Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM STUDY BUDIDAYA PERAIRAN

(BDP)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU


KELAUTAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2011
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan cupang adalah ikan hias yang sangat dikenal oleh masyarakat
khususnya anak-anak, karena ikan tersebut selain rupanya yang cantik juga dapat
merupakan tentera yang menarik bila diadu. Ikan ini juga sering disebut ikan laga
dan nama latinnya adalah Betta splendens, termasuk dalam famili Anabantidae
(Labirynth Fisher).

Keindahan tubuh dan ciri-ciri yang spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan
hias serta nilai ekonomis, adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam
budidaya ikan hias. Salah satu jenis ikan yang memiliki syarat-syarat tersebut
adalah ikan cupang hias.

Untuk membudiayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah


memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter persegi. Di
Wilayah Jakarta Pusat budidaya ikan cupang ada yang dilakukan diatas dak rumah
dan dipekarangan yang relatif sempit, dengan menggunakan wadah bekas
ataupun kolam bak semen atau akuarium. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan
dibudidayakan, karena tidak memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih
biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat
ditemukan di selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan
pakan dari jentik-jentik nyamuk (cuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi
kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat
pertumbuhan anak ikan.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan daripada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

Untuk mengetahui teknik budidaya ikan Cupang (Betta splendens)

Mengetahui tahapan kegiatan dalam melakukan budidaya ikan cupang (Betta


splendens)

II BIOLOGI IKAN CUPANG

2.1 Klasifikasi

Adapun klasifikasi daripada ikan cupang adalah sebagai berikut.


Filum : Chordata

Subfilum : Craeniata

Kelas : Osteichthyes

Subkelas : Actinopterygii

Super Ordo : Teleostei

Ordo : Percomorphoidei

Subordo : Anabantoidei

Famili : Anabantidae

Genus : Betta

Spesies : Betta Splendens

Nama Inggris : Siemese Fighting Fish

Nama Lokal : Cupang Laga, Kalakatau (Kalimantan)

2.2 Habitat

Ikan Cupang Hiup di daerah tropis, terutama di benua Asia sampai Afrika. Habitat
asalnya di daerah perairan dangkal dan berair jernih, seperti daerah persawahan
hingga sungai yang bertemperatur 24-27 derajat celcius, dengan pH berkisar 6,2 –
7,5 serta tingkat kandungan mineral terlarut dalam air atau kesadahan (hardness)
berkisar 5-12 dH. Pada umumnya cupang sanggup hidup dan berkembang biak
dengan baik pada kisaran pH 6,5 – 7,2 dan hardness berkisar 8,5 – 10dH.

III TEKNIK BUDIDAYA

3.1 Wadah Budidaya

Pada umumnya wadah pemeliharaannya adalah bak semen atau akuarium yang
ukurannya tidak perlu besar yaitu cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm,
sedang wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang bisa
digunakan antara lain : baskom, akuarium kecil atau ember dapat dipakai untuk
memijahkan ikan.

3.2 Ciri-Ciri Induk Jantan Dan Betina

1. Ciri-ciri Induk Jantan


Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan adalah selain warnanya
yang indah, siripnya pun panjang dan menyerupai sisir serit, sehingga sering
disebut cupang serit. Sedangkan ikan betina warnanya tidak menarik (kusam) dan
bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan.

Ciri ikan jantan untuk dipijahkan :

1. Umur ± 4 bulan

2. Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.

3. Gerakannya agresif dan lincah.

4. Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit).

2. Ciri-ciri ikan betina :


1. Umur telah mencapai +- 4 bulan

2. Bentuk badan membulat menandakan siap kawin.

3. Gerakannya lambat.

4. Sirip pendek dan warnanya tidak menarik.

5. kondisi badan sehat.

3.3 Teknik Pemijahan dan Produksi

Pada induk jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang pada
induk betina perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada saluran
pengeluaran dapat terlihat.

