Anda di halaman 1dari 59

Cara Budidaya Ikan Gabus Agar

Menghasilkan Panen yang Melimpah

Budidaya ikan gabus bisa dibilang tidak sepopuler ikan air tawar lainnya. Namun jika
kita perhatikan lebih dalam lagi, ternyata budidaya ikan gabus ini bisa menghasilkan
omset yang cukup menjanjikan lho.

Ikan gabus masih kalah populer dengan lele, bandeng dan nila. Padahal kalau ditelisik
lagi, ikan ini justru memiliki nilai gizi yang sangat tinggi.

Percaya atau tidak, ikan ini memiliki asam amino esensial dan non-esensial. Bahkan
ikan ini dipercaya mampu membantu proses penyembuhan luka bakar,infeksi paru-
paru, hepatitis dan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, sehingga baik diberikan
pada ibu hamil, bayi dan anak-anak. Cuma sayang sekali, popularitasnya belum
setenar ikan tawar lainnya. Makanya sangat jarang orang mencoba usaha budidaya
ikan gabus.

Ada tiga jenis ikan gabus yang paling sering dibudidayakan;

 Great Snackhead (1 meter)


 Forest Snackhead (40 cm)

Channa Gacua, jenis ikan gabus yang paling kecil dan paling sering dibudidayakan.
Bentuknya mirip ular, licin dan lincah seperti lele. Jadi hati-hati kalau mencoba budidaya
ikan ini karena ikannya bisa melompat ke area lain. Mirip lele.

Usaha Budidaya Ternak Ikan Gabus, Apakah Menguntungkan?

Bisa dibilang mungkin orang sedikit malas mencoba usaha budidaya ikan gabus karena
masa panennya sangat lama, yaitu 6-7 bulan. Kalau awal-awal buka usaha sudah pasti
orang malas karena harus rela buang energi merawat ikan sampai besar.

Belum lagi kalau ikannya mati. Ini bisa stres kalau orang mengharapkan untung cepat.
Kalau Anda termasuk salah satu orang ini, maka bisnis ikan gabus tidak cocok buat
Anda.

Nah, soal harga, ikan gabus dipatok antara Rp. 30.000 – Rp. 40.000. Jauh lebih mahal
bila dibandingkan dengan ikan nila dan ikan tawar lainnya. Kalau menejemen
pengelolaan ikan bagus, dipastikan seorang pengusaha mampu menjadi jutawan
dengan cepat. Asal rajin dan telaten.
Budidaya Ikan Gabus di Kolam Terpal, Tanah, atau Beton

Anda bisa memilih tempat budidaya ikan gabus yang paling sesuai dengan situasi di
tempat Anda. Pilihannya adalah kolam terpal, tanah, atau beton.

Sesuaikan tempat budidaya ikan tersebut sesuai dengan kemampuan. Jangan


memaksakan diri untuk menggunakan tempat yang butuh modal besar karena akan
membebani Anda nantinya.

Kol
am beton via suryamina.com

Memilih Indukan Gabus Jantan dan Betina

Untuk menjalankan usaha budidaya ikan gabus, Anda harus memilih indukan ikan gabus jantan
dan betina yang punya kualitas bagus. Ini akan sangat berpengaruh pada hasil panen yang
akan didapatkan nantinya.

Untuk membedakan ikan gabus jantan dan betina, kita bisa melihatnya dari tanda di tubuhnya.
Ikan gabus jantan bentuk kepalanya cenderung oval dan tubuhnya lebih gelap, ada bagian
lubang genital berwarna merah pada bagian bawah tubuhnya.
Ikan gabus betina biasanya tubuhnya berwarna lebih terang dengan kepala yang cenderung
bulat. Pilih indukan ikan gabus jantan yang punya berat minimal 1 kg.

Memilih Indukan Gabus via manfaatcantiksehat.com

Proses Pemijahan Ikan Gabus

Setelah menemukan indukan ikan gabus, selanjutnya Anda masuk pada proses pemijahan.
Pemijahan adalah proses pelepasan telur sperma ikan sehingga menghasilkan pembuahan.

Pada proses pemijahan, kita memasukkan sekitar 30 indukan jantan dan 30 betian ke dalam
bak yang sama agar terjadi pemijahan. Bak tempat pemijahan ini bisa dibuat dari bahan beton
berukuran 7x4x2 meter.

Di dalam bak beton tersebut, kita bisa menambahkan air setinggi 50 cm dan membiarkan airnya
mengalir. Selain itu, bak beton tersebut bisa juga ditambahkan tanaman eceng gondok agar
membuat ikan lebih nyaman pada proses pemijahan.

Proses pemijahan aka membuat ikan gabus betina bertelur. Telur tersebut bisa dibawa dengan
alat sekupnet halus dan membiarkan telur tersebut menetas secara alami.
Pada proses ini, kita harus rajin melakukan kontrol pada kolam. Pasalnya, satu indukan
betina ternyata bisa menelurkan 10 ribu lebih telur di dalam kolam.

Proses Penetasan Telur Ikan Gabus

Agar kita lebih mudah mengontrol kondisi telur, akan lebih baik bila proses penetasan
telur dilakukan pada akurium. Anda perlu menyiapkan akuarium berukuran 65x45x45
cm. Isi akuarium dengan air setinggi 40 cm, dan jaga suhu dalam air mencapai 20
derajat celcius.

Masukkan telur ikan gabus ke dalam akuarium sebanyak 4-6 butir per centimeter
persegi. Telur ikan gabus akan menetas sekitar 24 jam setelah dimasukkan ke dalam
akuarium.

Setelah menetas, larva ikan gabus tidak perlu langsung dikasih makan selama dua hari.
Alasannya, ikan-ikan kecil ini masih punya cadangan makanan dalam tubuhnya setelah
menetas.
Setelah larva ikan gabus berusia 2 hari, kita bisa memberikan makanan seperti nauplii
Artemia, dengan jatah makan 3 kali dalam sehari. Anda juga perlu menjaga kepadatan
akuarium, yaitu 5 larva per 1 liter air.

Setelah berusia 5 hari, kita bisa memberi larva ikan bagus makanan tambahan,
misalnya daphnia sebanyak 3x sehari. Perhatikan kualitas air di dalam akuarium agar
larva bisa bertahan hidup.

Menebar Benih Ikan Gabus dan Memberi Pakan

Jika benih ikan gabus sudah berusia 2 minggu, maka sudah saatnya untuk disebar ke
kolam. Satu hal yang harus kita ingat, seminggu sebelum benih ikan dimasukkan ke
dalam kolam pastikan bahwa air dalam kolam tidak dialirkan selama seminggu.

Pagi hari adalah waktu yang paling ideal untuk memasukkan benih ikan gabus ke
dalam kolam. Setalah ikan gabus berada dalam kolam, jangan memberikan makanan
selama 2 hari. Setelah dua hari, kita bisa memberikan ikan gabus makanan berupa
tepung pellet sekitar 2 kg.

Selama di dalam kolam, perhatikan pakan ikan gabus tersebut. Selain pellet, kita juga
bisa memberikan pakan berupa anakan rayap, ikan teri, dan daging ampas dapur. Ikan
gabus biasanya makan ikan-ikan kecil juga.

Selain itu, pastikan untuk tidak telat dalam memberikan makan pada ikan gabus.
Alasannya, ikan gabus termasuk ikan kanibal. Jadi, ikan ini bisa saling memakan ketika
sedang lapar dan tidak ada bahan makanan lainnya.

Apa Saja Kendala Utama Usaha Budidaya Ikan Gabus?

Ikan gabus ini lebih liar dari pada lele. Karena itu baiknya buat pinggiran kolam yang
lebih tinggi. Ikan ini juga termasuk ikan kanibal. Jadi hati-hati, pisahkan anak ikan
segera agar tidak dimakan oleh ikan dewasa. Belum lagi proses pemijahannya yang
rumit, dipastikan ini menyulitkan peternak untuk memisahkan ikan kecil dari ikan
dewasa.

Untungnya, ikan gabus bukan termasuk ikan yang rewel soal air. Mau dikuras satu
bulan sekali tidak apa-apa karena ikan ini memakai pernapasan bimodal (memakai
insang dan menghirup oksigen di udara secara langsung). Yang penting ada air
mengalir meskipun kecil dan sisa pakan atau kotoran di dalam air tidak terlalu banyak.

Cara Agar Anak Ikan Gabus Agar Tidak Dimakan oleh Ikan Dewasa

Kalau membuat kolam, sediakan saja gentong yang dimiringkan di dasar kolam, atau
buat saja kolam lubang kecil agar ikan anakan bisa sembunyi dan tidak menjadi
mangsa. Selain itu, taruh juga enceng gondok untuk merangsang pemijahan ikan agar
lebih cepat berkembang biak.

Ada cara lain untuk memisahkan ikananakan dengan menggunakan skupnet halus
untuk mengambil telur ikan. Pindahkan telur ikan ini ke akuarium untuk ditetaskan.
Telur-telur ini kemudian akan menetas engan baik bila didiamkan di akuarium dengan
suhu 28 derajat selsius. Dalam waktu 24 jam telur ini akan menetas.

Bila sudah menetas,jangan diberi makan terlebih dahulu selama dua hari. Dan pisahkan
anakan ikan yang berumur 3-15 hari di lokasi terpisah. Idealnya dalam 1 liter hanya
boleh dihuni 5-7 ekor larva. Beri larva ini pakan seperti baupli artemia 3 kali sehari agar
pembibitan cepat berkembang. Setelah itu, baru proses pembesaran ikan gabus dimulai
di kolam terpisah.

Apakah Kolam Ikan Gabus Juga Berpengaruh?

Pembuatan kolam untuk pembesaran ikan sangat berpengaruh besar. Alfiant salah satu
alumni universitas Brawijaya dari situs Warta Wirausaha menyarankan untuk
menambakan 5-7 karung kotoran puyuh, sapi atau ayam (yang sudah ke ring) dalam
kolam ukuran 200 m2.

Ini bertujuan untuk membuat habitas asli ikan dan membentuk pH yang sesuai dengan
kehidupan ikan gabus di alam. Setelah itu, beri air dengan ketinggian 40cm dan biarkan
kotoran mengendap selama 5 hari. Baru setelah itu diberikan bibit ikan dengan ukuran
50-100 ekor tiap m2.

Pemberian pakan ikan gabus juga tidak rumit. Berikan saja pellet atau hewan-hewan
lainnya misalnya benih ikan lele. Biasanya kalau ikan gabus stress mereka tidak ingin
makan, sehingga pemberian benih ini sangat berguna untuk merangsang mereka
makan lagi.

Demikian sekelumit hal kecil tentang cara budidaya ikan gabus. Komitmen tinggi,
kesabaran, keuletan dan pantang menyerah harus Anda miliki kalau mau benar-benar
ingin sukses di bidang ini. Harga ikan gabus memang tinggi, namun proses
budidayanya ternyata gampang-gampang sulit.
Panduan lengkap budidaya ikan nila
BY Redaksi Alam Tani

Budidaya ikan nila tidaklah sulit. Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan mujair.
Kedua ikan ini mempunyai kemiripan sifat. Mudah berkembang biak dan mempunyai
kemampuan adaptasi yang baik.

Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar seperti sungai, danau,
waduk dan rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila berkisar 25-30 oC dengan pH
air 7-8.

Ikan nila termasuk hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton,
plankton, tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya. Pakan buatan untuk budidaya
ikan nila sebaiknya berkadar protein sekitar 25%. Biaya pakan untuk budidaya ikan nila
relatif lebih murah. Tidak seperti budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan
pakan dengan kadar protein tinggi, sekitar 30-45%.

Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan,
yakni pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan
penyakit.
Memilih benih ikan nila

Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan


budidaya ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis
kelamin jantan. Karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan
nila betina.

Budidaya ikan nila secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif dibanding
campuran. Karena ikan nila mempunyai sifat gampang memijah (melakukan
perkawinan). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan
habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat.

Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex. Bila sulit mendapatkannya,
bibit ikan nila monosex bisa dibuat sendiri. Caranya bisa dilihat dalam artikel budidaya
pembenihan ikan nila.

Persiapan kolam budidaya

Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah,
kolam semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis
kolam tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup
mudah dan biaya konstruksinya murah. Silahkan lihat cara membuat kolam tanah.

Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan
dan hewan yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi
biaya pembelian pakan buatan atau pelet.

Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, perlu langkah-langkah persiapan
pengolahan tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran, pemupukan
hingga pengairan. Berikut langkah-langkahnya:

Langkah pertama adalah pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan dengan cara
dijemur. Penjemuran biasanya berlangsung selama 3-7 hari, tergantung kondisi cuaca.
Sebagai patokan, penjemuran sudah cukup bila permukaan tanah terlihat retak-retak,
namun tidak sampai membatu. Bila diinjak masih meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2
cm.

Selanjutnya, permukaan tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 10 cm.
Sampah, kerikil dan kotoran lainnya dibersihkan dari dasar kolam. Bersihkan juga
lumpur hitam yang berbau busuk, biasanya berasal dari sisa pakan yang tidak habis.

Kolam yang telah dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah),
kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan nila ada pada kisaran 7-
8. Untuk menetralkannya lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian.
Dosis pengapuran disesuaikan dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak
500 kg/ha, untuk pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak
1-3 ton/ha. Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa masuk ke dalam
permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.

Setelah itu lakukan pemupukan. Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar.
Jenisnya bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian pupuk organik berguna
untuk mengembalikan kesuburan tanah. Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk
ditebar merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, bila dipandang
perlu bisa ditambahkan pupuk kimia berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha,
diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi bagi hewan dan
tumbuhan renik yang ada di lingkungan kolam. Sehingga hewan atau tumbuhan
tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan.

Langkah selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan secara


bertahap. Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan selama 3-5
hari. Biarkan sinar matahari menembus dasar kolam dengan sempurna, untuk
memberikan kesempatan pada ganggag atau organisme air lainnya tumbuh. Setelah itu
isi kolam hingga ketinggian air mencapai 60-75 cm.

Cara pengolahan kolam tanah secara lebih mendetail bisa dilihat di persiapan kolam
tanah untuk budidaya ikan.

Penebaran benih ikan nila

Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat
tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi,
ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300
gram/ekor.

Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya
agar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa
ditekan. Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam.
Biarkan selama beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan
ikan keluar dan lepas dengan sendirinya.

Pemeliharaan budidaya ikan nila

Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam
kolam, langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang
paling penting dalam pemeliharaan budidaya ikan nila adalah pengelolaan air,
pemberian pakan dan pengendalian hama penyakit.

a. Pengelolaan air

Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter
penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan
pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.
Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan
memperbesar aliran debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S
yang ditandai dengan bau busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan
mengeluarkan air kotor sebesar ⅓ nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam
keadaan normal,pada kolam seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.

b. Pemberian pakan

Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan
komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet
dengan kadar protein 20-30%.

Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari.
Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali,
ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah
pakan yang harus diberikan.

Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila:

Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.

Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.

Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari

Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.

c. Pengendalian hama dan penyakit

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting.
Pada situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila
budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan
penyakit harus diwaspadai.

Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang
menular. Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih
kawasan kolam. Untuk penjelasan lebih jauh silahkan baca hama dan penyakit ikan
nila.

Pemanenan ikan nila

Waktu yang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga
panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar
300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi
300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.
Usaha budidaya ikan nila adalah salah satu bisnis yang layak untuk dicoba dan ditekuni. Selain
cukup mudah untuk dijalankan, budidaya ikan nila ternyata cukup menguntungkan, bahkan bisa
mendapat keuntungan bersih puluhan juta per bulan.

Ikan Nila ini rasanya lebih lezat, lebih disukai dari pada lele dan mujair. Kalau serius, Anda bisa
menjadikan usaha budidaya ikan nila sebagai bidang bisnis utama. Hanya saja harus berhati-hati,
karena berternak ikan Nila ini gampang-gampang susah. Kalau Anda hanya membuat kolam ikan
kemudian diisi air dan diberi pakan, dijamin Anda akan lebih banyak menemukan ikan yang
mati! Iya, kan?

Setelah berselancar di berbagai forum penggiat bisnis ini, ternyata perawatan ikan nila ini bisa
dibilang unik. Meskipun keunikan tersebut bukan sebuah hal mahal dan rumit, tapi bila
diabaikan begitu saja bisa saja Anda mengalami banyak kerugian.

Prospek Usaha Budidaya Ikan Nila

Perawatan ikan Nila ini termasuk mudah dan ukuran kolamnya pun tidah harus besar. Bila kita
perhatikan lebih jauh, prospek bisnis ternak ikan Nila ini sebenarnya lumayan bagus jika serius
menjalanknya. Bahkan kita bisa menjalankannya di lahan yang sempit dengan mengugnakan
media terpal.

Ikan Nila merupakan salah satu jenis ikan yang sangat digemari masyarakat Indonesia karena
rasanya yang gurih dan lezat. Permintaan akan ikan Nila tidak pernah sepi, baik di restoran
maupun untuk kebutuhan keluarga.
Usaha budidaya ikan Nila termasuk salah satu usaha yang cepat balik modal dan
menguntungkan. Alasannya, ikan Nila bisa dipanen dalam beberapa bulan saja dengan harga
jualnya termasuk stabil di pasaran. Dan karena budidaya ikan Nila ini termasuk mudah, semua
orang pun bisa menjalankannya tanpa harus mengganggu pekerjaan utama Anda saat ini.

Prinsip Dasar Usaha Budidaya Ikan Nila

Pemeliharaan ikan nila ini paling bagus dilakukan secara monokultur atau merawat induk jantan
dan induk betina secara terpisah. Tujuannya adalah untuk mempermudah peternak melakukan
pemijahan atau seleksi induk.

1. Menyiapkan Kolam Ikan Nila yang Layak

Karena ikan nila ini merupakan ikan tawar, maka yang paling baik adalah menggunakan tanah
lempung karena mampu menahan massa air. Baiknya lagi diternak di daerah dataran rendah
dengan ketinggian sekitar 300-600 dpl. Selain itu, suhunya dipastikan sekitar 25-30 derajat
celcius dan juga kadar garam sekitar 35/ml dan pH-nya sekitar 5-7.

Persiapan Kolam Ikan Nila

Beberapa orang menyarankan agar melakukan proses pengapuran sebelum penggunaan kolam
digunakan. Hal ini untuk membersihkan kolam dari hama dan ikan liar. Gunakan 25-200 gram/m2.
Pengapuran ini dilakukan setelah kolam dikeringkan.
Jangan lupa tambahkan pupuk organik dengan menggunakan pupuk alami dari kandang dengan kadar
50-700 gram/m2. Bisa juga mengkombinasikan pupuk TSP dengan dosis 15 gram dan 10gram/m2.

2. Memilih Benih Ikan Nila yang Akan Dibudidayakan

Memilih benih ikan Nila yang baik adalah proses yang sangat penting dalam budidaya ikan Nila.
Alasannya, benih ikan Nila yang baik akan meningkatkan kualitas ikan Nila yang akan dipanen nantinya.

Ikan Nila yang berjenis kelamin jantan biasanya pertumbuhannya dua kali lebih cepat dibanding ikan
Nila betina. Itulah sebabnya mengapa kita lebih baik memilih ikan Nila jantan ketimbang betina, agar
proses perkembangbiakan lebih cepat dan hasilnya lebih banyak.

Benih Ikan Nila

Selain itu, jangan mencampur banyak ikan betina dan ikan jantan dalam satu kolam karena ikan Nila
memiliki sifat memijah atau melakukan perkawinan. Proses pemijahan ini akan membuat bobot ikan
Nila terhambat karena kehabisan energi.

3. Penebaran Benih Ikan Nila Dalam Kolam

Biasanya kedalaman air di dalam kolam untuk budidaya ikan Nila adalah sedalam 60 – 75 cm. Sedangkan
tingkat kepadatan jumlah ikan Nila di dalam kolam adalah sebanyak 15 ekor ikan hingga 30 ekor ikan per
meter persegi.

Ukuran benih ikan Nila biasanya adalah 10 gr hingga 20 gr per ekor. Dan ukuran ikan Nila yang siap
dipanen biasanya adalah setelah mencapai berat 300 gr per ekor.
Penebaran Benih Ikan Nila

Sebelum menebar benih ikan Nila ke kolam, sebaiknya perlu dilakukan proses adaptasi terhadap kondisi
kolam tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi resiko kematian benih ikan Nila setelah
disebar ke dalam kolam.

4. Pemberian Pakan Ikan Nila

Pemberian pakan ikan nila bisa berupa tepung ikan 25%, kopra 10%, dedak halus 65%. Atau, pellet yang
berkadar 20-30%. Anda bisa memberikan pellet ini sekitar 2-3% dari berat populasi dan coba berikan di
waktu pagi dan sore.

Untuk membuat pakan ikan Nila sendiri, Anda bisa menggunakandedak halus 26 gram, tepung jangung 8
gram, tepung ikan 30 gram, tepung benewa 2 gram, tepung terigu 22 gram, bungkil 10 gram, vitamin
1,5 gram dan air secukupnya.
Pemberian Pakan Ikan Nila

Masukkan semua bahan ini ke dalam waduh kemudian aduk hingga merata. Tambahkan air dan uleni
sampai adonan berbentuk pasta. Bila sudah, gunakan penggilingan daging yang memiliki ukuran 3-5mm
lalu buatlah pellet seperti biasanya. Bilah sudah, letakkan di wadah lebar dan jemur di bawah terik
matahari atau gunakan oven.

Berikan pakan ini dua kali sehari secukupnya. Pakan ini dinilai hemat sehingga tidak akan mengganggu
perkembangan usaha budidaya ikan nila di awal.

5. Masa Panen Ikan Nila

Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 4 bulan hingga 6 bulan agar ikan Nila bisa dipanen. Pada usia
tersebut berat ikan Nila sudah mencapai 300 gr – 500 gr per ekor.
Panen Ikan Nila

Proses budidaya ikan nilai ini sebenarnya terhitung cukup cepat. Mulai dari proses penebaran benih
hingga akhirnya masa panen, hanya membutuhkan waktu 4 – 6 bulan saja. Dan tentu saja Anda bisa
panen setiap bulan, bila usaha tersebut sudah mulai berkembang nantinya.

Baca juga: Usaha Budidaya Belut dengan Media Drum / Tong

Cara Memilih Induk Ikan Nila

Pemilihan induk berkualitas akan menghasilkan anakan yang bagus. Hal ini menentukan prospek usaha
budidaya ikan nila Anda.

Induk betina memiliki ciri fisik khas seperti warna yang keabu-abuan, ujung sirip ekor berwarna keabuan,
agak lembek, perutnya lebih besar dan memiliki warna merah pada lubang saluran telur. Induk betina ini
memiliki lubang anus, lubang urogenital dan lubang genital papilla tempat keluarnya telur.

Sementara induk jantan memiliki dua lubang urogenital, yaitu anus dan lubang ke dua yang berfungsi
mengeluarkan urin dan sperma. Lubang ke-dua ini lebih meruncing atau menonjol.

Pemilihan induk lebih baik yang berukuran 100 gran ke atas. Untuk induk jantan dengan umur 4-5 bulan
memiliki berat sekitar 120-180 gram. Induk jantan ini memiliki warna hitam, merah cerah di area sirip
punggung dan putih di dagu.
Cara Pemijahan Ikan Nila

Proses pemijahan ini terbilang cukup unik. Induk jantang akan membuat lubang di dasar kolam dengan
diameter 3-5 cm. Lubang ini akan digunakan oleh induk betina untuk memijahkan lubang dan kemudian
dibuahi induk jantan. Setelah itu, telur-telur ini dierami di dalam mulut ikan sekitar 3-5 hari.

Cara pemijahan ikan nila yang paling umum digunakanadalah pemijahan sistem dua kolam. Jadi Anda
tidak perlu memindahkan anak-anak ikan tersebut. Cukup dengan memberikan pembatas agar tidak
dimakan oleh ikan jantan.

Ada perbandingan khusus yang wajib diperhatikan. Untuk kolampendederan gunakan perbandingan 1:2
atau 1:4. Kolam perdederan harus lebih dalam, sekitar 50-60cm. Untuk kolam pemijahan sendiri untuk
induk jantan dan betina adalah 1:2; 1:3 atau gunakan 1:4. Gunakan bambu carang untuk memisahkan
anakan nila dan induk jantan.

