Disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Metode Penangkapan Ikan
Disusun oleh :
Aida Nurjanah
230110130019
Rambo
230110130021
Cyntia Kurniawati
230110120026
Yulihda Fikrie
230110130034
M Angga Ekalaya
230110130050
M Firhandy Dwi P 230110120069
Eki Chandra Nugraha 230110130093
Kelas:
Perikanan A / Kelompok 1
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
Lembar Penilaian
No
Nama
NPM
Aida Nurjanah
230110130019
Rambo
230110130021
Cyntia Kurniawati
230110130026
Yulihda Fikrie T
230110130034
Angga Ekalaya
230110130050
M. Firhandy Dwi P
230110130069
230110130093
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Metode Penangkapan Ikan yaitu mengenai Alat Tangkap Trawl dengan
sebaik-baiknya.
Tulisan ini adalah hasil dari berbagai sumber dan media yang telah kami
kumpulkan selama bekerja dalam kelompok disertai dengan analisa dan kesimpulan
serta hal yang lain sesuai dengan tugas.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan laporan seperti ini, tugas yang kami laksanakan dapat tercatat dengan
rapi dan dapat kita pelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk kepentingan
proses belajar kita terutama dalam mata kuliah Alat dan Kapal Penangkap Ikan.
Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama kepada Dosen mata
kuliah Alat dan Kapal Penangkap Ikan yang telah memberikan petunjuk dalam
melaksanakan tugas ini.
Dalam penyusunan tugas ini tentulah jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain
di masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB
I.
II.
LEMBAR PENILAIAN............................................................
KATA PENGANTAR................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................
PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................
1.2 Tujuan...................................................................................
Halaman
ii
iii
iv
1
1
2
PEMBAHASAN.........................................................................
2.1 Definisi Alat Tangkap...........................................................
2.2 Deskripsi Alat Tangkap........................................................
2.2.1 Bagian bagian Trawl.......................................................
2.2.2 Alat Bantu Penangkapan....................................................
2.2.3 Pembagian Job Description Kapal......................................
2.3 Metode Penangkapan.............................................................
2.4 Hasil Tangkapan Trawl..........................................................
2.5 Daerah Penangkapan.............................................................
3
3
4
4
11
14
14
18
18
III.
KESIMPULAN..............................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................
20
20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................
21
BAB I
PENDAHULUAN
jaring trawl tidak dapat beroperasi diseluruh perairan indonesia. Dari uraian
diatas maka pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai alat tangkap trawl.
1.2 Tujuan
Adapun dalam penyusunan makalah ini memiliki tujuan diantaranya, yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu alat tangkap trawl
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis trawl
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja trawl, kecepatan menarik jaring,
waktu pengoperasian, daerah penangkapan, hal yang mempengarui kegagalan
dan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2
ada ketentuan resmi mengenai peristilahan dari yang berwenang maka digunakan kata
trawl saja.
Dari kata trawl lahir kata trawling yang berarti kerja melakukan operasi
penangkapan ikan dengan trawl, dan kata trawler yang berarti kapal yang
melakukan trawling. Jadi yang dimaksud dengan jarring trawl (trawl net) disini
adalah suatu jaring kantong yang ditarik di belakang kapal (baca : kapal dalam
keadaan berjalan) menelusuri permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan,
udang dan jenis demersal lainnya. Jarring ini juga ada yang menyangkut sebagai
jaring tarik dasar.
Trawl merupakan jaring yang berbentuk kerucut yang dioperasikan dengan
menghela (towing) di dasar perairan dengan menggunakan kapal. Untuk membuka
mulut jaring kearah samping atau secara vertical digunakan otterboard dan untuk
membuka kearah atas dipasang pelampung pada tali ris atas dan pemberat pada tali
ris bawah. Trawl diperkenalkan sekitar tahun 1870 di Sungai Themmes (Nomura and
Yamazaki, 1977).
Secara teknis, baik menurut umum ataupun mengikuti standar ISSCFG
(International Standard Statistical Classification Fishing Gear), FAO (Nedelec and
Prado 1990) Trawl adalah alat penangkap ikan yang mempunyai target spesies baik
untuk menangkap ikan maupun untuk udang. Trawl memiliki kriteria yaitu jaring
berbentuk kantong (pukat) baik yang berasal dari karakteristik asli maupun hasil
modifikasi, memiliki kelengkapan jaring (pukat) untuk alat pembuka mulut jaring
baik palang/gawang (beam) atau sepasang papan rentang (otter board) dengan cara
operasi dihela atau diseret (towing) oleh sebuah kapal, tanpa memiliki kelengkapan
jaring (pukat) dengan cara operasi dihela oleh dua buah kapal.