Pada prinsipnya pemijahan dilakukan secara berpasangan dalam setiap wadah


yang terpisah (akuarium, ember atau dalam kotak-kotak yang ditempatkan
didalam bak). Sebelum dicampurkan induk betina dimasukkan dalam botol agar
tidak mengganggu jantan dalam membuat sarang busa. Sarang dibuat dengan
cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya ke bawah
permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Proses ini
berlanjut berjam-jam dengan sesekali berhenti untuk makan.

Bila sarang telah siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan dengan
jantan agar dapat memulai pemijahan. Pada saat pemijahan tubuh jantan
menyelubungi induk betina membentuk huruf ” U ” dengan ventral saling
berdekatan selama + 1 menit sampai mengeluarkan telur yang segera dibuahi
sperma. Telur perlahan tenggelam dan akan segera diambil oleh induk jantan
dengan mulutnya untuk selanjutnya diletakkan disarang busa. Proses pemijahan
berlangsung selama + 1 jam dengan 20-25 tahap pemijahan yang sama. Ketika
aktifitas pemijahan berakhir, induk betina dipindahkan dari tempat pemijahan
untuk dikembalikan ke tempat pemeliharaan induk, namun sebaiknya lebih dulu
dimasukkan dalam larutan metyline blue 2 mg/liter selama 24 jam untuk
mengobati luka yang mungkin ada setelah pemijahan. Sedang induk jantan tetap
pada wadah pemijahan untuk merawat dan menjaga telur sampai menetas.
Dalam setiap kali pemijahan diperoleh telur sebanyak 1000-1500 butir.
Selanjutnya pemeliharaan larva dan pendederan serta pembesaran dapat
dilakukan pada wadah berupa bak tembok dengan pakan berupa cacing Tubifex
sp. atau Chironomus sp. untuk siap dipasarkan.
3.4 Pembesaran anak

1. Ketika burayak ikan cupang sudah dapat brenang dan sudah habis kuning
telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat
pembesaran.

2. Pindahkan anakan bersama induk jantannya.

3. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup.

4. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain.


5. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk
lebih cepat tumbuh.

3.5 Tahap pemberian makanan

Pada umumnya pemberian makanan pada anakan yang berumur kurang dari 5
hari bisa dihilangkan, karena anakan yang berumur kurang dari 5 hari tersebut
masih mempunyai cadangan makanan yang dihasilkan oleh kuning telur yang
melindunginya. jadi mulai umur 5-10 hari anakan baru mulai diberi makanan
berupa: roteria, infusaria, kuning telor mentah .
dan setelah tahap kedua terlewati dengan lancar, masuklah ke dalam tahap ke 3
dimana anakan berumur 10-17 hari, anakan ini bisa diberi makanan berupa: Kutu
air yang disaring. Dan tahap terakhir bagi anakan yang berumur lebih dari 17 hari,
bisa diberi makanan berupa Kutu air, Cuk, Cacing sutra .

Diagram Pemberian makanan anakan:

– Hari 0-5 ———–> Tidak perlu diberi apa apa

– Hari 5-10 ———–> Diberi Infusaria, Roteria, Kuning telor rebus

– Hari 10-17 ———–> Diberi kutu air yang telah disaring

– Hari >17 ———–> Diberi kutu air, cuk, cacing sutra

3.6 Tahap Pemindahan anakan

Setelah melewati 4 tahup yang pertama mengenai cara pembarian pakan ,


sekarang yang perlu anda lakukan adalah memindahkan anakan ikan cupang
tersebut ke dalam kolam pendederan, tentunya anda harus menyediakan
tempatnya. 

