Anda di halaman 1dari 6

KERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA

KELAS VII B

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. ANDINNIA RAHMA SARI
2. DELLA KHOIRUN NISA’
3. ADIBA KHANZA AZZAHRA
4. MUVIDATUL KHOMSAH
5. KHALILA ZABRINA ADELIA
6. ERVINA VAZA AZKIA
7. AKHMAD ZAINAL ABIDIN
8. LUKMANUL KHAKIM

SMP NEGERI 2 BONANG


TAHUN PELAJARAN 2022/ 2023
I PENDAHULUAN

  A.Latar Belakang.
1.      Kondisi Usaha Budidaya Ikan Konsumsi Terkini.
Saat ini pemerintah menerapkan hidup sehat yaitu makanan sehat salah satunya ikan.Ikan
pengganti makanan berdaging karena kandungan ikan lebih baik dari daging yang
lainnya.Sekarang semakin banyak yang usaha ikan konsumsi karena semakin banyak
permintaan konsumen yang mengkonsumsi ikan.Hal itu juga pasokan ikan hasil tangkapan laut
tidak mencukupi kebutuhan masyarakat,maka mereka beralih usaha budidaya ikan tawar untuk
mencukupi kebutuhan masyarakat.

2.      Nilai Ekonomi Ikan Konsumsi.


Sebanyak  27 jenis ikan yang dibudidayakan.ikan-ikan tersebut memiliki nilai ekonomis yang
tinggi untuk diperdagangkan dan dibudidayakan.bahwa ikan tersebut sudah dikenal dan
dikonsumsi oleh masyarakat luas,serta memiliki tingkat produksi yang tinggi jika dibudidayan
secara benar.

II TINJAUAN PUSTAKA / KAJIAN TEORI

 Profil  ikan lele


   1. Jenis-jenis ikan lele
    
     Jenis-jenis ikan lele yaitu:
1.      Lele lokal               4.Lele phyton.
2.      Lele dumbo           5.Lele masamo
3.      Lele sangkuriang  6.Lele mutiara

2. Perkembangbiakan ikan lele

Lele lokal mulai dewasa umur 6-8 bulan dengan ukuran tubuh 100g, sedangkan lele
dumbo pada umur tersebut bobotnya dapat mencapai 200-300 g. Pada kondisiitu,lele
sudah mulaidapat bertelur. Semakin tua umurnya dan semakin besar ukuran tubuhnya
maka jumlah telur yang dihasilkan juga semakin banyak. Untuk dijadikan induh
sebaiknya dipilih lele yang sudah mencapai berat 0,5 kg atau lebih agar hasilnya banyak dan
benih yang dihasilkan lebih kuat/sehat. Lele berkelamin terpisah, jadi ada istilah lele jantan
dan lele betina. Perbedaan jantan dan betina dapat dilihat pada alat kelaminnya yang terletak
di belakang lubang dubur.
Induk Jantan
- Alat kelamin tampak jelas, meruncing
- Perut tetap ramping, jika perut diurut (sambil ditekan pelan-pelan) akan keluar air
mani (sperma)
- Tulang kepala lebih mendatar (pipih) dibandingkan induk betina
- Jika warna dasar badannya hitam (gelap).
Induk Betina
- Tonjolan alat kelamin membulat dan kemerahan, lubangnya agak  besar sebagai
jalan keluarnya telur
- Tulang kepala agak cembung
- Gerakan lambat
- Warna badannya lebih cerah
D.Teknik pembudidayaan ikan lele.

    1.Pembenihan.
      a.Persiapan sarana dan prasarana.
1) Kolam.
Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan lele antara lain:
a)Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan.
b) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan.
c) Kolam pembesaran
2) Peralatan.
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan lele diantaranya adalah: jala,
waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun
benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar
(kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan lele
antara lain adalah :
Ø Warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm.
Ø Ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan.
Ø Keramba kemplung.
Ø Keramba kupyak.
Ø Fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat).
Ø Kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat).
Ø Hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau
kadang-kadang untuk penangkapan benih.
Ø Ayakan penyabetan dari alumunium/bambu.
Ø Oblok/delok (untuk pengangkut benih).
Ø Sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas).
Ø Anco/hanco (untuk menangkap ikan),
Ø Lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
Ø Scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu
keatas),
Ø Seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar),
Ø Jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3) Persiapan Media.
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan
media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah :
Pengeringan kolam selama beberapa hari. Lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas
hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/m2.Pemupukan dengan Pupuk Organik Nasa
yang berupa TON + Pupuk makro,yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700
gram/meter persegi.

