Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Biologi, Volume 2 No 2, April 2013

Hal. 11-17

ISOLASI DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI KOLONI BAKTERI


ASOSIASI ALGA MERAH (RHODOPHYTA) DARI PERAIRAN KUTUH
BALI

Aninditia Sabdaningsih, Anto Budiharjo, Endang Kusdiyantini

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Tembalang,


Semarang 50275 Telepon (024) 7474754; Fax. (024) 76480690
email: aninditia@gmail.com

Abstract

Kutuh Beach in Bali is an area established as the Minapolitan algae with a high diversity.
Microorganisms associated with marine organisms, usually have secondary metabolites
that can be used as a source of drugs, antibiotics, enzymes, and cosmetics. The aimed of
this research was to isolate and characterize colony morphology of bacteria associated
with red algae based on colony morphology. Seven bacteria were isolated from three
samples of red algae that were Kappapycus alvarezii, Gelidiella acerosa and Eucheuma
spinosum. The isolates had pigmentation of beige, white and orange. Based on Gram's
staining, seven isolates were Gram positive with bacilli and cocci in shape.

Keywords : associated bacteria, morphological colony, pigmentation, red algae

Abstrak

Perairan Kutuh Bali merupakan daerah yang ditetapkan sebagai kawasan minapolitan alga
dengan diversitas yang cukup tinggi. Mikroorganisme yang berasosiasi dengan organisme
laut, biasanya memiliki metabolit sekunder yang dapat menjadi sumber obat-obatan,
antibiotik, enzim, maupun kosmetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan
isolasi dan karakterisasi morfologi koloni dari bakteri yang berasosiasi dengan alga merah.
Ketujuh isolat yang berhasil diisolasi dari tiga sampel alga merah yaitu Kappapycus
alvarezii, Gelidiella acerosa dan Eucheuma spinosum memiliki pigmentasi krem, putih dan
oranye. Berdasarkan pengecatan gram, ketujuh isolat merupakan bakteri Gram positif
dengan bentuk basil dan kokus.

Kata kunci : alga merah, bakteri asosiasi, morfologi koloni, pigmentasi

Pendahuluan
Laut merupakan salah satu Menurut Burgess et al. (1999),
sumber kekayaan biologi dan kimia. hasil eksplorasi metabolit sekunder
Bakteri laut memiliki ukuran yang selama ini menunjukkan, bahwa
sangat kecil, akan tetapi satu sel bakteri laut merupakan salah satu
bakteri laut mengandung senyawa sumber potensial metabolit sekunder.
kimia yang berpotensi untuk obat- Berdasarkan cara hidupnya, bakteri
obatan, suplemen nutrisi, kosmetik, penghasil metabolit sekunder dapat
agrokimia, probe kimia dari enzim. berasal dari bakteri yang hidup bebas,
Umumnya senyawa kimia potensial ini bakteri laut yang terdapat pada
berasal dari metabolit sekunder sedimen, bakteri yang berasosiasi
mikroba (Nofianti, 2008). dengan permukaan alga, atau bakteri
yang berasosiasi dengan invertebrata.
Jurnal Biologi, Volume 2 No 2, April 2013
Hal. 11-17

