Anda di halaman 1dari 5

IKAN MAS

 Ciri Morfologi
Ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih ke
samping (compressed). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik.
Moncongnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).
Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut (berbel) dan tidak bergerigi.
Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak tiga
baris berbentuk geraham. Sirip punggung ikan mas memanjang dan bagian
permukaannya terletak berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip
punggungnya (dorsal) berjari-jari keras, sedangkan di bagian akhir bergerigi. Seperti
halnya sirip punggung, bagian belakang sirip dubur (anal) ikan mas ini pun berjari-jari
keras dan bergerigi pada ujungnya. Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang
simetris hingga ke belakang tutup insang, sisik ikan mas relatif besar dengan tipe sisik
lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan. Garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis)
yang lengkap terletak di tengah tubuh dengan posisi melintang dari tutup insang
sampai ke ujung belakang pangkal ekor.

 Kandungan Gizi
Di dalam 100 gram ikan mas, terkandung 90 kalori dan beragam nutrisi yang baik
untuk kesehatan, seperti:
-16 gram protein
-20 mg kalsium
-150 mg fosfor
-280 mg kalium
-45 mcg vitamin A

 Habitat
Umumnya, ikan mas liar hidup di sungai, kubangan, atau di perairan dangkal
terbatas, seperti waduk dan danau. Ikan mas lebih banyak menghabiskan waktunya
berenang di bawah air, namun sesekali mengarah ke permukaan saat mencari makan.
Ikan mas sangat suka hidup di daerah perairan yang kedalamannya mencapai 1 meter
dengan aliran air cenderung pelan. Tak hanya itu, ikan ini juga sangat menyukai
daerah perairan yang subur karena di tempat seperti ini makanan alami sangat
melimpah.

 Tahap Pembenihan
1. Memilih calon indukan
Menyeleksi calon indukan dilakukan saat ikan masih berukuran 100-200
gram. Calon indukan harus berasal dari keturunan yang berbeda, supaya tidak
terjadi inbreeding yang menurunkan kualitas benih ikan.
2. Memelihara indukan
Masing-masing indukan menempati kolam yang berbeda.
3. Menyiapkan kolam pemijahan
Kolam tanah paling cocok untuk melakukan pemijahan ikan mas. Persiapan
yang harus dilakukan adalah penjemuran kolam, pengolahan tanah, pengapuran,
pemupukan dan pengairan.
4. Pembenihan ikan mas
Pada pembenihan alami proses perkawinan dan pembuahan sel telur oleh
sperma dilakukan sendiri oleh si ikan. Sedangkan dalam pembenihan buatan
diperlukan bantuan manusia seperti penyuntikan dengan hipofisa, penyuntikan
hormon dan pembuahan in vitro.
5. Pendederan benih ikan
Pendederan adalah suatu tahapan penumbuhan benih dalam budidaya
pembenihan ikan mas. Benih ikan memiliki sifat-sifat tertentu sesuai dengan
perkembangan umurnya.
6. Panen pembenihan ikan mas
Lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pembenihan ikan mas, mulai dari
pemebnihan ikan hingga pendederan sekitar 4,5 bulan.

 Pemeliharaan
1. Siapkan kolam 
Hal pertama yang perlu dipersiapkan tentu medium budidayanya, yaitu kolam.
Pilihan kolamnya pun bisa menggunakan kolam tanah, kolam tembok, kolam
terpal, hingga keramba.
2. Pemberian pupuk organik ke kolam 
Setelah kolam terpal atau tanah siap, kamu harus membersihkan kolam terlebih
dahulu kemudian dikeringkan. Setelah itu, taburkan pupuk organik agar plankton
yang merupakan makanan alami ikan bisa hidup di dalamnya. 
3. Taburkan benih 
Selanjutnya, kamu bisa mulai menabur benih ikan mas. Benih yang baik biasanya
gerakannya gesit dan tidak berjamur. 
4. Berikan pakan 
Pakan terbaik untuk ikan adalah pelet dengan kadar protein sekitar 25%.
Dosisnya berikan pakan dengan dosis 3% dari bobot ikan itu sendiri. 
5. Masa panen
Setelah tiga bulan, biasanya sudah mulai masa panen dengan bobot ikan
seharusnya 3 kali lipat lebih besar dari bobot awal. Ikan yang siap panen
memiliki bobot 300-400 gram per ekor. 
IKAN NILA
 Ciri morfologi
Morfologi ikan nila memiliki bentuk pipih, punggung tinggi, pada bagian badan
dan sirip ekor di temukan garis lurus ( vertikal ) serta juga mempunyai sirip punggung
ditemukan garis lurus memanjang. Ikan ini memiliki lima buah sirip yaitu sirip
punggung, sirip data, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Dengan adanya sirip
tersebut sangat membantu pergerakan ikan nila semakin cepat di perairan air tawar.
Tanda lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila yakni memiliki warna tubuh hitam dan
agak keputihan ada juga yang berwarna merah muda. Bagian tubuh insang bewarna
putih, sedangkan ikan lokal memiliki warna kekuninangan. Ikan nila mempunyai
Sisik ikan berukuran cukup besar, kasar dan tersusun dengan rapi. Bagian kepala pada
ikan ini memiliki ukuran relatif kecil dibandingkan dengan mulut yang berada pada
bagian ujung kepala serta memiliki mata yang besar.