b.Pemeliharaan induk.
Hal –hal yang harus dihindari dalam memelihara induk lele yaitu:
1. Kanibalisme, yaitu ikan-ikan saling memangsa dimana ikan besar memangsa ikan yang
berukuran kecil, terutama saat kondisi kekurangan pakan (lapar). Untuk menghindari
sifat kanibal hendaknya pakan diberikan dalam jumlah yang cukup
kepada ikan lele yang kita pelihara. Disamping itu penyortiran untuk memisahkan ikan yang
besar dan kecil penting dilaksanakan.
2. Rheo taxis,ikan lele akan berenang dan mengikuti arah atau melawan arus air. Apabila
terdapat air yang masuk atau keluar dari kolam yang bocor ikal lele akan bisa lolos melalui
tempat yang bocor tersebut. Oleh sebab itu hendaknya jangan sampai terdapat kebocoran pada
kolam pemeliharaan.
3. Ikan lele dapat loncat setinggi ± 0,5 m, dan melata di atas tanah. Ini dapat mengakikatkan
ikan lele lolos dari wadah pemeliharaan. Untuk menghindari lolosnya ikan lele sebaiknya
pematang dibuat tinggi atau kolam ditutup dengan
jaring, bisa juga dipasang pagar yang tinggi terbuat dari bambu.
4. Ikan nocturnal,yaitu aktif mencari makan pada malam hari. Agar pemberian pakan efektip
maka sebaiknya dilakukan pada malam hari Oleh karena itu dalam pemeliharaan induk, agar
induk dapat hidup sehat dan dapat selalu siap memijah
sesuai waktunya, disamping memperhatikan hal-hal tersebut di atas, juga perlu memperhatikan
hal-hal seperti: pemberian pakan, pengelolaan kualitas dan kuantitas air, dan pengendalian
hama dan penyakit.

c.Pemijahan induk.
Langkah pertama untuk pemijahan ikan lele adalah dengan memilih induk betina dan jantan
yang sudah matang gonad.Pilih sepasang ikan lele yang memiliki bobot seimbang,tujuannya
agar salah satu induk tidak ketakutan terhadap induk lainnya.Keseimbangan bobot sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pemijahan.Sebelum proses pemijahan ikan lele dilakukan,
siapkan terlebih dahulu kolam tempat memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan adalah
panjang 2-3 meter,lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam terbuat dari
semen atau fiberglass agar mudah mengawasi telur hasil pembuahan. Sebelumnya kolam harus
dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air sedalam 30-40 cm. Gunakan air yang berkualitas
baik, bersih dan jernih. Pasang kakaban, bisa dibuat dengan ijuk yang dijepit dengan bambu
seukuran area kolam. Gunakan pemberat agar kakaban tersebut tenggelam tidak mengapung
di atas permukaan air. Kakaban berfungsi agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan
mudah dipindahkan. Buatlah kakaban sekokoh mungkin agar tidak berantakan oleh indukan
yang aktif. Air untuk pemijahan ikan lele harus kaya oksigen, oleh karena itu berikan aerasi
pada kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan aliran masuk dan
keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik.
Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam kolam pemijahan adalah sore hari.
Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul 05.00.Selama proses
pemijahan ikan lele kolam harus ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada
pagi hari, biasanya proses pemijahan sudah selesai.
Telur akan menempel pada kakaban. Telur yang berhasil dibuahi berwarna
transparan sedangkan yang gagal berwarna putih susu. Setelah proses pemijahan selesai, segera
angkat induk dari kolam pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap oleh
induk ikan, karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa lapar. Selanjutnya telur yang
telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa dilakukan di kolam pemijahan ataupun ditempat lain
seperti akuarium, fiberglass atau kolam terpal. Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi)
harus dipertahankan dan suhu distabilkan pada kisaran 28-29oC.Telur yang telah dibuahi akan
menetas dalam 24 jam menjadi larva. Setelah itu segera pisahkan telur yang gagal atau larva
yang mati untuk mencegah tumbuhnya jamur. Larva yang menetas akan bertahan tanpa
pemberian makanan tambahan selama 3-4 hari. Selanjutnya lakukan proses pemesaran larva.

