Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH METODE PENANGKAPAN IKAN TRAWL

Disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Metode Penangkapan Ikan
Disusun oleh :
Aida Nurjanah
230110130019
Rambo
230110130021
Cyntia Kurniawati
230110120026
Yulihda Fikrie
230110130034
M Angga Ekalaya
230110130050
M Firhandy Dwi P 230110120069
Eki Chandra Nugraha 230110130093
Kelas:
Perikanan A / Kelompok 1

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016

Lembar Penilaian
No

Nama

NPM

Aida Nurjanah

230110130019

Rambo

230110130021

Cyntia Kurniawati

230110130026

Yulihda Fikrie T

230110130034

Angga Ekalaya

230110130050

M. Firhandy Dwi P

230110130069

Eki Chandra Nugraha

230110130093

KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Metode Penangkapan Ikan yaitu mengenai Alat Tangkap Trawl dengan
sebaik-baiknya.
Tulisan ini adalah hasil dari berbagai sumber dan media yang telah kami
kumpulkan selama bekerja dalam kelompok disertai dengan analisa dan kesimpulan
serta hal yang lain sesuai dengan tugas.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan laporan seperti ini, tugas yang kami laksanakan dapat tercatat dengan
rapi dan dapat kita pelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk kepentingan
proses belajar kita terutama dalam mata kuliah Alat dan Kapal Penangkap Ikan.
Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama kepada Dosen mata
kuliah Alat dan Kapal Penangkap Ikan yang telah memberikan petunjuk dalam
melaksanakan tugas ini.
Dalam penyusunan tugas ini tentulah jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain
di masa mendatang.

Jatinangor, Februari 2016

Penulis
DAFTAR ISI

BAB

I.

II.

LEMBAR PENILAIAN............................................................
KATA PENGANTAR................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................
PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................
1.2 Tujuan...................................................................................

Halaman
ii
iii
iv
1
1
2

PEMBAHASAN.........................................................................
2.1 Definisi Alat Tangkap...........................................................
2.2 Deskripsi Alat Tangkap........................................................
2.2.1 Bagian bagian Trawl.......................................................
2.2.2 Alat Bantu Penangkapan....................................................
2.2.3 Pembagian Job Description Kapal......................................
2.3 Metode Penangkapan.............................................................
2.4 Hasil Tangkapan Trawl..........................................................
2.5 Daerah Penangkapan.............................................................

3
3
4
4
11
14
14
18
18

III.
KESIMPULAN..............................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................

20
20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................

21

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar diseluruh dunia. Akibat dari
wilayah yang dikelilingi oleh lautan membuat Negara Indonesia kaya akan sumber
daya lautnya. Untuk memperoleh hasil laut, masyarakat Indonesia membuat alat
penangkapan ikan. Agar pemanfaatan ikan dengan alat tangkap memperoleh hasil
yang optimum maka perlu diperhatikan beberapa aspek, seperti aspek biologi terkait
dengan sumberdaya ikan, termasuk faktor lingkungan. Aspek teknis menyangkut
peralatan dan teknologi untuk memanfaatkan sumberdaya ikan dan sarana
penangkapan lainnya. Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang sudah
lama dilakukan oleh manusia. Sejak saat itu masyarakat membuat alat penangkapan
ikan salah satunya yaitu trawl.
Kata trawl berasal dari bahasa prancis troler dari kata trailing adalah
dalam bahasa inggris, mempunyai arti yang bersamaan, dapat diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia dengan kata tarik ataupun mengelilingi seraya menarik. Ada
yang menterjemahkan trawl dengan jaring tarik , tapi karena hampir semua
jarring dalam operasinya mengalami perlakuan tarik ataupun ditarik , maka selama
belum ada ketentuan resmi mengenai peristilahan dari yang berwenang maka
digunakan kata trawl saja.
Masyarakat tidak memperdulikan akibat dari penggunaan trawl. mereka juga
tidak menyadari aspek yang harus dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimum.
Akibatnya, masyarakat tidak menyadari bahaya penggunaan trawl sebenarnya
berbahaya bagi perikanan di Indonesia. pemerintah sendiri sudah melarang
masyarakat Indonesia menggunakan trawl sebagaimana dikeluarkannya keputusan
presiden nomor 39 tahun 1980 tentang penghapusan jaring trawl, dimana semua

jaring trawl tidak dapat beroperasi diseluruh perairan indonesia. Dari uraian
diatas maka pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai alat tangkap trawl.
1.2 Tujuan
Adapun dalam penyusunan makalah ini memiliki tujuan diantaranya, yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu alat tangkap trawl
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis trawl
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja trawl, kecepatan menarik jaring,
waktu pengoperasian, daerah penangkapan, hal yang mempengarui kegagalan
dan lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2

