Anda di halaman 1dari 11

BUDIDAYA IKAN CUPANG

DISUSUN OLEH:
RAHMI MUH SALEH
21001004

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN PALU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga pemulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul
“BUDIBAYA IKAN CUPANG” dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah
satu syarat, untuk melakukan ujian akhir semester pada mata kuliah Dasar-Dasar
Budidaya Perikanan.

Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kami ucapkan
kepada Tim Pengajar yang telah memberikan ilmu berupa materi. Ucapan terima
kasih teristimewa kepada kedua orang tua tercinta dan rekan-rekan seangkatan yang
telah memberikan motivasi dan semangat. Semoga penyusunan makalah ini dapat
memberikan manfaat kedepannya.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan cupang adalah ikan hias yang sangat dikenal oleh masyarakat khususnya
anak-anak, karena ikan tersebut selain rupanya yang cantik juga dapat merupakan
tentera yang menarik bila diadu. Ikan ini juga sering disebut ikan laga dan nama
latinnya adalah Betta splendens, termasuk dalam famili Anabantidae (Labirynth
Fisher).

Keindahan tubuh dan ciri-ciri yang spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan hias
serta nilai ekonomis, adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam budidaya
ikan hias. Salah satu jenis ikan yang memiliki syarat-syarat tersebut adalah ikan
cupang hias.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Teknik Budidaya Ikan Cupang?


2. Apa Saja Tahapan Kegiatan Pembudidayaan Ikan Cupang?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan daripada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut


1. Untuk mengetahui teknik budidaya ikan Cupang (Betta splendens).
2. Mengetahui tahapan kegiatan dalam melakukan budidaya ikan cupang (Betta
splendens).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wadah Budidaya

Pada umumnya wadah pemeliharaannya adalah bak semen atau akuarium yang
ukurannya tidak perlu besar yaitu cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm,
sedang wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang bisa
digunakan antara lain : baskom, akuarium kecil atau ember dapat dipakai untuk
memijahkan ikan.

2.2 Ciri-Ciri Indukan Jantan Dan Betina

1. Ciri-ciri Induk Jantan Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan
adalah selain warnanya yang indah, siripnya pun panjang dan menyerupai sisir
serit, sehingga sering disebut cupang serit. Sedangkan ikan betina warnanya
tidak menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan.
2. Ciri ikan jantan untuk dipijahkan :
1). Umur ± 4 bulan.
2). Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.
3). Gerakannya agresif dan lincah.
4). Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit).
3. Ciri-ciri ikan betina :
1). Umur telah mencapai +- 4 bulan
2). Bentuk badan membulat menandakan siap kawin.
3). Gerakannya lambat.
4). Sirip pendek dan warnanya tidak menarik. 10kondisi badan sehat.

2.3 Teknik Pemijahan Dan Produksi

Pada induk jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang pada
induk betina perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada saluran
pengeluaran dapat terlihat. Pada prinsipnya pemijahan dilakukan secara berpasangan
dalam setiap wadah yang terpisah (akuarium, ember atau dalam kotak-kotak yang
ditempatkan didalam bak). Sebelum dicampurkan induk betina dimasukkan dalam
botol agar tidak mengganggu jantan dalam membuat sarang busa. Sarang dibuat
dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya ke
bawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Proses
ini berlanjut berjam-jam dengan sesekali berhenti untuk makan. Bila sarang telah
siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan dengan jantan agar dapat
memulai pemijahan. Pada saat pemijahan tubuh jantan menyelubungi induk betina
membentuk huruf " U " dengan ventral saling berdekatan selama + 1 menit sampai
mengeluarkan telur yang segera dibuahi sperma. Telur perlahan tenggelam dan akan
segera diambil oleh induk jantan dengan mulutnya untuk selanjutnya diletakkan
disarang busa. Proses pemijahan berlangsung selama + 1 jam dengan 20-25 tahap
pemijahan yang sama. Ketika aktifitas pemijahan berakhir, induk betina dipindahkan
dari tempat pemijahan untuk dikembalikan ke tempat pemeliharaan induk, namun
sebaiknya lebih dulu dimasukkan dalam larutan metyline blue 2 mg/liter selama 24
jam untuk mengobati luka yang mungkin ada setelah pemijahan. Sedang induk jantan
tetap pada wadah pemijahan untuk merawat dan menjaga telur sampai menetas.
Dalam setiap kali pemijahan diperoleh telur sebanyak 1000-1500 butir. Selanjutnya
pemeliharaan larva dan pendederan serta pembesaran dapat dilakukan pada wadah
berupa bak tembok dengan pakan berupa cacing Tubifex sp. atau Chironomus sp.
untuk siap dipasarkan.

2.4 Pembesaran Anak

1. Ketika burayak ikan cupang sudah dapat brenang dan sudah habis kuning
telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat
pembesaran.
2. Pindahkan anakan bersama induk jantannya.
3. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup.
4. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain.
5. Selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat
tumbuh.

