OLEH :
RAHMI MUH SALEH
21001004
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penangkapan Ikan
Menggunakan Alat Tangkap Trawl” dengan baik.
Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas penulis ucapkan
kepada Tim Pengajar pada Mata kuliah Dasar-Dasar Penangkapan Ikanyang telah
memberikan bimbingan berupa materi kepada penulis. Ucapan terima kasih
teristimewa kepada Ayah dan Ibu tercinta, sahabat, senior, rekan-rekan
seangkatan, dan teman-teman yang telah memberikan do’a, motivasi, semangat
selama penyusunan proposal ini dan semoga penyusunan proposal penelitian ini
dapat memberikan manfaat untuk kedepannya.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Tujuan.............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Definisi Dan Sejarah Trawl............................................................................6
2.2 Jenis-Jenis Trawl............................................................................................6
2.2.1 Jenis-Jenis Trawl Menurut Daerah Operasinya.......................................6
2.2.2 Jenis - Jenis Trawl Berdasarkan Alat Untuk Membuka Mulut Jaring.....7
2.2.3 Jenis Trawl Berdasarkan Jumlah Kapal yang digunakan untuk menarik
trawl..................................................................................................................8
2.3 Dampak Menggunakan Trawl........................................................................8
2.4 Lokasi Operasi Alat Trawl di Indonesia.......................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN
Sebagai negara Kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut yang lebih luas
daripada wilayah daratan. Hal ini menjadi potensi sumberdaya dalam
keanekaragaman flora dan fauna. Laut indonesia menjadi sumber kehidupan dan
mata pencaharian bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat yang tinggal
di daerah pesisir. Potensi sumber daya ikan laut Indonesia sebesar 6,5 juta ton per
tahun tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia.
Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan, untuk
memenuhi permintaan sebagai sumber makanan dengan menggunakan berbagai
jenis alat tangkap. Operasi penangkapan ikan oleh setiap jenis alat tangkap
memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan setiap jenis alat tangkap memiliki
konstruksi yang berbeda yang disesuaikan dengan target tangkapan dan kondisi
perairan pada daerah penangkapan.
Trawl adalah alat penangkapan ikan yang bersifat aktif serta mempunyai
target spesies baik untuk menangkap ikan maupun udang. Keppres No. 39 tahun
1980 merupakan keputusan untuk melarang pengoperasian trawl di wilayah
perairan Indonesia, kecuali Indonesia bagian Timur. Alat ini dilarang
karena diduga dapat merusak lingkungan perairan, penggunaan sumberdaya ikan
dan menimbulkan ketegangan sosial antar nelayan. Alat tangkap trawl dasar
yang dioperasikan harus diberi tambahan alat pemisah ikan (API) atau biasa
disebut dengan By Catch Excluder Divice (BED), sehingga hanya ikan yang
menjadi target saja yang menangkap alat ini dirubah namanya menjadi
pukat udang .
1.2 Tujuan
Kata “ trawl “ berasal dari bahasa prancis “ troler “ dari dan dari bahasa inggris
“trailing “ yang dapat diterjemahkan menjadi “tarik” atau “mengelilingi seraya menarik”.
Jadi yang dimaksud dengan jaring trawl (trawl net) adalah suatu jaring kantong
yang ditarik di belakang kapal (kapal dalam keadaan berjalan) menelusuri
permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan, udang dan jenis demersal
lainnya.
Jaring trawl telah mengalami perkembangan pesat di Indonesia sejak awal
pelita I. Trawl sebenarnya sudah lama dikenal di Indonesia sejak sebelum Perang
Dunia II walaupun masih dalam bentuk percobaan. Percobaan-percobaan tersebut
sempat terhenti akibat Perang Dunia II dan baru dilanjutkan sesudah tahun 50-
an. Penggunaan jaring trawl dalam tingkat percobaan ini semula dipelopori oleh
Yayasan Perikanan Laut, suatu unit pelaksana kerja dibawah naungan Jawatan
Perikanan Pusat waktu itu. Percobaan ini semula dilakukan oleh YPL Makassar
(1952), kemudian dilanjutkan oleh YPL Surabaya.