Berdasarkan hasil penelitian diamati berupa warna, bentuk, ukuran


terdahulu, umumnya bakteri yang dan letak koloni dalam medium. Salah
hidup dengan cara berasosiasi dengan satu cara yang masih diperlukan
makhluk hidup laut menunjukkan dalam taksonomi bakteri menurut
potensi besar dalam sekresi metabolit Campbell et al. (2000) diantaranya
sekunder dengan sifat antibakteri adalah pewarnaan Gram, cara ini
(Burgess et al. 1999; Armstrong et al. digunakan untuk memisahkan
2001; Yan et al. 2003). anggota-anggota domain Bakteria ke
Jenis alga merah yang telah dalam dua kelompok berdasarkan
banyak dipelajari adalah Gigartinales, dinding selnya. Bakteri Gram positif
Ceramiales, Cryptonemiales, dan memiliki dinding sel yang lebih
Bonnemaesoniales. Keempat jenis sederhana, dengan jumlah
alga ini banyak digunakan sebagai peptidoglikan yang relatif banyak.
obat tradisional di Cina. Analisis kimia Dinding sel bakteri gram-negatif
menunjukkan bahwa alga tersebut memiliki peptidoglikan yang lebih
mengandung senyawa terpenoid, sedikit dan secara struktural lebih
asetogenik maupun senyawa kompleks.
aromatik. Umumnya senyawa yang
ditemukan pada alga merah bersifat Bahan dan Metode
antimikroba, antiinflamasi, antivirus
dan bersifat sitotoksik dan juga dapat Alat Penelitian
sebagai inhibitor canine Na+/K+ Peralatan yang digunakan dalam
ATPase, inhibitor 5-lypoxigenase pada penelitian adalah pisau/cutter,
limfosit manusia dan degranulasi kantong plastik, erlenmeyer, cawan
neutrofil manusia (Solem et al. 1989). petri, gelas ukur, bunsen, autoclave,
Bakteri asosiasi alga merah yang jarum ose, spatula, tabung reaksi,
mampu hidup di laut tergolong bakteri mikropipet, mikrotip, rak tabung
yang halotoleran atau toleran reaksi, shaker, vortex, hotplate, gelas
terhadap salinitas. Kelebihan ini beker, batang pengaduk, gelas benda,
membuat bakteri asosiasi alga merah rak pengecatan, mikroskop, minyak
memiliki potensi untuk dimanfaatkan emersi, timer, scalpel, pinset, mortar
dalam skala industri seperti dan pastel.
pemanfaatannya dalam proses
fermentasi makanan, penghasil Bahan penelitian
polimer, pendegradasi senyawa Bahan yang digunakan dalam
toksik, penghasil senyawa penelitian adalah sampel alga merah,
osmoprotektan, dan penghasil enzim media Yeast Extract-Malt Extract Agar
hidrolitik (Ventosa et al., 1998). (YMA), air laut steril, aquades, alkohol
Penentuan karakter secara 70%, larutan cat Hucker’s Kristal
morfologi masih digunakan dalam violet, larutan mordan Lugol’s iodine,
taksonomi seperti pada Buchanan & larutan alkohol aseton, larutan cat
Gibbons (1974). Cappuccino & safranin, dan nystatin.
Sherman (1987) menyebutkan bahwa
beberapa parameter morfologi yang Metode
dapat digunakan adalah morfologi a. Isolasi dan Purifikasi Bakteri
koloni yang tumbuh dalam medium Penanaman bakteri yang
pertumbuhan dan morfologi sel yang berasosiasi dengan alga merah
dapat diamati menggunakan dilakukan dengan metode sebaran
mikroskop dengan perbesaran menurut Brock & Madigan (2012).
tertentu. Parameter morfologi koloni Sampel alga merah dibersihkan
sel dalam medium pertumbuhan yang dengan air laut steril dan dihancurkan
Jurnal Biologi, Volume 2 No 2, April 2013
Hal. 11-17