Definisi Alat Tangkap (Trawl)


Kata Trawl sendiri berasal dari bahasa
Perancis troler dan kata trailing adalah
dalam bahasa Inggris, mempunyai arti yang
bersamaan, dapat diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan kata tarik
ataupun mengelilingi seraya menarik.
Ada juga yang menterjemahkan trawl
dengan jaring tarik, maka selama belum

ada ketentuan resmi mengenai peristilahan dari yang berwenang maka digunakan kata
trawl saja.
Dari kata trawl lahir kata trawling yang berarti kerja melakukan operasi
penangkapan ikan dengan trawl, dan kata trawler yang berarti kapal yang
melakukan trawling. Jadi yang dimaksud dengan jarring trawl (trawl net) disini
adalah suatu jaring kantong yang ditarik di belakang kapal (baca : kapal dalam
keadaan berjalan) menelusuri permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan,
udang dan jenis demersal lainnya. Jarring ini juga ada yang menyangkut sebagai
jaring tarik dasar.
Trawl merupakan jaring yang berbentuk kerucut yang dioperasikan dengan
menghela (towing) di dasar perairan dengan menggunakan kapal. Untuk membuka
mulut jaring kearah samping atau secara vertical digunakan otterboard dan untuk
membuka kearah atas dipasang pelampung pada tali ris atas dan pemberat pada tali
ris bawah. Trawl diperkenalkan sekitar tahun 1870 di Sungai Themmes (Nomura and
Yamazaki, 1977).
Secara teknis, baik menurut umum ataupun mengikuti standar ISSCFG
(International Standard Statistical Classification Fishing Gear), FAO (Nedelec and
Prado 1990) Trawl adalah alat penangkap ikan yang mempunyai target spesies baik
untuk menangkap ikan maupun untuk udang. Trawl memiliki kriteria yaitu jaring

berbentuk kantong (pukat) baik yang berasal dari karakteristik asli maupun hasil
modifikasi, memiliki kelengkapan jaring (pukat) untuk alat pembuka mulut jaring
baik palang/gawang (beam) atau sepasang papan rentang (otter board) dengan cara
operasi dihela atau diseret (towing) oleh sebuah kapal, tanpa memiliki kelengkapan
jaring (pukat) dengan cara operasi dihela oleh dua buah kapal.
Di Indonesia, pada tahun tujuh puluhan alat ini telah memberikan sumbangsih yang
sangat besar dalam peningkatan produksi perikanan laut, khususnya udang. Namun,
karena berbagai dampak negative akhirnya menurut Kepres no. 39 tahun 1980
penangkapan ikan dengan trawl dilarang.Sejak saat itu, trawl hanya boleh
dioperasikan oleh kapal-kapal peneliti. Dengan beberapa modifikasi trawl dapat
dioperasikan di beberapa perairan seperti laut Arafuru, khususnya untuk penangkapan
udang (trawl udang).
2.2. Deskripsi Alat Tangkap
2.2.1. Bagian-bagian trawl
Desain trawl bisa sangat bervaiasi antara satu dengan yang lainnya. Pada prinsipnya
bagian-bagian trawl adalah:

Ris atas (head rope)

Ris bawah (ground rope)

Sayap (wing)

Punggung jaring (baiting)

Perut jaring (belly)

Kantong (cod end)

Sumber : Nainggolan,Chandra.2006.metode penangkapan ikan.jakarta:universitas


terbuka
Di samping itu, untuk dapat dioperasikan dengan baik, trawl dilengkapi dengan:

Otter board

Bridle line

Warp

By cacth excluder device (BED) atau alat pemisah ikan (API)

Bagian-bagian trawl dapat juga disederhanakan menjadi:

Otter board dan tali-temali

Badan jaring (perut dan punggung)

Sayap

Kantong

Tali Ris
Tali ris atas disebut juga dengan benang head rope. Tali ris atas trawl

umumnya terbuat dari baja yang dibalut dengan benang. Pada tali ris ini dipasang
pelampung yang berbentuk bola. Jumlah pelampung serta cara penyusunannya pada
tali ris atas sangat berpengaruh pada permukaan mulut jaring ketika dioperasikan
dilaut. Ukuran alat tangkap sering dinyatakan dengan panjang atau pendeknya tali ris

atau maupun tali ris bawah dari trawl. Bentuk pelampung pada tali ris atas trawl
dapat Anda lihat pada Gambar 2.8.

