Anda di halaman 1dari 5

Nama: Hafid Nur Holis

NPM: 19742033

Prodi: Budidaya Perikanan

Matkul: Teknik Budidaya Air Tawar

LAPORAN
Persiapan Wadah Budidaya Ikan Air Tawar

A. Tujuan praktikum
1. Mahasiswa tau bagaimana cara melakukan persiapan kolam sebelum melakukan
Budidaya.
2. Mahasisawa mampu melakukan pengeringan kolam,pengapuran kolam, dan pemupukan
kolam.
3. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan melakukan persiapan kolam seperti
pengeringan,pengapuran dan pemupukan.

B. Waktu dan Tempat Praktikum

Hari/Tanggal: Kamis 1 Oktober 2020

Waktu: 13.00-15.00 WIB

Lokasi: Kobel Perikanan

C. Alat dan Bahan yang di gunakan


Pada saat pengapuran alat dan bahan yang digunakan:
1. Alat 2. Bahan
 Wadah Ember  Kapur Doloit da nada juga kapur
 Masker yang lainnya
 Sepatu Lahan/Sepatu but
 Jas Praktikum
 Sarung Tangan
Pada saat Pemupukan alat dan bahan yang digunakan

1. Alat 2. Bahan
 Karung yang sudah di Bolongin  Kotoran ayam yang sudah kering
 Pemberat (Batu)  Kotoran Kambing yang sudah kering
 Bahan
 Kotoran ayam yang sudah kering
 Kotoran Kambing yang sudah kering
 Pemberat (Batu)

D. Hasil

Persiapan Media Budidaya/Kolam adalah proses menyiapkan air sebagai media hidup biota
budidaya, agar nantinya didapatkan lingkungan yang ideal bagi kehidupan biota budidaya,
sehingga tujuan akhirnya didapatkan biota yang dapat hidup dan tumbuh dengan maksimal.
Persiapan kolam pada umumnya meliputi pembersihan, pengangkatan lumpur hitam,
pengolahan dasar kolam, pengeringan, perbaikan pematang dan saluran air, pengapuran,
pemupukan, serta pengisian air kolam.

Berikut adalah persiapan media Budidaya pada kolam Tanah:

1) Pembersihan Kolam budidaya Dan Pembuangan Air Kolam


Pembersihan dilakukan pada kolam didalam maupun sekitar, untuk membuang kotoran sisa
budidaya sebelumnya, yang dapat mengganggu kegiatan budidaya berikutnya, seperti semak
belukar, dedauan dan ranting pohon yang jatuh ke kolam. Sedangkan membuang air
bertujuan untuk mempermudah proses selanjutnya.

2) Pengolahan Dasar Kolam


Pada proses ini kita melakukan pengangkatan tanah yang berwarna hitam, dan juga
melakukan pembajakan pada dasar kolam.
Tanah yang diangkat adalah tanah dasar kolam yang berlumpur, berbau busuk dan
menyengat, serta berwarna hitam pekat, sebaiknya diangkat dan dibuang karena tiap tanah
yang demikian itu sudahsangat asam. Lapisan tanah dasar kolam yang berwarna hitam
tersebut dicangkul sedalam 5 – 10 cm, lalu diangkat dan dipindahkan ke pematang atau
tempat lain di luar kolam.
Selanjutnya tanah diolah dengan cara dibajak atau dicangkul. Kedalaman pembajakan
sekitar 10 cm. Pembajakan tanah berfungsi untuk membalik tanah agar tanah menjadi
gembur. Bersamaan dengan pembajakan, angkat lumpur hitam yang biasanya tersisa di dasar
kolam. Lumpur hitam tersebut terbentuk dari sisa pakan yang tidak habis dimakan ikan.
Lumpur hitam biasanya menimbulkan aroma busuk dan mengandung gas beracun seperti
hidrogen sulfida (H2S), nitrit (NO2) dan amoniak (NH3). Disamping itu, lakukan
pemeriksaan terhadap pematang atau tanggul-tanggul. Bila ada kebocoran atau rusak segera
ditambal. Bersihkan juga dasar kolam dari kerikil dan sampah anorganik.