Di Indonesia, pada tahun tujuh puluhan alat ini telah memberikan sumbangsih yang
sangat besar dalam peningkatan produksi perikanan laut, khususnya udang. Namun,
karena berbagai dampak negative akhirnya menurut Kepres no. 39 tahun 1980
penangkapan ikan dengan trawl dilarang.Sejak saat itu, trawl hanya boleh
dioperasikan oleh kapal-kapal peneliti. Dengan beberapa modifikasi trawl dapat
dioperasikan di beberapa perairan seperti laut Arafuru, khususnya untuk penangkapan
udang (trawl udang).
2.2. Deskripsi Alat Tangkap
2.2.1. Bagian-bagian trawl
Desain trawl bisa sangat bervaiasi antara satu dengan yang lainnya. Pada prinsipnya
bagian-bagian trawl adalah:
Sayap (wing)
Otter board
Bridle line
Warp
Sayap
Kantong
Tali Ris
Tali ris atas disebut juga dengan benang head rope. Tali ris atas trawl
umumnya terbuat dari baja yang dibalut dengan benang. Pada tali ris ini dipasang
pelampung yang berbentuk bola. Jumlah pelampung serta cara penyusunannya pada
tali ris atas sangat berpengaruh pada permukaan mulut jaring ketika dioperasikan
dilaut. Ukuran alat tangkap sering dinyatakan dengan panjang atau pendeknya tali ris
atau maupun tali ris bawah dari trawl. Bentuk pelampung pada tali ris atas trawl
dapat Anda lihat pada Gambar 2.8.
Pada pukat udang pemberat yang digunakan biasanya rantai atau logam yang
lain. Fungsi rantai selain sebagai pemberat juga merupakan alat pengejut dan
pengaduk lumpur di dasar perairan sehingga udang-udang yang tersembunyi di
lumpur keluar dan dapat ditangkap oleh pukat udang. Pada pukat ikan sebagai
pemberat digunakan campuran antara logam dan karet yang sering disebut bobbin
(gelondongan karet yang berbentuk bulat atau silinder). Perbedaan pemberat pada tali
ris bawah ini adalah salah satu pembeda antara pukat ikan dan pukat udang.
b
Sayap
Sayap disebut juga sebagai wing. Sayap adalah bagian dari jaring yang ada
disisi kiri dan kanan jaring. Sayap trawl pada umumnya lebih menjorok kedepan jika
dibandingkan dengan posisi mulut jaring. Fungsi sayap adalah menggiring ikan atau
udang yang akan ditangkap agar dapat masuk kedalam mulut jaring. Ukuran mata
jaring (mesh size) yang digunakan pada sayap biasanya lebih besar dari ukuran mata
jaring yang digunakan pada badan jaring.
c
Badan jaring
Badan jaring adalah bagian trawl yang terdapat antara sayap dengan kantong
atau mulai dari mulut jaring sampai dengan kantong. Badan jaring terdiri atas dua
bagian utama yaitu punggung dan perut jaring. Pada pukat udang, badan jaring
dibagian belakang di pasang alat pemisah ikan (API) atau sering disebut sebagai by
catch exluder device (BED). Ukuran mata jaring pada bagian jaring bervariasi,
namun lebih kecil dari ukuran mata jaring pada bagian sayap dan lebih besar dari
ukuran mata jaring pada bagian kantong.
d
Kantong
8
Kantong adalah bagian jaring yang paling belakang (ujung). Kantong sering
disebut juga sebagai cod end. Kantong berfungsi sebagai tempat hasil penangkapan
yang masuk kedalam jaring.
e
Otter board
Otter board adalah peralatan yang membantu pembukaan mulut trawl. Otter
board akan terbuka pada saat alat dioperasikan (ditarik oleh kapal) karena memberi
gaya horiontal ke sisi luar dari mulut trawl. Satu unit trawl menggunakan sepasang
otter board, yang terletak di sayap kiri dan kanan trawl. Otter board terbuat dari
papan atau baja. Trawl yang berukuran relatif besar (head rope lebih besar 20 m) pada
umumnya menggunakan otter board yang terbuat dari baja dan berukuran relatif
besar. Sementara trawl yang berukuran relatif kecil masih banyak yang menggunakan
otter board yang terbuat dari papan. Otter board yang terbuat dari baja dapat Anda
lihat pada Gambar.
putus (breaking strenght) lebih besar dibandingkan dari bahan serat alami atau
sintetis.