Sumber : Nainggolan,Chandra.2006.metode penangkapan ikan.jakarta:universitas


terbuka
Tali ris bawah disebut juga ground rope atau foot rope. Seperti halnya tali ris
atas, tali ris bawah trawl biasanya terbuat dari kawat baja yang dibalut dengan
benang. Pada tali ris bawah ini dipasang pemberat yang berfungsi memberikan gaya
vertikal ke bawah untuk membuka mulut jaring.

Contoh berbagai groundrope

Trawl perairan tengah (bukaan tegak


maksimum) : tali penyambung dari
braided PP., ris bawah dari lambung dari
lambung yang diberi timah.

Trawl dasar bukaan tinggi : Tali


pe nyambung dari braided PP. Ris
bawah darirantai

Trawl udang, dasar iunak : Ris bawah


diberi cincin timah (rantai sering juga
dipergunakan sebagairis bawah)

Trawl dasar bukaan tinggi dengan 2


bridle : Ris bawah dengan cincin-cincin
karet

untuk penggunaan pada dasar yang lebih


kasar ris bawah diperlengkapi dengan
bobin atau ca - kram karet dan
dihubungkan dengan rantai.

Trawl ikan atau udang pada dasar keras :


Ris bawah dari cincin-cincin karet dari
bola-bola plastik yang keras.

Trawl ikan atau udang untuk dasar lunak


atau berlumpur : roller kayu yang dapat
dipisahkan sehingga da-pat dipasang

atau dilepas tanpa


membuka taliris bawah dari lubang
tengah.

Pada pukat udang pemberat yang digunakan biasanya rantai atau logam yang
lain. Fungsi rantai selain sebagai pemberat juga merupakan alat pengejut dan
pengaduk lumpur di dasar perairan sehingga udang-udang yang tersembunyi di
lumpur keluar dan dapat ditangkap oleh pukat udang. Pada pukat ikan sebagai
pemberat digunakan campuran antara logam dan karet yang sering disebut bobbin
(gelondongan karet yang berbentuk bulat atau silinder). Perbedaan pemberat pada tali
ris bawah ini adalah salah satu pembeda antara pukat ikan dan pukat udang.
b

Sayap
Sayap disebut juga sebagai wing. Sayap adalah bagian dari jaring yang ada

disisi kiri dan kanan jaring. Sayap trawl pada umumnya lebih menjorok kedepan jika
dibandingkan dengan posisi mulut jaring. Fungsi sayap adalah menggiring ikan atau
udang yang akan ditangkap agar dapat masuk kedalam mulut jaring. Ukuran mata
jaring (mesh size) yang digunakan pada sayap biasanya lebih besar dari ukuran mata
jaring yang digunakan pada badan jaring.
c

Badan jaring
Badan jaring adalah bagian trawl yang terdapat antara sayap dengan kantong

atau mulai dari mulut jaring sampai dengan kantong. Badan jaring terdiri atas dua
bagian utama yaitu punggung dan perut jaring. Pada pukat udang, badan jaring
dibagian belakang di pasang alat pemisah ikan (API) atau sering disebut sebagai by
catch exluder device (BED). Ukuran mata jaring pada bagian jaring bervariasi,
namun lebih kecil dari ukuran mata jaring pada bagian sayap dan lebih besar dari
ukuran mata jaring pada bagian kantong.
d

Kantong
8

Kantong adalah bagian jaring yang paling belakang (ujung). Kantong sering
disebut juga sebagai cod end. Kantong berfungsi sebagai tempat hasil penangkapan
yang masuk kedalam jaring.
e

Otter board
Otter board adalah peralatan yang membantu pembukaan mulut trawl. Otter

board akan terbuka pada saat alat dioperasikan (ditarik oleh kapal) karena memberi
gaya horiontal ke sisi luar dari mulut trawl. Satu unit trawl menggunakan sepasang
otter board, yang terletak di sayap kiri dan kanan trawl. Otter board terbuat dari
papan atau baja. Trawl yang berukuran relatif besar (head rope lebih besar 20 m) pada
umumnya menggunakan otter board yang terbuat dari baja dan berukuran relatif
besar. Sementara trawl yang berukuran relatif kecil masih banyak yang menggunakan
otter board yang terbuat dari papan. Otter board yang terbuat dari baja dapat Anda
lihat pada Gambar.