Tahapan persiapan dan perlakuan lainnya selama berada di dalam bak


pendederan harus disesuaikan dengan jenis ikan hias yang dipijahkan. Wadah
yang umum digunakan yaitu: Fiberglass, drum bekas, Paso, ember atau bak
semen. Demikian pula dengan penempatannya, akan lebih baik bila ditempatkan
ditempat yang terbuka dan cukup mendapatkan sinar matahari yang cukup

1. Untuk mengurangi sinar matahari langsung , anda dapat menggunakan


tumbuhan enceng gondok sebagai tambahan. langkah pemindahan dan perlakuan
yang dibarikan kepada buirayak dapat dilihat sebagai berikut:

Sebaiknya ukuran bak pendederan cukup besar, misalnya dengan menggunakan


bak fiberglass ukuran 1M x 1M x 0.5M, sehingga burayak tersebut dapat
berkembang dengan baik. Ketinggian air adalah 3/4 dari tinggi bak.

2. Untuk menghindari penyakit, air yang digunakan dicampur dengan rebusan


daun ketapang dan sedikit garam, aduklah secara merata, dan endapkan selama 1
hari. Cara pemindahan dapat dilakukan dengan memindahkan secara langsung
dari akuarium, tetapi jangan lupa untuk melakukan “penyifonan” untuk
membuang kotoran yang ada. lamanya pemeliharaan di kolam pendederan kira-
kira 1 bulan.

3. Untuk pemberian pakan perlu diperhatikan berdasarkan umurnya, dan jangan


sampai berlebihan seperti yang saya katakan diatas tadi. Penyifonan dilakukan
minimal 2 hari sekali untuk menjaga kebersihan air.

3.7 Pembesaran
Siapkan akuarium dengan ukuran 20x20x15 atau stoples yang sebanding. Perlu
diingat, bahwa semakin besar semakin baik pula pertumbuhan tubuh dan
siripnya(lebih optiman). isi air dengan 3/4 dari tinggi wadah. Kualitas air yang
digunakan harus sama dengan air yang diberikan pada waktu pendederan,
sehingga ikan cepat beradaptasi. Jangan lupa memberi penyekat (berupa karton,
kertas, dll) antara akuarium. wadah lain yang perlu disiapkan adalah akuarium
biasa yang kira-kira bisa menampung 80-100 ekor anakan. Tujuannya agar proses
penyortiran dapat berjalan lebih mudah.

Ketika burayak ikan cupang sudah dapat berenang dan sudah habis kuning
telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat
pembesaran. Pindahkan anakan bersama induk jantannya. Kemudian benih ikan
diberi makanan kutu air dan wadah ditutup. Sepuluh hari kemudian anak ikan
dipindahkan ke tempat lain. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan
ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.

3.8 Pasca Panen

Pasca panen yaitu setelah ikan cupang hias mencapai 1 bulan sudah dapat
dilakukan pemanenan sekaligus dapat diseleksi atau dipilih. Ikan yang berkwalitas
baik dan cupang hasil seleksi dipisahkan dengan ditempatkan ke dalam botol-
botol tersendiri agar dapat berkembang dengan baik serta menghindari
perkelahian. Setelah usia 1,5 sampai 2 bulan cupang hias mulai terlihat
keindahannya dan dapat dipasarkan.

IV KESIMPULAN

Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpilkan sebagai berikut.


1. Untuk membudidayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah
memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter persegi.
Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak memerlukan
pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan pakan alami berupa
kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di selokan yang airnya tergenang.
Untuk induk cupang digunakan pakan dari jentik-jentik nyamuk (encuk). Untuk
pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air dan diselingi dengan cacing rambut,
akan lebih mempercepat pertumbuhan anak ikan.

2. Ikan akan dapat berkembang dan melakukan fertilisasi dengan baik jika faktor
eksternal dan internal juga baik. Faktor internalnya yaitu jika ikan jantan maupun
ikan betina telah siap untuk melakukan pembuahan. Sedangkan faktor
eksternalnya yaitu suhu air dan juga pH air.

3. pemilihan induk ikan cupang harus selektif agar dapat menghasilkan benih ikan
cupang yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai