Anda di halaman 1dari 7

cupang ekor panjang sangat dominan sampai era tahun 1990-an sebelum budi daya

yang dilakukan oleh para hobiis mampu menghasilkan jenis – jenis baru yang lebih
cantik dan indah. Cupang hias generasi baru mempunyai ekor yang dihiasi tulang sirip
menonjol. Ada yang berbentuk duri panjang, sisir atau lazim disebut serit,
menggelembung seperti balon atau halfmoon.

3.2.2 Analisa data ikan cupang


Jenis Ikan Cupang
Sebelum mengetahui cara budidaya ikan cupang, pastinya kalian wajib mengetahui
terlebih dahulu perihal ikan cupangnya. Ikan cupang (Betta sp.) yaitu ikan air tawar
berdasarkan kawasan tropis. Banyak ditemukan pada perairan Asia Tenggara, termasuk
Indonesia. Pada alam bebas ikan ini hidup berkelompok. Habitatnya terdapat di rawa-
rawa, waduk/danau, dan sungai yang arusnya tenang. Satu dari keistimewaan ikan
cupang yaitu daya tahannya yaitu mampu hidup pada lingkungan air minimum oksigen,
Sehingga dapat dipelihara pada toples mungil tanpa menggunakan aerator. Kemampuan
ini didapat sebab ikan cupang mempunyai rongga labirin. Labirin tersebut dapat
membuatnya bertahan pada lingkungan minim oksigen. Terdapat 2 macam ikan cupang
yaitu cupang hias dan cupang adu. Cupang hias buat dinikmati keindahan bentuk, warna
dan gerakannya. Namun cupang adu buat mengadakan adu cupang. Wajib di ketahui
bahwa di beberapa negara tindakan mengadu ikan cupang termasuk tindakan illegal.
Cupang hias dan cupang adu dibedakan menurut sifat dan sifat agresifitasnya.
Masyarakat ilmiah mendokumentasikan lebih dari 73 spesies ikan cupang yang tersedia
di bumi ini. Sedangkan tak semua berdasarkan spesies tersebut populer sebagai ikan
peliharaan. Spesies ikan cupang yg tersebar di pasaran kebanyakan berasal berdasarkan
kelompok splendens complex, yang terdiri dari Betta splendens, Betta stiktos, Betta
mahachai, Betta smaragdina dan Betta imbellis. Dan varian akibat silangan dari spesies-
spesies tersebut.

Terdapat jenis – jenis ikan cupang, antara lain :

1. Ikan cupang double Tail


Ikan cupang double tail yang memiliki ekor bercabang dua ini sangat cantik karena
siripnya lebar. Namun hewan ini terkenal sebagai jenis ikan cupang yang mahal,
langka dan susah untuk dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan ikan ini memiliki
sirip ekor berbeda yang terjadi karena mutasi genetik.
2. Ikan cupang Giant
Persis dengan julukannya, cupang giant memiliki ukuran paling besar yakni 12 cm.
Dikembangbiakan breeder dari Thailand, cupang satu ini tidak selincah jenis cupang
lainnya. Hal tersebut dikarenakan tubuhnya yang cukup besar. Walaupun begitu,
macam ikan cupang giant tidak kalah memilki warna cantik dibanding cupang
lainnya.
3. Ikan cupang plakat
Ikan cupang Plakat yang dikenal sebagai ikan cupang aduan. Memiliki warna yang
cantik, ikan satu ini juga banyak dijadikan sebagai ikan peliharaan. Ciri khas dari
jenis cupang ini ada pada ketegasan motif siripnya.
4. Ikan cupang HMPK
Jenis-jenis ikan cupang memang banyak tersedia di pasaran, salah satunya adalah
HMPK. Nama ikan cupang ini berasal dari akronim hasil persilangan antara cupang
Halfmoon dan Plakat. Ikan ini termasuk varian ikan cupang hias dan aduan.
5. Ikan cupang coccina
Spesies ikan cupang coccina mempunyai bentuk tubuh dengan ciri khas warna yang
sangat menarik. Dikenal dengan nama lain cupang belgi bangkok, ikan satu ini
berwarna merah dan tentunya bisa membuat tampilan interior rumah Pins semakin
cantik. Ciri khas mata warna birunya, seakan-akan mampu menghipnotis yang
melihatnya.
6. Ikan cupang half moon
Ciri ikan cupang satu ini sesuai dengan namanya, yakni memiliki sirip dan ekor
seperti menyatu dan berbentuk setengah lingkaran. Sangat cantik bukan? Ikan
cupang halfmoon bisa menjadi ikan hias yang langka dengan proses
pengembangbiakkan yang cukup rumit.
Pakan Ikan cupang
Pakan untuk ikan cupang sangat mudah dijumpai. Biasanya terdapat di lingkungan
sekitar dan jumlahnya sangat banyak. Pakan alami yang memiliki kualitas baik, akan
berpengaruh pada pertumbuhan ikan cupang itu sendiri.

1. Larva Nyamuk Larva nyamuk merupakan pakan alami yang mampu membangkitkan
tenaga dan membuat warna pada ikan cupang menjadi lebih terang. Tubuh jentik
nyamuk terlihat berulir dan berwarna kelabu kehitaman dengan ukuran 10-25mm.
Pemberian jentik nyamuk harus ditakarkan sesuai dengan usia ikan cupang.
Hal itu dapat membuat tubuh ikan cupang menjadi lebih proporsional. Sebelum
diberikan pada ikan cupang, jentik nyamuk harus dibersihkan terlebih dahulu
menggunakan antibiotik tetrametil para amin trifeni dengan dosis satu tetes untuk 6-8
liter air. Antibiotik ini untuk membersihkan tubuh jentik nyamuk dari kotoran yang
menempel.

2. Kutu Air Setelah ikan cupang berusia 7 hari, berikan pakan berupa kutu air sebanyak
6 takar gelas air mineral isi 240 ml pada kolam ukuran 7x3 m² dengan padat tebar
3.000 ikan cupang. Daphnia sp merupakan jenis kutu air yang yang dapat dijadikan
pakan ikan cupang. Kutu air tersebut berupa jasad renik berukuran 0,2-0,5 mm dan
berwarna kemerahan yang hidup secara berkelompok dan mengambang pada air.

3. Cacing Sutera Cacing sutera merupakan pakan alami yang diberikan kepada ikan
cupang berusia 21 hari. Kualitas cacing sutera ini harus memiliki kualitas yang baik
untuk pertumbuhan ikan. Ukuran cacing sutera untuk ikan cupang biasanya sekitar
0,5-1 cm dan warnanya merah. Mereka dapat ditemukan di tepian sungai kecil yang
dangkal dan keruh.

Menentukan indukan ikan cupang


Untuk membedakan mana ikan cupang yang jantan dan betina, kalian bisa melihat pada
ciri-cirinya. Cupang jantan mempunyai ciri-ciri gerakannya lincah, sirip dan ekor lebar
membesar, warnanya cerah, dan tubuhnya lebih besar.
Namun pada ikan cupang betina mempunyai ciri gerakan lebih lamban, sirip dan ekor
lebih pendek, warnanya kusam dan tubuhnya lebih mungil.