Sumber : Nainggolan,Chandra.2006.metode penangkapan ikan.jakarta:universitas


terbuka
f Tali penarik
Tali penarik yang biasa disebut warp adalah tali yang menghubungkan antara
alat tangkap dengan kapal pada saat trawl dioperasikan. Tali yang digunakan bisa
terbuat dari bahan alami, bahan sintetis atau baja (warp). Pada umumnya tali yang
digunakan untuk menarik trawl terbuat dari bahan baja, karena memiliki kekuatan

putus (breaking strenght) lebih besar dibandingkan dari bahan serat alami atau
sintetis.
g

Net pendant (bridle line)


Net pendant disebut juga bridle net, adalah tali atau warp yang

menghubungkan jaring dengan otter board. Net pendant pada umumnya terbuat dari
baja dan ukurannya lebih kecil dari diameter warp yang digunakan. Panjang net
pendant (jarak antara jaring dengan otter board) sangat bervariasi antara satu kapal
dengan kapal lainnya, namun pada umumnya lebih dari 20 m.
h

Alat pemisah ikan


Alat pemisah ikan (API) disebut juga by cacth excluder device (BED) adalah

satu alat yang dipasang untuk memisahkan biota laut jenis tertentu. Misalnya, kurakura dapat keluar dari trawl meskipun sudah masuk kebadan jaring pada saat alat
tangkap dioperasikan dilaut. Alat pemisah ikan pada dasarnya bukan bagian dari
trawl. Alat pemisah ikan umumnya terbuat dari kerangka besi yang dirancang secara
khusus, dipasang pada badan trawl pada bagian belakang (dekat kantong ).

Sumber : Nainggolan,Chandra.2006.metode penangkapan ikan.jakarta:universitas


terbuka
i Bagian Lainnya Pada Trawl
Pada umumnya trawl terdiri dari bagian-bagian lainnya, yaitu :

10

Pemberat (sinker) dipasang pada tali ris bagian bawah dengan tujuan agar
bagian-bagian yang dipasangi pemberat ini cepat tenggelam dan tetap
berada pada posisinya (dasar perairan) walaupun mendapat pengaruh dari
arus.

Badan (Body) merupakan bagian terbesar dari jaring, terletak antara sayap
dan kantong. Bagian ini berfungsi untuk menghubungkan bagian sayap
dan kantong serta menampung jenis ikan-ikan dasar dan udang sebelum
masuk ke dalam kantong. Badan terdiri atas bagian-bagian kecil yang
ukuran mata jaringnya berbeda-beda. Terbuat dari polyethylene dan
ukuran mata jaring minimum 1,5 inchi.

Sumber : http://www.liv.ac.uk/researchintelligence/issue39/trawling.html
2.2.2. Alat Bantu Penangkapan
Adapun peralatan alat bantu yang digunakan untuk alat tangkap Trawl yaitu sebagai
berikut :

11

1. Boom
Merupakan tempat melekatnya rig dan out rigger. Harus memiliki panjang yang
cukup untuk membawa cod end (kantong) pada posisi yang diharapkan dan biasanya
diletakkan pada center line (garis tengah kapal).
-

Rig

Terletak di belakang rumah geladak menempel permanen pada boom atau tiang agung
(tiang gantung). Berfungsi sebagai alat bantu untuk menurunkan dan mengangkat
kantong trawl serta sebagai jalur untuk tali wire dari alat tangkap.
-

Outrigger

Terletak di belakang rumah geladak menempel permanen pada boom atau tiang agung
(tiang gantung) dan dapat Digerakkan kekiri dan kekanan kapal. Berfungsi sebagai
jalur penarikan wire.
2. Winch
Terletak di belakang rumah geladak dan tepat di bawah rig dan outrigger. Posisi
winch menempel pada deck dengan diberi dudukan besi. Winch ini terdiri dari drum
dan hydraulic inofer.
-

Drum Trawl

Bentuknya harus besar untuk memutar agar Trawl naik. Salah satu contohnya adalah
drum dengan flat tunggal mempunyai kelemahan dapat merusak bagian tengah dari
drum itu sendiri dan bagian atas dari jaring.
-

Hydraulic inofer

Merupakan mesin untuk mengatur jalannya winch. Terdiri dari motor power hidrolik
yang diletakkan diruang mesin untuk mengalirkan oli ke pipa dimesin pengatur yang
terletak diatas bangunan kemudi dan setir pengontrol winch diatas bangunan kemudi.
3. Towing Block
Menetap di buritan di sisi samping Trawl. Merupakan bagian yang menentukan
dimana warp dapat mengikuti kapal secara terarah selama proses towing. Towing

