Anda di halaman 1dari 14

1

JENIS-JENIS BAKTERI GRAM NEGATIF POTENSIAL


PATOGENPADA IKAN KERAPU LUMPUR (Epinephelus tauvina)
DI KERAMBA JARING APUNG PERAIRAN BELAWAN
Potential Pathogens of Gram Negative Bacteria to Greasy Grouper
(Epinephelus tauvina) in Floating Net Cages, Belawan

Prasetia Ajitama1), Dwi Suryanto2), Yunasfi3)


1)
Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, (Email: ajitama.99@gmail.com)
2)
Staf Pengajar Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara
3)
Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Greasy Grouper (E. tauvina) is a popular fish among Indonesian. Pest and
disease of greasy grouper becomes one the most important factors of the success
of the aquaculture of the Greasy Grouper. Greasy grouper with disease syimtomt
were taken from Floating Net Cages (FNC) located in Belawan. This study aimed
toobserve disease potential pathogenic bacteria,which infected the greasy grouper
and was also foundin FNC. The study was conducted from May to August 2014 in
SKIPM Laboratory of Class I Medan II. The isolation and characterization of the
bacterial pathogen of the greasy grouper and FNC water was condacted using
dilution methods. Three species of potential phatogenic bacteria were found i.e
Aeromonas salmonicida, Edwardsiella ictaluri, and Vibrio harveyi.

Keywords:Epinephelus tauvina, Floating Net Cages, Bacterial pathogens

PENDAHULUAN
Ikan kerapu lumpur (E. itu, ikan kerapu juga sering terserang
tauvina) merupakan ikan yang penyakit parasitik yang diakibatkan
populer di kalangan masyarakat luas bakteri dari genus Vibrio. Hal ini
dan menjadi kegemaran banyak mendorong perlu diadakan
orang di Indonesia. Hama serta pengkajian tentang penyakit yang
penyakit yang ada pada budidaya menyerang ikan kerapu.
ikan kerapu lumpur menjadi salah Penelitian ini bertujuan untuk
satu faktor yang cukup menentukan mengetahui jenis-jenis bakteri Gram
akan keberhasilan budidaya ikan negatif potensial patogen yang paling
kerapu lumpur.Permasalahan yang dominan hidup dan menginfeksi ikan
timbul dalam proses pemeliharaan kerapu lumpur, serta jenis bakteri
ikan kerapu dalam Keramba Jaring patogen pada air tempat ikan kerapu
Apung (KJA) adalah timbulnya lumpur itu hidup.
penyakit. Beberapa jenis penyakit Manfaat dari penelitian ini
yang ditemukan pada kegiatan sebagai informasi bagi pembudidaya
pemeliharaan tersebut antara lain ikan laut dengan mengetahui bakteri-
borok pada pangkal sirip ekor, sirip bakteri Gram negatif potensial
yang busuk, dan mulut merah. Selain patogen yang dapat menginfeksi ikan
laut khususnya ikan kerapu lumpur
serta bakteri-bakteri patogen yang METODE PENELITIAN
terdapat pada air tempat ikan kerapu Waktu dan Tempat Penelitian
lumpur itu hidup. Penelitian ini dilaksanakan
2

selama empat bulan yaitu bulan Mei Pelaksanaan Penelitian


sampai dengan bulan Agustus
Penelitian dilakukan dengan
2014.Lokasi pengambilan sampel
pengambilan sampel ikan kerapu
ikan kerapu lumpur dilakukan di
lumpur yang mengalami gejala
KJA milik UD. Sundorodi perairan
penyakit bakterial di KJA. Pada
Belawan. Identifikasi sampel ikan
penelitian ini dilakukan beberapa
dan air dilakukan di Stasiun
tahapan yaitu sterilisasi alat dan
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu
bahan, pembuatan media bakteri,
dan Keamanan Hasil Perikanan
pengambilan sampel ikan dan air,
(SKIPM) Kelas I Medan II, Jalan
isolasi dan identifikasi bakteri
Pelabuhan Perikanan Samudera
potensial patogen pada ikan dan air,
Gabion Belawan.
karakterisasi bakteri, dan uji reaksi
biokimia.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara
Pengambilan Sampel Ikan dan
lain laminar air flow, autoklaf,
Sampel Air
inkubator, timbangan analitik, hot
Sampel ikan kerapu lumpur
plate, cawan Petri, tabung reaksi,
(E. tauvina) diambil dari KJA
lampu Bunsen, botol sampel,
Belawan. Ikan yang diambil sebagai
coolbox, alumunium foil, magnetic
sampel dipilih ikan yang mengalami
stirer, labu Erlenmeyer, oven,
gejala penyakit seperti terdapatnya
mikroskop, jarum ose, dissecting
borok atau luka pada permukaan
set,alat tulis, kertas label, komputer,
tubuh ikan. Sampel ikan dimasukkan
camera.Bahan yang digunakan pada
kedalam kantong plastik berisi air
penelitian ini adalah sebagai berikut
KJA dan kemudian dibawa ke
sampel uji ikan dan air, Thiosulfate
laboratorium dalam keadaan hidup
Citrate Bile Sucrose (TCBS), Rimler
untuk dilakukan pengidentifikasian.
Shotts Agar (RSA), Mac Conkey
Pengambilan sampel air
Agar (MCA), Tryptic Soy Agar
dilakukan dengan mengambil contoh
(TSA), Oksidatif/Fermentatif (O/F),
air KJA dengan menggunakan botol
Motitlity Indol Ornithin (MIO),
steril. Botol yang telah berisi air hasil
Sulfit Indol Motility (SIM), bahan
sampling dimasukkan ke dalam
untuk uji pewarnaan Gram (Crystal
coolbox untuk menjaga agar bakteri
violet, aquades, lugol iodine,
tidak mati kemudian dikirim ke
safranin, dan etil alkohol 95%),
laboratorium untuk dianalisis.
KOH, Hidrogen Peroksida (H2O2),
Oksidase, Alkohol 70%.
Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Gram Negatif Potensial Patogen
dari Sampel Ikan
Bakteri patogen diisolasi
pada beberapa bagian tubuh ikan
yaitu hati, ginjal, limfa dan kulit
yang mengalami luka atau borok.
Isolasi bakteri dilakukan dengan
menggunakan teknik cawan gores
atau streak plate pada bagian-bagian
tubuh ikan tersebut. Kemudian di
goreskan pada 3 media selektif yang
berbeda yaitu TCBS, RSA dan tersebut kemudian dipindahkan ke
MCA, setelah itu kultur diinkubasi media TSA dengan menggunakan
dengan posisi cawan terbalik selama teknik cawan gores atau streak plate,
24 – 48 jam pada suhu ruang. Bakteri kultur diinkubasi dengan posisi cawan
yang tumbuh pada 3 media selektif terbalik selama 24 – 48 jam pada suhu
3