Berikut yaitu ciri-ciri indukan yang siap kawin, bisa dicermati sebagai berikut:

❖ Ikan cupang jantan, antara lain :

1. Berumur setidaknya 4-8 bulan


2. Bentuk badan panjang
3. Gerakannya proaktif dan lincah
4. Siripnya panjang dan warnanya terang atraktif
❖ Ikan cupang betina, antara lain :

1. Berumur setidaknya 3-4 bulan


2. Bentuk badan membulat, bagian perut sedikit buncit
3. Gerakannya lamban
4. Siripnya pendek dan warnanya kusam tak menarik

Cara pemijahan ikan cupang


Setelah indukan jantan dan indukan betina betul-betul siap untuk memijah, Siapkan alat
dan bahan untuk budidaya ikan cupang, sediakan tempat berupa wadah dari baskom
plastik atau akuarium kecil dengan berukuran 20x20x20 centimeter. Siapkan juga gelas
plastik buat tempat ikan cupang betina. Sediakan pula tanaman air misalnya
kayambang. Dalam satu kali perkawinan, ikan cupang dapat mengeluarkan sampai 1000
buah telur. Telur tersebut akan menetas pada waktu 24 jam sesudah pembuahan. Dari
pengalaman para pembudidaya tentang cara ternak ikan cupang, tingkat mortalitas atau
kematian pembenihan ikan cupang relatif tinggi. Dalam satu kali kawin umumnya cuma
bisa dipanen 30-50 ikan cupang hidup. Indukan jantan dapat dikawinkan sampai 8 kali
dengan selang waktu lebih kurang 2-3 pekan. Berapa lama ikan cupang betina bisa
dikawinkan lagi? Disarankan indukan betina cuma dikawinkan satu kali saja.

Berikut adalah tahap-tahap pemijahan ikan cupang, antara lain :

1. Isi tempat pemijahan dengan air bersih dengan tinggi 10-15 centimeter. Menjadi
catatan gunakan air tanah atau air sungai yang jernih. Endapkan terelebih dahulu air
yang akan digunakan setidaknya selama satu malam. Hindari penggunaan air pada
kemasan atau air PAM yang berbau kaporit.
2. Masukkan kedalam wadah tadi tanaman air, sebagai tempat burayak (anak ikan yg
masih kecil) berlindung. Akan tetapi penempatan tumbuhan air jangan terlalu padat.
Sebab tumbuhan air berpotensi mengambil oksigen terlarut yang tersedia dalam air.
3. Masukkan ikan cupang jantan yang sudah siap kawin. Biarkan ikan tadi selama satu
hari dalam wadah. Ikan cupang jantan akan membentuk gelembung-gelembung
udara. Gunanya buat menyimpan telur yang telah dibuahi. Buat memancing si jantan
membangun gelembung, masukkan ikan cupang betina namun dipisah.
Caranya, ikan betina dimasukkan pada gelas plastik bening (bekas gelas akua) dan
benamkan ke dalam aquarium dimana ikan jantan berada.
4. Sesudah indukan jantan menurunkan gelembung, masukkan indukan betina. Waktu
pemijahan ikan cupang umumnya terjadi lebih kurang pukul 7-10 pagi atau pukul 4-6
sore. Ikan cupang relatif sensitif saat kawin, usahakan tutup wadah menggunakan
koran atau letakkan pada ruang yang terhindar dari hilir mudik manusia dan bunyi
bising.
5. Sehabis terjadi pembuahan angkat lekas indukan betina, sebab yang bertanggung
jawab membesarkan dan menjaga burayak yaitu cupang jantan. Dengan mulutnya si
jantan akan memunguti telur yang sudah dibuahi dan meletakkannya kepada
gelembung-gelembung tersebut. Jika indukan betina tak diangkat, maka telur-telur
yang sudah dibuahi akan dimakan si betina.
6. Sesudah kurang lebih satu hari telur-telur tadi akan menjadi burayak. Selama Tiga
hari kedepan burayak tak wajib diberi pakan sebab masih menyimpan nutrisi yang
terbawa pada telur. Ikan cupang jantan pula akan berpuasa selama menjaga burayak.
7. Sesudah 3 hari terhitung semenjak telur menetas, berikan kutu air (moina atau
daphnia). Pemberian pakan jangan lebih banyak dari burayak alasannya pakan akan
mengotori air dan menjadi amoniak (“racun”) serta membuat kematian pada burayak.
8. Indukan jantan baru diambil sesudah burayak berumur Dua minggu terhitung
semenjak menetas. Pindahkan burayak tadi pada wadah yang lebih besar dan berikan
kutu air yang lebih besar atau larva nyamuk.
9. Sesudah 1,5 bulan, ikan sudah dapat dipilah menurut jenis kelaminnya. selanjutnya
pisahkan ikan-ikan tadi ke wadah pembesaran. Begitulah cara ternak ikan cupang
yang bisa dilakukan secara langsung di rumah. Dengan mudahnya cara ternak ikan
cupang ini, dan banyaknya keuntungan dalam pemeliharaanya. Misalnya kalian bisa
melihat keindahannya tiap saat, harga ikan cupang hias yang relatif mahal. Dan
sebagai kepuasan tersendiri untuk penyuka ikan, tak ada salahnya buat mencoba
untuk beternak ikan cupang ini.
3.3.3 Analisa bisnis ikan cupang
Wirausaha ikan cupang
Analisis usaha budidaya ikan cupang dengan membeli 8 pasang indukan cupang hias,
sebagai brikut.