d.Penetasan telur.
Adapun persiapan penetasan ikan lele sebagai berikut :
1. Siapkan media/tempat menetaskan (bak/deklit/terpal/kolam) dengan ukuran minimal 1 meter
persegi dengan kondisi bersih dari kuman.
2. Siapkan ijuk yang digapit, dengan ukuran panjang kira-kira 75cm, dengan jumlah
menyesuaikan jumlah dan ukuran indukan lele.(jika lele ukuran kira-kira 2 kg,
sebaiknya minimal menggunakan 2 buah gapitan ijuk, karena telur dari indukan yang lebih
besar maka akan menghasilkan telur yang lebih banyak pula)
3. Pilih indukan yang siap kawin dengan ciri-ciri alat kelamin pejantan dan betina berwarna
merah kebiruan dan untuk betina tentunya perut akan kelihatan membesar karena berisi telur-
telur.
Langkah Penetasan :
1. Media tempat penetasan setelah bersih kemudian diisi air dengan kedalaman/ketinggian air
kira-kira 30 s/d 40 cm.
2. Pasang ijuk yang telah digapit dengan ditindih batu agar tidak mengambang
3. Masukkan indukan lele secara perlahan pada sore hari sekitar jam 4 s/d 5 sore dan biarkan
sampai pagi hari.
Langkah Lanjutan :
Setelah semalaman indukan berbaur pada tempat penetasan, maka akan terlihat butiran-butiran
telur menempel pada ijuk,dan tentunya telur-telur tersebut sudah dibuahi oleh pejantannya,
maka kira-kira jam 7,30 segera angkat dan pindahkan telur yang menempel pada ijuk tersebut
pada bak/deklit/kolam yang berisi air bersih pada posisi tenggelam dengan ketinggian air kira-
kira 20cm, setelah mulai malam berikutnya akan nampak telur lele bergerak-gerak karena
telur mulai menetas.
Selama kira-kira 2 sampai 3 hari anak lele akan bertahan hidup dengan memakan sisa-sisa
telurnya, dan hari-hari selanjutnya sampai umur 3 minggu anak lele perlu diberi pakan
denol.Denol adalah sebangsa pelet tetapi sangat lembut, dan denol juga dibagi dua jenis berupa
tepung halus dan denol dengan butiran yang lebih besar, dapat dibeli ditempat penjualan
pakan ternak), atau bisa diberi pakan cacing sutra Setelah berumur 3 minggu anak lele boleh
mulai diberi pellet yang paling kecil, namun pemberian pelet hanya sedikit saja karena sifat lele
adalah rakus apapun dimakan dan seberapapun dihabiskan hal ini akan menjadi masalah bagi
anak lele tersebut karena bisa-bisa perut anak lele menjadi bengkak dan akhirnya mati, tetapi
bisa disiasati dengan cara direndam lebih dulu agar pelet lunak dan mengembang agar tidak
menjadi masalah jika dimakan anak lele tersebut. Jika menggunakan media sawah, maka pada
usia seminggu anak lele bisa langsung dipindahkan pada sawah yang telah dipersiapkan dengan
telah diberi pupuk kandang dari ternak puyuh, maka pertumbuhan anak akan lebih cepat
disbanding menggunakan deklit. Setelah anak lele berusia 25 hari maka sudah bisa dipanen
untuk dijual menjadi bibit lele dengan ukuran 5 s/d 7 cm, atau bahkan lebih tergantung
kecocokan media dan ketersediaan pakannya.

e.pemeliharaan larva dan benih


Hal yang harus dilakukan dalam pemeliharaan larva yaitu:
         Penyesuaian Kondisi Suhu
         Penyediaan Oksigen Terlarut
         Pencegahan Serangan Penyakit pada Telur
         Pengelolaan Kualitas Air Larva
         Pemberian Pakan Larva
         Jadwal Pemberian Pakan Larva Lele.