Nah, bila sudah cukup besar, pisahkan lagi anakannya di kolam terpisah agar bisa berkembang maksimal.
Dan Anda bisa mengira-ngira jadwal panennya, sehingga ke depannya bisa menghasilkan secara teratur.
Kalau bisa miliki beberapa kolam ikan nila supaya Anda bisa membuat daftar ikan nila yang siap dipanen
di bulan berikutnya, dan usaha budidaya ikan nila Anda menjadi semakin besar. Kalau ditanam di
perairan payau, sebenarnya ikan nila bisa cepat besar hanya dalam waktu 15 hari.
Cara Budidaya Udang Galah untuk Pemula
Paling Mudah

Seafood merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki jumlah penggemar banyak
sekali, seiring waktu pun penggemar seafood pasti bertambah. Semakin naiknya jumlah
penggemar seafood membuat permintaan pasar pun meningkat.

Selain ikan dan kerang anda juga perlu, salah satu jenis seafood dengan penggemar
terbanyak adalah udang. Selain itu udang merupakan salah satu jenis seafood yang
mudah dijumpai dan selalu habis di pasaran.

Udang tidak hanya dijual di pasar tradisional ataupun pasar ikan saja tetapi, udang juga
sudah mulai dijual di supermarket. Seiring perkembangan jaman dan teknologi yang
semakin canggih, pengemasan udang tidak hanya sebatas dikemas dengan plastik
saja. Ada banyak sekali macam pengemasan udang, mulai dari dikemas menggunakan
sterofoam hingga dikemas dalam kaleng. Bagi anda yang sangat menyukai udang dan
lebih suka menyimpan makanan akan lebih praktis jika anda menggunakan udang
kaleng.

Namun jika anda adalah orang yang suka dengan seafood segar, akan lebih lezat jika
anda membeli udang yang dikemas dalam box dan dibekukan. Tidak hanya dalam
pengemasan begitu juga dalam pengolahan. Udang merupakan salah satu jenis
seafood yang praktis dan mudah apalagi jika anda melihat, hanya dengan
menggorengnya saja atau membakarnya tanpa bumbu sudah lezat. Namun saat ini
sudah banyak sekali aneka produk instan olahan berbahan dasar udang.

Diantaranya ada terasi instan, petis udang instan, sosis udang, hingga aneka ragam
camilan frozen food berbahan dasar udang. Ada banyak sekali jenis udang di pasaran
yang banyak sekali penggemarnya dan salah satunya yaitu udang galah. Berbeda
dengan jenis udang lainnya, udang galah memiliki ukuran cenderung besar dan sedikit
melebar. Selain itu udang galah juga merupakan salah satu jenis udang air tawar
dengan banyak sekali kandungan nutrisinya.
Kandungan Nutrisi Udang Galah

 Lemak
 Kalori
 Natrium
 Kalium
 Karbohidrat
 Protein
 Zat besi
 Magnesium
 Kalsium
 Vitamin A, B6, dan B12

Dengan banyaknya penggemar udang galah serta cara daya tahan udang galah yang
kuat, banyak sekali orang mencoba berbisnis udang galah. Tidak hanya sebagai bahan
konsumsi saja berbeda jika anda ingin maka anda bisa menjualnya.

Harga udang galah pun terbilang standar namun ada kalanya juga terbilang mahal.
Untuk itu anda bisa melakukan cara budidaya udang galah dan melakukan perawatan
yang tepat agar panen anda sukses seperti berikut.

Cara Budidaya Udang Galah

1. Persiapan Budidaya Udang Galah

Langkah pertama yang harus anda lakukan dalam cara budidaya udang galah yaitu
melakukan persiapan terlebih dahulu. Untuk persiapan budidaya, ada beberapa hal
yang perlu anda siapkan seperti berikut :

 Pertama, anda perlu memilih lokasi yang tepat untuk membuat media budidaya
serta menyiapkan alat dan bahan dalam pembuatan media budidaya.
 Untuk budidaya udang galah, karena udang galah merupakan salah satu jenis
udang air tawar maka anda bisa menggunakan media kolam.
 Untuk itu anda perlu mencari lokasi yang luas dan jauh dari kawasan industri.
 Pastikan lokasi merupakan lokasi yang bersih dari sampah ataupun limbah
rumah tangga.
 Setelah anda menemukan lokasi yang tepat, siapkan alat pengangkut benur,
serok, ember, seser, ayakan dari kain, dan cangkul.
 Untuk bahan pembuatan media, anda perlu menyiapkan pupuk, kapur pertanian,
dan jaring. 
2. Media Budidaya Udang Galah

Setelah menyiapkan peralatan dan memilih lokasi yang tepat dalam cara budidaya
udang galah, anda juga harus membuat media budidaya yang tepat. Media budidaya
merupakan kolam tanah dan berikut cara pembuatannya :

 Kolam tanah dibuat dengan ketinggian sekitar 70 hingga 100 m dengan luas
kolam 300 hingga 1000m2.
 Di sekitar kolam buatlah parit sedalam 50 cm dengan lebar 30 cm untuk
mencegah banjir serta adanya genangan air di sekitar kolam.
 Sebagai pakan alami, anda perlu memasukkan pupuk kandang ataupun kompos
ke dalam kolam dan mendiamkannya selama kurang lebih 1 mingguan hingga
warna air kolam berubah.
 Ukur juga pH air dan tanah, pH yang baik yaitu tidak terlalu asam ataupun basa
yaitu sekitar 6 hingga 7.
 Masukkan air secara bertahap ke dalam kolam budidaya dengan menyisakan
ruang kosong setinggi 20 cm dari atas kolam.
 Untuk debit air kolam yang baik dalam cara budidaya udang galah yaitu 0,5
hingga 1 liter per detik.

3. Benur Udang Galah

Adapun hal terpenting yang tidak boleh terlewatkan saat anda melakukan cara
budidaya udang galah yaitu menyiapkan benur kualitas unggulan. Adapun cara dalam
memperoleh benur udang galah sebagai berikut :
 Ada dua cara yang bisa anda lakukan dalam memperoleh benur berkualitas baik
dan layak budidaya.
 Cara pertama terbilang sedikit memerlukan kesabaran dan waktu, yaitu dengan
melakukan pemijahan.
 Anda perlu menyiapkan media pemijahan berupa kolam semen dan indukan
udang galah yang berkualitas baik.
 Adapun ciri dari indukan betide dan jantan. Untuk indukan jantan memiliki tubuh
lebih besar dan ramping daripada udang betina.
 Untuk udang betina sendiri memiliki tubuh agak kecil namun cenderung melebar
di bagian perut.
 Kepala udang galah pun lebih besar daripada udang galah betina, pilihlah
indukan yang tidak terkena penyakit dan hama serta bergerak aktif.
 Lakukan pemijahan hingga muncul larva udang galah, pisahkan indukan udang
dan lakukan pemeliharaan terhadap larva hingga menjadi benur siap tebar.
 Adapun cara yang lebih mudah dan praktis yaitu dengan membeli benur udang
yang tidak terkena hama dan penyakit serta tidak cacat dan bergerak aktif. 

4. Pemeliharaan Udang Galah

Jika anda sudah mendapatkan benur udang galah yang layak budidaya dengan kualitas
baik hampir sama dengan budidaya baglog jamur tiram, dalam cara budidaya udang
galah anda juga harus melakukan pemeliharaan seperti berikut :
 Tebarkan benur udang galah terlebih dahulu ke dalam kolam budidaya secara
perlahan dan hati- hati.
 Untuk membiasakan udang galah agar dapat beradaptasi tanpa stress, anda
biosa memasukkan air kolam sedikit demi sedikit terlebih dahulu dan
membiarkannya selama 15 menit sebelum menebar benur.
 Selanjutnya, anda harus selalu meperhatikan sirkulas air dengan baik karena air
merupakan hal yang penting dalam cara budidaya udang galah jika anda ingin
hasil panen melimpah.
 Jika air kolam anda tidak mengalir, ini dapat menyebabkan kualitas air menurun
hingga 50%.
 Untuk mengatasinya anda perlu mengganti air kolam setiap sebulan sekali agar
kualitas serta suhu air terjaga.
 Jagalah pH air jangan sampai dibawah 6 atau di atas 8.
 Untuk pakan, anda bisa memberinya cincangan ikan rucah dan pelet setiap hari
sebanyak 2 hingga 3 kali sehari.
 Atasi hama dan penyakit menggunakan obat khusus dan pisahkan udang yang
terkena hama ataupun penyakit.

Itulah langkah- langkah sederhana dalam cara budidaya udang galah yang dapat kami
sampaikan. Untuk panen, anda bisa memanen udang galah setelah 6 bulan masa tebar
benih dengan berat tiap ekor mencapai 20gr. Semakin besar dan berat udang galah
yang anda panen maka harganya pun semakin mahal. Semoga informasi di atas dapat
bermanfaat bagi anda dan selamat mencoba.
Panduan Cara Budidaya Cacing Tanah
Lengkap
Ternak Cacing – Bagi sebagian orang, cacing adalah hewan yang menjijikan dan bisa membuat
orang yang sedang makan muntah. Namun bagi sebagian orang lagi, melihat cacing justru yang
terbayang adalah rupiah. Kenapa bisa demikian?

Mungkin belum banyak yang tertarik ternak cacing, padahal permintaan hewan avertebrata ini
cukup tinggi, terutama untuk dijadikan sebagai bahan baku kosmetik dan bahan obat-obatan.
Selain itu, cacing juga banyak dibudidayakan untuk diberikan sebagai pakan ikan.

Sebelum kita bahas lebih jauh tentang ternak cacing, ada baiknya kalau kita tahu apa saja
kandungan nutrisi cacing, diantaranya adalah protein 64-76, lemak 7-10 %, Asam glutamat 8.98
%, Treonin 3.28%, Lisin 5.16%, Glycine 3.54, energi 900-4100 kal, serta mineral, air, dan asam
amino paling lengkap. Bagaimana, sangat banyak sekali bukan kandungan nutrisi cacing tanah.
Tidak heran kita kenapa ada banyak manfaat cacing tanah untuk kehidupan kita. Tidak hanya
untuk kesehatan melainkan juga untuk perawatan kulit.
Ternak Cacing Tanah

Cara Ternak Cacing untuk Pemula

Berikut ini SentraBudidaya bagiakan step by step cara ternak cacing yang mesti anda perhatikan:

1. Persiapan Tempat Ternak Cacing

Hal pertama yang harus anda persiapkan adalah tempat ternak cacing. Kandang cacing ini harus bebas
dari kemungkinan hama atau predator seperti semut, cicak, ayam, atau hewan lain yang dapat
memangsa cacing. Karena memang ada banyak pemangsa cacing itu sendiri.

Untuk tempat ternak cacing tanah sendiri, bisa kita lakukan diberbagai tempat seperti di bak semen
(sistem jedingan), rak kayu, box kayu dsb. Berikut ini beberapa contoh tempat budidaya cacing yang
bisa anda jadikan referensi wadah ternak anda.

Anda bisa memanfaatkan garasi rumah untuk meletakan kotak-kotak yang berisi bibit cacing.

Ternak cacing tanah di garasi

Anda memiliki bekas kolam ikan yang tidak terpakai, itu juga bisa anda manfaatkan untuk rumah
cacing.
Ternak cacing tanah di bekas kolam

Anda bisa membuat kolam besar khusus untuk cacing, dengan sistem kolam jedingan ini biasanya
peternak dapat memasukan 5 kilogram bibit cacing.

Ternak cacing tanah sistem Jedingan


Dengan sistem berrak-rak, anda bisa menghemat tempat dan hasil maksimal.

Ternak cacing tanah di Rak


Anda juga bisa memanfaatkan barang bekas yang ada untuk tempat ternak cacing tanah.

Tempat sederhana ternak cacing tanah

Manfaatkan pekarangan rumah anda untuk lahan budidaya cacing tanah

Ternak cacing tanah di pekarangan

Nah, kira-kira anda sudah punya gambaran kira-kira seperti apa tempat untuk cacing yang akan anda
budidayakan?