ruang (Darmayasa, 2008). 10.1 dimasukkan ke dalam tabung


Selanjutnya dilakukan reaksi yang berisi 9 ml akuades,
pengamatan secara makroskopik dan demikian seterusnya dilakukan seri
mikroskopik dengan pewarnaan pengenceran 10-3. Pengenceran 10-1,
Gram, serta serangkaian uji biokimia 10.2 dan 10-3 kemudian dimasukkan
untuk identifikasi spesies bakteri kedalam cawan petri pada 3 media
yang ada dalam sampel ikan. selektif yang berbeda yaitu MCA,
Pengamatan karakter makroskopik RSA dan TCBS dengan
koloni bakteri meliputi ukuran, menggunakan teknik cawan tuang
pigmentasi (warna koloni), bentuk atau pour plate. Kultur yang ada
karakter mikroskopik meliputi pada media selektif tersebut
ukuran, warna, dan bentuk bakteri. diinkubasi dengan posisi cawan
Uji biokimia meliputi uji KOH, uji terbalik selama 24 – 48 jam pada
katalase, uji oksidase, uji indol, uji suhu ruang. Setelah koloni tumbuh di
motilitas, uji H2S, uji oksidatif masing-masing media kemudian
fermentatif (O/F), uji citrate, uji diinokulasikan masing-masing
TSIA, uji MIO, uji LIA, uji urease, koloni tersebut pada TSA.
uji gelatin, uji methyl red, dan uji Selanjutnya dilakukan
vogesproskauer serta uji gula-gula pengamatan secara makroskopik dan
sebagai uji tambahan (uji glukosa, uji mikroskopik dengan pewarnaan
manitol, uji sorbitol, uji laktosa dan Gram, serta serangkaian uji biokimia
uji maltosa). untuk identifikasi spesies bakteri
seperti pada sampel ikan.
Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Gram Negatif Potensial Patogen Karakterisasi dan Identifikasi
dari Sampel Air Bakteri
Tahap isolasi sampel air yang Setelah diinkubasi selama 48
dianalisis dan dikultur menggunakan jam, dilakukan isolasi bakteri dengan
seri pengenceran. Metode seri metode goresan kuadran beberapa
pengenceran dilakukan dengan tahap hingga diperoleh 1 isolat yang
mengambil sampel air ke dalam murni. Isolat-isolat yang diperoleh
tabung reaksi yang berisi 9 ml kemudian diamati morfologi.
akuades lalu dihomogenisasi Pengamatan pada morfologi koloni
menggunakan vortex stirrer selama 2 seperti warna koloni bakteri diamati
– 4 menit sehingga didapat secara makroskopik sedangkan
pengenceran10-1, untuk mendapatkan bentuk, tepian, dan elevasi diamati
pengenceran 10-2 dilakukan dengan secara mikroskopik dengan
mengambil 1 ml dari pengenceran pembesaran 100 kali.
Pengamatan morfologi sel
dilakukan dengan melakukan
pewarnaan Gram dan uji reaksi
biokimia. Pewarnaan Gram
dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui bakteri Gram positif dan
Gram negatif secara mikroskopik
pada kaca preparat dengan
pembesaran 1000 kali sehingga dapat
diketahui bentuknya (kokus, batang KOH, uji katalase, uji oksidase, uji
atau spiral) (Hadioetomo, 1993). indol, uji motilitas, uji H2S, uji
Uji reaksi biokimia yang oksidatif fermentatif (O/F), uji citrat,
bertujuan untuk menumbuhkan uji TSIA, uji MIO, uji LIA, uji urease,
bakteri yang diinginkan dalam uji gelatin, uji methyl red, dan uji
media. Uji biokimia meliputi uji voges proskauer serta uji gula-gula
4