Biaya Operasional
NO Nama Barang Jumlah
1. Pakan : Pupuk kandang 1 karung. Rp. 9.000,-
2. Biaya obat / lain-lain. Rp. 100.000,-
TOTAL Rp. 109.000,-
3. Jumlah Modal Awal Rp. 2.977.000,-
4. Panen dalam 2 minggu menghasilkan :
a. Benih berkualitas (8x50) @Rp. 9.000,- Rp. 3.600.000,-
b. Benih sisa (8x100) @Rp. 3.500,- Rp. 2.800.000,-
Pendapatan Rp. 6.400.000,-
Pengeluaran Rp. 3.197.000,-
Keuntungan Rp. 3.203.000,-

Berdasarkan analisa usaha yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwasanya:

1. Hal-hal yang wajib diperhatikan pada budidaya ikan cupang diantaranya persiapan
kolam, kualitas air yang bagus, pemberian pakan yang sesuai, seleksi induk yang
bagus, pemijahan secara baik dan benar, pemanenan, dan pemasaran ikan cupang.

2. Modal awal pada budidaya ikan cupang yaitu sebanyak Rp 2.977.000,00


menggunakan pengeluaran untuk kebutuhan budidaya dari pembelian benih, botol,
akuarium, dan obat-obatan yaitu sebanyak Rp 3.197.000,00 bisa menghasilkan
pendapatan Rp 6.400.000,00 yang jika dihitung keuntungannya yakni sebanyak Rp
3.203.000,00 untuk periode 2 bulan pemanenan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pratama, A. R. (2021). Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan Cupang. Jurnal Tropika
Bahari , 1(1), 19-26. Retrieved from http://jurnal.unucirebon.ac.id/index.php/jtrbh/

article/view/169

2. Erma Primanita Hayuningtyas, Eni Kusrini, Riani Rahmawati. Penggunaan hormon


pertumbuhan rekombinan dalam memacu pertumbuhan benih ikan wild betta

3. Sulistyo Adhi, A., & Lestira Dhewantara, Y. (2017). Pengaruh Padat Tebar Terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Cupang (Betta sp.). Jurnal Ilmiah Satya
Minabahari, 3(1), 61-66. https://doi.org/10.53676/jism.v3i1.44

4. Nurhayati Nurhayati .Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas


Perikanan.Universitas Abulyatama. Jalan Blang BIntang Lama Km. 8,5 Lampoh
Keudee, Aceh Besar.Provinsi Aceh, Indonesia

5. Arifin, O. Z.,Prakoso, V. A., & Pantjara, B.(2017a). Ketahanan ikan tambakan


(Helostoma temminckii) terhadap beberapa parameter kualitas air dalam lingkungan
budidaya. Jurnal Riset Akuakultur,12(3), 241-251.

Anda mungkin juga menyukai