2. Media Ternak Cacing


Setelah kita memiliki tempat untuk budidaya, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan media
untuk cacing. Media untuk hidup cacing ini yang nantinya juga sekaligus juga harus menyediakan
makanan mereka. Ada banyak media tempat cacing yang bisa anda buat, yang jelas media
budidaya harus gembur dan banyak bahan organik.

Anda bisa menggunakan log jamur atau limbah hasil budidaya jamur, tanah organik ( tanah plus
serbuk gergaji, ataupun batang pisang yang dicacah), campuran kompos dengan beberapa bahan
organik (limbah pertanian, limbah pasar).

Bagaimana cara membuatnya? Pertama-tama masukkan bahan-bahan tersebut hingga mencapai


ketinggian 15 cm. Masukkan juga air secukupnya agar media hidup cacing tanah ini basah dan
gembur. Aduk semua bahan tersebut sampai tercampur merata, agar terjadi proses fermentasi.

Setelah empat minggu, campurkan kotoran hewan ke dalamnya dengan perbandingan 70% media
hidup dan 30% kotoran hewan. Kapur bisa ditambahkan sebanyak 1% dari media hidup untuk
mendapatkan pH netral. Media sudah dianggap cocok apabila pH nya mencapai 6,0 – 7,2 ;
tingkat kelembaban 15 – 30 % dan suhu antara 15 – 25ºc.

Kemudian masukkan cacing tanah ke dalamnya. Cacing yang dimasukkan seberat media hidup
yang telah disediakan. Bila medianya mencapai 2 kg, maka cacing yang dimasukkan ke
dalamnya juga 2kg. Untuk menghindari kekeringan, permukaan media dilapisi plastik, karung,
atau bahan lain yang tidak tembus cahaya. Agar bisa hidup dan berkembang dengan baik, setiap
hari cacing harus mendapat suplai makanan yang dibutuhkan.

3. Makanan dan Nutrisi Cacing

Setelah cacing kita masukkan ke dalam media budidaya, jangan lupa untuk memberinya pakan.
Pakan cacing bisa berupa limbah organik rumah tangga (sisa nasi, sisa sayur dsb), limbah home
industry (kulit buah, sisa dapur rumah makan dsb), limbah peternakan (kotoran kambing, sapi,
dan ayam) atau daun gugur yang dibuat menjadi kompos.

Pakan cacing sebaiknya adalah yang sudah dibusukan atau difermentasi, bisa anda berikan secara
langsung juga kepada cacing. Banyaknya pakan yang diberikan sama jumlahnya dengan berat
cacing yang anda masukkan, jika berat cacing 2 kg, maka pakan yang diberikan juga sebaiknya 2
kg. Berikan pakan berupa bubur atau bubuk. Buat pakan dengan perbandingan 1 pakan : 1 air.
Bubur pakan ditaburkan secara merata di atas 1/3 bagian permukaan media hidup cacing tanah.

4. Perawatan Cacing

Pakan yang kita berikan tadi sebaiknya diberikan setiap hari untuk jumlah pakan 2 kg yang kita
berikan, atau bisa juga kita berikan 2 kg per seminggunya. Perhatikan apakah cacing kekurangan
air atau kekurangan pakan, usahakan agar media budidaya selalu lembab dan kebutuhan pakan
selalu terpenuhi.

5. Hama Cacing dan Cara Penanganannya


Sebagaimana yang sudah disebutkan di atas, ada banyak hama yang bisa memangsa cacing
seperti semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa,
lintah, dan kutu. Untuk itu, lubang tempat pemeliharaan harus selalu tertutup. Bahan yang baik
digunakan sebagai penutup adalah kawat kasa. Karena kawat kasa juga menjamin
berlangsungnya proses pergantian udara tetap berjalan dengan baik. Selain itu, untuk mencegah
serangan semut, di sekitar kotak pemeliharaan diberi air secukupnya (dirambang).

6. Panen Cacing

Nah ini dia masa yang paling ditunggu-tunggu, yaitu masa panen. Panen biasanya dilakukan
pada bulan ke 2,5 – 4. Sebaiknya jangan dipanen secara keseluruhan. Biasa anda ambil hanya
25% saja sampai 75%. Agar proses regenerasi terus berjalan.

Panen bisa mulai dilakukan setelah kita melihat banyaknya kascing (kotoran cacing) dan kokon
(kumpulan telur cacing). Sebagian cacing dewasa hendaknya disisakan untuk digunakan menjadi
bibit. Bagaimana cara memanen cacing?

Ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk memanen cacing, salah satunya dengan
menggunakan petromaks, lampu neon atau bohlam. Cahaya yang dihasilkan oleh akan lampu
mengundang cacing berkumpul di bagian atas media. Setelah itu, cacing tinggal diambil dan
dipisahkan dari medianya. Cara lain adalah membalikkan kotak pemeliharaan, dan
memisahkannya dari media hidup cacing.

Setelah cacing dipanen, sebagian cacing dewasa dan kokon (telur cacing) masing-masing
dimasukkan ke dalam media hidup yang baru secara terpisah. Telur-telur cacing tanah ini akan
segera menetas dalam tempo 14-21 hari. Setelah itu, pemeliharaan dilakukan seperti awal
budidaya.

Nah, dengan demikian proses hidup cacing akan terus berjalan. Dan anda bisa terus
membudidayakan cacing sampai kapanpun. Anda tertarik untuk ternak cacing? Memang ternak
cacing terbilang cukup mudah dan menguntungkan, apalagi kalau kita sudah punya jaringan
pemasaran.

Demikianlah panduan cara ternak cacing yang bisa kami bagikan, semoga bermanfaat untuk
anda semua.
Budidaya Ikan Patin Rumahan, Praktis,
Ekonomis dan Menguntungkan

Ikan patin adalah jenis ikan konsumsi air tawar yang sangat digemari di Indonesia. Ikan ini
masuk ke dalam kelompok ikan berkumis yang mudah untuk dibudidayakan dalam berbagai
jenis kolam.

Misalkan kolam irigasi, kolam tadah hujan, dan kolam rawa non-pasang surut. Belakangan telah
dikembangkan untuk kolam terpal dan kolam tembok.

Budidaya ikan patin yang dikembangkan di Indonesia adalah jenis ikan patin siam atau disebut
juga Pangasius Hipophthalamus.

 Aneka Manfaat Ikan Patin Yang Kaya Akan Omega-3

 Teknik Dasar Pemberian Makanan Ikan Patin Agar Sehat

 Budidaya Ikan Patin Kolam Terpal Hemat dan Gampang

 Budidaya Ikan Patin Dengan Kolam Tembok Beton Awet dan Tahan Lama

 Analisis Bisnis Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Patin

Ikan patin juga digolongkan sebagai catfish karena perilaku yang dimilikinya. Ikan lain yang
memiliki golongan yang sama (catfish) adalah ikan lele yang sering kita jumpai di pasaran.
Kedua ikan tersebut merupakan ikan yang nocturnal atau aktif di malam hari.

Jadi bila anda pernah melakukan budidaya ikan lele, maka tidak akan mengalami kesulitan
untuk melakukan budidaya ikan patin ini. Yang membuat ikan patin lebih menguntungkan
adalah nilai jual yang lebih baik dari ikan lele.

Ikan patin ini memiliki postur tubuh yang panjang berwarna perak keputihan. Pada bagian
punggung ikan berwarna kebiru-biruan agak gelap. Panjang ikan ini bisa mencapai 1.2m,
merupakan salah satu ikan air tawar berpostur besar.

Namun untuk mencapai panjang maksimal akan memakan waktu yang lama, hingga akan
kehilangan nilai ekonomis ikan. Umur ikan patin yang ideal untuk pasar Indonesia adalah
sekitar 4 sampai 5 bulan dengan bobot sekitar 500 gram sampai 1 kg per ekor.

Aneka Manfaat Ikan Patin Yang Kaya Akan Omega-3


Berdasarkan penelitian, ikan patin memiliki kandungan gizi yang tinggi. Manfaat ikan
patin karenanya sangat banyak. Ikan yang dagingnya sangat lembut ini kaya akan dua
asam lemak esensial DHA dan EPA.

Asam lemak esensial ini dikenal dengan Omega-3, yang sangat baik untuk kesehatan
tubuh dan otak. Omega-3 dipercaya mendukung kecerdasan anak dan memperkuat
system kekebalan tubuh. Kadar DHa di dalam ikan patin mencapai 5,45 % sedang
kadar EPA mencapai 0,78 %.

Sementara itu, ikan patin kaya akan lemak tak jenuh yang berada diatas 50 %. Dari
jumlah tersebut, asam oleat banyak terdapat di dalam daging patin mencapai 7,43 %.
Lemak tak jenuh ini sangat baik sebagai cara pencegahan penyakit kardiovaskular.

Tidak hanya itu, asam lemak sangat bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam
darah sehingga bisa mencegah resiko penyakit jantung koroner. Disisi lain, manfaat
ikan patin juga bisa dilihat dari kadar kolesterol pada ikan ini yang sangat rendah.

Kandungan protein pada ikan patin juga cukup besar, yaitu sekitar 159 gr. Protein
sangat penting bagi pertumbuhan sel-sel dalam tubuh dan menjaga tubuh tetap sehat.
Jika anda mengkonsumsi ikan patin berikut dengan tulangnya, misalnya jika dimasak
presto, anda juga akan mendapatkan kalsium dan fosfor yang baik untuk tulang.
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan bisa menghambat pertumbuhan tulang
dan gigi.

Dengan kebaikan dan kandungan gizi tinggi yang terdapat pada ikan patin, maka ikan
patin menjadi pilihan sumber protein dan gizi yang sangat bermanfaat untuk anak-anak,
ibu hamil, dan siapa saja termasuk anda.

Mengkonsumsi ikan patin tidak hanya memberikan pengalaman kuliner yang lezat dan
mantap, juga akan memberikan anda dan keluarga anda kesehatan dan kebaikan.
Manfaat ikan patin akan semakin sempurna dengan cara pengolahan yang tepat dan
sehat.

Teknik Dasar Pemberian Makanan Ikan Patin Agar Sehat

Makanan ikan patin adalah salah satu hal yang harus anda perhatikan pada budidaya
ikan patin. Pemberian pakan yang tepat dan benar berpengaruh terhadap pertumbuhan
berat, kualitas dan kesehatan ikan patin.

Pemberian pakan juga berpengaruh terhadap biaya operasional yang akan anda
keluarkan dalam budidaya ikan patin. Karena itu, manajemen pakan ikan patin harus
direncanakan secara seksama.
Untuk meningkatkan berat dan mempercepat pertumbuhan pada budidaya ikan patin,
pemberian pellet setidaknya harus diberikan sekitar 4 kali dalam sehari. Pemberian
pellet ini, sesuai dengan ukurannya, diberikan mulai benih ditebar hingga patin telah
siap dipanen. Dosis pakan per 12500 ekor tebaran adalah 50 kg/bulan.

Pada bulan kedua pakan yang disediakan adalah 150 kg, sementara pada bulan ketiga
300 kg. Setelah itu anda bisa mengurangi pellet dan menambahkan pakan alternative
untuk menekan biaya.

Makanan ikan patin sebagai alternative pellet pabrikan ada dua jenis. Pertama adalah
pakan yang bisa dikonsumsi langsung seperti sisa makanan, limbah roti atau biscuit,
ikan rucah dan sebagainya. Pemberian pakan jenis ini diberikan pada bulan keempat.

Namun walaupun bisa diberikan secara langsung, ada hal syarat yang harus anda
perhatikan yaitu pada ikan rucah singkirkan duri atau tulangnya terlebih dahulu. Pada
makanan sisa, pastikan tidak pedas atau asam.

Jenis pakan yang kedua adalah pakan yang anda buat sendiri, menjadi seperti pellet
pabrikan. Bahan-bahan untuk pellet homemade ini mudah dan murah. Misalnya, ikan
asin, bekatul, dedak halus, ampas singkong, ampas tahu dan daun papaya.

Anda bisa menggunakan mesin pencacah atau menumbuk secara manual. Anda juga
bisa memanfaatkan gilingan daging jika punya. Sebelum diberikan pada patin, adonan
dari bahan diatas harus dijemur terlebih dahulu untuk menghilangkan kadar air.