12

block adalah sebuah kumpulan tali yang terikat kencang menjadi sebuah bagian yang
diperkuat dengan rantai yang tepat panjangnya
dan kuat. Ada berbagai tipe yang banyak di jumpai.
4. Snatch Block
Dibuat untuk digunakan dalam berbagai tugas permanen pada suatu Trawl. Ada
berbagai bentuk rancangan, tapi pada umumnya yang perlu diperhatikan adalah
bagian depan yang digunakan untuk cantelan atau penyangga. Tergantung pada jenis,
kemanapun terhubung dengan baik atau bahkan diatas geladak untuk mengangkat
pada waktu tertangkap. Snatch block mempunyai suatu penutup yang dapat diangkat
sedemikian sehingga gulungan tali dapat ditempatkan di sekitar katrol. Dan penutup
tersebut di kunci atau tertutup kembali dengan menggunakan penjepit.
5. Otter Board
Otter board merupakan alat bantu bukaan mulut jaring ke arah horizontal. Pembukaan
horizontal bentangan otter board merupakan jarak antara kedua otter board yang
terbentang pada saat dioperasikan.
6. Bobbin
Bobbin adalah alat bantu penangkapan pada trawl utamany digunakan pada trawl
dasar yang berfungsi untuk memudahkan penarikan jaring, dan agar jaring tidak
bersentuhan langsung dengan dasar perairan yang dapat merusak jaring, bobbin dapat
pula berfungsi sebagai pemberat yang juga membantu pembukaan mulut jaring.
Bobbin di pasang pada bagian mulut jaring bagian bawah. Bahan bobbin dapat
terbuat dari besi yang bentuknya bulat, maupun kayu yang bentuknya hanya seperti
papan. Tapi dampak dari penggunaan bobbin ini dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan perairan yakni dapat mengkibatkan adanya parit-parit di dasar perairan,
Akibat penggunaan pemberat besi, baja dan papan yang mengkeruk yang rata-rata
menyapu bersih tiap trawl beroperasi juga. Merusak dan menghabat pertumbuhan
biota laut seperti anak-anak ikan dan biota laut lainnya dikarenakan penangkapan

13

biota laut yang bukan menjadi target (baycatch), seringkali ikan, udang yang sudah
mati ditangkap dan dibuang kembali kelaut.
7. Fish finder
Fish finder adalah alat yang berfungsi untuk mengetahui bentuk dasar dan kedalaman
perairan sehingga dapat ditentukan panjang warp yang di area.
8. Tackle
Tackle merupakan gabungan antara dua block atau lebih dengan tali tackle berfungsi
untuk memperkecil gaya tarik sehingga beban menjadi lebih ringan.

9. Gallow
Gallow berfungsi sebagai tempat penahan warp pada waktu diarea dan dihibob serta
sebagai tempat bergantungnya otter board
2.2.3 Pembagian Job Description Kapal
1. Juragan Kapal
Juragan sebagai pemilik berkewajiban menyediakan peralatan, perbekalan,
dan sangu. Peralatan terdiri dari alat tangkap (jaring), kapal beserta mesinnya, dan
lampu merkuri atau pertomaks. Perbekalan terdiri atas solar untuk mesin kapal, solar
untuk diesel yang digunakan untuk menyalakan lampu merkuri, jika menggunakan
lampu petromaks maka harus digunakan minyak tanah, dan oli. Sementara sangu
merupakan perbekalan untuk ABK, yang terdiri dari beras, bumbu, sayur, dan rokok.
2. Juru Mudi
Juru mudi mempunyai tanggung jawab untuk mengatur keseluruhan kegiatan
penangkapan dan memelihara alat tangkap. Keberhasilan kegiatan ini sangat
tergantung pada kemampuan juru mudi dalam melaksanakan tugasnya. Sebagai
penanggung jawab, ia memiliki wewenuang penuh untuk merekrut ABK,
menentukan lokasi penangkapan, memberi tugas dan komando kepada ABK, dan
menentukan kapan jaring harus ditebarkan dan kapan harus ditarik. Juru mudi juga

