Anda di halaman 1dari 13

Blog Bersama

Assalamulaikum warohmatulahi wabarokatuh

BUDIDAYA IKAN

Proposal Budidaya Ikan Hias (Ikan Cupang)


Date: November 21, 2015 Author: elfian permana 8 Comments
 
 
 
 
 
 
i
5 Votes

Jadilah pembaca dan pengcopy yang baik dengan mencantumkan sumber yang anda
ambil . budayakan tidak untuk menjadi plagiat/plagiator. terima kasih sudah
berkunjung dan beretika dalam berblog.

(Elfian Permana)

Baca juga bukunya : Buku praktis budidaya Ikan cupang

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Ikan Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa


negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam
mempertahankan wilayahnya dan Sebagai ikan hias dikarenakan bentuk tubuhnya
yang indah banyak di sukai orang.

Ikan jagoan ini ditemukan pertama kali di perairan-perairan Thailand, Malaysia


atau Asia Tenggara. Sekalipun dahulu orang belum mengetahui kehebatannya
bertarung, namun satu hal yang sering mendapatkan perhatian adalah si jantan
mempunyai warna yang menarik, selain itu juga mudah diurus, karena tahan
ditempatkan dalam wadah mini sekalipun, dan mudah sekali beradaptasi.
Ikan cupang (Betta sp.) adalah salah satu jenis hewan peliharaan yang mempunyai
daya tarik pada warna yang dimunculkan dari tubuhnya. Berbagai warna-warni
indah pada ikan pada dasarnya dihasilkan oleh sel-sel pigmen (chromatophore)
yang terletak pada kulit ikan. Ikan cupang (Betta sp.) adalah salah satu jenis hewan
peliharaan yang mempunyai daya tarik pada warna yang dimunculkan dari
tubuhnya seperti bentuk, tampilan dan warnanya. Keindahan bentuk sirip dan
warna sangat menentukan nilai jual. Warna pada ikan cupang mempunyai fungsi
yang signifikan, yaitu sebagai pengenal jenis yaitu dari tampilan pola dan corak
warna pada tubuhnya juga sebagai proteksi diri dari ancaman pemangsanya
(Purwakusuma, 2007)

Ikan cupang menjadi daya tarik para penggemar ikan hias dari warna, ekor dan
bentuk tubuh. menjadi nilai ekonomis yang paling menguntungkan bagi
pembudidaya ikan. Selain harganya yang cukup mahal dan budidayanya pun cukup
mudah dilakukan.

1.2  Tujuan

Mengoptimalkan pemanfaatan potensi lahan yang ada untuk budidaya


perikanan.
Meningkatkan pendapatan
Mengetahui budidaya ikan cupang

1.3. Manfaat

Sebagai peluang pembukaan usaha


Pengetahuan untuk pembudidaya ikan cupang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Cupang

Menurut Sugandy (2002), ciri khusus ikan cupang (Betta splendens) dapat dilihat
dari beberapa bentuk tubuhnya seperti bentuk badan memanjang dan warna yang
beraneka ragam yakni cokelat, hijau, merah, biru, kuning, abu-abu, putih dan
sebagainya, sirip punggung lebar dan terentang hingga ke belakang dengan warna
cokelat kemerah-merahan dan dihiasi garis-garis berwarna-warni, sirip ekor
berbentuk agak bulat dan berwarna seperti badannya serta dihiasi strip berwarna
hijau, sirip perut panjang mengumbai dihiasi aneka warna dan lehernya berdasi
dengan warna yang indah, ujung siripnya sering kali dihiasi warna putih susu, sirip
analnya berwarna hijau kebiru-biruan dan memanjang. Di Indonesia terdapat
cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang,
Kalimantan Timur.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan                      :           Animalia

Filum                           :           Chordata

Kelas                           :           Actinopterygii


Ordo                            :           Perciformes

Famili                          :           Osphronemidae

Genus                          :           Osphronemus

Spesies                        :           Betta Sp. (Daelami, 2001)

2.2 Jenis Cupang

Perkembangan variasi ditinjau dari segi bentuk dan warna terbilang pesat dalam
beberapa generasi terakhir. Beberapa jenis cupang yang dikenal sekarang ini. Ikan
cupang di atas dikenal sebagai mouth breeder yaitu ikan cupang yang mengerami
telurnya di dalam mulut, sedangkan kelompok di bawah ini yang merupakan
kerabat ikan cupang (betta), yang membangun sarangnya dengan busa (bublle nest).
Pertumbuhan ikan cupang relatif cepat sehingga masa pembesarannya tidak terlalu
lama (Perkasa, 2001).

2.3 Budidaya Ikan cupang

2.3.1 Wadah

Wadah cara berternak ikan cupang yang baik yaitu bak semen atau akuarium yang
ukurannya tak perlu besar yakni cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm,
masih wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang dapat
dipakai diantaranya : baskom, akuarium kecil atau ember bisa dipakai buat
memijahkan ikan.

Kualitas air dengan sering menggantinya agar cupang tidak terserang


penyakit.Untuk menjaga kualitas air biasanya para penangkar ikan cupang 
menggunakan daun ketapang. Selain untuk menstabilkan pH air, daun ketapang
dapat juga mengobati ikan cupang adu yang terserang penyakit jamur.

2.3.2. Seleksi Induk

Ketika sudah berumur 3-4 bulan ikan pun sudah siap menjadi indukan dan matang
gonad. Seleksi ikan jantan :  umur ± 4 bulan, wujud badan dan siripnya panjang dan
berwarna indah, gerakannya agresif dan lincah, keadaan badan sehat ( tidak
terjangkit penyakit ). ciri-ciri ikan cupang betina yang matang gonad : umur sudah
meraih lebih kurang 4 bulan, wujud badan membulat putih di lebih kurang perut
mengisyaratkan siap kawin,gerakannya lambat, sirip pendek dan warnanya tidak
menarik, keadaan badan sehat. Pakan indukan Jentik nyamuk sebagai pakan yang
utama bagi cupang karena jentik nyamuk banyak mengandung protein yang baik
untuk ikan cupang.

2.3.3. Pemijahan

Menurut Lingga dan Susanto (2003), bila induk jantan memang siap memijah, maka
esok hari kita akan melihat busa yang sudah di buat oleh induk jantan. Semakin
banyak busa yang di buat menunjukan memang induk jantan sudah siap, ketika itu
barulah kita melepas induk betina kedalam wadah. Pelepasan induk betina
sebaiknya pada pagi hari, apabila kedua induk memang siap dan baik, maka
keesokan hari atau paling lambat 2 hari setelah pemijahan kita akan menemukan
busa yang di buat induk jantan sudah berisi telur ikan. Peminjahan ikan cupang
perbandingan 1 : 1 dengan menghasilakan dalam satu kali perkawinan, ikan cupang
bisa menghasilkan hingga 1000 butir telur. Telur tersebut akan menetas dalam
waktu 24 jam setelah pembuahan. tingkat kematian pembenihan ikan cupang cukup
tinggi. Indukan jantan bisa dikawinkan hingga 8 kali dengan interval waktu sekitar
2-3 minggu. Sedangkan indukan betina disarankan hanya dikawinkan satu kali saja.
Bila dipaksakan, pada perkawinan berikutnya akan terjadi penurunan keragaman
jenis kelamin. Dimana anakan ikan semakin didominasi kelamin betina.

2.3.3. Pemeliharaan Telur

Merawat telur ikan cupang adalah yang jantan, jika telur udah banyak dan belum
menetas, cepat2 lah pisahkan betinanya, jadi yang menjaga telur adalah jantan. jika
sudah 3 hari menetas / anak ikannya sudah bisa berenang langsung pisahkan induk
jantannya. dan berikan anak ikan makan kutu air halus. Setelah besar berikan
makan cacing. dan jangan lupa jika udah besar pisahkan anak-anak ikan .

2.3.4. Pemeliharan Larva dan Burayak

Telur akan menetas stelah 3 hari saat baru menetas, larva cupang membawa kuning
telur sebagai cadangan makanan sebelum sanggup memakan pakan yang diberikan.
Sebaiknya sat ini tidak memberikan pakan untuk larva cupang, karena makan
tersebut akan membusuk dan dapat mempengaruhi kesehatan cupang. Pada awal
kehidupannya, larva cupang sering jatuh kedasar kolam karena belum pandai
berenang. Larva tersebut akan oleh induk jantan, kemudian disemburkan ke
gelembung udara. Induk jantan dapat dipindahkan jika gelembung udara telah
habis. Pada 3 – 4 hari pertama, larva cupang diberi pakan infusoria, lalu kutu air.
Populasi larva dibuat padat agar ukuran tubuhnya saat dewasa tetap kontet atau
kerdil meskipun umurnya sudah tua. Dengan demikian, penampilannya tetap
tampak muda, padahal sisik dan giginya sudah sekuat cupang tua. Ini adalah trik
yang sengaja dilakukan agar cupang tua (umur 8 bulan) dapat diadu dengan cupang
umur 6 -7 bulan.

2.3.4. Panen

Pada Usia 2 – 3 ikan harus segera dipisahkan untuk mencegah terjadinya


perkelahian antar ikan. Penggunaan aquarium kecil, bak beton dengan di skat – skat
kayu atau bak terpal yang di skat plastic untuk mencegah terjadinya perkelahian
antar ikan karena sifat ikan yang cenderung ganas.

2.3.5. Pasca Panen

Penggelolaan setelah panen menrupakan proses untuk meningkatkan harga jual


ikan.  pada ikan cupang untuk meningkatkan harga jual yaitu dengan
menambahkan tingkat kecerahan ikan dengan cara pemberian beta karotein. Beta
karoten biasa terdapat pada wortel, tumbuhan bunga dan cacing sutra. Warna yang
cerah dari pemeberian beta karoten akan menghasilkan daya tarik para pembeli
dan akan meningkatkan harga jual.

BAB 3. METEDOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat         


Alat merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan
penelitian. alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam penelitian

No. Alat Spesifikasi Jumlah Fungsi


Untuk
20 cm x 20 cm x
1. Aquarium 4 buah pemijahan
30 cm
ikan cupang
Sebagai
wadah
2. Bak Terpal 1 m x 1 m x 40 cm 4 buah
burayak ikan
cupang
Untuk
3. Seser Ukuran 5 x 5 cm 4 buah memindahkan
ikan cupang
Untuk
5. Aerator – 4 buah penyuplai
oksigen
Untuk
mengukur
oksigen
4. DO meter Digital 1 buah
terlarut air
wadah saat
ekstraksi
Mengukur
5. pH meter Digital 1 buah
kadar pH air
Mengukur
6. Termometer – 2 buah
Suhu air
Wadah untuk
Diameter 20 cm,
7. Ember 2 buah memindahkan
tinggi 20 cm
ikan
3.1.2.   Bahan

Bahan merupakan sangat diperlukan dalam penggunaan kegiatan penelitian. Bahan


yang digunakan dalam kegiatan penelitian sebagai berikut :

Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam penelitian

No. Bahan Spesifikasi Jumlah Fungsi


Induk jantan 10
20 Ikan
1. Ikan cupang dan induk betina
ekor Berkembangbiakan
10
Tumbuhan Panjang 10 cm
2. 4 buah Substrat pemijahan
air dan berakar
Sebagai pakan
3. Cacing Sutra Ukuran   3 – 4 cm 1 kg
alami
Ukuran diameter Pakan untuk
4. Telur ayam 1 kg
5 cm burayak
Plastic
5. Ukuran 500 ml 200 Packing ikan
packing
3.2.      Langkah Kerja

Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan

Membuat wadah (akuarium) dan bak yang akan digunakan dan pemasangan aerasi
di dalam wadah (akuarium) dan bak .