sebagai uji tambahan (uji glukosa, uji Referensi untuk identifikasi bakteri
manitol, uji sorbitol, uji laktosa dan menggunakan buku “Manual for the
uji maltosa). Uji reaksi biokimia Identification of medical Bacteria”
yang dilakukan dalam penelitian ini oleh Cowan and Steels (1974),
menggunakan. “Bergey`s Manual of Determinative
Bacteriology” oleh Holt dkk., (1994)
Analisis Data dan “Bacteria from Fish and Other
Setelah dilakukan semua uji Aquatic Animals” Oleh N.B. Buller
dibuat tabel hasil sehingga mudah (2004).
dalam pembacaan ciri-ciri bakteri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Ikan Terserang Penyakit
Tanda-tanda ikan yang
terinfeksi penyakit pada KJA
ditunjukkan dengan adanya lesi,
borok atau luka dan lendir yang
berlebihan pada sampel ikan dan hal
ini merupakan gejala klinis dari ikan
sakit yang akan di uji seperti pada
Gambar 1.

Gambar 1. Ikan Kerapu Lumpur (E. tauvina) yang terinfeksi penyakit

Pada pemeriksaan organ dan mengeluarkan bau tak sedap.


dalam ikan uji juga terdapat gejala Ginjal pada ikan uji terlihat terdapat
klinis seperti pada hati, ginjal dan pembengkakan, dan limfa berwarna
limfa. Hati ikan uji terlihat pucat, pekat dan terlihat tidak sehat seperti
berwarna merah kekuning-kuningan tampak pada Gambar 2.

(a) (b) (c)

Gambar 2. Organ Dalam (a) Hati (b) Ginjal (c) Limfa

Bakteri Gram Negatif Potensial sebanyak 3 jenis yaitu Vibrio


Patogen Pada Ikan dan Air harveyi, Aeromonas salmonicida,
Bakteri Gram negatif dan Edwardsiella ictaluri. Secara
potensial patogen pada ikan kerapu keseluruhan bakteri Gram negatif
lumpur (E. tauvina) dan sampel air potensial patogen pada ikan dan air
KJA yang didapat selama penelitian
yang paling dominan adalah bakteri 3 spesies bakteri yang menginfeksi
Vibrio harveyi. organ dalam (ginjal, hati, dan limfa)
Bakteri Gram negatif dan lesi, yaitu terdapat bakteri Vibrio
potensial patogen pada sampel ikan harveyi, bakteri Aeromonas
kerapu lumpur ditemukan sebanyak salmonicida, dan bakteri
5

Edwardsiella ictaluri. Pada sampel air KJA dengan


menggunakan metode pengenceran
ditemukan sebanyak 1835 cfu/ml
bakteri (Tabel 1). Jumlah sel
tersebut terdiri atas 1120 cfu/ml
bakteri Vibrio harveyi, 100 cfu/ml
bakteri Aeromonas salmonicida dan
715 cfu/ml bakteri Edwardsiella
ictaluri yang dapat dilihat pada Tabel
1.

Tabel 1. Jumlah Sel Bakteri Gram Negatif Potensial Patogen Pada Sampel Air
KJA KJA 2 KJA 3
Bakteri
(cfu/ml) (cfu/ml) (cfu/ml)
1
Vibrio harveyi 377 373 370
Aeromonas salmonicida – 100 –
Edwardsiella ictaluri 505 200 10

Morfologi Koloni Bakteri Gram Negatif Potensial Patogen Pada Ikan dan
Air
Bakteri Gram negatif A. salmonicida, dan E. ictaluri
potensial patogen yang ditemukan memiliki tepian dan elevasi yang
dapat dilihat dari morfologi koloni sama, hanya terdapat perbedaan pada
meliputi tepian, elevasi dan warna warna dari masing-masing ketiga
koloni yang dapat dilihat pada Tabel bakteri tersebut. Perbedaan warna
2. Berdasarkan Tabel 2 dapat bakteri dapat dilihat pada Gambar 3.
dijelaskan bahwa bakteri V. harvei,

Tabel 2. Morfologi Koloni Bakteri Gram Negatif Potensial Patogen Pada Ikan dan Air
Koloni
Media Spesies
Tepian Elevasi Warna

TCBS Rata Cembung Kuning Vibrio harveyi


RSA Rata Cembung Agak Kekuningan Aeromonas salmonicida
MCA Rata Cembung Putih Edwardsiella ictaluri

(a) (b) (c)

Gambar 3. (a) Bentuk koloni isolat Vibrio harveyi (b) Bentuk koloni isolat Aeromonas
salmonicida (c) Bentuk koloni isolat Edwardsiella ictaluri (perbesaran 100x)

Morfologi Sel Bakteri Gram Negatif Potensial Patogen Pada Ikan dan Air
Pengamatan morfologi sel mengidentifikasi bakteri potensial
perlu dilakukan pewarnaan Gram patogen yang menginfeksi sampel
dan uji Biokimia untuk ikan kerapu lumpur (E. tauvina).
Pewarnaan Gram yang dilakukan berwarna merah muda yang
secara mikroskopik dengan
perbesaran 1000x didapat hasil
pewarnaan Gram bakteri V. harveyi,
A. salmonicida dan E. ictaluri
6

merupakan Gram negatif dan bengkok. Pewarnaan Gram bakteri


berbentuk basil atau batang kecuali tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.
bakteri V. harveyi berbentuk batang