dengan cara dipotong-potong kecil 30 detik, dicuci dengan air mengalir


dan ditumbuk menggunakan mortar dan dikeringanginkan. Kemudian
dan pastel, selanjutnya 1 gr sampel diberi larutan cat penutup (Gram D)
yang telah cukup halus tersebut dibiarkan selama 2 menit, dicuci
dimasukkan ke dalam 9 ml air laut dengan air mengalir lalu
steril, dengan demikian diperoleh dikeringanginkan. Gelas benda
pengenceran sampel sebesar 10-1. diamati dengan mikroskop perbesaran
Dari pengenceran 10-1 tersebut kuat menggunakan minyak emersi.
diambil 0,5 ml sampel menggunakan Bakteri gram positif berwarna ungu
mikrotip steril dan dimasukkan ke (violet) sedang bakteri gram negatif
dalam tabung reaksi yang berisi 4,5 ml berwarna merah.
air laut steril dan akan diperoleh
pengenceran 10-2. Demikian Hasil dan Pembahasan
selanjutnya sehingga diperoleh
pengenceran sampel 10-5. Penelitian ini diawali dengan
Pengenceran seri 10 -4
dan 10-5 melakukan isolasi bakteri yang
tersebut selanjutnya diambil 100 μl berasosiasi dengan alga merah dari
sampel dan disebarkan ke dalam perairan Kutuh Bali. Ketiga sampel
cawan petri steril berisi YMA yang alga merah tersebut adalah
selanjutnya diinkubasi pada suhu Kappaphycus alvarezii, Gelidiella
ruang selama 24 jam. Isolasi bakteri acerosa, dan Eucheuma spinosum.
dilakukan dengan metode pour plate. Isolasi bakteri yang berasosiasi alga
Koloni yang tumbuh diamati warna, merah ini dilakukan dengan cara
ukuran, dan bentuknya. Koloni-koloni maserasi (Kurnia, 2012) yaitu teknik
bakteri dipisahkan dengan ose bulat yang dilakukan dengan cara
berdasarkan warna dan bentuk koloni menghancurkan sampel yang
pada media YMA dalam cawan petri berbentuk padat dengan
Isolat yang telah murni disimpan pada menumbuknya menggunakan mortar
YMA miring. dan pastel, sehingga mikroba yang
b. Karakterisasi Morfologi Sel ada di permukaan atau di dalam
Seluruh isolat murni dilakukan sampel dapat terlepas, kemudian
pewarnaan gram. Pewarnaan gram dilanjutkan dengan pengenceran
dilakukan dengan membersihkan bertingkat menggunakan air laut
gelas benda menggunakan alkohol steril. Bakteri asosiasi alga merah
sehingga bebas lemak, kemudian dapat diperoleh dari bakteri yang
dipanggang di atas nyala Bunsen. menempel pada permukaan alga
Preparat apusan bakteri dibuat (epifit) maupun bakteri yang ada
dengan mengambil secara aseptik 1 dalam jaringan alga (endofit), oleh
ose suspensi biakan bakteri potensial sebab itu sterilisasi permukaan
lalu diratakan di atas permukaan gelas sampel hanya menggunakan air laut
benda kira-kira seluas 1 cm2. Jika steril karena penggunaan desinfektan
sudah dingin maka ditetesi dengan cat yang bervariasi menurut Fan et al.
Gram A secara merata sebanyak 2 – 3 (2009) dapat membunuh bakteri epifit
tetes dan didiamkan selama 1 menit. yang berkoloni di permukaan sampel.
Dicuci dengan air mengalir kemudian Isolasi dari ketiga sampel alga
dikeringanginkan. Gelas benda merah didapatkan 7 isolat murni yaitu
ditetesi dengan larutan mordan Gram KA-1, KA-2, KA-3, GA-1, GA-2, GA-3
B, dibiarkan selama 1 menit, dicuci dan ES-1. Isolat dengan kode KA
dengan air mengalir lalu diperoleh dari sampel alga merah K.
dikeringanginkan. Selanjutnya dicuci alvarezii. Carpenter & Niem (1998)
dengan peluntur (Gram C) selama ± menyebutkan bahwa alga jenis ini
merupakan bahan baku karagenan,
Jurnal Biologi, Volume 2 No 2, April 2013
Hal. 11-17