g
menghubungkan jaring dengan otter board. Net pendant pada umumnya terbuat dari
baja dan ukurannya lebih kecil dari diameter warp yang digunakan. Panjang net
pendant (jarak antara jaring dengan otter board) sangat bervariasi antara satu kapal
dengan kapal lainnya, namun pada umumnya lebih dari 20 m.
h
satu alat yang dipasang untuk memisahkan biota laut jenis tertentu. Misalnya, kurakura dapat keluar dari trawl meskipun sudah masuk kebadan jaring pada saat alat
tangkap dioperasikan dilaut. Alat pemisah ikan pada dasarnya bukan bagian dari
trawl. Alat pemisah ikan umumnya terbuat dari kerangka besi yang dirancang secara
khusus, dipasang pada badan trawl pada bagian belakang (dekat kantong ).
10
Pemberat (sinker) dipasang pada tali ris bagian bawah dengan tujuan agar
bagian-bagian yang dipasangi pemberat ini cepat tenggelam dan tetap
berada pada posisinya (dasar perairan) walaupun mendapat pengaruh dari
arus.
Badan (Body) merupakan bagian terbesar dari jaring, terletak antara sayap
dan kantong. Bagian ini berfungsi untuk menghubungkan bagian sayap
dan kantong serta menampung jenis ikan-ikan dasar dan udang sebelum
masuk ke dalam kantong. Badan terdiri atas bagian-bagian kecil yang
ukuran mata jaringnya berbeda-beda. Terbuat dari polyethylene dan
ukuran mata jaring minimum 1,5 inchi.
Sumber : http://www.liv.ac.uk/researchintelligence/issue39/trawling.html
2.2.2. Alat Bantu Penangkapan
Adapun peralatan alat bantu yang digunakan untuk alat tangkap Trawl yaitu sebagai
berikut :
11
1. Boom
Merupakan tempat melekatnya rig dan out rigger. Harus memiliki panjang yang
cukup untuk membawa cod end (kantong) pada posisi yang diharapkan dan biasanya
diletakkan pada center line (garis tengah kapal).
-
Rig
Terletak di belakang rumah geladak menempel permanen pada boom atau tiang agung
(tiang gantung). Berfungsi sebagai alat bantu untuk menurunkan dan mengangkat
kantong trawl serta sebagai jalur untuk tali wire dari alat tangkap.
-
Outrigger
Terletak di belakang rumah geladak menempel permanen pada boom atau tiang agung
(tiang gantung) dan dapat Digerakkan kekiri dan kekanan kapal. Berfungsi sebagai
jalur penarikan wire.
2. Winch
Terletak di belakang rumah geladak dan tepat di bawah rig dan outrigger. Posisi
winch menempel pada deck dengan diberi dudukan besi. Winch ini terdiri dari drum
dan hydraulic inofer.
-
Drum Trawl
Bentuknya harus besar untuk memutar agar Trawl naik. Salah satu contohnya adalah
drum dengan flat tunggal mempunyai kelemahan dapat merusak bagian tengah dari
drum itu sendiri dan bagian atas dari jaring.
-
Hydraulic inofer
Merupakan mesin untuk mengatur jalannya winch. Terdiri dari motor power hidrolik
yang diletakkan diruang mesin untuk mengalirkan oli ke pipa dimesin pengatur yang
terletak diatas bangunan kemudi dan setir pengontrol winch diatas bangunan kemudi.
3. Towing Block
Menetap di buritan di sisi samping Trawl. Merupakan bagian yang menentukan
dimana warp dapat mengikuti kapal secara terarah selama proses towing. Towing
12
block adalah sebuah kumpulan tali yang terikat kencang menjadi sebuah bagian yang
diperkuat dengan rantai yang tepat panjangnya
dan kuat. Ada berbagai tipe yang banyak di jumpai.
4. Snatch Block
Dibuat untuk digunakan dalam berbagai tugas permanen pada suatu Trawl. Ada
berbagai bentuk rancangan, tapi pada umumnya yang perlu diperhatikan adalah
bagian depan yang digunakan untuk cantelan atau penyangga. Tergantung pada jenis,
kemanapun terhubung dengan baik atau bahkan diatas geladak untuk mengangkat
pada waktu tertangkap. Snatch block mempunyai suatu penutup yang dapat diangkat
sedemikian sehingga gulungan tali dapat ditempatkan di sekitar katrol. Dan penutup
tersebut di kunci atau tertutup kembali dengan menggunakan penjepit.