(a) (b) (c)


Gambar 4. Bentuk Sel dari Isolat (a) Vibrio harveyi (b) Aeromonas salmonicida (c)
Edwardsiella ictaluri (perbesaran 1000x)

Hasil pengamatan morfologi kerapu lumpur (E. tauvina). Bakteri


sel berupa pewarnaan Gram dan uji potensial patogen ini juga ditemukan
Biokimia yang dilakukan untuk pada KJA yang merupakan tempat
mengidentifikasi bakteri yang ikan kerapu lumpur itu hidup. Hasil
ditemukan pada ikan dan air diduga pengamatan morfologi sel baik
merupakan bakteri potensial patogen, pewarnaan Gram dan uji biokimia
bakteri-bakteri tersebut dapat dari ketiga bakteri dapat dilihat pada
menyebabkan penyakit pada ikan Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5.

Tabel 3. Hasil pengamatan morfologi sel berupa pewarnaan Gram dan uji biokimia
bakteri Vibrio harveyi
Kode Isolat Bakteri
Ikan Air
Karakter Vibrioharveyi Vh12, Vh13, Vh17,
Vh1, Vh5, Vh7, Vh8,
Vh19, Vh24, Vh25,
Vh11, Vh14, Vh22,
Vh32, Vh35, Vh39
Vh31, Vh34, Vh38
Vh41
Pewarnaan Gram
Bentuk Batang Batang Batang
Sifat Gram - - -
Uji Biokimia
Oksidase + + +
Katalase + + +
Motilitas + + +
H2S - - -
Indol + - -
Citrat + + +
Urease - + -
LIA - +
TSIA A/K A/K
MR + + +
VP - - -
O/F F F F
Gelatin + - -
Uji Gula-Gula
Glukosa + + +
Laktosa - -
Sorbitol - - -
Sukrosa V + +
Manitol + + +
Media Selektif
TCBS + + +
TSA + +
Keterangan: (+) positif, (-) negatif, O (Oksidatif), F (Fermentatif), V (Variabel),(A)
Acid, (K) Alkali

Tabel 4. Hasil pengamatan morfologi sel berupa pewarnaan Gram dan uji biokimia
bakteri Aeromonas salmonicida

Aeromonas Kode Isolat Bakteri


Karakter
Ikan Air
salmonicida As3, As10, As20,
As18
As23, As27, As37
Pewarnaan Gram
Bentuk Batang Batang Batang
Sifat Gram - - -
Uji Biokimia
Oksidase + + +
Katalase + + +
Motilitas - - -
H2S + + +
Indol - - +
Citrat V + +
Urease - - -
LIA + +
TSIA A/K A/K
MR V - -
VP - - -
O/F F F F
Gelatin + - +
Uji Gula-Gula
Glukosa - + +
Laktosa - - -
Sorbitol - - -
Sukrosa V + +
Manitol - + +
Media Selektif
RSA + + +
TSA + +
Keterangan: (+) positif, (-) negatif, O (Oksidatif), F (Fermentatif), V (Variabel), (A)
Acid, (K) Alkali
Tabel 5. Hasil pengamatan morfologi sel berupa pewarnaan Gram dan uji biokimia
bakteri Edwardsiella ictaluri

Edwardsiella Kode Isolat Bakteri


Karakter
Ikan Air
ictaluri Ei2, Ei4, Ei16, Ei26, Ei6, Ei9, Ei33, Ei15,
Ei29, Ei30, Ei40 Ei21
Pewarnaan Gram
Bentuk Batang Batang Batang
Sifat Gram - - -
Uji Biokimia
Oksidase - - -
Katalase + + +
Motilitas + - -
H2S - - +
Indol - - -
Citrat - + +
Urease - - -
LIA + +
TSIA K/K K/K
MR + + +
VP - - -
O/F F F F
Gelatin - - +
Uji Gula-Gula
Glukosa + + +
Laktosa - - -
Sorbitol - - -
Sukrosa - + +
Manitol - + +
Media Selektif
MCA + + +
TSA + +
Keterangan: (+) positif, (-) negatif, O (Oksidatif), F (Fermentatif), V (Variabel),(A)
Acid, (K) Alkali

Kualitas Air
Kondisi lingkungan perairan Hasil pengamatan kondisi kualitas
merupakan faktor yang dapat air di KJA perairan belawan
mempengaruhi kehidupan ikan pada disajikan pada pada Tabel 6.
habitatnya, satu diantaranya KJA.
Tabel 6. Hasil pengukuran kualitas air di KJA Perairan Belawan
KJA Suhu (oC) Salinitas(‰) Kecerahan (m) pH
1 30 21 1 8
2 31 21 1,5 7
3 31 21 1 6