2.Pendederan
Pendederan adalah pemeliharan benih ikan lele yang berasal dari hasil pembenihan hingga
mencapai ukuran tertentu. Benih ikan yang dipelihara berukuran 1-3cm.benih ini dipelihara
selama 2-3 minggu hingga saat panen berukuran 3-5 cm.Kemudian pendederan dipindahkan
ditempat seperti dijaring,kolam tanah atau kolam tembok selama 30 hari hingga berukuran 8-
12cm.
3.Pembesaran.
Adapun teknik pembesaran ikan lele diantaranya sebagai berikut :
1. Pemilihan benih ikan lele
dalam setiap budidaya lele tak lepas dari pemilihan benih ikan lele yang akan dibudidaya,
pilihlah benih lele yang cepat tumbuh besar,berkualitas,dan tahan terhadap serangan
penyakit.sebaiknya benih lele yang dipilih seperti benih lele dumbo dan sangkuriang karena
jenis lele tersebut mampu lebih cepat tumbuh besar dibanding dengan jenis lele yang
lainnya,untuk ukuran benih yang dipilih
sebaiknya pilih yang sebesar ibu jari.
2. Pemilihan Pakan/pelet,pilih pelet yang berprotein tinggi agar lele bisa tumbuh dengan cepat.
3. Waktu/jadwal pemberian pakan
Untuk pembesaran lele dengan cepat sebaiknya pemberian pakan/pelet diberikan sebanyak 3
kali sehari,dalam pemberian pakan ini kitapun juga harus memperhatikan ukurannya,
sebaiknya pemberian pakan dengan perbandingan 1:1/2:1 yang artinya pada pagi hari 1,siang
1/2,dan sorenya 1.
4. Pemilihan kolam
Untuk pembesaran gunakan kolam terpal, karena kolam terpal mudah diatur disamping
itu penggantian airnya juga relatif lebih mudah
5. Penggantian air
Dalam waktu 3 bulan masa pembesaran,sebaiknya ganti air sebanyak 1 kali pada 1,5 bulan
setelah penebaran,hal ini bertujuan agar ikan lele tidak mudah mati.pemberian pakan yang
sering juga membuat air cepat keruh dan menyebabkan banyak ikan yang mati.
6. Menjaga Kesehatan Ikan
Supaya proses pembesaran lele dapat berjalan dengan baik, gunakan pribiotik untuk
menjaga kesehatan ikan.

4.Pemeliharaan dan penanganan penyakit.


Jenis Penyakit Ikan Lele yang Sering Terjadi:
a.Penyakit Jamur Pada Ikan Lele
Cara mengatasi penyakit jamur ikan lele ini bisa dilakukan dengan cara yang cukup sederhana,
yaitu cukup dengan menyediakan bahan-bahan berikut ini :
1. Bahan garam dapur (takarannya 1Kg untuk kolam dg luas 25 m2)
2. Sediakan 5 liter air bersih
3. 1 botol cuka sedang
4. 1 buah tempat untuk mencampur
Cara membuat obatnya yaitu dengan mencampurkan semua bahan tersebut hingga larut secara
merata, jika terlihat sudah siap obat bisa ditebar pada kolam
ikan lele terpal / organic anda. Ramuan ini juga bisa digunakan pada ikan tawar yang lainnya.
b.Penyakit Bintik-Bintik Putih Lele
cepatlah lakukan untuk menganti air kolam dengan air yang terbaru dengan
kualitas yang memenuhi standart awal,dan jika sudah selesai menguraskan baru
dilakukan pengobatan dengan menebarkan garam dapur 1 Kg untuk luas 25 m2.
c.Penyakit Cacar Pada Ikan Lele
Cara mengatasi penyakit cacar ikan lele ini yaitu dengan menumbuk 10 lembar
daun papaya dan garam 1 Kg dilarutkan dalam air 5 liter (dosisi untuk luas kolam
25 m2), lalu tebarkan secara merata pada kolam.
d.Penyakit Cacing Pipih
Cara mengobati penyakit pada ikan yang terkena cacing pipih ini dengan cara
mengganti air dalam jumlah besar lalu menebarkan garam halus ke kolam. Atau
bisa juga merendam ikan yang sakit dengan larutan kalium permanganate (PK) konsentrasi
0,01% selama 30 menit.
e.Penyakit Parasit
Cara mengatasi penyakit ikan ini dengan merendam ikan di larutan formalin konsentrasi 15 –
20 ppm.
.

v.PENUTUP.

A.     Kesimpulan.
Demikian laporan yang saya buat semoga ilmu ini bermanfaat bagi kita semua dan usaha lele di
indonesia semakin maju.Segala perkataan yang kurang berkenan saya minta maaf.
B.      Saran.
Dalam usaha lele pasti ada kendalanya yang pasti tekun,semangat,dan rajin dalam usaha
budidaya lele ini.

Anda mungkin juga menyukai