Makanan ikan patin diatas bisa anda buat sekaligus dalam jumlah banyak sebagai
cadangan makanan selama beberapa bulan. Asalkan tingkat kekeringannya sempurna
dan penyimpanannya baik pellet tidak akan cepat rusak.

Jangan ragu tentang kandungan gizinya, karena bahan-bahan seperti ampas tahu,
ampas singkong, bekatul maupun ikan asin sangat baik dan kaya akan gizi. Pelet
bikinan sendiri juga tentunya akan disukai oleh ikan patin yang anda budidayakan.

Jenis pakan tambahan alternative mana yang akan anda pilih tentu disesuaikan dengan
kemampuan dan lokasi anda. Apabila anda tinggal di wilayah yang mudah untuk
mendapatkan bahan-bahan makanan sisa tentu harus dimanfaatkan.

Demikian juga jika anda dekat dengan lokasi limbah ampas tahu dan sebagainya. Jika
anda bisa membuat makanan ikan patin sendiri tentu akan sangat menghemat biaya
budidaya ikan patin.
Budidaya Ikan Patin Kolam Terpal Hemat dan Gampang

Budidaya ikan menggunakan kolam terpal sudah popular diterapkan terutama pada
jenis ikan lele. Lele kolam terpal bahkan menjadi andalan program di beberapa wilayah.

Namun, tahukah anda jika kolam terpal juga bisa diterapkan untuk budidaya ikan patin?
Secara prinsip, penggunaan kolam terpal untuk patin maupun ikan lele sama saja.
Artinya, anda pun kini bisa mencoba budidaya kolam terpal yang mudah, hemat biaya
dan sederhana tersebut.

Cara budidaya ikan patin menggunakan kolam terpal memiliki beberapa keunggulan,
yaitu;

Hemat Biaya

Biaya yang dibutuhkan untuk membangun kolam, baik kolam tanah, kolam semi
permanen maupun permanen tidak sedikit.

Jika anda menggunakan terpal, maka tentu biayanya bisa ditekan lebih banyak. Anda
cukup membeli terpal secukupnya sesuai ukuran kolam yang akan anda buat, beberapa
batang bamboo untuk pagar, tali dan selang air.
Mudah Pembuatannya

Kolam terpal lebih mudah pembuatannya. Anda bisa menyesuaikan dengan


pekarangan yang anda miliki.

Cukup menyiapkan bambu sebagai pagar keliling kolam, lalu letakkan terpal hingga
membentuk kolam. Ikat keempat sisinya agar kolam tidak tumpah atau terlipat saat diisi
air. Terpal yang digunakan pilih dari terpal yang cukup kuat dan tebal.

Praktis

Kolam terpal memang tidak tahan lama, namun cukup tahan untuk beberapa kali musim
panen. Asalkan perawatannya baik dan menghindari resiko kebocoran dengan tidak
menggunakan peralatan yang tajam disekitar kolam.

Kolam terpal mudah diganti, mudah dibersihkan dan gampang perawatannya. Selain itu
juga fleksibel. Anda bisa menambah kolam kapan pun anda mau sejauh masih terdapat
ruang.

Nah, keunggulan diatas menarik bukan? Kini anda bisa mewujudkan hobi dan bisnis
anda dalam budidaya ikan patin rumahan yang murah dan gampang. Anda tidak perlu
lagi membeli ikan kegemaran anda di pasar, cukup memelihara di rumah dalam kolam
terpal yang sederhana.

Tetapi, ketika anda menggunakan kolam terpal, ada beberapa hal yang harus anda
perhatikan agar ikan tetap sehat dan kolam anda awet tak gampang rusak, yaitu;

Setelah kolam terpal jadi dan diisi dengan air jangan buru-buru memasukan ikan patin
anda ke dalamnya. Tunggulah setidaknya selama 1-2 minggu sampai PH airnya tidak
asam. Air sumur atau air PAM mungkin mengandung keasaman yang kurang baik
untuk ikan. Hal ini juga untuk menghindari racun yang mungkin masih menempel pada
terpal.

Selain itu, isilah air secara bertahap, jangan langsung penuh. Anda bisa memulainya
dari setinggi 20 cm sampai kira-kira setengah terpal. Hal ini juga penting untuk
mengecek apabila anda kebocoran atau desain yang kurang pas posisinya.

Setelah diisi dengan benih ikan, pastikan untuk menjaga kolam tetap bersih tidak
berlumpur. Patin tidak seperti lele yang menyukai kolam berlumpur atau keruh. Jadi
sebaiknya anda rutin mengganti air agar ikan patin anda sehat.

Berikan pakan secukupnya sesuai kebutuhannya dan dengan cara yang tepat.
Pemberian pakan yang berlebihan akan membuat kolam cepat kotor. Kadar protein dari
pellet yang tidak termakan habis juga mengurangi kualitas air.
Sering-seringlah mengecek kondisi terpal apabila air membludak saat hujan, atau
kemungkinan bocor dan rusak. Jika anda tidak rutin mengawasi kolam terpal anda, hal-
hal yang buruk seperti kolam rusak dan sebagainya akan sulit dihindari.

Pastikan saluran pengairan yang mudah dan baik. Terutama jika anda membuat kolam
di lingkungan perkampungan. Anda harus membuat system pembuangan air yang
memadai agar tidak mengganggu tetangga.

Anda bisa membuat beberapa kolam untuk pembibitan, pembesaran, pemijahan dan
sebagainya dengan kolam terpal. Bedanya hanya ukuran sesuai tingkat kebutuhan
anda.

Namun jika anda baru pemula, ada baiknya anda mencoba dulu budidaya ikan patin
dengan system pembesaran. Anda bisa membeli bibit patin untuk dibesarkan. Sambil
melihat peluang dan kondisi lingkungan sekitar apakah cocok atau sesuai untuk
budidaya patin.

Budidaya Ikan Patin Dengan Kolam Tembok Beton Awet dan Tahan Lama

anda dapat melakukan budidaya ikan dengan menggunakan kolam tembok beton yang
permanen dan tahan lama. Biaya investasi kolam dengan cara ini tergolong cukup
tinggi. Karena itu, sebaiknya dilakukan untuk anda yang telah mencoba kolam terpal
dan berhasil.
Meskipun memiliki biaya yang lebih besar di awal, namun kolam tembok akan lebih
tahan lama hingga bisa dikatakan cukup baik untuk investasi bisnis jangka panjang.

Ada dua tipe kolam tembok beton yang dapat anda gunakan sebagai referensi
membuat kolam. Tipe yang pertama adalah tipe kolam gali seperti kolam ikan pada
umumnya.

Tipe yang kedua adalah tipe kolam permukaan yang dibuat diatas tanah tanpa
melakukan penggalian kolam. Kedua tipe ini memiliki keunggulan masing-masing
sesuai dengan lokasi dibangunnya kolam.

Untuk memilih kolam yang tepat sesuai kebutuhan, berikut sedikit ulasan yang mungkin
dapat dijadikan referensi.

Kolam Tembok Beton Tipe Tanam atau Gali

Kolam tipe tanam atau gali biasanya dibangun menyesuaikan sumber air yang
digunakan. Tipe ini dibangun apabila menggunakan sumber air dari sungai yang
letaknya lebih rendah dari permukaan lahan.

Karena itu, penggalian diusahakan pada musim kemarau saat air sungai surut. Hal ini
dilakukan agar batas air minimal untuk budidaya dapat terpenuhi. Selain itu, saat musim
kemarau anda tidak perlu menyedot air dengan menggunakan pompa air mekanik.

Kolam Tembok Beton Tipe Permukaan

Tipe ini biasanya dibangun pada areal lahan cadas berbatu atau lahan pekarangan
yang telah dikeraskan. Hal itu terjadi karena akan lebih memakan biaya tinggi bila harus
menggali lahan. Sumber air yang dapat digunakan adalah air sumur baik sumur bor
maupun sumur gali.

Tidak disarankan menggunakan air PAM, terutama didaerah perkotaan karena


kandungan bahan kimia yang tinggi. Namun bila terpaksa digunakan anda bisa
menetralisir air agar terbebas dari bahan kimia pembersih air.

Keuntungan menggunakan kolam tembok beton adalah system pengairan yang mudah
diatur antara air masuk dan air keluar. Hal tersebut akan memudahkan anda menguras
air dan membuang air kolam pada saat panen.

Endapan lumpur yang tidak disukai oleh ikan patin pun dapat anda deteksi dan buang
dengan mudah. Dan karena konstruksi yang kuat, maka kemungkinan gagal panen
karena kolam jebol dapat dinetralisir dengan maksimal.

Karena sifatnya yang permanen, kolam tembok beton harus menggunakan desain dan
perhitungan yang mantap dan sesuai kebutuhan. Hal itu dilakukan agar terdapat
kesesuaian antara investasi dan hasil yang akan diperoleh. Untuk membangun
konstruksi kolam tembok beton, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Berikut ini beberapa ulasan mengenai konstruksi ideal yang bisa anda jadikan acuan
membangun kolam ikan patin.

Kedalaman Kolam

Ke dalam ideal untuk kolam ikan patin dengan masa panen 5 bulan adalah 1 hingga
1,5m. Karena itu usahakan membangun dengan kedalaman lebih dari 1m.

Kolam yang kurang dalam akan cenderung membuat ikan cepat stres sehingga
mengganggu pertumbuhan ikan patin. Terutama untuk kolam yang dibangun dengan
tipe permukaan. Untuk menghindari ikan melompat dan air kotor karena dahan masuk
ke kolam, anda bisa menggunakan jaring atau paranet.

Luas Kolam

Salah satu cara agar ikan patin dapat berkembang dengan baik adalah populasi yang
ideal. Populasi yang pas untuk ikan patin agar bisa tumbuh dengan baik adalah 25 ekor
per 1 meter kubik.

Apabila anda memiliki kolam dengan ukuran 10 x 10x1 atau 100 m3,maka anda dapat
memelihara ikan patin sebanyak 25x100 atau 2.500 ekor bibit ikan. Menambah bibit
dengan kapasitas berlebih tidak akan meningkatkan hasil panen ikan yang anda
lakukan.

Saluran Air

Sirkulasi air salam budidaya ikan patin sangat penting karena ikan patin cocok hidup di
air yang cukup jernih dan tanpa endapan. Karena itu, pembuatan saluran buangan
harus dilakukan dengan baik.

Anda bisa membuat dua saluran pembuangan air dalam satu kolam tembok beton.
Yang pertama digunakan untuk menguras air dan membuang endapan. Yang kedua
digunakan untuk membuang kelebihan air apabila terjadi hujan lebat.

Untuk pengairan pada kolam tembok beton sebaiknya dilakukan secara bertahap
sesuai dengan perkembangan ikan patin. Pada awal memasukan bibit ikan yang masih
kecil, kolam cukup digenangi setinggi 30-40 cm.

Kemudian anda bisa menaikkan level air 10 cm per dua minggu hingga mencapai batas
optimal antara 100 cm hingga 150 cm. Hal ini dilakukan agar ikan tidak terlalu banyak
menghabiskan tenaga untuk mengambil oksigen di permukaan air.
Analisis Bisnis Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Patin

Budidaya ikan patin pembesaran sangat pas bagi anda yang belum terlalu mahir dalam
melakukan budidaya ikan. Bibit yang digunakan sebaiknya menggunakan bibit yang
sudah cukup besar berukuran 3 inch.

Hal ini dilakukan karena bibit ukuran ini sudah memiliki daya tahan yang bagus hingga
kemungkinan hidup akan tinggi. Dengan memilih bibit yang baik maka akan memiliki
prospek keuntungan yang baik.

Selain bibit, pemberian pakan juga akan berpengaruh pada daya tahan dan
pertumbuhan ikan. Untuk pembesaran ikan patin bulan pertama akan membutuhkan
pakan khusus (pelet) dengan ukuran yang lebih kecil dan memiliki harga yang lebih
tinggi.

Untuk bulan berikutnya hingga panen, dapat menggunakan pellet apung yang bisa
dibeli di toko atau pasar. Agar biaya pakan stabil, anda bisa menambahkan pakan
alternative yang mudah di dapatkan di daerah anda.