Pembahasan lumpur yang diambil dari keramba


Penyakit Ikan jaring apung menunjukkan
Hasil pengamatan gejala terdapatnya lesi, luka atau borok dan
klinis yang terlihat pada ikan kerapu lendir yang berlebih pada bagian luar
tubuh ikan. Pada pengamatan di berada disudut atas keramba jaring
lapangan ikan kerapu lumpur yang apung. Wahjuningrum, dkk (2010)
diduga sakit juga berenang ke menyatakan bahwa dalam melakukan
permukaan, pergerakan lambat dan identifikasi atau diagnosis penyakit
ikan, nama penyakit dan gejala Bakteri V. harveyi pada
klinisnya penting diketahui karena isolasi ikan uji dan sampel air
dapat membantu dalam menentukan merupakan bakteri Gram negatif
kepastian penyebabnya. potensial patogen yang paling
Pada pemeriksaan organ dominan ditemui pada ikan kerapu
dalam ikan uji terlihat hati berwarna lumpur dan air. Organ yang paling
merah kekuning-kuningan dan banyak ditemukan bakteri ini adalah
berbau tidak sedap, ginjal terlihat limfa. Saptiani, dkk (2012), V.
pembengkakan dan limfa berwarna harveyi adalah golongan bakteri
merah tua dan agak gelap. Menurut Gram negatif yang ada di perairan
Sudheesh, Xu (2001), terjadinya laut yang menyebabkan timbulnya
penyakit sangat berkaitan dengan penyakit vibriosis. Bakteri ini
faktor-faktor patogenisitas bakteri, memiliki dinding sel yang
kecepatan perkembangbiakan mengandung peptidoglikan dan juga
patogen, maupun faktor pertahanan lipopolisakarida, yang fungsinya
inang dalam melawan patogen. melindungi sel. Bakteri ini sulit
Bakteri yang mampu bertahan diberantas dengan obat antibiotik,
tersebut akan masuk kedalam aliran yang sudah terserang umumnya tidak
darah sehingga menyebar ke seluruh dapat disembuhkan. Bakteri yang
sel tubuh inang maupun menuju resisten terhadap antibiotik dapat
organ target. mentransfer gen resisten ke bakteri
lain melalui air dan pakan.
Bakteri Gram Negatif Potensial Bakteri V. harveyi yang
Patogen Pada Ikan dan Air ditemukan pada ikan kerapu lumpur
Isolasi bakteri pada penelitian merupakan bakteri Gram negatif
ini dilakukan untuk mendapatkan potensial patogen yang dapat
bakteri potensial patogen pada ikan menyebabkan penyakit vibriosis.
kerapu lumpur yang diduga sakit. Ikan ini terlihat terdapat luka selain
Hasil isolasi pada luka, hati, ginjal organ hati, ginjal dan limfa juga
dan limfa pada ikan uji serta sampel ditemukan bakteri tersebut. Menurut
air yang diambil di keramba jaring Tonguthai (1997), larva ikan kerapu
apung tempat ikan itu hidup sangat mudah terkena penyakit
didapatkan 3 jenis bakteri potensial vibriosis yang disebabkan oleh
patogen yaitu Vibrio harveyi, bakteri Vibrio harveyi. Penyakit ini
Aeromonas salmonicida, dan sangat umum ditemukan baik di
Edwardsiella ictaluri. Bakteri- keramba jaring apung (KJA) air laut
bakteri ini merupakan bakteri maupun air payau. Gejala klinis yang
penyebab penyakit pada ikan yang unik pada penyakit vibriosis adalah
menyebabkan penyakit vibriosis, larva yang terinfeksi V. Harveyi
furuncolosis dan edwarsiellosis. terlihat berpendar atau bercahaya
(luminescence) ketika diamati pada
malam hari.
Bakteri A. salmonicida pada
isolasi ikan uji dan sampel air
merupakan bakteri Gram negatif
potensial patogen. Organ hati
merupakan yang paling banyak
ditemukan bakteri ini dan terdapat
100 cfu/ml bakteri yang ditemukan alat digunakan untuk pemindahan ikan
pada sampel air. Menurut Muslim, yang telah terserang bakteri
dkk (2009), Penularan bakteri ini Aeromonas.
melalui air, kontak badan, pemakaian Ikan kerapu yang pada
alat yang telah tercemar atau karena penelitian ini mengalami luka atau lesi
pada kulit dan juga tubuh ikan pada infeksi ringan, hanya
menjadi berlendir dan sedikit gelap. menampakkan luka-luka kecil.
Organ hati pada ikan pun terlihat Ukuran luka sebesar 3 – 5 mm. Luka
semakin gelap dan pekat. Menurut tersebut berada disamping bagian bel
Prayogo, dkk (2011), A. salmonicida akang badan (posterio-lateral)
dapat menimbulkan gejala (Mayer, Bullock, 1973).
furunculosis. Serangan bakteri ini
baru terlihat apabila ketahanan tubuh
Morfologi Koloni Bakteri Gram
ikan menurun akibat stres yang
Negatif Potensial Patogen Pada
disebabkan oleh penurunan kualitas
Ikan dan Air
air, kekurangan pakan atau
Pengamatan morfologi koloni
penanganan yang kurang tepat. A.
pada bakteri V. harveyi ditemukan
salmonicida dapat dijumpai di
memiliki bentuk batang, tepian rata,
lingkungan air tawar maupun air
elevasi cembung dan berwarna
laut. Penularan bakteri Aeromonas
kuning. Menurut Felix, dkk (2011),
dapat berlangsung melalui air,
bakteri V. harveyi termasuk genus
kontak badan, kontak dengan
Vibrio, memiliki ciri-ciri morfologi
peralatan yang telah tercemar atau
dengan bentuk koloni bulat, elevasi
karena pemindahan ikan yang
cembung, berwarna krem atau
terserang Aeromonas dari satu
kuning dengan diameter 2 – 3 mm.
tempat ke tempat lain.
Bakteri A. salmonicida
Bakteri E. ictaluri pada
memiliki bentuk batang, tepian rata,
isolasi ikan uji dan sampel air
elevasi cembung dan berwarna
merupakan bakteri Gram negatif
kuning.A. salmonicida memiliki
potensial patogen. Organ ginjal
Koloni kecil, dan tumbuh setelah 48
merupakan yang paling banyak
jam pada 22 – 25oC serta tidak dapat
ditemukan bakteri ini. Dan pada
bertahan lama di luar tubuh
sampel air juga ditemukan cukup
inangnya, aktivitas tertinggi terjadi
banyak yaitu 715 cfu/ml bakteri ini.
pada temperatur 20 – 23oC (Prayogo
Penularan secara horizontal yaitu
dkk., 2011).
kontak antara inang satu dengan
Bakteri E. ictaluri memiliki
inang lainnya atau melalui air (Resty
bentuk batang, tepian rata, elevasi
dkk., 2013).
cembung dan berwarna putih.
Ikan kerapu lumpur pada
Menurut Mayer, Bullock (1973),
penelitian ini diduga terinfeksi
bakteri E. ictaluri memiliki koloni
penyakit edwardsiellosis yang
cembung dan berwarna putih serta
disebabkan oleh bakteri E.
dapat bertahan hidup pada suhu
ictaluri. Penyakit Edwardsiellosis
sekitar 24˚– 28˚C yang merupakan
suhu optimum untuk pertumbuhan
bakteri.

