Anda di halaman 1dari 13

PENANGKAPAN IKAN MENGGUNAKAN

ALAT TANGKAP TRAWL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Dasar-Dasar Penangkapan Ikan

OLEH :
RAHMI MUH SALEH
21001004

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN PALU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penangkapan Ikan
Menggunakan Alat Tangkap Trawl” dengan baik.

Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas penulis ucapkan
kepada Tim Pengajar pada Mata kuliah Dasar-Dasar Penangkapan Ikanyang telah
memberikan bimbingan berupa materi kepada penulis. Ucapan terima kasih
teristimewa kepada Ayah dan Ibu tercinta, sahabat, senior, rekan-rekan
seangkatan, dan teman-teman yang telah memberikan do’a, motivasi, semangat
selama penyusunan proposal ini dan semoga penyusunan proposal penelitian ini
dapat memberikan manfaat untuk kedepannya.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Tujuan.............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Definisi Dan Sejarah Trawl............................................................................6
2.2 Jenis-Jenis Trawl............................................................................................6
2.2.1 Jenis-Jenis Trawl Menurut Daerah Operasinya.......................................6
2.2.2 Jenis - Jenis Trawl Berdasarkan Alat Untuk Membuka Mulut Jaring.....7
2.2.3 Jenis Trawl Berdasarkan Jumlah Kapal yang digunakan untuk menarik
trawl..................................................................................................................8
2.3 Dampak Menggunakan Trawl........................................................................8
2.4 Lokasi Operasi Alat Trawl di Indonesia.......................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara Kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut yang lebih luas
daripada wilayah daratan. Hal ini menjadi potensi sumberdaya dalam
keanekaragaman flora dan fauna. Laut indonesia menjadi sumber kehidupan dan
mata pencaharian bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat yang tinggal
di daerah pesisir. Potensi sumber daya ikan laut Indonesia sebesar 6,5 juta ton per
tahun tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia.
Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan, untuk
memenuhi permintaan sebagai sumber makanan dengan menggunakan berbagai
jenis alat tangkap. Operasi penangkapan ikan oleh setiap jenis alat tangkap
memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan setiap jenis alat tangkap memiliki
konstruksi yang berbeda yang disesuaikan dengan target tangkapan dan kondisi
perairan pada daerah penangkapan.
Trawl adalah alat penangkapan ikan yang bersifat aktif serta mempunyai
target spesies baik untuk menangkap ikan maupun udang. Keppres No. 39 tahun
1980 merupakan keputusan untuk melarang pengoperasian trawl di wilayah
perairan Indonesia, kecuali Indonesia bagian Timur. Alat ini dilarang
karena diduga dapat merusak lingkungan perairan, penggunaan sumberdaya ikan
dan menimbulkan ketegangan sosial antar nelayan. Alat tangkap trawl dasar
yang dioperasikan harus diberi tambahan alat pemisah ikan (API) atau biasa
disebut dengan By Catch Excluder Divice (BED), sehingga hanya ikan yang
menjadi target saja yang menangkap alat ini dirubah namanya menjadi
pukat udang .

1.2 Tujuan

Adapun Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:


a. Untuk mengetahui definisi dan cara kerja alat tangkap Trawl.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis dan bagian-bagian alat tangkap Trawl.
c. Untuk mengetahui metode penangkapan dan hasil tangkapan dari alat
tangkap Trawl.
d. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pemakaian alat
tangkap Trawl.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dan Sejarah Trawl

Kata “ trawl “ berasal dari bahasa prancis “ troler “ dari dan dari bahasa inggris
“trailing “ yang dapat diterjemahkan menjadi “tarik” atau “mengelilingi seraya menarik”.
Jadi yang dimaksud dengan jaring trawl (trawl net) adalah suatu jaring kantong
yang ditarik di belakang kapal (kapal dalam keadaan berjalan) menelusuri
permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan, udang dan jenis demersal
lainnya.
Jaring trawl telah mengalami perkembangan pesat di Indonesia sejak awal
pelita I. Trawl sebenarnya sudah lama dikenal di Indonesia sejak sebelum Perang
Dunia II walaupun masih dalam bentuk percobaan. Percobaan-percobaan tersebut
sempat terhenti akibat Perang Dunia II dan baru dilanjutkan sesudah tahun 50-
an. Penggunaan jaring trawl dalam tingkat percobaan ini semula dipelopori oleh
Yayasan Perikanan Laut, suatu unit pelaksana kerja dibawah naungan Jawatan
Perikanan Pusat waktu itu. Percobaan ini semula dilakukan oleh YPL Makassar
(1952), kemudian dilanjutkan oleh YPL Surabaya.
Menurut sejarahnya asal mula trawl adalah dari laut tengah dan pada abad
ke 16 dimasukkan ke Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, dan negara Eropa
lainnya. Bentuk trawl waktu itu bukanlah seperti bentuk trawl yang dipakai
sekarang yang mana sesuai dengan perkembangannya telah banyak mengalami
perubahan-perubahan, tapi semacam trawl yang dalam bahasa Belanda disebut
schrol net.