14

bertugas mengamati lokasi di mana terdapat banyak ikan. Oleh karena itu ia biasanya
berada di bagian paling depan atau kadang-kadang dibagian atas kapal.
3. Juru Mesin
Juru mesin disebut juga mataris, bertanggung jawab terhadap pengontrolan
mesin, pengisian bahan bakar dan oli, pengontrolan air pendingin, dan
operasionalisasi mesin. Ia juga bertugas menggerakkan baling-baling sesuai dengan
arah yang ditentukan oleh juru mudi.
2.3. Metode Penangkapan
Trawl adalah alat tangkap yang aktif, dimana kapal yang menarik alat tangkap
bergerak mengejar ikan sehingga masuk ke dalam jaring, oleh karena itu kecepatan
kapal dalam menarik alat tangkap pada umumnya adalah lebih besar dari kecepatan
renang rata-rata ikan yang tertangkap, disamping itu bentuk alat tangkap trawl
dirancang secara khusus sehingga memiliki sayap yang menggiring target kearah
mulut jaring atau mencegah ikan lari ke arah samping (sisi kiri dan kanan alat
tangkap).
Alat tangkap trawl dapat dioperasikan disekitar pantai atau pun diperairan yang jauh
dari pantai. Umumnya alat tangkap trawl dapat dioperasikan pada berbagai
kedalaman yaitu :
1

Disekitar permukaan menggunakan pukatpermukaan (Surface trawl)

Dipertengahan perairan dengan pukat pertengahan (Mid water trawl)

Disekitar dasar atau di dasar perairan menggunakan pukat dasar (Bottom


trawl).

Dasar perairan yang menjadi daerah penangkapan ikan pada alat tangkap
trawl adalah:
a

Bukan daerah berkarang

b Khusus untuk terutama pukat dasar (Bottom trawl) relatif ditandai dengan
pertukaran dasar perairan tidak bergelombang atau berbukit-bukit, tidak
berkarang dan memiliki dasar pasir, lumpur atau campuran antara ke
duanya.
15

Keberhasilan dalam menentukan daerah penangkapan untuk trawl sangat


berkaitan erat dengan pengetahuan akan ruaya (migrasi) ikan. Pengetahuan mengenai
biologi, oceanografi dan sifat-sifat serta kebiasaan hidup ikan atau udang yang
menjadi target tangkapan upaya menentukan Fishing ground yang baik biasanya
menggunakan berbagai alat Bantu, baik yang sifatnya untuk mencari gerombolan
ikan (alat deteksi di dalam air seperti Fish finder atau Sonar) ataupun alat bantu yang
digunakan untuk mengetahui kondisi perairan yang disukai oleh target tangkapan
(Nainggolan Chandra, 2007).
Penurunan Alat Tangkap (Setting) Kegiatan Penurunan alat tangkap (setting)
dilakukan di geladak belakang, sebelum alat tangkap diturunkan ke air terlebih
dahulu diperiksa kedalaman perairan, Penentuan kedalaman perairan ditentukan
berdasarkan panjang tali penarik (warp) yang digunakan biasanya berkisar antara tiga
sampai lima kali kedalaman perairan dimana alat tangkap tersebut dioperasikan.
Pemeriksaan kedalaman bisa dilakukan melalui peta laut atau yang lebih akurat lagi
dengan menggunakan Echo sounder dan Fish finder (Nainggolan Chandra, 2007).
Penurunan alat tangkap (setting) kedalam perairan diawali dengan
menurunkan trawl secara perlahan ke air dari buritan kapal. Bagian yang pertama
diturunkan adalah bagian kantong, perut dan terakhir sayap. Waktu saat penurunan
alat tangkap (setting), kapal memiliki laju dan kecepatan kapal 1-2 knot.
Proses penurunan alat tangkap (setting) kapal tidak boleh berhenti atau
melakukan gerakan mundur jika kapal berhenti dan melakukan mesin mundur maka
jaring akan masuk ke dalam baling-baling kapal dan akan merusak jaring. Papan
pembuka mulut jaring (Otter board) diturunkan secara perlahan-lahan dengan cara
mengarea tali penarik (warp) dengan menggunakan Trawlwinch. Tali penarik (warp)
diarea sampai panjang tali penarik (warp) yang telah sesuai dengan yang dikehendaki,
setelah itu Trawlwinch dikunci agar panjang tali penarik (warp) tidak berubah dan
kecepatan kapal tidak berubah (Nainggolan Chandra, 2007).

