Anda di halaman 1dari 8

Permintaan 

ikan nila masih terbilang cukup tinggi sehingga wajar saja bila banyak Sahabat

Pembudidaya ikan melirik budidaya ini dan mencari tahu cara pemijahan ikan nila. Di masa

produktifnya, ikan nila bisa kawin setiap bulan secara alami maupun buatan.

Bahkan sekali pemijahan, ikan nila bisa menghasilkan telur berkisar 100 sampai 300 butir

tergantung dari ukuran indukan ikan. Sekalipun harga jual ikan nila masih rendah, tetapi

banyaknya telur yang bisa dipanen ini cukup menjanjikan.

Artikel kali ini akan memberikan informasi seputar cara memijah ikan nila, teknik-teknik

pemijahan ikan nila, cara mengawinkan ikan nila jantan dan betina, sampai cara memanen ikan

nila. Yuk simak!

Daftar Isi

 Parameter Ikan Nila


 Perbedaan Ikan Nila Jantan dan Betina
 Pemilihan dan Pemeliharaan Induk Ikan Nila
 Cara Pemijahan Ikan Nila
 Pemeliharaan Larva
 Pemanenan Ikan Nila
 Dapatkan Dukungan Budidaya Ikan dari eFisheryKu!
 Dapatkan Akses ke Lembaga Finansial yang Terpercaya, Terdaftar & Diawasi OJK!

Parameter Ikan Nila


Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemijahan nila. Di antaranya adalah

pemilihan indukan betina dan indukan jantan yang sehat, ikan nila berada di kolam dengan suhu

air 20 sampai 30 derajat celcius, pemberian pakan yang sehat, sampai kondisi lingkungan. Selain

itu, pastikan kadar pH air di angka 6 sampai 8,5 dan kadar oksigen di atas angka 4.
Sementara itu, cara mengawinkan ikan nila jantan dan betina pun cukup mudah. Pada proses

alaminya, biasanya indukan jantan akan membuat lubang di dasar kolam berdiameter 3 sampai 5

cm. 

Lubang tersebut akan digunakan oleh indukan betina untuk pemijahan dan dibuahi oleh indukan

jantan. Nantinya, telur-telur yang berhasil dibuahi akan dierami di dalam mulut ikan selama

kurang lebih 3 sampai 5 hari.

Adapun bila cara pemijahan ikan nila buatan, maka Bapak/Ibu perlu mempersiapkan beberapa

kolam, di antaranya:

 Kolam pemeliharaan indukan, yang berfungsi untuk menyimpan ikan nila jantan dan
betina. Kendati demikian, pisahkan kedua ikan indukan tersebut. Ukuran kolam
pemeliharaan indukan tak perlu terlalu luas, cukup berukuran 100 sampai 140 cm.
 Kolam pemijahan, berfungsi sebagai wadah untuk indukan jantan dan indukan betina
kawin. Struktur dasar kolam ini harus berlantaikan tanah dan beberapa kubangan atau
kemalir.
 Kolam pemeliharaan larva, berfungsi untuk memelihara larva ikan yang baru saja
menetas. Bapak/Ibu bisa menggunakan bak semen, kolam tanah, atau hapa untuk
membangun kolam ini. Kolam hapa merupakan wadah berjaring halus layaknya lemabu
yang dibiarkan mengapung di atas kolam.
 Kolam pendederan benih, berfungsi sebagai tempat untuk membesarkan benih-benih
ikan hingga ukuran ikan mencapai 10 sampai 12 cm, atau sampai ikan terlihat kuat untuk
digabung dengan ikan-ikan lain di kolam budidaya pembesaran.

Baca Juga: Teknik Pembesaran Ikan Nila Agar Lebih Cepat & Hemat Pakan!

Perbedaan Ikan Nila Jantan dan Betina


Faktor utama agar pemijahan ikan nila berhasil adalah dengan menyiapkan indukan ikan nila

betina dan jantan. Namun, tak semudah itu Sahabat Pembudidaya bisa menemukan kedua

indukan ini. 
Terlebih, perbedaan kedua ikan ini yang sulit ditemukan sehingga banyak Sahabat Pembudidaya

yang keliru dalam menentukan apakah indukan tersebut indukan betina atau jantan.

