual juga dilengkapi dengan adanya dua tempat pendingin
ikan dan Pos pelayanan. Kelengkapan fasilitas fungsional ini tidak lepas dari
jenis pelabuhan perikanannya namun juga letak pelabuhan perikanan Tual. Hal ini
Soumokil (2020), fasilitas fungsional secara umum terdiri dari TPI, navigasi
pelayaran dan komunikasi, air bersih, instalasi BBM, es dan listrik, tempat
pemeliharaan kapal dan alat penangkapan ikan, bengkel dan tempat perbaikan
pelabuhan. Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung akan
perikanan. Fasilitas penunjang merupakan sumber daya fisik yang ada sebelum
jasa ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas penunjang adalah yang secara tidak
adanya fasilitas penunjang, maka suatu Pelabuhan akan terasa ada yang kurang
61
lengkap. Menurut Prasojo et al., (2015), fasilitas penunjang adalah fasilitas yang
pokok dan atau sebagian fasilitas fungsional sesuai kebutuhan lalu fasilitas
Nusantara (PPN) Tual memiliki fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas
ombak, dan mempunyai kedalaman yang cukup untuk kapal yang beroperasi di
mempunyai bentuk jari, dapat dibuat bila garis pantai mempunyai kedalaman
terbesar menjorok kelaut dan tidak teratur khususnya dibangun untuk melayani
kapal dengan muatan umum. Menurut Aminullah et al., (2021), kedalaman kolam
gelombang, angin dan pasang surut. Kedalam kolam pelabuhan umumnya adalah
elevasi air muka rencana. Luas kolam pelabuhan perikanan dapat dihitung berapa
62
luas nya dengan menggunakan data data seperti jumlah kapal maksimum, panjang
kapal rata-rata, lebar kapal terbesar, dan panjang maksimal kapal dengan rumus
sebagai berikut
Diketahui :
Jawab :
L = Lt + (3 x n x l x b)
= 58,34 + 53.382,2
= 53.441,54 m2
diperoleh luas kolam pelabuhan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual yaitu 5,3
Ha. Luas kolam pelabuhan adalah luas minimum kolam pelabuhan ruang yang
diperlukan untuk dermaga ditambah dengan kolam putar (turning basin) yang
perencanaan kolam pelabuhan salah satunya adalah radius harus cukup besar,
terputus dan perairan cukup dalam supaya kapal terbesar masih dapat masuk saat
kondisi muka air surut terendah. Menurut Ngamel et al., (2018), fungsi kolam
63
pelabuhan adalah untuk menampung kapal dalam melakukan waktu sandar selama
dalam pelabuhan, agar kapal dapat dengan mudah melakukan bongkar muat tanpa
yang terlindung. Perairan kolam harus memiliki kedalaman yang cukup supaya
kapal-kapal dapat keluar-masuk dengan aman pada saat air surut terendah
x b).
b. Panjang Dermaga
tempat berlangsungnya kegiatan bongkar muat barang dan naik turunnya orang
atau penumpang dari dan ke atas kapal. Dermaga juga dimanfaatkan untuk
kegiatan bongkar muat barang dan naik turunnya orang atau penumpang dari dan
yang masih aman. Kapal dan para awaknya bisa dengan aman membongkar atau
sebagai sarana kegiatan untuk mengisi bahan bakar kapal, memasok kapal dengan
air munim, air bersih, dan mengatur saluran untuk air kotor atau limbah yang akan
diproses lebih lanjut di pelabuhan. Konstruksinya juga harus berasal dari bahan
yang kuat dan mampu menahan korosi air laut. Perhitungan panjang dermaga
Diketahui :
Jumlah kapal yang berlabuh rata – rata per hari (n) = 25 unit
Jawab :
= 548,96 m
kapasitas jumlah tambat kapal dengan baik. Desain dermaga juga harus
perencanaan yang digunkan harus sesuai dan matang, sehingga fungsi fasilitas ini
bisa lebih optimal. Hal ini dikarenakan bisa saja gelombang air laut atau angin
menyebabkan goyang, jika hal kondisi tersebut terjadu maka dikhawatirkan bisa
kedalaman yang cukup agar kapal besar dapat bergerak leluasa. Dermaga
merupakan bagian dari struktur besar sebuah pelabuhan. Dermaga hendaknya juga
dermaga yang sudah tidak sesuai lagi dengan kapasitasnya menjadikan kapal-
tangkapan ikan.
pangkalan pendaratan ikan, dan di tempat tersebut terjadi transaksi penjualan ikan
dan hasil laut. Tempat pemasaran ikan berperan peranan penting dalam suatu
dapat tercapai manfaat secara optimal. TPI berfungsi sebagai pusat pengembangan
nelayan dan tempat pendaratan ikan hasil tangkapan. TPI juga berperan untuk
sumberdaya ikan.