16

Penarikan Alat Tangkap (Towing) Penarikan alat tangkap (towing) adalah


lamanya alat tangkap dalam perairan setelah proses penurunan alat tangkap (setting)
selesai. Lamanyapenarikan alat tangkap (towing) berkisar antara dua sampai tiga jam
dengan haluan kapal yang telah ditentukan terlebih dahulu. Waktu saat penarikan alat
tangkap (towing), haluan maupun kecepatan kapal dapat diubah, disamping itu
panjang tali penarik (warp) yang digunakan untuk mengoperasikan trawl juga dapat
diubah, diperpanjang dan diperpendek. Perubahan panjang tali penarik (warp)
umumnya disesuaikan dengan perubahan kedalaman perairan selama penarikan alat
tangkap(towing) (Nainggolan Chandra, 2007).
Kapal yang mengoperasikan pukat udang ganda (Double shrimp trawl) pada
umumnya adalah Bottomtrawl, disamping menggunakan alat pendeteksi ikan seperti
Fishfinder pada umumnya menggunakan alat tangkap ketiga, sering disebut sebagai
Jaring uji coba (Try net)dimana ukurannya lebih kecil dari pada trawl. Jaring ujicoba
(Try net) digunakan untuk indikator hasil tangkapan pada trawl yang digunakan.
Jaring uji coba (Try net) dipasang diantara kedua jaring trawl yang dioperasikan oleh
kapal pukat udang ganda (Doubleshrimptrawl). Jangka waktu tertentu, misalnya
setiap 30-45 menit Jaring uji coba (Try net)dinaikan ke atas geladak kapal untuk
dicek jumlah udang yang tertangkap pada Jaring uji coba (Try net) semakin banyak
maka semakin banyak pula hasil tangkapan yang ada pada trawl yang dioperasikan.
Banyaknya hasil tangkapan udang pada Jaring uji coba (Try net) kerap digunakan
untuk menentukan kapan penarikan alat tangkap (towing) dihentikan dan alat
tangkapdinaikan ke atas deck kapal (Nainggolan Chandra, 2007)
Menaikan Alat Tangkap (Hauling) Menaikan alat tangkap (hauling) adalah
kegiatan penarikan alat tangkap ke atas deck kapal setelah penarikan alat tangkap
(towing) dilakukan, beberapa lamanya. Menaikan alat tangkap (hauling) kecepatan
kapal dikurangi atau diturunkan dan trawl secara perlahan ditarik ke atas kapal.
Penarikan alat tangkap trawl dilakukan dengan cara menarik tali penarik (warp) yang

17

dilaksanakan oleh Trawlwinch. Tahapan menaikan alat tangkap (hauling) dapat


dikelompokkan menjadi :
1

Penarikan tali penarik (warp) sehingga papan pembuka mulut jaring (Otterboard)
berada di kapal

Penarikan

seluruh

jaring

trawl

ke

atas

geladak

Pengeluaran hasil tangkapan dari kantong trawl ke geladak kapal (Nainggolan


Chandra, 2007)
3

Hasil Tangkapan Trawl

2.4. Hasil Tangkapan Trawl


Kelompok target tangkapan trawl dibagi menjadi dua yaitu kelompok hasil
tangkapan pukat ikan (Fish trawl) dan kelompok hasil tangkapan pukat udang
(Shrimp trawl). Pukat udang adalah trawl yang dirancang untuk menangkap berbagai
jenis udang, oleh karena itu pukat udang (Shrimp trawl) selalu dioperasikan di dasar
perairan. Udang pada dasarnya bersembunyi pada lumpur dan pasir yang berada di
dasar perairan, oleh karena itu pemberat pada pukatu dang biasany dirancang khusus
dan menggunakan bahan logam (banyak yang menggunakan rantai) sehingga dapat
mengaduk dan mengejutkan udang yang berada dalam lumpur. Akibat adanya
pengadukan lumpur, udang keluar dari persembunyiannya sehingga dapat ditangkap
dan masuk kedalam mulut trawl. Jenis-jenis udang yang tertangkap menggunakan
pukat udang yaitu udang windu, udang penaud, udang krosok, udang jerak, udang
jaka, udang bunga, udang dogol dan udang bireng (Nainggolan Chandra, 2007).
Tujuan penangkapan pada bottom trawl ialah ikan-ikan dasar (bottom fish)
ataupun demersal fish,termasuk juga jenis-jenis udang (shrimp trawl, double rig
shrimp trawl) dan juga jenis-jenis kerang. Dikatakan untuk perairan laut jawa,
komposisi catch antara lain terdiri dari jenis-jenis ikan petek, kuniran, manyung, utik,
ngangas, bawal, tigawaja, pulamah, kerong kerong, petik, sumbal, layur, remang,
kembung, cumi-cumi, kepiting, rajungan, cucut, dan lain-lain. Catch yang dominan
untuk suatu fishing ground akan mempengaruhi skala usaha,yang kelanjutannya akan