2.5 Tahap Pemberian Makan

Pada umumnya pemberian makanan pada anakan yang berumur kurang dari 5
hari bisa dihilangkan, karena anakan yang berumur kurang dari 5 hari tersebut masih
mempunyai cadangan makanan yang dihasilkan oleh kuning telur yang
melindunginya. jadi mulai umur 5-10 hari anakan baru mulai diberi makanan berupa:
roteria, infusaria, kuning telor mentah . dan setelah tahap kedua terlewati dengan
lancar, masuklah ke dalam tahap ke 3 dimana anakan berumur 10-17 hari, anakan ini
bisa diberi makanan berupa: Kutu air yang disaring. Dan tahap terakhir bagi anakan
yang berumur lebih dari 17 hari, bisa diberi makanan berupa Kutu air, Cuk, Cacing
sutra.

2.6 Tahap pemindahan Anakan

Tahapan persiapan dan perlakuan lainnya selama berada di dalam bak


pendederan harus disesuaikan dengan jenis ikan hias yang dipijahkan. Wadah yang
umum digunakan yaitu: Fiberglass, drum bekas, Paso, ember atau bak semen.
Demikian pula dengan penempatannya, akan lebih baik bila ditempatkan ditempat
yang terbuka dan cukup mendapatkan sinar matahari yang cukup.
1. Untuk mengurangi sinar matahari langsung , anda dapat menggunakan
tumbuhan enceng gondok sebagai tambahan. langkah pemindahan dan
perlakuan yang dibarikan kepada buirayak dapat dilihat sebagai berikut:
2. Sebaiknya ukuran bak pendederan cukup besar, misalnya dengan
menggunakan bak fiberglass ukuran 1M x 1M x 0.5M, sehingga burayak
tersebut dapat berkembang dengan baik. Ketinggian air adalah 3/4 dari tinggi
bak.
3. Untuk menghindari penyakit, air yang digunakan dicampur dengan rebusan
daun ketapang dan sedikit garam, aduklah secara merata, dan endapkan
selama 1 hari. Cara pemindahan dapat dilakukan dengan memindahkan secara
langsung dari akuarium, tetapi jangan lupa untuk melakukan "penyifonan"
untuk membuang kotoran yang ada. lamanya pemeliharaan di kolam
pendederan kira-kira 1 bulan.
4. Untuk pemberian pakan perlu diperhatikan berdasarkan umurnya, dan jangan
sampai berlebihan seperti yang saya katakan diatas tadi. Penyifonan
dilakukan minimal 2 hari sekali untuk menjaga kebersihan air.

2.7 Pembesaran

Siapkan akuarium dengan ukuran 20x20x15 atau stoples yang sebanding. Perlu
diingat, bahwa semakin besar semakin baik pula pertumbuhan tubuh dan
siripnya(lebih optiman). isi air dengan 3/4 dari tinggi wadah. Kualitas air yang
digunakan harus sama dengan air yang diberikan pada waktu pendederan, sehingga
ikan cepat beradaptasi. Jangan lupa memberi penyekat (berupa karton, kertas, dll)
antara akuarium. wadah lain yang perlu disiapkan adalah akuarium biasa yang kira-
kira bisa menampung 80-100 ekor anakan. Tujuannya agar proses penyortiran dapat
berjalan lebih mudah. Ketika burayak ikan cupang sudah dapat berenang dan sudah
habis kuning telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat
pembesaran. Pindahkan anakan bersama induk jantannya. Kemudian benih ikan
diberi makanan kutu air dan wadah ditutup. Sepuluh hari kemudian anak ikan
dipindahkan ke tempat lain. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke
tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.

2.8 Pemanenan Dan Pasca Panen

Pasca panen yaitu setelah ikan cupang hias mencapai 1 bulan sudah dapat
dilakukan pemanenan sekaligus dapat diseleksi atau dipilih. Ikan yang berkwalitas
baik dan cupang hasil seleksi dipisahkan dengan ditempatkan ke dalam botol-botol
tersendiri agar dapat berkembang dengan baik serta menghindari perkelahian. Setelah
usia 1,5 sampai 2 bulan cupang hias mulai terlihat keindahannya dan dapat
dipasarkan.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpilkan sebagai berikut.

1. Untuk membudidayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah


memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter
persegi. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak
memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan
pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di selokan
yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari jentik-
jentik nyamuk (encuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air dan
diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak
ikan.
2. Ikan akan dapat berkembang dan melakukan fertilisasi dengan baik jika faktor
eksternal dan internal juga baik. Faktor internalnya yaitu jika ikan jantan
maupun ikan betina telah siap untuk melakukan pembuahan. Sedangkan
faktor eksternalnya yaitu suhu air dan juga pH air.
3. Pemilihan induk ikan cupang harus selektif agar dapat menghasilkan benih
ikan cupang yang berkualitas.

3.2 Saran

Dalam membudidaya ikan cupang sebaiknya selalu mengecek kualitas airnya


karena kualitas air sangat penting bagi kesehatan ikan cupang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://yunias19ocean.blogspot.com/2011/01/budidaya-ikan-cupang-betta-
spelendes.html

http://barbiekannisa.blogspot.com/2013/11/laporan-perencanaan-usaha-budidaya-
ikan.html

Anda mungkin juga menyukai