sumber mineral seperti Ca, K, Mg, Na, heterotrof. Menurut Burgess et al.
Cu, Fe, dan Mn, serta mampu (2003), bakteri yang berhasil diisolasi
mengendalikan pencemaran logam dari ekosistem laut diperkirakan
berat Pb dan Cd. Isolat dengan kode hanya kurang dari 2% dari jumlah
GA diperoleh dari sampel alga merah mikroba laut. Haglund et al. (2002)
G. acerosa yang merupakan jenis alga juga mengestimasi bahwa sekitar
edible atau dapat dimakan, umum 95% bakteri laut tidak dapat
digunakan sebagai bahan dasar dikulturkan pada media artifisial,
pembuatan agar-agar untuk media karena kondisi lingkungan yang ada di
kultur mikroba maupun agarose, serta laut berbeda dengan kondisi
unsur penting dalam produk susu, laboratorium.
selai dan eskirm (Carpenter & Niem, Ketujuh isolat murni lalu diamati
1998). Isolat dengan kode ES karakteristik morfologinya. Capuccino
diperoleh dari alga merah E. spinosum dan Sherman (1992) menyebutkan
yang merupakan nama dagang dari E. bahwa karakterisasi morfologi
denticulatum. Alga merah ini bertujuan untuk mengamati baik
merupakan sumber utama morfologi koloni maupun morfologi sel
phycocolloid caragenan, digunakan bakteri pada isolat bakteri yang telah
sebagai pupuk, makan ternak, sup, lolos seleksi. Mikroorganisme yang
dan dapat dibuat permen. ditumbuhkan pada media yang
Isolat yang diperoleh dari ketiga bervariasi akan menunjukkan
jenis alga tersebut relatif sedikit jika penampakan makroskopis yang
dibandingkan dengan bakteri asosiasi berbeda-beda pada pertumbuhannya.
alga merah dan alga coklat dari Perbedaan ini disebut dengan
perairan Jepang (Beleneva & Zhukova, karakteristik kultur, yang digunakan
2006). Isolasi dari 4 jenis alga yang sebagai dasar untuk memisahkan
berbeda, yaitu Chordaria mikroorganisme dalam kelompok
flagelliphormis, Desmarestia viridis, taksonomik. Isolat bakteri ini diamati
Gracilaria verrucosa dan morfologi koloni dengan melihat
Camphylaephora hyphaeoides, bentuk koloni, warna, tepian dan
memperoleh 61 strain bakteri elevasi .
pada medium agar lempeng, agar pengamatan morfologi koloni
miring dan agar cair. Morfologi sel ditunjukkan pada tabel 1 dan 2,
dapat ditentukan dengan melihat sedangkan morfologi sel pada tabel 3
olesan biakan yang sudah diwarnai dan pengecatan gram ditunjukkan
dibawah mikroskop dan untuk melihat dengan Gambar 1.
bentuk sel dan sifat gram. Hasil dari

Tabel 1. Morfologi koloni bakteri asosiasi alga merah pada agar lempeng dari tiga sampel
yang berbeda

AGAR LEMPENG
Isolat Jenis Alga
Tepi Pigmentasi Elevasi Optikal Bentuk
KA-1 Kappaphycus alvarezii rata putih datar opaque bulat
KA-2 Kappaphycus alvarezii bergerigi krem datar opaque tak beraturan
KA-3 Kappaphycus alvarezii rata krem datar opaque bulat
GA-1 Gelidiella acerosa berombak putih datar opaque bulat
GA-2 Gelidiella acerosa berombak putih datar opaque tak beraturan
GA-3 Gelidiella acerosa rata krem datar opaque bulat
ES-1 Eucheuma spinosum bergerigi oranye datar opaque tak beraturan
Keterangan: opaque adalah tidak tembus cahaya
Jurnal Biologi, Volume 2 No 2, April 2013
Hal. 11-17

Tabel 2. Morfologi koloni bakteri asosiasi alga merah pada agar miring dan media cair dari
tiga sampel yang berbeda

Agar Miring Media Cair


Isolat Jenis Alga
Jumlah Konsistensi Distribusi Bau
KA-1 Kappaphycus alvarezii sedang butterlike uniform -
KA-2 Kappaphycus alvarezii sedang butterlike uniform -
KA-3 Kappaphycus alvarezii sedikit butterlike sediment -
GA-1 Gelidiella acerosa banyak kental surface -
GA-2 Gelidiella acerosa banyak kering surface -
GA-3 Gelidiella acerosa banyak butterlike sediment -
ES-1 Eucheuma spinosum sedikit butterlike uniform -
Keterangan: butterlike adalah mudah diambil dengan ose; uniform adalah
pertumbuhannya pada seluruh permukaan media/terdistribusi secara merata;
sediment adalah tumbuh pada dasar media; surface adalah tumbuh pada
permukaan atas media

Tabel 3. Morfologi sel bakteri asosiasi alga merah pada agar miring dan media cari dari
tiga sampel yang berbeda

MORFOLOGI SEL
Isolat Jenis Alga
Bentuk Gram
KA-1 Kappaphycus alvarezii basil positif
KA-2 Kappaphycus alvarezii basil positif
KA-3 Kappaphycus alvarezii basil positif
GA-1 Gelidiella acerosa basil positif
GA-2 Gelidiella acerosa basil positif
GA-3 Gelidiella acerosa basil positif
ES-1 Eucheuma spinosum kokus positif