Morfologi Sel Bakteri Gram


Negatif Potensial Patogen Pada
Ikan dan Air
Hasil pengamatan morfologi
sel yaitu pewarnaan Gram dan
bentuk sel menunjukkan bakteri V.
harveyi, A. salmonicida dan E.
ictaluri berbentuk batang dan warna merah muda. Hal ini sesuai
merupakan bakteri Gram negatif dengan pendapat Yulvizar (2013),
karena bakteri-bakteri ini tidak yang menyatakan bahwa hampir semua
mempertahan metil ungu pada bakteri patogen di laut bersifat Gram
pewarnaan Gram namun menyerap negatif. Didapatkannya semua isolat
Gram negatif diduga karena bakteri sesuai dengan Yuasa, dkk (2000),
Gram negatif memiliki struktur jenis penyakit ikan laut adalah
dinding sel yang lebih kompleks penyakit vibriosis yang disebabkan
dibanding bakteri Gram positif. oleh bakteri Vibrio yang banyak
Sehingga bakteri Gram negatif ditemukan pada ikan kerapu dan
mampu bertahan dikondisi infeksi bakteri ini dapat
lingkungan yang ekstrim. menyebabkan kematian ikan
Hasil dari penelitian ini mencapai lebih dari 80% pada
ditemukannyabakteri Vibrio sp. pada budidaya ikan di keramba jaring
media selektif TCBS, yang apung.
merupakan media khusus untuk Penyakit vibriosis pada ikan
menumbuhkan bakteri pada tingkat kerapu lumpur (E. tauvina), baik di
genus yaitu genus Vibrio. Setelah pembenihan maupun pembesaran,
dilakukan uji biokimia pada bakteri merupakan salah satu jenis penyakit
yang ditemukan pada sampel ikan yang sering menyebabkan kerugian
dan air terdapat sedikit perbedaan akibat kematian yang
hasil uji biokimia pada Indol, urease, ditimbulkannya. Penyakit vibriosis
LIA dan gelatin. Namun hasil uji disebabkan oleh bakteri V. harveyi,
tersebut tetap mengarah pada bakteri dan serangannya dapat menyebar
V. harveyi. Menurut Felix, dkk dalam waktu yang cepat karena
(2011), bakteri V.harveyi bersifat keganasan dari bakteri ini. Pada
Gram negatif, sel tunggal berbentuk umumnya V. harveyi bersifat patogen
batang pendek yang bengkok (koma) oportunistik, yaitu organisme yang
atau lurus, motil, oksidase positif, dalam keadaan normal ada di
tidak membentuk H2S, tidak lingkungan pemeliharan yang
membentuk gas dari fermentasi bersifat saprofitik dan berkembang
terhadap glukosa, tumbuh pada patogenik apabila kondisi lingkungan
media TCBS, dan mempunyai dan inangnya memburuk (Ilmiah
flagella pada salah satu kutub selnya. dkk, 2012).
Berdasarkan hasil uji Hasil dari penelitian ini
biokimia yang dilakukan pada ditemukan pula bakteri A.
bakteri Gram negatif potensial salmonicida, bakteri yang
patogen ini merupakan bakteri V. ditumbuhkan pada media selektif
harveyi yang dapat menyebabkan RSA, yang merupakan media khusus
penyakit vibriosis pada ikan laut. untuk menumbuhkan bakteri pada
Pada penelitian ini bakteri V. tingkat genus, yaitu Aeromonas.
harveyi merupakan bakteri dominan Hasil uji biokimia bakteri A.
yang ditemukan pada ikan dan air. salmonicida berdasarkan
Hal ini Retnoningsih, dkk (2009), bakteri A.
salmonicida berbentuk batang
pendek non motil atau tidak
bergerak, tidak membentuk spora,
fakultatif anaerob, dan terdapat
sedikit perbedaan pada uji indol,
citrate dan urease.
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa bakteri A.
salmonicida merupakan bakteri
potensial patogen yang dapat hidup melalui air yang terkontaminasi.
pada organ tubuh ikan dan air tempat Menurut Muslim., dkk (2009), A.
ikan itu hidup. Penyakit ikan yang salmonicida adalah salah satu bakteri
disebabkan oleh bakteri A. patogen yang banyak menyerang ikan
salmonicida ini dapat ditularkan dan penularannya sangat cepat melalui
air atau lingkungan. Edwardsiellosis yang telah dikenal