Agar gambaran biaya bisa lebih jelas, mari kita lakukan estimasi biaya untuk modal dan
hasil budidaya ikan patin. Analisis yang akan dilakukan adalah analisis usaha dengan
kolam berukuran 10 m x 10 m dengan kedalaman air 125 cm.
Biaya atau pengeluaran yang akan kita hitung adalah biaya untuk pembesaran ikan
patin dengan usia panen 5 bulan. Pada usia tersebut, perkiraan bobot ikan per ekor
dapat mencapai 300 gram.

Bibit yang digunakan sebesar Bibit ikan 3 inch dengan harga Rp 500 per ekornya.
Dengan kebutuhan bibit sebanyak 2.500 ekor, maka total biaya untuk membeli bibit
sebesar Rp.1.250.000.

Pakan ikan bulan pertama adalah pelet apung berukuran kecil dengan harga Rp.12.500
per kilogram. Untuk bulan pertama hanya membutuhkan pakan sebanyak 10 kg, maka
biaya pakan untuk bulan pertama mencapai Rp.125.000.

Pada bulan kedua, ukuran ikan menjadi lebih besar hingga membutuhkan makanan
lebih banyak. Pakan untuk bulan kedua berupa pelet dengan ukuran sedang memiliki
harga Rp.6000 per kilogram.

Pada bulan kedua ini juga membutuhkan pelet sebanyak 30 kg hingga akan memakan
biaya sebesar Rp.180.000. Pada bulan kedua ukuran ikan belum cukup untuk diberikan
makanan alternatif, karena itu hingga bulan ketiga selalu gunakan pelet ikan.

Pakan ikan bulan ketiga membutuhkan 60 kg pelet apung dengan harga per kilogram
Rp.6.000, maka keseluruhan biaya untuk bulan ketiga adalah Rp.360.000. Semakin
besar ukuran ikan akan semakin membutuhkan banyak makanan.

Mulai bulan keempat, cobalah secara bertahap berikan makanan alternatif pengganti
pelet hingga biaya pakan ikan pada bulan keempat dan kelima stabil pada kisaran
Rp.360.000.

Total pengeluaran untuk biaya pembelian bibit dan pakan ikan selama 5 bulan adalah
Rp.2.635.000. Biaya tersebut belum termasuk biaya lain-lain yang bisa dimasukkan ke
dalam pengeluaran.

Selain biaya untuk bibit dan pakan, anda bisa memasukan biaya sewa lahan,
pembuatan kolam, pengisian air, transportasi, biaya obat, dan biaya lainnya bisa dirasa
perlu. Besaran total biaya akan mengurangi keuntungan bersih yang anda dapatkan.

Setelah 5 bulan dan bobot ikan mencapai 300 gram, anda biasa panen dengan
perhitungan sebagai berikut. Panen keseluruhan 2.500 ekor dengan berat per ekor 300
gram, maka total berat panen diperkirakan mencapai 750.000 gram atau 750 kg.

Untuk penyusutan bibit yang mati, kita akan menganggap panen sebanyak 700 kg saja.
Dengan asumsi harga pasar ikan sebesar Rp.13.000 per kilogram maka total harga
mencapai Rp.9.100.000.
Keuntungan berupa total penjualan dikurangi total biaya sebesar Rp.6.465.000. Apabila
anda melakukan budidaya ikan patin untuk mendapatkan hasil yang besar, maka anda
akan memerlukan skala budidaya yang lebih besar lagi.

Apabila keuntungan per kolam dianggap 5 juta, maka bila anda memiliki 10 kolam akan
mendapat keuntungan 10 kali lipatnya

Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin
dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa panen
menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil
sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai
bobot 600-700 gram.

Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir
cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir,
tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-
langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:

1. Pemupukan

Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan.
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas
kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-
banyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau
dengan dosis 50-700 gram/m 2.

2. Pemberian Pakan

Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia
makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan
patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan.
Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang
diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah
makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal
ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari
ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa
ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa,
sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain
mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.
3. Penanganan Hama Dan Penyakit

Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada
pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang
antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama
tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama
tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang
disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul
akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak
menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan
organisme patogen.

4. Pemanenan Ikan Patin

Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat
sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak
mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budi daya ikan patin
sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah.
Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan
mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian
bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan
terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap
mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan
Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu
diusahakann menjual dalam bentuk ini. Harga Ikan Patin Per kilogram kurang lebih Rp
15.000.
BUDIDAYA IKAN TAMBAKAN/ BIAWAN

Ikan mempunyai daya tahan terhadap penyakit selama berada dalam kondisi lingkungan yang baik dan
tubuhnya tidak diperlemah oleh berbagai sebab. Namun, lingkungan yang optimal saja belum cukup
untuk mencegah timbulnya wabah penyakit kalau tidak diimbangi dengan upaya untuk menjaga
kesehatan ikan. Beberapa hal yang menyebabkan kondisi tubuh ikan menjadi lemah antara lain cara
perawatan yang buruk sehingga ikan menjadi stres, pemberian pakan yang tidak mencukupi, atau
komposisi pakan yang tidak baik.

Aktivitas manusia sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan organisme air, misalnya kegiatan
industri yang menghasilkan limbah (polutan) dapat mencemari air sebagai media hidup ikan sehingga
terjadi perubahan sifat fisika dan kimia air yang dapat membahayakan kehidupan ikan.

Selain itu, budidaya ikan yang dilakukan secara intensif dengan ciri padat penebaran sangat tinggi akan
memberikan dampak yang kurang baik karena ikan akan mudah menderita stres sehingga daya tahan
tubuhnya akan menurun. Dalam kondisi padat penebaran yang tinggi, penyebaran penyakit dari ikan
lainnya akan lebih mudah. Pemupukan kolam serta pemberian pakan buatan sering kali juga
menyebabkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan yang memungkinkan timbulnya berbagai
masalah hama penyakit.

Tindakan pencegahan lebih penting dari pada pengobatan sebab pengobatan belum tentu menjamin
total kesembuhan dan memerlukan biaya dan tenaga tidak sedikit.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan ikan sakit :

a. Air dan pengairan

Salah satu cara mencegah terjadinya penurunan kualitas air yaitu dengan menghindari pemupukan yang
berlebihan, pemberian pakan yang tidak sesuai, penebaran yang terlalu tinggi serta pencegahan agar
tidak terjadi pencemaran oleh bahan-bahan lain yang berbahaya.
Agar ikan terhindar dari kemungkinan gangguan penyakit yang terbawa oleh aliran air, sebaiknya
menggunakan sumber air seperti sumur bor atau dari sumber air mata air. Jika tetap memanfaatkan
sumber air sungai atau irigasi, sebaiknya ditempat-tempat pemasukan air dipasang filter. Selain efektif
dalam mencegah timbulnya wabah pennyakit ikan yang disebabkan oleh parasit tertentu, juga dapat
menahan kotoran sampah maupun ikan–ikan yang berperan sebagai carier.

b. Pakan

Pakan alami maupun pakan buatan dapat membawa bibit penyakit. Agar pakan alami tidak menjadi
penyebab penularan penyakit sebaiknya pakan alami dibersihkan terlebih dahulu sebelum dijadikan
ransum tetap bagi ikan. Pakan buatan dapat menjadi sumber parasit, terutama bila kualitas pakannya
buruk dan cara pemberiannya yang tidak tepat.

c. Menjaga Kesehatan Ikan

Hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kesehatan ikan :

1. Menjaga kesehatan lingkungan budidaya

- Sanitasi kolam

- Sanitasi peralatan kerja

2. Memeriksa kesehatan ikan

d. Ikan

Bibit penyakit yang masuk ke areal perkolaman selain melalui aliran air, tumbuh-tumbuhan air, juga
menumpang pada hewan (ikan) yang masuk secara tidak sengaja maupun sengaja dimasukan (ikan
peliharaan).

1. Ikan liar

2. Pengelompokan ikan

3. Ikan tebaran

Ikan yang akan dipelihara di lingkungan yang baru sebaiknya diperiksa, meskipun tidak memperlihatkan
gejala kelainnan atau sakit. Sebelum ditebarkan kedalam kolam, ikan direndam terlebih dahulu dalam
larutan PK 20 mg/l selama 30 menit atau pada larutan formalin (1 ml per 10 l air) dan larutan Malachyt
green 4 mg/l selama 15 menit dalam wadah khusus atau bak penampungan.

e. Karantina

Tindakan karantina ini untuk mencegah tersebarnya penyakit dan parasit ikan yang berasal dari suatu
daerah atau pulau lain.
Tindakan pencegahan sebenarnya sebagai sebagai salah satu unsur yang telah terkait didalam pola
teknik budidaya ikan serta perlu dilaksanakan selama kegiatan produksi ikan, yakni sejak persiapan
kolam, hingga kegiatan lepas panen (penyiapan, pengangkutan, dan pemasaran).

Beberapa tindakan pencegahan berikut dimaksudkan :

1. Untuk mencegah masuknya wabah penyakit disuatu tempat budidaya ikan

2. Untuk mencegah penyakit agar tidak meluas kedaerah usaha budidaya yang lainnya

3. Untuk mengurangi kerugian produksi ikan disebabkan oleh timbulnya suatu wabah penyakit ikan

Ikan tambakan mempunyai badan pipih kesamping (compressed) memanjang oval. Mulut dapat
disembulkan, celah mulut horizontal sangat kecil. Rahang atas dan bawah sama, bibir tebal mempunyai
deretan gigi biasanya ujungnya hitam. Sisik bergerigi berukuran sedang, linea literalis terputus dibawah
sirip dorsal. Sirip punggung terdiri dari 16-18 duri dan 13-16 jari-jari lemah, terletak didepan anal. Sirip
dubur mempunyai 13-15 duri dan 17-19 jari-jari lemah. Sirip punggung dan dubur yang lemah membulat
dan ujungnya lebih tinggi dari pada bagian yang berjari-jari keras, yang mempunyai sisik pada dasarnya,
dan berjari-jari yang bercabang. Sirip dada membulat, sirip perut terletak dibawah sirip dada dan berjari-
jari keras mempunyai 5 jari-jari yang pertama mengalami modifikasi berbentuk benang memanjang.
Tinggi badan dua kali panjang standar atau kurang lebih dua setengah kali panjang total. Sisik pada
daerah punggung kehijau-hijauan atau kelabu, lebih terang pada bagian perut dan mempunyai garis
longitudinal. Sisik tergolong ctenoid, jika diraba kasar karena adanya duri-duri pada bagian tepi.

Dikalangan para peternak ikan Tambakan Jawa Barat dikenal 2 ras ikan Tambakan, yaitu :

1. Tambakan Kanyere

Benih berwarna kekuning-kuningan, badan relatif lebih panjang, dua atau tiga sisik di punggung
atau di badan mengkilap, bintik mata agak kelabu, badan lebih keras. Jika induk matang telur perut
membengkak hanya dekat lubang genital saja. Berat maksimal tambakan kanyere hanya bisa mencapai
200 gr/ekor.

2. Tambakan Gibas

Benihnya berwarna kehijau-hijauan, perut putih mengkilat dengan sisik yang berada di daerah
punggung, berwarna kehuijau-hijauan atau kebiru-biruan, mata jernih, badan buntek dan lebar namun
lembek. Induk betina yang sudah matang kelamin perutnya membengkak mulai dari lubang genital
sepanjang rongga perut. Berat tubuh bisa mencapai 500 gr/ekor bahkan 1 kg.
Syarat Tumbuh Ikan Tambakan

Ikan Tambakan merupakan ikan sungai dan rawa yang memakan phyto dan zooplankton dipermukaan
air atau dibagian tengah. Ikan ini biasanya dipelihara tidak lebih dari ketinggian 750 m dpl, dan cocok
pada suhu 25–30 0C. Ikan ini tahan terhadap kondisi kadar oksigen rendah karena memiliki alat
pernapasan tambahan.

Kebiasaan Makan / Feeding Habits

Ikan Tambakan baik benih maupun ikan dewasa menyukai plankton yang melayang–layang dipermukaan
air. Oleh karena itu, ikan ini menyukai daerah permukaan dan daerah pertengahan perairan. Melihat
kebiasaan mencari makan tidaklah sulit, maka untuk memberikan pakan tambahan dapat
memberikannya dedak, ampas tahu, bungkil, dan sisa-sisa dapur maupun bahan makanan lainnya.