5. Otter Board
Otter board merupakan alat bantu bukaan mulut jaring ke arah horizontal. Pembukaan
horizontal bentangan otter board merupakan jarak antara kedua otter board yang
terbentang pada saat dioperasikan.
6. Bobbin
Bobbin adalah alat bantu penangkapan pada trawl utamany digunakan pada trawl
dasar yang berfungsi untuk memudahkan penarikan jaring, dan agar jaring tidak
bersentuhan langsung dengan dasar perairan yang dapat merusak jaring, bobbin dapat
pula berfungsi sebagai pemberat yang juga membantu pembukaan mulut jaring.
Bobbin di pasang pada bagian mulut jaring bagian bawah. Bahan bobbin dapat
terbuat dari besi yang bentuknya bulat, maupun kayu yang bentuknya hanya seperti
papan. Tapi dampak dari penggunaan bobbin ini dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan perairan yakni dapat mengkibatkan adanya parit-parit di dasar perairan,
Akibat penggunaan pemberat besi, baja dan papan yang mengkeruk yang rata-rata
menyapu bersih tiap trawl beroperasi juga. Merusak dan menghabat pertumbuhan
biota laut seperti anak-anak ikan dan biota laut lainnya dikarenakan penangkapan
13
biota laut yang bukan menjadi target (baycatch), seringkali ikan, udang yang sudah
mati ditangkap dan dibuang kembali kelaut.
7. Fish finder
Fish finder adalah alat yang berfungsi untuk mengetahui bentuk dasar dan kedalaman
perairan sehingga dapat ditentukan panjang warp yang di area.
8. Tackle
Tackle merupakan gabungan antara dua block atau lebih dengan tali tackle berfungsi
untuk memperkecil gaya tarik sehingga beban menjadi lebih ringan.
9. Gallow
Gallow berfungsi sebagai tempat penahan warp pada waktu diarea dan dihibob serta
sebagai tempat bergantungnya otter board
2.2.3 Pembagian Job Description Kapal
1. Juragan Kapal
Juragan sebagai pemilik berkewajiban menyediakan peralatan, perbekalan,
dan sangu. Peralatan terdiri dari alat tangkap (jaring), kapal beserta mesinnya, dan
lampu merkuri atau pertomaks. Perbekalan terdiri atas solar untuk mesin kapal, solar
untuk diesel yang digunakan untuk menyalakan lampu merkuri, jika menggunakan
lampu petromaks maka harus digunakan minyak tanah, dan oli. Sementara sangu
merupakan perbekalan untuk ABK, yang terdiri dari beras, bumbu, sayur, dan rokok.
2. Juru Mudi
Juru mudi mempunyai tanggung jawab untuk mengatur keseluruhan kegiatan
penangkapan dan memelihara alat tangkap. Keberhasilan kegiatan ini sangat
tergantung pada kemampuan juru mudi dalam melaksanakan tugasnya. Sebagai
penanggung jawab, ia memiliki wewenuang penuh untuk merekrut ABK,
menentukan lokasi penangkapan, memberi tugas dan komando kepada ABK, dan
menentukan kapan jaring harus ditebarkan dan kapan harus ditarik. Juru mudi juga
14
bertugas mengamati lokasi di mana terdapat banyak ikan. Oleh karena itu ia biasanya
berada di bagian paling depan atau kadang-kadang dibagian atas kapal.
3. Juru Mesin
Juru mesin disebut juga mataris, bertanggung jawab terhadap pengontrolan
mesin, pengisian bahan bakar dan oli, pengontrolan air pendingin, dan
operasionalisasi mesin. Ia juga bertugas menggerakkan baling-baling sesuai dengan
arah yang ditentukan oleh juru mudi.
2.3. Metode Penangkapan
Trawl adalah alat tangkap yang aktif, dimana kapal yang menarik alat tangkap
bergerak mengejar ikan sehingga masuk ke dalam jaring, oleh karena itu kecepatan
kapal dalam menarik alat tangkap pada umumnya adalah lebih besar dari kecepatan
renang rata-rata ikan yang tertangkap, disamping itu bentuk alat tangkap trawl
dirancang secara khusus sehingga memiliki sayap yang menggiring target kearah
mulut jaring atau mencegah ikan lari ke arah samping (sisi kiri dan kanan alat
tangkap).