A.salmonicida bersifat sangat sebagai patogen utama pada
patogenik, menyebabkan penyakit budidaya ikan, Salah satu faktor
furunkulosis pada ikan sehingga terjadinya serangan Edwardsiella
berakibat kematian akut. Menurut tarda adalah karena ikan stress,
Sumino, dkk (2013), Secara umum terutama akibat padat tebar tinggi,
A. salmonicidamerupakan bakteri kualitas air yang jelek, dan tingginya
penyebab utama penyakit infeksi kandungan bahan organik di air.
pada ikan - ikan salmonid dengan Penyakit Edwarsiellosis dapat
penyakit yang dikenal dengan menyebabkan mortalitas sampai
furunkulosis, tapi sejumlah laporan dengan 80%.
juga menunjukkan insiden infeksi
pada ikan non salmonid air. Bakteri Kualitas Air
A. salmonicida umumnya menyerang
Hasil pengamatan kualitas air
ikan air tawar dan menjadi masalah
pada KJA yaitu suhu berkisar 30-
yang serius pada ikan air laut,
31oC, salinitas 21‰, kecerahan 1 –
khususnya pada budidaya ikan
1,5 meter, dan pH berkisar 6 – 8.
kerapu lumpur.Bakteri
Kualitas air merupakan salah satu
A. salmonicida dapat
faktor penting dalam pemeliharaan
diisolasi dari ikan yang sakit ataupun
ikan kerapu lumpur (E. tauvina)
ikan sehat yang bertindak sebagai
karena kualitas air tempat
carrier atau pembawa penyakit.
pemeliharaan ikan akan sangat
Bakteri ini dapat hidup di luar hospes
mempengaruhi kerentanan ikan
tergantung salinitas, pH, temperatur,
terinfeksi berbagai penyakit.
dan kualitas air .
Menurut Langkosono (2007),
Dari hasil penelitian ini
kualitas perairan yang optimal untuk
ditemukan bakteri E. ictaluri yang
pertumbuhan ikan kerapu, seperti
terdapat pada ikan dan air yang
suhu berkisar antara 24 - 31ºC,
ditumbuhkan pada media selektif
salinitas antara 30-33 ppt, oksigen
MCA yang merupakan media khusus
terlarut > 3,5 ppm dan pH berkisar
untuk menumbuhkan bakteri Gram
antara 7,8 - 8,0.
negatif.Hal ini dilakukan agar dapat
Hasil kualitas air
menumbuhkan bakteri potensial
menunjukkan salinitas pada KJA 21
patogen yang diduga merupakan
‰ berarti keadaan ini menyebabkan
bakteri Gram negatif.
kondisi yang kurang baik pada ikan
Menurut Supriadi, dkk
kerapu lumpur. Menurut Langkosono
(2014), Bakteri Edwardsiella tarda
(2007), tingkat salinitas yang
merupakan penyebab utama penyakit
terlampau rendah atau terlampau
tinggi dapat mengakibatkan respon
stres dari akut hingga kronis pada
ikan budidaya.
Pada pengambilan sampel air
didapatkan 1935 cfu/ml bakteri pada
KJA yang terdiri dari V. harveyi, A.
salmonicida dan E. ictaluri sehingga
dapat dipastikan bakteri yang
menginfeksi ikan juga ditemukan
pada KJA tempat ikan kerapu lumpur
hidup. Ditemukannya ikan sakit pada yang selalu kontak dengan lingkungan
KJA oleh serangan bakteri patogen perairan, sehingga mudah terinfeksi
karena air merupakan media bakteri patogen melalui air. Menurut
perantara penyebaran bakteri dan Herfiani, dkk (2007)Aeromonas sp.,
ikan yang merupakan organisme air Vibrio sp., Edwardsiella sp., dan
Pseudomonas sp.merupakan jenis
DAFTAR PUSTAKA
bakteri yang bersifat patogenik pada
ikan, menyebar secara cepat pada Felix, F., T.T Nugroho., S. Silalahi,
padat penebaran tinggi dan dapat Y. Octavia. 2011. Skrining
mengakibatkan kematian ikan Bakteri Vibrio sp Asli
sampai 90%. Indonesia Sebagai Penyebab
Penyakit Udang Berbasis
KESIMPULAN DAN SARAN TeknikRibosomal DNA.
Kesimpulan Jurnal Ilmu dan Teknologi
1. Bakteri Gram negatif potensial Kelautan Tropis. 3 : (2) : 85 –
patogen yang menginfeksi ikan 99.
kerapu lumpur (E. tauvina) yaitu
V. harveyipenyebab penyakit Herfiani., A. Rantetondok., H.
Vibriosis, A. salmonicida Anshary. 2007. Diagnosis
penyebab penyakit Furuncolosis Penyakit Bakterial pada Ikan