18

menentukan besar kapal dan gear yang akan dioperasikan. Akan tetapi,jika
menggunakan surface trawl tentu ikan-ikan pelagis akan menjadi hasil tangkapan
utama,terutama kecepatan renangnya tidak seberapa kuat.
2.5

Daerah Penangkapan (Fishing ground)


Trawl adalah alat tangkap yang aktif, dimana kapal yang menarik alat tangkap

bergerak mengejar ikan sehingga masuk ke dalam jaring, oleh karena itu kecepatan
kapal dalam menarik alat tangkap pada umumnya adalah lebih besar dari kecepatan
renang rata-rata ikan yang tertangkap, disamping itu bentuk alat tangkap trawl
dirancang secara khusus sehingga memiliki sayap yang menggiring target kearah
mulut jaring atau mencegah ikan lari ke arah samping (sisi kiri dan kanan alat
tangkap).
Alat tangkap trawl dapat dioperasikan disekitar pantai atau pun diperairan yang
jauh dari pantai. Umumnya alat tangkap trawl dapat dioperasikan pada berbagai
kedalaman yaitu:
1. Disekitar permukaan menggunakan pukatpermukaan (Surface trawl)
2. Dipertengahan perairan dengan pukat pertengahan (Mid water trawl)
3. Disekitar dasar atau di dasar perairan menggunakan pukat dasar (Bottom trawl).
Dasar perairan yang menjadi daerah penangkapan ikan pada alat tangkap
trawl adalah:
1. Bukan daerah berkarang
2. Khusus untuk terutama pukat dasar (Bottom trawl) relatif ditandai dengan
pertukaran dasar perairan tidak bergelombang atau berbukit-bukit, tidak berkarang
dan memiliki dasar pasir, lumpur atau campuran antara ke duanya.
Keberhasilan dalam menentukan daerah penangkapan untuk trawl sangat
berkaitan erat dengan pengetahuan akan ruaya (migrasi) ikan. Pengetahuan mengenai
biologi, oceanografi dan sifat-sifat serta kebiasaan hidup ikan atau udang yang
menjadi target tangkapan upaya menentukan Fishing ground yang baik biasanya
menggunakan berbagai alat Bantu, baik yang sifatnya untuk mencari gerombolan

19

ikan (alat deteksi di dalam air seperti Fish finder atau Sonar) ataupun alat bantu yang
digunakan untuk mengetahui kondisi perairan yang disukai oleh target tangkapan.

BAB III
PENUTUP
1

Kesimpulan
Kata trawl lahir kata trawling yang berarti kerja melakukan operasi

penangkapan ikan dengan trawl, dan kata trawler yang berarti kapal yang
melakukan trawling. Jadi yang dimaksud dengan jarring trawl (trawl net) disini
adalah suatu jaring kantong yang ditarik di belakang kapal (baca : kapal dalam
keadaan berjalan) menelusuri permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan,
udang dan jenis demersal lainnya. Jarring ini juga ada yang menyangkut sebagai
jaring tarik dasar.
Trawl adalah alat tangkap ikan yang bersifat aktif, dimana alat tangkap ditarik
oleh kapal yang bergerak mengejar gerombolan ikan sehingga masuk ke dalam jaring,
oleh karena itu kecepatan kapal dalam menarik alat tangkap pada umumnya adalah
lebih besar dari kecepatan renang rata-rata ikan yang tertangkap.

20

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan Indonesia. Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan
Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Ledhyane, dkk. 2013. Teknologi Penangkapan Ikan. Naskah Modul Elektronik.
Universitas Brawijaya.
Sudirman, dkk. 2000. Teknik Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Anomin.Trawl. Australian Fisheries Management Authority.
Sadhortomo, Bambang. 2006. Jurnal Ilmiah. Distribusi Spasial Upaya Penangkapan
Kapal Cantrang dan Permasalahannya di Laut Jawa.
Dikutip dari http://www.fao.org/docrep/010/ah827o/ah827id04.html
Dikutip

dari http://mukhtar-api.blogspot.com/2012/11/alat-tangkap-trawl-pukatharimau_21.html. Diakses pada 25 Februari 2016 Pukul 20.45 WIB

Dikutip dari http://satrio-djajong.blogspot.com/2011/11/teknologi-penangkapan-ikanalat-tangkap.html. Diakses pada 26 Februari 2016 Pukul 21.20 WIB

21

Anda mungkin juga menyukai