Menurut sejarahnya asal mula trawl adalah dari laut tengah dan pada abad
ke 16 dimasukkan ke Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, dan negara Eropa
lainnya. Bentuk trawl waktu itu bukanlah seperti bentuk trawl yang dipakai
sekarang yang mana sesuai dengan perkembangannya telah banyak mengalami
perubahan-perubahan, tapi semacam trawl yang dalam bahasa Belanda disebut
schrol net.
2.2.2 Jenis - Jenis Trawl Berdasarkan Alat Untuk Membuka Mulut Jaring
Jenis - jenis Trawl berdasarkan alat untuk membuka mutut jaring, dikenal
juga:
1. Beam Trawl adalah sejenis trawl yang terbukanya mulut jarring karena adanya
beam (rangka) yang dipasang pada mulut jarring tersebut. Beam pada mulut
jarring dapat dibuat dari besi atau kayu.
2. Otter Trawl adalah salah satu jenis trawl yang umum dipergunakan terutama
untuk trawl yang ukurannya tidak begitu besar. Alat ini disebut otter trawl Karen
terbukanya mulut jarring tersebut dibuka oleh sepasang otter board yang dipasang
pada tiap-tiap sayap jaring. Otter board ini berfungsi untuk membuka atau
menarik sayap jarring ke arah samping.
3. Paranzella adalah trawl yang ditarik oleh dua kapal.
2.2.3 Jenis Trawl Berdasarkan Jumlah Kapal yang digunakan untuk
menarik trawl
Alat tangkap trawl dapat dioperasikan disekitar pantai atau pun diperairan
yang jauh dari pantai. Umumnya alat tangkap trawl dapat dioperasikan pada
berbagai kedalaman yaitu:
3. Disekitar dasar atau di dasar perairan menggunakan pukat dasar (Bottom trawl).
Dasar perairan yang menjadi daerah penangkapan ikan pada alat tangkap
trawl adalah:
b. Khusus untuk pukat dasar (Bottom trawl) relatif ditandai dengan pertukaran
dasar perairan tidak bergelombang atau berbukit-bukit, tidak berkarang dan
memiliki dasar pasir, lumpur atau campuran antara ke duanya.
3.1 Kesimpulan
1. Trawl lahir kata “trawling” yang berarti kerja melakukan operasi penangkapan
ikan dengan trawl, dan kata “trawler” yang berarti kapal yang melakukan
trawling. Jadi yang dimaksud dengan jaring trawl ( trawl net ) disini adalah
suatu jaring kantong yang ditarik di belakang kapal menelusuri permukaan
dasar perairan untuk menangkap ikan, udang dan jenis demersal lainnya.
2. Terdapat beberapa jenis trawl diantaranya, Jenis trawl menurut daerah
operasinya (surface trawl, mid water trawl, bottom trawl), Jenis trawl
berdasarkan alat untuk membuka mulut jaring (beam trawl, otter trawl,
paranzella), Jenis trawl berdasarkan jumlah kapal (one boat trawl, two boat
trawl), Jenis trawl berdasarkan hasil tangkapan (trawl ikan, trawl udang, trawl
campuran).
3. Alat tangkap trawl membawa resiko terjadinya kerusakan lingkungan di
wilayah pesisir pantai dimana alat tangkap ini dioperasikan membawa dampak
terhadap lingkungan.
4. Alat tangkap trawl dapat dioperasikan disekitar pantai atau pun diperairan yang
jauh dari pantai. Jaring trawl hanya boleh digunakan di kawasan tertentu.
Pemerintah telah mengeluarkan peraturan baru yang membolehkan
penggunaan trawl, yakni Peraturan Menteri (Permen) Nomor 06/Men/2008
tentang penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela di Perairan Kalimantan
Timur Bagian Utara.
DAFTAR PUSTAKA