Sarana Tempat Pemasaran Ikan merupakan sarana atau fasilitas yang harus
ada dalam suatu tempat pemasaran ikan. Sarana Tempat Pemasaran Ikan sebagai
Tual cukup luas dan higienis. Tempat Pemasaran Ikan yang bersih akan
perikanan yang disediakan untuk memfasilitasi kegiatan jual beli atau pemasaran
Amiruddin (2014), Tempat Pelelangan Ikan sebagai sarana satu kesatuan dari
Tual
Proses penanganan ikan adalah suatu tindakan yang dilakukan kepada ikan.
bahwa proses penanganan ikan di PPN Tual Maluku dapat mempermudah para
prinsip-prinsip tertentu agar mutu hasil tangkapan dapat tetap terjaga. Prinsip
agar selalu dingin. Kurangi sentuhan fisik secara langsung dengan ikan,
menghindari sengatan langsung sinar matahari pada tubuh ikan dan memperkecil
tangkapan, sebagai salah satu fungsi utama dalam kegiatan perikanan dan juga
merupakan salah satu faktor yang menggerakkan dan meningkatkan usaha dan
diketahui bahwa terdapat kegiatan pelelangan ikan di PPN Tual Maluku. Ikan
langsung dipindahkan ke TPI guna dilelang terlebih dahulu. Harga lelang tertinggi
ikan merupakan kegiatan awal dari pemasaran ikan di pelabuhan perikanan unuk
mendapatkan harga yang layak khususnya bagi nelayan. Proses menjual dan
membeli hasil tangkapan terjadi dalam kegiatan pelelangan ikan. Harga hasil
tangkapan akan terus menerus naik sampai terdapat kesepakatan harga antara
penjual (nelayan).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Maluku;
Tual antara lain luas kolam pelabuhan sebesar 53.441,54 m2, panjang
V.2. Saran
sebagai berikut:
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Afiyah, N. N., I. Solihin, dan E. Lubis. 2019. Pengaruh Rantai Distribusi dan
Kualitas Ikan Tongkol (Euthynnus Sp.) dari PPP Blanakan selama
Pendistribusian ke Daerah Konsumen. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan., 14(2): 225-237.
8(2): 159-16.
Guswanto, B., Gumilar, I., dan I. Rostini. 2012. Analisis Indeks Kinerja Pengelola
dan Indeks Kepuasan Pengguna di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam
Zachman Jakarta. Jurnal Perikanan Kelautan., 3(4).
Harahap, A. S., J. Zain dan R. M. Hutauruk. 2018. Penentuan Jenis dan Ukuran
Fasilitas Pokok Tempat Pemasaran Ikan di Desa Pakningasal Kecamatan
Bukitbatu Kabupaten Bengkalis. Jurnal Perikanan dan Kelautan., 23(1): 31-
38.
Prasojo, P., A. Rosyid, dan I. Triarso. 2015. Analisis Tingkat Pemanfaatan dan
Kebutuhan Fasilitas Fungsional dan Fasilitas Penunjang di Pelabuhan
Perikanan Pantai Tasikagung Rembang. Journal of Fisheries Resources
Utilization Management and Technology., 4(1): 32-42.
Sari, M., E, S, Wiyono., dan Zulkarnain. 2021. Pengaruh Cuaca Terhadap Pola
Musim Penangkapan Ikan Pelagis di Perairan Teluk Lampung.
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut., 5(3): 277-289.
Suherman, A., A. Rosyid, dan B.A. Wibowo. 2012. Pelabuhan Perikanan. Undip
Press Semarang, 284 hlm.
Yunanda, M., R. Rizwan, dan A. Rahmah. (2018). Kajian Tingkat Kebutuhan dan
Penyediaan Es untuk Operasi Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan
Samudera Lampulo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah.,
3(2).
LAMPIRAN
75
Dermaga
Drainase
78
Kantor Adminitrasi
Pos Jaga
80
Oktarisna 26030121140061