Kebiasaan Berkembang Biak

Ikan ini mulai berbiak setelah berumur 12-18 bulan dan panjang total 20 cm. Ovarium yang telah siap
biasanya berwarna kuning dan penuh dengan pembuluh darah terutama bagian lateral sebelah dalam.
Ikan ini memijah sepanjng tahun tanpa adanya waktu yang khusus untuk memijah.

Frekwensi pembiakan dapat terjadi setiap tiga bulan sekali jika tersedia makanan alami yang mencukupi.
Telur-telur akan menetas dalam jangka waktu 24 jam setelah pembuahan dan benih / larvanya melekat
dibawah tumbuh-tumbuhan atau benda-benda yang mengapung. Biasanya benih-benih akan
berlangsung selama 3-4 hari.

Pemijahan Ikan Tambakan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemijahan diantaranya adalah :

a. Pemilihan induk

Induk tambakan yang telah matang kelamin dapat dilihat dari ciri-cirinya seperti berikut :

Betina

Badannya relatif tebal agak membulat, jinak. Sisiknya terutama mulai dari dagu ke perut putih bersih
dari pada jantan. Perut mengembang dengan pangkal sirip dada berwarna kemerah-merahan.

Jantan

Badan relatif lebih tipis, memanjang dan kelihatan liar. Warnanya mulai dari dagu ke perut lebih gelap
daripada ikan betina. Jika perutnya di tekan maka akan keluar cairan putih (sperma). Pada punggung
dan pipi sampai dagu terdapat banyak sisik yang berwarna kehitam-hitaman.
b. Persiapan kolam

Kolam dikeringkan selama 2-3 hari jika hari panas terik, sedangkan apabila cuaca mendung maka
lakukan selama 5 hari. Bersamaan dengan pengeringan maka lakukan pembalikan lumpur dasar kolam
dan pembuatan kemalir dengan lebar 40 cm dan kedalamannya 20 cm. Tanah yang menutupi sebagian
atau seluruh saluran sebaiknya segera dibereskan dan diangkat keatas dasar kolam. Permukaan kolam,
terutama bagian pinggir / tepinya tutup dengan lapisan jerami segar, yang membantu induk tambakan
mencari tempat terlindung yang strategis untuk melaksanakan pemijahan.

c. Pemijahan

Pemasukan air dilakukan pagi hari kurang lebih jam 06.00. Setelah air masuk sekitar 2/3 bagian kolam,
kurang lebih 40 cm dibagian pemasukan dan 70 cm dibagian pebgeluaran. Induk induk yang telah
diberok selama 3-7 hari dilepaskan ke dalam kolam. Pelepasan induk jangan melebihi jam 10.00.

Pemijahan ikan tambakan di tandai dengan tercium bau amis pada permukaan air kolam. Telur akan
terlihat bergaris tengah 1-1,5 mm, terapung karena adanya lapisan globul lemak. Telur yang akan
dibuahi dan hidup berwarna kuning keputih-putihan jika baru dan berwarna kehitaman pada hari
berikutnya. Telur yang tidak dibuhi akan mati dan berwarna kelabu atau keputih-putihan.

Embrio telur yang telah dikeluarkan akan mengalami perubahan warna dalam perkembangannya, yaitu
akan berwarna coklat setelah 6 jam, kemudian berwarna coklat gelap setelah 12 jam, dan kehitam-
hitaman setelah 18 jam. Akhirnya telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam. Penetasan ini
tidak akan sekaligus, teapi terus-menerus dan baru selesai setelah 12 jam.

Larva yang baru menetas akan terapung dengan perut diatas dan banyak mengandung pigmen. Setelah
larva berumur 2 hari mereka akan berenang dengan perut dibawah. Hingga mencapai hari keempat
benih masih belum aktif berenang tetapi tetap tinggal diam didalam jerami. Selama itu benih / larva
belum membutuhkan makanan dari luar sebab masih disuplai dengan kuning telurnya yang ada di dalam
tubuhnya.

Setelah 7 hari kemudian kolam yang telah terisi benih tambakan dipupuk dengan pupuk kandang 20 kg
untuk kolam seluas 100 m2 dan pupuk hijau sebanyak 40 kg. Dapat pula ditambahkan pupuk TSP yang
telah dilarutkan terlebih dahulu dalam air dengan jumlah 1 kg untuk kolam seluas 100 m2. Setelah ikan
berumur 10 hari, tanah dasar kolam harus diaduk 2 kali sehari agar organisme makanan yang berada di
dasar kolam dapat terapung. Benih dipelihara besama-sama dengan induk di dalam kolam pemijahan
selama 30 hari. Untuk menambah makanan bagi induk–induk dapat di tambahkan dedak.

Jika menggunakan kolam pemijahan yang terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan benih,
kolam pemeliharaan benih harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan pengeringan dan pemupukan.
Karena belum ada benih, pupuk yang dipergunakan ukurannya lebih banyak yaitu pupuk yang
dipergunakan pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2. Pengaliran air untuk memindahkan benih tambakan
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari dimana suhu air rendah.
Pembesaran Ikan Tambakan

Untuk mendapatkan ikan tambakan yang berukuran konsumsi, maka benih yang baru berumur 30
hari perlu dirawat dan di besarkan dalam kolam. Sebelum kolam dipergunakan, kolam harus
dikeringkan hingga dasar kolam sedikit retak. Pengeringan ini bertujuan untuk mematikan bibit penyakit
dan hama misalnya gabus maupun mujahir. Kemudian tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam,
kambing, kerbau, sapi) sebanyak 1 kuintal untuk luas kolam 100 m2 koam. Kemudian air dimasukan
dengan terlebih dahulu memasang saringan pada pintu pemasukan air untuk mencegah hama yang tidak
dikehendaki masuk bersama air. Pemasukan air ini sebaiknya tidak terburu–buru hingga penuh cukup
sedalam 20 cm saja. Ini sengaja dengan maksud agar pembusukan (penguraian) pupuk cepat sehingga
jika masih ada binatang yang masuk ke dalam kolam akan mati.

Setelah lebih kurang 5 hari permukaan air naikan hingga ketinggian yang dikehendaki, biasanya antara
40-70 cm. pada hari ke 7 atau ke 10 supaya lebih yakin pembusukan telah berakhir maka ikan kolam
tambakan yang berumur 30 hari tersebut sudah dapat menempatinya yang sudah ditumbuhi oleh
makanan alami.

Anak ikan yang telah berumur 1 bulan dapat dibesarkan di kolam selama 40 hari untuk mendapatkan
benih tambakan sebesar 3-5 cm atau berat per ekornya 2 gr.

Benih-benih yang berukuran 3-5 cm (2 gr) dengan kepadatan 3.000 ekor per 100 m2 kolam, dapat
dibesarkan lagi untuk mendapatkan benih yang berukuran 5 gr/ekor hanya dalam jangka waktu 30 hari.
Tentunya persiapan kolam seperti sediakala lagi untuk menjaga makanan bagi benih.

Untuk mendapatkan ikan yang berukuran komsumsii berukuran 50 gr setiap ekornya, maka ikan-ikan
yang berukuran berat 5 gr harus dipelihara selama 60 hari lagi, dengan persiapan kolan seperti waktu-
waktu sebelumnya.

Makanan tambahan yang biasanya diberikan yaitu dedak halus yang ditebarkan kepada seluruh
permukaan kolam. Pemberian pakan tambahan dapat diberikan pada pada pagi hari sekitar pukul 10.00
dan sore hari pukul 17.00. Pemberian dedak ini boleh berlebih dari yang dibutuhkan, karena walau tidak
termakan nantinya akan menjadi pupuk yang akan membantu pertumbuhan pakan alami ikan.
Cara Budidaya Ikan Pepuyu
20.06  Cara Budidaya Ikan, Cara Pemijahan, Cara Pendederan, Ikan Air Tawar, Ikan Asli Kalimantan,
Papuyu, Perikanan  20 comments

Ikan Pepuyu juga dikenal dengan nama Iwak Papuyu, Ikan Puyu, Ikan Betok dan dalam bahasa ilmiahnya
disebut Anabas testudineus Bloch

Potensi

Ikan Papuyu merupakan ikan lokal air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan digemari oleh
masyarakat Kalimantan terutama masyarakat Kalimantan Selatan, tetapi belum banyak dibudidayakan.
Untuk itu diperlukan usaha pembenihan guna kontinuitas suplai benih yang memenuhi syarat kualitas
dan kuantitasnva.

Usaha pembenihan bertujuan untuk menghasilkan benih dalam jumlah besar, sehingga tidak tergantung
pada ketersediaan di alam yang pada akhirnya dapat menunjang kegiatan usaha pembesaran dan
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani ikan sekaligusdapat menunjang peningkatan
produksi budidayanya. Juga turut serta dalam upaya pelestarian plasma nuftah pada umumnya dan
khususnya ikan Papuyu.

Ikan ini memangsa aneka serangga dan hewan-hewan air yang berukuran kecil. Betok jarang dipelihara
orang, dan lebih sering ditangkap sebagai ikan liar.

Dalam keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, betok bernafas dalam air dengan insang. Akan
tetapi seperti ikan gabus dan lele, betok juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung
dari udara. Ikan ini memiliki organ labirin (labyrinth organ) di kepalanya, yang memungkinkan hal itu.
Alat ini sangat berguna manakala ikan mengalami kekeringan dan harus berpindah ke tempat lain yang
masih berair. Betok mampu merayap naik dan berjalan di daratan dengan menggunakan tutup insang
yang dapat dimegarkan, dan berlaku sebagai semacam ‘kaki depan’. Namun tentu saja ikan ini tidak
dapat terlalu lama bertahan di daratan, dan harus mendapatkan air dalam beberapa jam atau ia akan
mati.

Ikan ini menyebar luas, mulai dari India, Tiongkok hingga Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara di
sebelah barat Garis Wallace.

Ikan Puyuh (Anabas Testudineus) yang juga dikenal dengan nama lain Betok atau ikan raja kalau di
Kalimantan, selain harganya tinggi, lebih tahan hidup terhadap perubahan lingkungan, penyakit dan
dapat hidup di air tergenang (stagnan). Ikan Puyuh ini sangat digemari oleh masyarakat karena rasa
dagingnya enak dan gurih, oleh karena itu jenis ikan ini cukup potensial untuk di budidayakan.

Nama Daerah ikan puyu : Betik Jawa dan Sunda, Papuyu (Banjarmasin), Puyu (Malaya) dan Kalimantan
Timur, Geteh-geteh (Manado).

Nama Umum : Walking Fish atau Climbing Perch. Ikan Puyu adalah jenis ikan yang umumnya hidup liar di
perairan tawar, juga atau Dalam bahasa inggris dikenal sebagai Climbing gourami merujuk
kemampuannya memanjat ke daratan, umumnya berukuran kecil panjangnya hingga sekitar 25 cm,
namun h kecil.

ikan Puyuh mempunyai kepala besar dan sisik keras kaku. Sisi atas tubuh gelap kehitaman agak
kecoklatan atau kehijauan, sisi samping kekuningan, sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti
duri, umumnya hidup dirawa-rawa, sungai dan sawah, ikan ini memakan aneka serangga dan hewan-
hewan air yang berukuran kecil. Puyuh jarang dipelihara orang, dan lebih sering ditangkap sebagai ikan
liar, dalam keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, Puyuh bernafas dalam air dengan insang.
Akan tetapi seperti ikan Gabus dan Lele, Puyu juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen
langsung dari udara. Ikan ini memiliki organ labirin (Labyrin Organ) di kepalanya yang memungkinkan hal
itu. Alat ini sangat berguna manakala ikan mengalami kekeringan dan harus berpindah ketempat lain
yang masih berair. Puyuh mampu merayap naik dan berjalan di daratan dengan menggunakan tutup
insang yang dapat dimegarkan, dan berlaku sebagai semacam kaki depan. Namun tentu saja ikan ini
tidak dapat terlalu lama bertahan di daratan dan harus mendapatkan air dalam beberapa jam atau ia
akan mati. Penyebaran ikan Puyuh ini pada daerah rawa-rawa. Untuk lebih jelasnya dapat dlihat
klasifikasi ikan Puyuh dibawah ini :
 Kingdom : Animalia
 Filum : Chordata
 Kelas : Actinopterygii
 Ordo : Perciformes
 Familii : Anabantidae
 Genus : Anabas
 Spesies : Anabas Testidienus

Prospek Pengembangan Usaha Ikan Lokal


Usaha budidaya ikan puyu ini belum banyak dilakukan secara massal dan luas karena terbatasnya benih
yang didapat dari alam, kebanyakan produksi ikan puyu masih merupakan hasil tangkapan dari alam dan
saat ini telah mulai berkurang dan juga menunjukan kelangkaan yang diakibatkan oleh penangkapan
yang tidak ramah lingkungan, seperti penyentruman, penubaan dan lain sebagainya. Di beberapa
perairan telah mulai terjadi kelangkaan yang diduga karena terganggu oleh ikan-ikan lain seperti Nila,
Bawal dan Lele Dumbo yang telah berkembang biak di perairan umum.