2.2 Jenis-Jenis Trawl

2.2.1 Jenis-Jenis Trawl Menurut Daerah Operasinya


menurut Ayodhyua pada tahun 1981 membedakan jenis-jenis Trawl
berdasarkan letak jaring dalam air menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Surface trawl
Jaring ditarik dekat permukaan air (Surface Water) yang bertujuan untuk
menarik ikan dipermukaan air. Ada beberapa kendala dalam pengoperasiannya,
kecepatan menarik jaring harus lebih cepat dari kecepatan ikan berenang, oleh
karena itu jenis Trawl ini sebaiknya digunakan untuk menangkap jenis ikan yang
lambat berenangnya.
b. Mid water trawl
Jaring ditarik pada kedalaman tertentu dengan kecepatan tertentu secara
horizontal. Untuk menjaga mulut jaring tetap terbuka, maka kecepatan kapal harus
stabil. Di Eropa dan Kanada alat ini digunakan untuk menangkap ikan Herring
sedangkan di Jepang masih dalarn taraf penetitian dan percobaan.
c. Bottom trawl
Jaring ini banyak digunakan karena dapat menjaring semua jenis ikan, udang
dan kerang. Pada kenyataannya sering tertangkap ikan Demersal waktu jaring di
angkat ke atas. Karena jaring dioperasikan di dasar taut, maka pertu diperhatikan
beberapa persyaratan agar penangkapan berjalan baik tanpa merusak jaring ,
diantaranya dasar laut terdiri dari Lumpur dan pasir atau campuran keduanya,
bukan berupa karang, dasar laut bebas dari bangkai kapal atau benda lain yang
dapat merusak jaring, perbedaan dasar laut tidak terlalu menyolok; d. Kecepatan
arus pasang tidak terlalu besar, keadaan cuaca tenang (tidak ada angin topan dan
gelombang besar), dan perairan mempunyai sumber ikan yang banyak.

2.2.2 Jenis - Jenis Trawl Berdasarkan Alat Untuk Membuka Mulut Jaring

Jenis - jenis Trawl berdasarkan alat untuk membuka mutut jaring, dikenal
juga:
1. Beam Trawl adalah sejenis trawl yang terbukanya mulut jarring karena adanya
beam (rangka) yang dipasang pada mulut jarring tersebut. Beam pada mulut
jarring dapat dibuat dari besi atau kayu.
2. Otter Trawl adalah salah satu jenis trawl yang umum dipergunakan terutama
untuk trawl yang ukurannya tidak begitu besar. Alat ini disebut otter trawl Karen
terbukanya mulut jarring tersebut dibuka oleh sepasang otter board yang dipasang
pada tiap-tiap sayap jaring. Otter board ini berfungsi untuk membuka atau
menarik sayap jarring ke arah samping.
3. Paranzella adalah trawl yang ditarik oleh dua kapal.
2.2.3 Jenis Trawl Berdasarkan Jumlah Kapal yang digunakan untuk
menarik trawl

a. One boat trawl


One boat trawl yaitu trawl dioperasikan dengan sebuah kapal yang menarik
jaring trawl tanpa menggunakan kapal tambahan. Gambar 6. One boat trawl
b. Two boat trawl
Two boat trawl yaitu trawl dioperasikan oleh dua buah kapal yang berjalan
beriringan dengan menarik 7arring di dasar perairan. Biasanya kapasitas 7arring
yang ditarik oleh dua kapal ini memiliki kapasitas yang sangat besar sehingga
memerlukan 2 buah kapal penariknya.