Persiapan Pakan dan Induk ikan

Persiapan Induk ikan jantan dan Betina untuk budidaya dan pakan alami sebgai
pakan indukan dan anakan yang akan dipelihara.

Mempersiapkan wadah Pemijahan

Persiapan wadah pemijahan dengan menggunakan aquarium untuk lebih mudah


dalam mengamati ikan yang memijhah.

Seleksi Induk

Ciri-ciri ikan cupang betina yang matang gonad : umur sudah meraih lebih kurang 4
bulan, wujud badan membulat putih di lebih kurang perut mengisyaratkan siap
kawin, gerakannya lambat, sirip pendek dan warnanya tidak menarik, keadaan
badan sehat. Pakan indukan Jentik nyamuk sebagai pakan yang utama bagi cupang
karena jentik nyamuk banyak mengandung protein yang baik untuk ikan cupang.

Pemeliharaan Induk

Pemeliharaan Induk pemberian pakan dengan menggunakan jentik nyamuk dan


cacing sutra dengan pemberian vitamin 2 hari sekali.

Pemijahan

Pemijahan dilakukan di aquarium dengan waktu 1 hari dari penyatuan induk.

Pemeliharan telur

Pemeliharaan telur dilakukan dibak pemijahan dan hanya memindahkan induk


betina ke bak pemeliharaan induk.

Pemeliharan Larva dan Benih

Pemeliharaan larva selama 1 bulan dan di beri pakan kuning telur ayam dan pada
usia 1 – 3 bulan ikan diberi pakan jentik nyamuk dan cacing sutra.

Pemisahan Ikan

Pemisahan Ikan untuk mencegah terjadinya pertengaran antar ikan, untuk


memisahkannya dengan mesekat wadah dengan triplek atau plastic.

Pemanenan
Pemanenan dengan cara memasukan ikan ke plastic berukuran kecil yaitu 500 ml
per plastik.

3.3.      Analisis Usaha

3.3.1. Biaya Tetap

Harga
Total
 No Uraian jumlah satuan
satuan harga

Rp.
680.000
Aquarium
1 4 Unit Rp 170.000 Rp
Induk Ikan 200.000
2 10 Pasang Rp 20.000
cupang
Rp
3 4 Buah Rp 50.000
Aerator 200.000
4 20 Meter Rp 8.000
Bak terpal Rp
5 1 Unit Rp 170.000 160.000
aerator
6 1 Buah Rp 20.000 Rp
termometer 170.000
7 7 Meter Rp 1.000
selang aerasi Rp 20.000
8 2 Buah Rp 5.000
ember Rp 7.000
9 4 Buah Rp 5.000
skopnet Rp 10.000

Rp 20.000

Rp
Jumlah
1.467.000
Ket. 1. Periode usaha 5 bulan.

2. nilai susut 5/24 x total harga

3.3.2.      Biaya tidak tetap

Harga Total
No uraian Jumlah satuan
satuan Harga
1 listrik
5 bulan Rp 50.000 Rp 250.000
2 pakan(cacing)
20 gelas Rp 25.000 Rp 200.000
3 telur
1 kg Rp. 15.000 Rp. 15.0000
4 obat-obatan
(MB) 2 karung Rp 10.000 Rp 20.000
5
plastik 2 botol Rp 8.000 Rp 16.000
6
packing (20 x 1 pack Rp 20.000 Rp 20.000
7 20)

JUMLAH Rp.521.000
Biaya Total/periode               =  Biaya tetap + Biaya tidak tetap

=   Rp 1.467.000  + Rp. 521.000

=    Rp. 1.988.000

Jumlah benih yang dihasilkan

Jumlah produksi telur = jumlah induk menghasilkan telur x Daya tetas atau yang
menetas (HR)

1 induk menghasilkan 30 telur paling sedikit

=  10 induk (300 telur) x 50 %

=  300 telur x 50

100

= 150 ekor

Jumlah produksi telur 4 x pemijahan/periode

= 150 ekor x 4 = 600 ekor

Total Benih 1 periode/pemijahan  = 600 ekor x  SR 60% ( perkiraan Benih yang
hidup)