dan E. ictaluri penyebab Kerapu Macan (Epinephelus
penyakit Edwardsiellosis. fuscoguttatus) pada Keramba
2. Bakteri Gram negatif potensial Jaring Apung Boneatiro di
patogen pada ikan kerapu Kabupaten Buton. Jurnal
lumpur (E. tauvina) dan pada air Perikanan 1 (1): 1 – 12.
KJA tempat ikan hidup yang
paling dominan adalah V. Ilmiah., Sukenda., Widarnani., E.
harveyi. Harris. 2012. Isolasi dan
Karakterisasi Vibrio Patogen
Saran Pada Ikan Kerapu Macan
Setelah ditemukannya (Epinephelus fuscoguttatus).
penyakit bakterial pada ikan kerapu Jurnal Akuakultur Indonesia.
lumpur (E. tauvina), perlu dilakukan 11 : (1) : 28 – 37.
penelitian untuk mencegah penyakit
bakterial ini misalnya dengan Langkosono. 2007. Budidaya Ikan
menggunakan ekstrak atau obat Kerapu (Serranidae) dan
alami yang dapat digunakan sebagai Kualitas Perairan. Jurnal
penghambat pertumbuhan bakteri Neptunus 14 (1): 61 – 87.
Gram negatif potensial patogen pada
ikan kerapu lumpur (E. tauvina) dan Mayer, F.P, G.L. Bullock. 1973.
air di Keramba Jaring Apung. Edwardsiella tarda, A New
Pathogen ofChannel Catfish
(ichtalurus puncatus).
Applied Microbiology. 25
:155 – 156.
Muslim., Holtly M. P., H. Belimbing Wuluh (Averrhoa
Widjajanti. 2009. bilimbi L.) Dalam
Penggunaan Ekstrak bawang Menghambat Pertumbuhan
Putih (Allium sativum) untuk Bakteri Aeromonas
Mengobati Benih Ikan Patin salmonicida smithia Secara In
Siam (Pangasius Vitro. Jurnal Ilmiah Perikanan
hypophthalmus) yang dan Kelautan, 3 : (2) : 166 –
Diinfeksi Bakteri Aeromonas 167.
hydrophilla. Jurnal
Akuakultur 8(1): 91-100. Resty, A, Sarjito, S. B,
Prayitno.2013. Identifikasi dan
Prayogo, B. S. Rahardja, R. W. Putri. Uji PostulatKoch Agensia
2011. Uji Potensi Sari Buah Penyebab Penyakit Bakteri
pada Ikan Lele (Clarias vitro. J. Veteriner. 13(3):257
gariepinus) yang Berasal Dari – 262.
Demak. Journal of
Aquaculture Management Sudheesh, P. S., Xu, H. S. 2001
and Technology. 2 : (2) : 10 Pathogenicity of Vibrio
– 19.
parahaemolyticus in Tiger
Prawn Penaeus monodon
Retnoningsih, S., K. Nitimulyo,
Fabricius: Possible Role of
Lanadimulya., K., Suprayogi.
Extracellular Proteases.
Efektifitas Kanamycin
Aquaculture. 196: 37 – 46.
Terhadap Furuncolosis Pada
Karper, Cyprinus carpio.
Sumino., A. Supriyadi., Wardiyanto.
Jurnal Perikanan. 6 : (2) : 192
2013. Efektivitas Ekstrak
– 200. Daun Ketapang (Terminalia
cattapa L.) untuk Pengobatan
Saptiani, G., Prayitno, S. B , Infeksi Aeromonas
Anggoro, S. 2012. Aktivitas salmonicida pada Ikan Patin
Antibakteri Ekstrak Jeruju (Pangasioniodon
(Acanthus ilicifolius) hypophthalmus). Jurnal Sain
Terhadap Pertumbuhan Veteriner 31 (1): 79 – 88.
Vibrio harveyi Secara in
Supriadi, I., J. Santoso., S. S. Adji.
2014. Viabilitas Dan
Patogenitas Edwardsiella
tarda Pada Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus) Yang
Dibekukan Pada Suhu -20˚C.
Jurnal Manajemen Perikanan
dan Kelautan 1 (1): 5 – 17.

Tonguthai, K. 1997. Diseases of the


Freshwater Prawn,
Macrobrachium rosenbergii.
AAHRI Newsletter Article,
Vol 4: No 2.

Wahjuningrum, D., Solikha, E. H.,


Budiardi, T., Setiawan, M.
2010. Pengendalian infeksi
Aeromonas hydrophila pada
Ikan Lele Dumbo (Clarias
sp.) dengan Campuran
Meniran (Phyllanthus niruri)
dan Bawang Putih (Allium
sativum) dalam Pakan. Jurnal
Akuakultur Indonesia. 9 (2):
93 – 101.
Yuasa, K., Rosa. D., Koesharyani., Yulvizar, C. 2013. Isolasi dan
I., Johnny, F., Mahardika, K. Identifikasi Bakteri Probiotik
2000. General Remaks on pada Rastrelliger sp. Jurnal
Fish Disease Diagnosis. Biospesies. 6 : (2) : 1 – 7.
Lotitkanta-JICA. 12 : 15-18.

Anda mungkin juga menyukai