2.3 Dampak Menggunakan Trawl

Alat tangkap trawl membawa resiko terjadinya kerusakan lingkungan di


wilayah pesisir pantai dimana alat tangkap ini dioperasikan membawa dampak
terhadap lingkungan seperti :
a. Penangkapan ikan yang berlebihan (over fishing) atau melebihi ambang batas
penangkapan atau MSY (maksimum Sustainnable Yield) dan menyebabkan
terjadinya kerusakan dasar laut seperti planton atau terumbu karang dan
berkembang biaknya biota laut seperti ikan, udang dan lainnya.
b. Akibat penggunaan pemberat besi, baja dan papan yang mengkeruk yang rata-
rata menyapu bersih tiap trawl beroperasi juga. Merusak dan menghabat
pertumbuhan biota laut seperti anak-anak ikan dan biota laut lainnya dikarenakan
penangkapan biota laut yang bukan menjadi target (baycatch), seringkali ikan,
udang yang sudah mati ditangkap dan dibuang kembali kelaut. Kondisi ini tentu
saja merusak rantai dan system ekologis (termasuk turbidity) dilaut disamping
implikasi social ekonomi kepada masyrakat nelayan tradisionil.
c. Meskipun banyak modifikasi alat tangkap untuk mengeluarkan bycatch tersebut
tidak efektif sama sekali. Berbagai dampak tersebut pada gilirannya akan
membuat terjadinya ketidak seimbangan ekosistem diwilayah laut dipesisir pantai.
d. Penelitian yang pernah dilakukan marine conservation biologi institute (MCBI)
yang berkedudukan di amerika yang melibatkan 17 pakar kelautan dari amerika,
Australia, selandia baru, kanada pada tahun 1986 yang hasil penelitiannya
terangkup dalam laporan MCBI menemukan bahwa trawl sangat merusak, seperti
yang dinyatakan ELLIOTA, NORSE presiden MCBI ketika membacakan hasil
penelitian dalam sebuah pertemuan mengatakan “bahwa pengerusakan dasar laut
mempunyai dampak yang lebih besar terghdap dunia secara global, misalnya kita
harus memulikan kehidupan dasar laut yang telah rusak akiibat pengoperasian
trawl paling tidak 150 kali lebih lama dari memulihkan hutan.
e. Laporan lain yang juga menyatakan trawl merusak terungkap dalam pernyataan
teddenson, presiden amerika ocean campaign (AOC) berdasarkan penelitian
mengatakan
i. trawl adalah alat penangkap ikan dengan menggunkan jarring yang
diletakkan disamping kapal atau boat dan ditarik dengan menggunakan
katrol, hal ini memungkinkannya menjadi alat tangkap komersil yang paling
besar didunia.
ii. sasaran utama adalah udang, minyak, ikan dan gepeng. Tetapai
menggunkan alat tangkap trawl harus dibayar mahal akibat kerusakan
tersebut. Elliot norse dan watling (akhir 1998) menyimpulkan bahwa efek
trawl seluruh dunia setiap tahun adalah kongo, brazil dan India.
iii. membuat terjadi monopoli penangkapan ikan yang dilakukan oleh
pemilik kapal (BOAT ) trawl atau pukat hariamu.
iv. Dilokasi tangkapan nelayan tradisionil menjadi rusak disapu habis oleh
trawl (pukat harimau), hingga penyebab terjadinya penurunan hasil
tangkapan nelayan kecil/ tradisionil dan terjadinya persaingan yang tidak
sehat antara trawl denga nelayan kecil/ tradisionil maupun sesama pemilik
trawl (pukat harimau).
v. Sementara berdampak social yang ditimbulkannya terus terjadi antara
pemilik trawl dengan nelayan tradisionil dengan alasan tersebut koordinator
DPP ASDW SUMATERA Roy Andre dengan berbagai penilain yang harus
dilakukan pemerintah pusat adalah trawl atau sebutan Pukat harimau /
LONG BEACH SET NET/JARING KATONG BESAR harus dihapuskan
dan mencari alat tangkap yang ramah lingkungan (ramli) dan menjamin hak
nelayan tradisionil dengan pengakuan terhadap milik laut, hak pemanfaatan
dan hak untuk turut terlibat langsung dalam setiap pengaturan sumber daya
pesisir dan laut, juga ditetapkan pembagian wilayah penangkapan nelayan
tradisionil dengan modern yang didukung dengan penegakan hokum secara
tegas dan bertanggungjawab dan memberikan pembinaan dalam hal
managemen. Pemasaran dan bantuan dana (bila memang dibutuhkan)
dengan mekanisme yang jelas dan bukan untuk pengusaha yang menagats
namakan pemberdayaan nelayan kecil.
vi. Asosiasi Swara Wartawan Demokrasi (ASWD) bersama seluruh nelayan
tradisionil Indonesia meminta kembalikan lautku seperti semula. Sumber
kehidupan anak nelayan. Dan mari kita berusaha meningkatkan
kesejahteraan nelayan sekaligus menjamin kelestarian sumber ikan
walaupun berat harus kita tegakkan supermasi hokum dilaut. Bahwa hari ini
kita sebgai putera puteri Indonesia yang masih diberikan kesempatan agar
sama-sama mencari solusi penggunaan alat atangkap yang ramah
lingkungan (ramli) agar kerusakan sumberdaya laut dan kemiskinan, konflik
dan yang lainnya tidak terjadi lagi.
vii. Dampak terhadap kedatangan turis. Turis memiliki keinginan membayar
untuk menyelam melihat ikan-ikan sehingga ketika ikan-ikan tersebut
tertangkap maka keinginan turis untuk membayar turun.