Prospek Pengembangan usaha ikan lokal di Kabupaten Kuantan Singingi sangat besar sekali dilihat dari
keadaan alam yang sangat mendukung yang banyak terdiri dari rawa-rawa sebagai habitat dari jenis ikan
Puyu.

Dalam upaya mendukung terjaganya kelestarian dari populasi ikan Puyu, dan dilihat dari keunggulan-
keunggulan tersebut, Dinas Perikanan Kabupaten Kuantan Singingi berupaya melakukan penguasaan
teknologi pembudidayaan, dalam hal ini telah melakukan uji coba tingkat pembenihan ikan Puyu dengan
berbagai metoda pembenihan seperti :

1. Pembenihan secara massal di kolam.

2. Pembenihan secara polyculture dengan ikan patin.

3. Pembenihan dengan manipulasi lingkungan.

4. Pembenihan dengan sistim injuce spawning di dalam bak plastik.

Untuk saat ini baru dilakukan tingkat penguasaan pembenihan dengan sistim injuce spawning yang telah
menghasilkan larva, sedangkan 3 metode yang lain dalam tahap proses.
TEKNIK PEMBENIHAN IKAN PUYU

Ikan Puyu yang akan dipijahkan telah melewati proses penseleksian, pada proses penseleksian ini induk
ikan yang dipilih benar-benar telah siap untuk dipijahkan alias telah matang gonad, induk ikan jantan
dan betina sebelum dipijahkan harus diletakkan pada tempat yang terpisah, adapun perbedaan antara
induk ikan jantan dan induk ikan betina dapat dibedakan dengan melihat ciri-ciri sebagai berikut :

Seleksi Induk

Ciri-ciri induk jantan dan betina Betina : 

Betina

 Tubuh gemuk dan lebar kesamping,


 Warna badan agak gelap,
 Sirip punggung lebih pendek,
 Bagian bawah perut agak melengkung,
 Jika matang gonad pada bagian perut diurut akan keluar telur,
 Alat kelamin berwarna kemerah-merahan.

Jantan :

 Tubuh ramping dan panjang,


 Warna badan agak cerah,
 Sirip punggung lebih panjang,
 Bagian bawah perut rata,
 Jika perut diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih susu.

Beberapa persyaratan induk

1. Ukuran induk betina yang ideal diatas 90 gram dan jantan diatas 30 gram
2. Badan terlihat segar (tidak cacat) dan gerakannva lincah
3. Mampu menghasilkan telur dalam jumlah cukup banyak,
4. Umur induk lebih dari 10 bulan,
5. Pertumbuhannya cepat.
Ikan Betok- Atas: jantan, Bawah Betina

Ikan Betok - Atas: Betina, Bawah: Jantan

Sistim Pembenihan Bak Plastik


Persiapan bak pembenihan

Pemijahan dengan sistim injuce spawning, dilakukan dengan menggunakan bak plastik berukuran 1 x 4 x
0,30 M. Persipan yang dilakukan antara lain pengisian air yang dilakukan 2 -3 hari sebelum melakukan
pemijahan, air diisi sebanyak 2/3 dari volume bak dan diberi desinfektan dengan menggunakan larutan
garam dapur, selanjutnya diberi aerasi untuk meningkatkan konsentrasi O2 terlarut di dalam air dan
kemudian ditebarkan jenis tanaman air seperti kiambang (Silvia netaus)sebagai pelindung telur dan
larva. Selanjutnya bak ditutup dengan menggunakan plastik atau sejenisnya ini bertujuan supaya suhu
air bisa dipertahankan dan ikan Puyu tidak melompat ke luar.
Bak pemijahan

Penyuntikan

Penyuntikan terhadap ikan Puyu dilakukan bersamaan antara induk jantan dan betina (penyuntikan
dilakukan hanya sekali), adapun hormon yang digunakan dalam penyuntikan ini adalah hormon ovaprim
dengan dosis yang di berikan pada penyuntikan tersebut sebesar 0,4 ml/Kg induk baik untuk induk ikan
betina maupun induk ikan jantan. Penyuntikan secara intramuscular pada otot punggung induk. Induk
betina 2 kali penyuntikan dan induk jantan 1 kali penyuntikan. Interval waktu penyuntikan I ke
penyuntikan II adalah 6 jam. Penyuntikan induk jantan bersamaan pada saat penyuntikan II induk betina.
Setelah dilakukan penyuntikan antara induk ikan jantan dan induk ikan betina maka induk ikan tersebut
diletakkan pada bak pemijahan untuk melakukan proses pemijahan, dengan perbandingan 3 : 1 (3 jantan
1 betina).

Ikan Papuyu memijah sepanjang musim penghujan, pada saat musimnya mampu memijah 2 – 3 kali
dengan jumlah telur (fekunditas) 5.000 – 15.000 butir. induk.Pemijahan dapat dilakukan di akuarium
atau fibre glass.

Penetasan

Penetasan telur yang telah dipijahkan oleh induk ikan dilakukan pada bak pemijahan yang diberi aerasi
sebagai penambah oksigen terlarut di dalam air. Telur ikan Puyu akan menetas antara 10 – 12 jam.
Pemeliharaan Larva.

Larva yang baru menetas tidak perlu diberi makanan tambahan sebab masih mempunyal cadangan
makanan dari kantong kuning telur (yolk egg).Setelah larva berumur 4 hari diberi makanan tambahan
berupa suspense kuning telur. Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang dan sore) selama 10
hari. Setelah itu bisa diberikan makanan pellet yang dihaluskan. Masa kritis larva terjadi pada saat hari
ke-7 sampai hari ke-14. Pendederan larva dilakukan di kolam semi permanen, dimana kolam tersebut
terlebih dahulu dilakukan pengolahan lahan dengan diberi dosis pupuk dan kapur sesuai anjuran.

Pemeliharaan ini selama 45 hari dengan padat tebar 50 ekor/m . Selama masa pemeliharaan 45 hari
benih ikan diberi pakan tambahan berupa pellet yang dihancurkan sebanyak 10 – 20% per hari dengan
frekuensi pemberian 2 kali/hari. Umur 45 hari sudah mencapai benih ukuran 1 – 3 cm, dan benih bisa
dipanen untuk di tebar ke kolam pendederan berikutnya

Pendederan

Setelah umur larva mencapai 15 hari maka larva di panen untuk didederkan, sebelum pendederan
dilakukan kolam deder harus disiapkan terlebih dahulu minimal 1 minggu sebelum larva didederkan.
Didalam penyiapan kolam pendederan ini ada beberapa proses yang dilakukan antara lain :

* Pengeringan

Kegiatan pengeringan biasanya dilakukan selama 5 – 6 hari apabila cuaca cerah dan apabila cuaca
mendung pengeringan biasanyadilakukan selama 2 minggu.

* Pengapuran

Pengapuran dilakukan pada awal persiapan kolam atau sebelum pengisian air, hal ini bertujuan untuk
membunuh semua hama yang ada didalam kolam, Pengapuran juga bisa untuk menstabilkan derajat
keasaman (pH) pada kolam. Adapun kapur yang digunakan adalah kapur tohor dengan dosis pengapuran
sebesar pengapuran sebaiknya 25 – 50 gr/m2, cara pengapuran dengan menebarkan kapur secara
merata pada permukaan kolam.

* Pemupukan

Pemupukan pada kolam dilakukan Setelah pengapuran, biasanya pupuk yang digunakan adalah pupuk
organik dan pupuk anorganik. Untuk pupuk organik biasanya dari kotoran hewan/pupuk kandang,
sedangkan untuk pupuk anorganik biasanya digunakan jenis pupuk urea dan TSP. Adapun dosis
pemupukan ini adalah 250 – 500 gr/m2 untuk pupuk organik/pupuk kandang, dan 15 gr/m2 untuk
pupuk organik jenis urea dan 10 gr/m2 untuk jenis TSP dengan cara menebarkan secara merata pada
permukaan kolam.
* Pemasukan Air

Kegiatan pengisian air dilakukan dengan cara mengairi kolam sedalam 10 cm dan dibiarkan selama 3 – 4
hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk dan kapur dengan tanah, dan pada hari kelima air
kolam ditambah menjadi sedalam 50 cm.

* Penyemprotan dengan insektisida

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar kolam benar-benar bebas dari hama. Adapun dosis yang
digunakan adalah 0,05 ppm, dilakukan secara merata pada kolam dan dinding kolam.

Sistim Pembenihan Hapa di Kolam


Persiapan hapa pembenihan

Pembenihan ikan Puyu pada hapa perlakuannya hampir sama dengan pembenihan yang dilakukan pada
bak plastik, tetapi ada sedikit perbedaan pada persiapan tempat pemasangan hapa (kolam)

Pembenihan dengan sistim hapa persiapan yang harus dilakukan antara lain :

Kolam tempat pemasangan hapa terlebih dahulu dilakukan pengapuran, pemupukan, pengisian air serta
pembasmian hama dengan menggunakan insektisida.

Kolam dibiarkan beberapa hari (7 hari) dengan tujuan untuk menumbuhkan phytoplankton.

Selanjutnya hapa pemijahan dipasang pada kolam.

Penyuntikan

Penyuntikan terhadap ikan Puyu dengan sistim pembenihan hapa sama dengan penyuntikan yang
dilakukan pada sistim pembenihan bak plastik yaitu antara induk ikan jantan dan induk ikan betina
penyuntikan hanya sekali dan dilakukan bersamaan antara induk jantan dan betina dan hormon yang
digunakan dalam penyuntikan ini adalah hormon ovaprim dengan dosis yang di berikan pada
penyuntikan tersebut sebesar 0,4 ml/Kg induk baik untuk induk ikan betina maupun induk ikan jantan.
Setelah itu induk yang telah disuntik dimasukan kedalam hapa pemijahan untuk melakukan proses
pemijahan, dengan perbandingan 3 : 1 (3 jantan 1 betina).

Setelah ikan Puyu memijah selang waktu antara 10 – 12 jam maka induk ikan jantan dan betina diangkat
atau dikeluarkan dari hapa pemijahan, sementara telur yang telah dipijahkan kita biarkan dalam hapa
tersebut sampai menetas.
Penetasan

Setelah ikan memijah induk ikan diangkat atau dikeluarkan dari hapa, dan kemudianuntuk penetasan
telur tetap dilakukan didalam hapa, pada hapa diberi aerasi untuk menambah oksigen terlarut di dalam
air. Setelah 10 – 12 jam kemudian Telur akan menetas.

Setelah telur menetas, larva yang ada didalam hapa secara perlahan dikelurkan dari hapa dan
dimasukan ke dalam kolam/bak semen, dan pada kolam/bak semen inilah pembesaran larva
dilaksanakan.

Pada sistim pembenihan dengan menggunakan hava di kolam, tidak dilakukan pendederan karena
kolam telah disiapkan sekaligus sebagai tempat pendederan.

Masakan

Masyarakat Banjar dan pesisir Kalimantan Tengah memiliki menu khas dari ikan betok (pepuyu dalam
bahasa setempat). Pepuyu bakar terkenal sebagai masakan yang enak dari daerah Banjarmasin. Dikenal
pula wadi pepuyu, ikan betok yang dibuang sisik, jerohan, dan insangnya dan difermentasi dengan
bantuan garam dalam wadah beling. Wadi pepuyu dimasak sesuai selera, digoreng atau disayur. Harga
ikan puyu di Banjarmasin stabil 55.000/kg.
Kumpulan Teknik Budidaya Ikan dan Udang

Anda mungkin juga menyukai