Alat tangkap trawl dapat dioperasikan disekitar pantai atau pun diperairan yang jauh
dari pantai. Umumnya alat tangkap trawl dapat dioperasikan pada berbagai
kedalaman yaitu :
1
Dasar perairan yang menjadi daerah penangkapan ikan pada alat tangkap
trawl adalah:
a
b Khusus untuk terutama pukat dasar (Bottom trawl) relatif ditandai dengan
pertukaran dasar perairan tidak bergelombang atau berbukit-bukit, tidak
berkarang dan memiliki dasar pasir, lumpur atau campuran antara ke
duanya.
15
16
17
Penarikan tali penarik (warp) sehingga papan pembuka mulut jaring (Otterboard)
berada di kapal
Penarikan
seluruh
jaring
trawl
ke
atas
geladak
18
menentukan besar kapal dan gear yang akan dioperasikan. Akan tetapi,jika
menggunakan surface trawl tentu ikan-ikan pelagis akan menjadi hasil tangkapan
utama,terutama kecepatan renangnya tidak seberapa kuat.
2.5
bergerak mengejar ikan sehingga masuk ke dalam jaring, oleh karena itu kecepatan
kapal dalam menarik alat tangkap pada umumnya adalah lebih besar dari kecepatan
renang rata-rata ikan yang tertangkap, disamping itu bentuk alat tangkap trawl
dirancang secara khusus sehingga memiliki sayap yang menggiring target kearah
mulut jaring atau mencegah ikan lari ke arah samping (sisi kiri dan kanan alat
tangkap).
Alat tangkap trawl dapat dioperasikan disekitar pantai atau pun diperairan yang
jauh dari pantai. Umumnya alat tangkap trawl dapat dioperasikan pada berbagai
kedalaman yaitu:
1. Disekitar permukaan menggunakan pukatpermukaan (Surface trawl)
2. Dipertengahan perairan dengan pukat pertengahan (Mid water trawl)
3. Disekitar dasar atau di dasar perairan menggunakan pukat dasar (Bottom trawl).
Dasar perairan yang menjadi daerah penangkapan ikan pada alat tangkap
trawl adalah:
1. Bukan daerah berkarang
2. Khusus untuk terutama pukat dasar (Bottom trawl) relatif ditandai dengan
pertukaran dasar perairan tidak bergelombang atau berbukit-bukit, tidak berkarang
dan memiliki dasar pasir, lumpur atau campuran antara ke duanya.
Keberhasilan dalam menentukan daerah penangkapan untuk trawl sangat
berkaitan erat dengan pengetahuan akan ruaya (migrasi) ikan. Pengetahuan mengenai
biologi, oceanografi dan sifat-sifat serta kebiasaan hidup ikan atau udang yang
menjadi target tangkapan upaya menentukan Fishing ground yang baik biasanya
menggunakan berbagai alat Bantu, baik yang sifatnya untuk mencari gerombolan
19
ikan (alat deteksi di dalam air seperti Fish finder atau Sonar) ataupun alat bantu yang
digunakan untuk mengetahui kondisi perairan yang disukai oleh target tangkapan.
BAB III
PENUTUP
1
Kesimpulan
Kata trawl lahir kata trawling yang berarti kerja melakukan operasi
penangkapan ikan dengan trawl, dan kata trawler yang berarti kapal yang
melakukan trawling. Jadi yang dimaksud dengan jarring trawl (trawl net) disini
adalah suatu jaring kantong yang ditarik di belakang kapal (baca : kapal dalam
keadaan berjalan) menelusuri permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan,
udang dan jenis demersal lainnya. Jarring ini juga ada yang menyangkut sebagai
jaring tarik dasar.
Trawl adalah alat tangkap ikan yang bersifat aktif, dimana alat tangkap ditarik
oleh kapal yang bergerak mengejar gerombolan ikan sehingga masuk ke dalam jaring,
oleh karena itu kecepatan kapal dalam menarik alat tangkap pada umumnya adalah
lebih besar dari kecepatan renang rata-rata ikan yang tertangkap.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan Indonesia. Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan
Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Ledhyane, dkk. 2013. Teknologi Penangkapan Ikan. Naskah Modul Elektronik.
Universitas Brawijaya.
Sudirman, dkk. 2000. Teknik Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Anomin.Trawl. Australian Fisheries Management Authority.
Sadhortomo, Bambang. 2006. Jurnal Ilmiah. Distribusi Spasial Upaya Penangkapan
Kapal Cantrang dan Permasalahannya di Laut Jawa.
Dikutip dari http://www.fao.org/docrep/010/ah827o/ah827id04.html
Dikutip
Dikutip dari http://satrio-djajong.blogspot.com/2011/11/teknologi-penangkapan-ikanalat-tangkap.html. Diakses pada 26 Februari 2016 Pukul 21.20 WIB
21