Umumnya, indukan ikan nila jantan memiliki satu lubang kelamin yang bentuknya memanjang

serta warna kemerahan pada sirip yang terlihat jelas di saat kelamin ikan sudah matang untuk

melakukan perkawinan. 

Sedangkan indukan betina memiliki warna tubuh yang sedikit pucat dengan dua lubang kelamin.

Salah satu lubang berdekatan dengan anus dan berbentuk seperti bulan sabit.

Agar lebih jelas informasi yang Bapak/Ibu dapatkan, yuk kenali perbedaan ikan nila jantan dan

betina.

Pemilihan dan Pemeliharaan Induk Ikan Nila


Ikan nila yang beredar di masyarakat memiliki kualitas rendah sedangkan indukan yang

dibutuhkan harus yang sudah menggunakan galur murni dan secara genetis memiliki

karakteristik yang unggul.

Oleh karena itu, sebaiknya Bapak/Ibu mencari indukan nila di tempat-tempat khusus seperti balai

perikanan lokal atau BBPBAT. 

Harga jual indukan ikan nila yang berkualitas terbaik cukup mahal. Untuk mengantisipasinya,

Bapak/Ibu bisa menggunakan calon indukan ikan nila dengan kriteria sebagai berikut:

 Ikan nila galur murni yang berasal dari keturunan berbeda.


 Kondisi fisik ikan sehat, terlihat dari tidak adanya cacat pada bentuk tubuh ikan nila.
 Ikan nila memiliki sisik yang besar dan tersusun rapi.
 Ukuran kepala lebih kecil dibandingkan tubuhnya.
 Tubuh ikan nila mengkilap dan tebal.
 Calon indukan aktif dan responsif, khususnya saat pemberian pakan.

Ikan nila memasuki usia matang gonad setelah 5 sampai 6 bulan dengan bobot tubuh yang

dibutuhkan untuk indukan betina sebesar 200 sampai 250 gram sedangkan indukan jantan

berkisar 250 sampai 300 gram. 

Umumnya, masa produktif ikan nila selama 1,5 sampai 2 tahun. Bila ikan nila Bapak/Ibu

memasuki usia produktif melebihi 2 tahun maka disarankan untuk mengganti indukan dengan

yang baru untuk menghasilkan benih yang berkualitas terbaik.

Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan induk ikan nila sebelum

melakukan pemijahan:

 Indukan jantan dan betina disimpan di dalam kolam yang berbeda dengan sistem buangan
yang terpisah
 Perhatikan aliran buangan air kolam jantan, jangan sampai aliran tersebut masuk ke
dalam kolam betina, begitu juga sebaliknya pada buangan kolam betina
 Sumber air kolam jantan dan betina juga harus dipisah sehingga konsep kolam
pemeliharaan indukan ini dibuat berseri
 Agar ikan nila cepat berukuran besar maka kadar protein yang dibutuhkan hanya 2 persen
 Agar perkembangan gonad semakin maksimal, berikan pakan dengan kadar protein tinggi
yang lebih dari 35 persen
 Frekuensi dalam satu kali pemberian pakan mengikuti rasio 3 persen dari bobot ikan per
hari

Baca Juga: Cara Hitung FCR Ikan Nila untuk Budidaya yang Lebih Untung!

Cara Pemijahan Ikan Nila


Masuk ke bagian utama cara pemijahan ikan nila secara alami. Langkah awal, Bapak/Ibu

mempersiapkan kolam berbentuk miring dengan tingkat kemiringan 2 atau 5 persen. 


Di dasar kolam dibuat juga kubangan atau kemalir yang akan dijadikan sebagai tempat

pemijahan oleh indukan sedalam 20 sampai 30 cm.

Jika Bapak/Ibu ingin melakukan pemijahan ikan nila secara massal, maka rasio perbandingan

jumlah indukan jantan dan betina adalah 1 : 3, maksudnya adalah 1 indukan jantan dan 3 indukan

betina, dengan kepadatan tebar kolam sebesar 1 ekor indukan per meter persegi.

Proses pemijahan akan terjadi di hari ketujuh dari indukan dimasukkan ke dalam kolam

pemijahan. Selama proses tersebut berlangsung, berikan pakan ikan berprotein tinggi dengan

kadar protein lebih dari 35 persen.