3) Pengeringan Kolam
Pengeringan kolam tanah harus dilakukan setiap kali budidaya ikan dimulai. Caranya
dengan mengosongkan isi kolam dan menjemur dasar kolam. Penjemuran berlangsung
selama 3-7 hari tergantung cuaca dan jenis tanah. Sebagai patokan, penjemuran sudah
selesai apabila tanah terlihat retak-retak. Penjemuran yang terlalu lama akan menyebabkan
tanah membatu. Sebaiknya jangan sampai seperti itu. Untuk mengukurnya, injak dasar
kolam. Bila telapak kaki kita hanya meninggalkan jejak sedalam kurang lebih 1 cm,
pengeringan sudah dianggap cukup. Bila jejak yang ditinggalkan masih dalam, penjemuran
belum maksimal. Pengeringan dasar kolam tanah dilakukan untuk memutus siklus hidup
hama dan penyakit yang mungkin ada pada periode budidaya sebelumnya. Sebagian besar
mikroorganisme patogen akan mati dengan sinar matahari kekeringan. Selain itu,
penjemuran juga membantu menghilangkan gas-gas beracun yang terperangkap di dasar
kolam.

4) Pengapuran
Kolam tanah yang telah dipakai budidaya ikan biasanya keasaman tanahnya meningkat
(pH-nya turun). Oleh karena itu perlu dinetralkan dengan memberikan kapur pertanian atau
dolomit. Derajat keasaman ideal bagi perkembangan ikan biasanya berkisar pH 7-8. Bila
derajat keasaman tanah kurang dari itu perlu pengapuran. Pengapuran merupakan persiapan
kolam yang digunakan untuk mematikan hama dan parasit ikan, stabilisator pH tanah dan
air, menaikkan alkalinitas, kesadahan dan ketersediaan unsur Pupuk. kebutuhan kapur
CaCo3 pada kolam budidaya dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
pH target – pH awal

Untuk menaikan 1 poin pH tanah di butuhkan 2 ton kapur per hektar atau sama dengan 200
gram/m²
Contohnya Kita memiliki kolam dengan luas 150m², dan di kolam tersebut memiliki pH 5,
kita ingin membuat kolam tersebet memiliki pH 7,5
Jadi: pH target (7,5) – pH awal (5)
: 2,5
= luas kolam X 200 (2,5)
= 150 X 200 (2,5)
= 150 X 500
= 75.000 gram
Jadi dibutuhkan 75.000 gram kapur

5) Pemupukan

Setelah proses pengapuran selesai, langkah selanjutnya adalah pemupukan. Sebaiknya


gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar. Apabila dirasa kurang, bisa ditambahkan pupuk
kimia atau penyubur tanah lainnya. Pupuk organik mutlak diperlukan untuk mengembalikan
kesuburan tanah. Pupuk organik akan merangsang aktivitas kehidupan dalam tanah. Tanah
yang kaya bahan organik merupakan surga bagi berbagai macam organisme untuk
berkembang biak. Organisme tersebut nantinya sangat bermanfaat sebagai pakan alami ikan.
Jenis pupuk organik yang digunakan bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Dosisnya
sekitar 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebarkan secara merata di permukaan dasar kolam. Bila
dirasa kurang, bisa ditambahkan pupuk kimia. Pupuk kimia yang sering dipakai untuk dasar
kolam adalah urea dan TSP. Setelah dipupuk, kolam dibiarkan selama 1-2 minggu.
Selanjutnya, kolam siap untuk diisi air.
E. Kesimpulan
Persiapan media budidaya itu sangatlah penting, karena dapat mempengaruhi hasil saat kita
berbudidaya. Jika kita tidak melakukan persiapan media tidak secara benar atau bahkan tidak
melakukan nya sama sekali pasti akan ada beberapa masalah yang muncul pada saat
berbudidaya baik itu dampaknya dirasakan secara langsung ataupun seacara tidak langsung,
ntah itu ada hama yang menyerang, pertumbuhan ikan kita lamban, ikan mati secara tiba-tiba,
atau bahkan kerusakan pada media budidaya seperti kerusakan pematang, kolam bocor,
kerusakan pada saluran inlet dan outlet air dan masih banyak lagi dampak-dampak negative
yang terjadi karena kita mengabaikan persiapan media budidaya kita.

Anda mungkin juga menyukai