2.4 Lokasi Operasi Alat Trawl di Indonesia

Alat tangkap trawl dapat dioperasikan disekitar pantai atau pun diperairan
yang jauh dari pantai. Umumnya alat tangkap trawl dapat dioperasikan pada
berbagai kedalaman yaitu:

1. Disekitar permukaan menggunakan pukat permukaan (Surface trawl)

2. Dipertengahan perairan dengan pukat pertengahan (Mid water trawl)

3. Disekitar dasar atau di dasar perairan menggunakan pukat dasar (Bottom trawl).
Dasar perairan yang menjadi daerah penangkapan ikan pada alat tangkap
trawl adalah:

a. Bukan daerah berkarang

b. Khusus untuk pukat dasar (Bottom trawl) relatif ditandai dengan pertukaran
dasar perairan tidak bergelombang atau berbukit-bukit, tidak berkarang dan
memiliki dasar pasir, lumpur atau campuran antara ke duanya.

c. Keberhasilan dalam menentukan daerah penangkapan untuk trawl sangat


berkaitan erat dengan pengetahuan akan ruaya (migrasi) ikan.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Trawl lahir kata “trawling” yang berarti kerja melakukan operasi penangkapan
ikan dengan trawl, dan kata “trawler” yang berarti kapal yang melakukan
trawling. Jadi yang dimaksud dengan jaring trawl ( trawl net ) disini adalah
suatu jaring kantong yang ditarik di belakang kapal menelusuri permukaan
dasar perairan untuk menangkap ikan, udang dan jenis demersal lainnya.
2. Terdapat beberapa jenis trawl diantaranya, Jenis trawl menurut daerah
operasinya (surface trawl, mid water trawl, bottom trawl), Jenis trawl
berdasarkan alat untuk membuka mulut jaring (beam trawl, otter trawl,
paranzella), Jenis trawl berdasarkan jumlah kapal (one boat trawl, two boat
trawl), Jenis trawl berdasarkan hasil tangkapan (trawl ikan, trawl udang, trawl
campuran).
3. Alat tangkap trawl membawa resiko terjadinya kerusakan lingkungan di
wilayah pesisir pantai dimana alat tangkap ini dioperasikan membawa dampak
terhadap lingkungan.
4. Alat tangkap trawl dapat dioperasikan disekitar pantai atau pun diperairan yang
jauh dari pantai. Jaring trawl hanya boleh digunakan di kawasan tertentu.
Pemerintah telah mengeluarkan peraturan baru yang membolehkan
penggunaan trawl, yakni Peraturan Menteri (Permen) Nomor 06/Men/2008
tentang penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela di Perairan Kalimantan
Timur Bagian Utara.
DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa, A. U. (1983). Metode Penangkapan Ikan Cetakan pertama


Faperika. IPB. Bogor.
http://ayatsyam-rustadi64.blogspot.com/2011/03/trawl-pukat-harimau-long-beach-
setnet.html
http://mukhtar-api.blogspot.com/2012/11/alat-tangkap-trawl-pukat-
harimau_21.html

Anda mungkin juga menyukai