 Kandungan gizi
Jumlah Per :100 g = Kalori (kcal):128 ; Jumlah Lemak 2,7 g ; Lemak jenuh 0,9
g ; Kolesterol 57 mg ; Natrium 56 mg ; Kalium 380 mg ; Jumlah Karbohidrat 0 g ;
Serat pangan 0 g ; Gula 0 g ; Protein 26 g ; Vitamin C 0 mg ; Kalsium 14
mg ; Zat besi 0,7 mg ; Vitamin D 150 IU ; Vitamin B6 0,1 mg ; Vitamin B12
1,9 µg ; Magnesium 34 mg.

 Habitat
Ikan nila hidup di perairan tawar seperti danau, rawa, sungai dan waduk. Namun
karena toleransinya luas terhadap salinitas maka ikan ini dapat ditemukan hidup dan
berkembang biak di perairan payau bahkan air laut sekalipun. Ikan ini memiliki
kemampuan menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan
sekitarnya. Memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga dapat
dibudidayakan dari dataran tinggi hingga dataran rendah mulai payau
sekalipun. Mampu hidup pada rentang suhu 14 - 38 derajat celsius dan optimal pada
suhu 25 - 30 derajat celsius dengan pH antara 6-8,5.

 Tahap pembenihan
1. Tempat pembenihan
Terdapat empat tipe kolam yang dibutuhkan, diantaranya:
1). Kolam pemeliharaan indukan, untuk memelihara indukan jantan atau
betina.
2). Kolam pemijahan, untuk mengawinkan induk jantan dan betina.
3). Kolam pemeliharaan larva, untuk memelihara larva ikan yang baru
menetas.
4). Kolam pendederan benih, untuk membesarkan benih ikan sampai ukuran
10-12 cm.
2. Pemilihan indukan ikan nila
Calon indukan untuk pembenihan ikan nila hendaknya menggunakan galur
murni yang secara genetis memiliki sifat-sifat unggul. Untuk mendapatkan
indukan yang unggul, sebaiknya cari di tempat-tempat terpercaya
seperti, BBPBAT atau balai-balai perikanan setempat.
3. Pemeliharaan indukan
Induk jantan dan betina yang disiapkan untuk pembenihan ikan nila harus
dipelihara di kolam terpisah. Padat tebar untuk kolam pemeliharaan induk
sekitar 3-5 ekor/m2. Kolam pemeliharaan induk jantan dan betina harus memiliki
sumber pengairan yang berbeda (disusun seri).
4. Pemijahan ikan nila
Pemijahan ikan nila intensif biasanya dipakai untuk memproduksi benih
dalam jumlah besar. Karena untuk membangun infrastrukturnya membutuhkan
modal besar.
5. Pemeliharaan larva
Larva ikan nila yang telah menetas, sebaiknya dibesarkan di tempat khusus.
Pemindahan dilakukan setelah larva berumur 5-7 hari. Kolam pemeliharaan larva
bisa berupa kolam tembok, akuarium, kontainer plastik atau hapa. Padat tebar
untuk pemeliharaan larva 50-200 ekor/m2, tergantung jenis kolamnya.
6. Pendederan benih
Setelah larva dibesarkan hingga ukuran 2-3 cm, selanjutnya lakukan
pendederan untuk mendapatkan benih ikan yang siap dibudidayakan di tempat
pembesaran. Pendederan hendaknya menggunakan kolam yang lebih luas. Padat
tebar untuk pendederan benih 30-50 ekor/m2. Lama pemeliharaan benih ikan nila
pada tahap ini sekitar 1-1,5 bulan. Atau, kira-kira sampai ukuran benih 10-12 cm.
7. Panen pembenihan ikan nila
Hal lain yang harus diperhatikan dalam pembenihan ikan nila adalah
pengendalian hama dan penyakit. Dalam hal ini upaya pencegahan lebih lebih
diutamakan daripada pengobatan. Karena pengobatan ikan yang telah sakit cukup
menyita sumber daya. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore
hari. Pengemasan atau pengangkutan benih yang akan dijual bisa menggunakan
wadah tertutup atau terbuka. Untuk pengiriman jarak dekat wadah terbuka masih
memungkinkan.

 Pemeliharaan
1. Pemilihan bibit ikan nila
Umumnya benih yang digunakan berjenis kelamin jantan atau monosex,
karena pertumbuhannya 40% lebih cepat dibandingkan benih betina.
2. Pemilihan tanah budidaya ikan nila
Kemiringan tanah juga memiliki peran dalam kelancaran budidaya agar
pengairan bisa lebih mudah dengan bantuan gravitasi. Kemiringan tanah yang
optimal sekitar 3-5%
3. Kualitas sumber air
Sumber air yang bagus, mengandung plankton, yaitu pakan alami ikan nila.
4. Persiapan kolam ikan nila
Pengisian air kolam lebih baik dilakukan secara bertahap agar termineralisasi
dengan baik.
5. Penebaran benih ikan nila
Baiknya memakai teknik aklimatisasi supaya benih bisa menyesuaikan diri
dengan media perairan dan tidak kaget dengan perbedaan suhu, tekanan, ph,
salinitas, dan jumlah oksigen.
6. Pemeliharaan ikan nila
Jaga kualitas air kolam secara berkala.
7. Panen ikan nila
Dengan penyebaran benih ukuran 10-20 gram per ekor, biasanya
membutuhkan waktu 4-6 bulan untuk panen ikan nila.

Anda mungkin juga menyukai