Cara pemijahan ikan nila selanjutnya, indukan betina akan mengeluarkan dan menyimpan telur

di dalam kubangan untuk selanjutnya dibuahi oleh indukan jantan. 

Setelah proses pembuahan selesai, maka telur-telur tersebut akan dierami dalam rongga mulut

indukan betina selama kurang lebih satu minggu. Selama proses pengeraman tersebut indukan

betina akan puasa.

Sebelum telur-telur tersebut menetas, Bapak/Ibu perlu mempersiapkan kolam pemeliharaan

larva. Di dalam kolam pemeliharaan larva tersebut harus diberikan pupuk dasar agar pakan alami

bisa tumbuh. 

Setelah satu minggu, telur-telur tersebut akan menetas secara bersamaan dan menjadi larva. Ikan

betina akan mengeluarkan larva-larva tersebut dari mulutnya setelah berhasil memastikan bahwa

ada pakan alami di dalam kolam pemeliharaan larva.


Untuk memindahkan larva-larva tersebut ke kolam khusus, Bapak/Ibu bisa menyaring larva-

larva yang berenang di pinggiran kolam menggunakan saringan halus.

Ada dua cara pemijahan ikan nila, sebelumnya adalah cara pemijahan ikan nila secara alami.

Adapun cara pemijahan ikan nila lainnya menggunakan teknik intensif. 

Akan tetapi, teknik pemijahan ikan nila ini digunakan bila Bapak/Ibu akan memproduksi benih

ikan nila dalam jumlah yang banyak.

Selain itu, cara memijah ikan nila dengan intensif ini juga membutuhkan modal yang cukup

besar karena perlu membangun infrastruktur kolam yang lebih proper dibandingkan cara

pemijahan ikan nila alami.

Baca Juga: Jenis Pakan Ikan Nila agar Cepat Besar & Untung Melimpah!

Pemeliharaan Larva
Setelah larva dipindahkan ke kolam khusus, Bapak/Ibu perlu memperhatikan cara merawat larva-

larva tersebut agar siap dipanen. Beri pakan ikan berupa tepung halus yang memiliki kandungan

protein tinggi sebanyak 0,2 mm sampai 0,5 mm.

Berikan makan larva ikan nila sebanyak 4 sampai 5 kali sehari dengan takaran 1 sendok teh

untuk setiap pemberian pakan.

Bapak/Ibu juga bisa memberikan pakan larva berupa campuran kuning telur yang sudah direbus

dan dilumatkan dengan air. Campuran pakan ini bisa diberikan dengan cara disemprot.
Perhatikan pertumbuhan dan perkembangan larva ikan nila. Saat ukurannya mencapai 2 sampai 3

cm, maka larva siap dipindahkan ke kolam pendederan yang berukuran lebih luas dibandingkan

kolam pemeliharaan larva.

Kolam pendederan ini memiliki kepadatan penebaran benih sebanyak 30 sampai 50 ekor per

meter persegi dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pendederan berkisar 1 sampai 1,5

bulan atau benih berukuran 10 cm sampai 12 cm.

Pemanenan Ikan Nila


Proses terakhir dari cara pemijahan ikan nila adalah melakukan pemanenan ikan nila. Disarankan

untuk memanen ikan nila di pagi atau sore hari. Ukuran ikan yang dipanen juga tergantung

permintaan konsumen dan pasar. 

Andaikata konsumen menginginkan ukuran benih 10 sampai 12 cm maka Bapak/Ibu bisa

melakukan pemanenan lebih cepat dari biasanya. Sebaliknya terjadi, bila konsumen

menginginkan ukuran yang lebih besar maka waktu pemanenan ikan nila akan mundur.

Jika ikan hendak dijual lagi, Bapak/Ibu perlu mengemas ikan nila dengan benar agar ikan nila tak

cepat mati selama perjalanan pengiriman. Bila calon pembeli ikan nila berjarak cukup dekat dari

tempat Bapak/Ibu maka gunakanlah kemasan terbuka.

Akan tetapi, bila pengiriman ikan nila cukup jauh dan memerlukan waktu yang cukup lama maka

kemas ikan nila di wadah tertutup dan berikan aerasi yang mengandung kadar oksigen air tinggi.

Rasio perbandingannya adalah wadah diisi air sebanyak ⅓ dan sisanya oksigen.

Anda mungkin juga menyukai