= 600 ekor x 60 %

= 360 ekor

Total produksi benih/siklus = 360 x 4 = 1440 ekor

B. hasil penjualan 1 siklus

                = 1440 ekor x Rp 7.000


                = Rp 10.800.000

pendapatan

=   penerimaan – biaya produksi

=   Rp 10.800.000 – Rp 1.988.000=   Rp 8.092.000

1. Analisis Usaha :
2. R/C = Penerimaan     :  biaya produksi

=  Rp 10.800.000 : Rp 1.988.000

=  Rp  5,43

Artinya:  setiap investasi sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan Rp 5,43

BEP (ekor) =  total biay a tetap

harga jual/ekor – biaya tidak tetap/ekor

=   Rp 1.467.000

Rp 7000 – 521.000

1440

=   Rp 1.467.000

3000 – 361

=   Rp 1.467.000       =    555 ekor

2639

Artinya: titik impas baru dicapai jika menghasilkan 555 ekor

BEP (Rp)   =   total biaya tetap

1- (biaya tidak tetap : hasil penjualan)

=           1.467.000

1- (521.000: 8.092.000)

=     Rp 1.467.000

1- 0,064

=      Rp 1.467.000

0,93

=     Rp 1.577.419

Artinya: titik impas baru dicapai jika menghasilkan penerimaan sebesar Rp Rp


1.577.419
DAFTAR PUSTAKA

Daelami, D. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta.

1997. Susanto dan Lingga, P. 1997. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta.

Lambert. 2003. Buku Pintar Budidaya Kan Hias Air Tawar. Gramedia, Jakarta

Perkasa, B.E. 2001. Budidaya Cupang Hias dan Adu. Penebar Swadaya, Jakarta

Regan 1908 dalam Sudrajad 2003. Pembenihan Dan Pembesaran Cupang Hias.
Kanisius, Yogyakarta.

Sudrajad. 2003. Pembenihan Dan Pembesaran Cupang Hias. Kanisius, Yogyakarta.

Sugandy,  I. 2002. Budidaya Cupang Hias. Argo Media Pustaka, Jakarta.

Susanto, H. 1991. Memelihara Cupang. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Zairin, M.J. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan Atau Betina. Penerbit
Swadaya, Jakarta

Published by elfian permana

Elfian permana lahir di Kabupaten bekasi dan besar di bekasi. View all posts by
elfian permana

8 thoughts on “Proposal Budidaya Ikan Hias (Ikan Cupang)”

Add Comment

1. Lukmana Putra says:


September 25, 2016 at 8:49 am
 
0
 
0
 
i
Rate This

izin mencotoh ya Mas,saya tentang ikan Guppy…


Reply
1. elfian permana says:
October 9, 2016 at 6:56 am
 
1
 
0
 
i
Rate This

iya monggo..

Reply
2. Dadang says:
November 22, 2016 at 6:39 pm
 
0
 
0
 
i
Rate This

Jumlah induk x HR

HR itu apa gan..?

Reply
1. elfian permana says:
November 23, 2016 at 11:05 am
 
0
 
0
 
i
Rate This

Jumlah telur yang di hasilkan x (dikali) HR ( yang menetas) . sudah


diperbaharui di blog silahkan dilihat kembali.

Reply
3. junghyoduck says:
March 12, 2017 at 12:48 pm
 
0
 
0
 
i
Rate This

Makasih kak. Memudahkan tugas sekolah hehe


Reply
1. elfian permana says:
April 1, 2017 at 3:51 am
 
0
 
0
 
i
Rate This

iya sama2. semoga bermanfaat

Reply
4. akbarSR says:
May 9, 2017 at 2:02 pm
 
1
 
0
 
i
Rate This

terima kasih bang…

Reply
1. elfian permana says:
May 13, 2017 at 4:17 am
 
0
 
0
 
i
Rate This

iya sama2.
terima kasih sudah mampir

Reply

© 2019 BLOG BERSAMA

Anda mungkin juga menyukai