Berdasarkan hasil pengamatan Hasil pengamatan morfologi sel


morfologi koloni didapatkan bentuk yaitu dengan cara pewarnaan Gram
bulat dan tak beraturan. Tepi koloni diperoleh hasil bahwa ketujuh isolat
ada yang rata, bergerigi, dan merupakan bakteri Gram positif.
berombak. Ketujuh isolat memiliki Struktur dinding sel bakteri Gram-
elevasi yang datar semua. Warna atau positif relatif lebih sederhana
pigmentasinya bermacam-macam ada dibandingkan bakteri Gram-positif
yang berwarna putih, krem, dan yang relatif kompleks. Menurut
oranye.Morfologi koloni isolat bakteri Barazandeh (2008) bakteri Gram-
yang ditemukan pada penelitian ini positif memiliki peptidoglikan sebesar
sesuai dengan pernyataan Cappucino 90% serta mempunyai komponen
and Sherman (1987) bahwa pada spesifik pada dinding selnya berupa
umumnya bentuk koloni bakteri asam teikoat dan asam lipoteikoat.
berbentuk circular, irregular, Beberapa isolat memiliki kemampuan
filamentous, rhizoid. Elevasi dalam membentuk endospora, hal ini
berbentuk raised, convex, flat, sebagai bentuk adaptasi pada
umbonate, crateriform. Tepian yang lingkungan laut yang cenderung
berbentuk entire, undulate, filiform, ekstrim.
curled dan lobate.
Jurnal Biologi, Volume 2 No 2, April 2013
Hal. 11-17

Gambar 1. Hasil pengecatan gram pada ketujuh isolat bakteri asosiasi alga merah

Simpulan
Daftar Pustaka
Isolasi bakteri asosiasi alga
merah dari tiga sampel alga merah Armstrong, E., Yan, L., Boyd, K.G.,
yaitu Kappaphycus alvarezii, Wright, P.C. and Burgess, J.G.
Gelidiella acerosa, dan Eucheuma 2001. The symbiotic role of
spinosum mendapatkan 7 isolat marine microbes on living
murni. Berdasarkan karakterisasi surfaces. Hydrobiologia.
morfologi koloni, isolat tersebut ada 461:37-40.
yang berwarna putih, krem, dan Barazandeh, N. 2008. Microbiology
oranye, sedangkan untuk morfologi Titles. Springer-Verlag Berlin
sel diketahui bahwa ketujuh isolat Heidelberg. Media , pp 9-11.
tersebut merupakan bakteri Gram Beleneva, I. and Zhukova, N. 2006.
positif dengan bentuk basil dan Bacterial communities of some
kokus. brown and red algae from Peter
Jurnal Biologi, Volume 2 No 2, April 2013
Hal. 11-17

the Great Bay, the Sea of Japan. Ventosa A, Nieto JJ, Oren A. 1998.
Microbiology. MAIK Nauka, 75 Biology of moderately halophilic
(3): 348-357.(Abstract). aerobic bacteria. Microbiol Mol
Brock, T.D. and Madigan, M.T. 2012. Biol Rev 62:504-544.
Biology of Microorganism. 13th Yan, L., Boyd, Adams, D.R. and
ed. Benjamin Cummings. San Burgess, J.G. 2003. Biofilm
Fransisco. specific cross species induction
Buchanan, R.E. & Gibbons, N.E. of antimicrobial compounds in
(Eds). 1974. Bergey's Manual of bacilli. Appl Environ Microbiol.
Determinative Bacteriology. 8th 69: 3719-3727.
ed. Williams & Wilkins.
Baltimore.
Burgess, J.G., Boyd, K.G., Amstrong,
E., Jiang, Z., Yan, L., Berggren,
M., May, U., Pisacane, T.,
Granmo, A., and Adams, D.R.
2003. Development of a marine
natural product-based
antifouling paint. Biofouling.
19:197- 205.
Campbell, N.A., Reece J.B. and
Mitchell, L.G. 2002. Biology, 5th
ed. Alih Bahasa: Wasmen
Manalu. Erlangga. Jakarta.
Cappucino, J.G. & Sherman, N. 1987.
Microbiology: A Laboratory
Manual. The Benjamin
Cummings Publishing Company
Inc. California USA.
Carpenter, K.E. and Niem, V.H. 1998.
The Living Marine Resources of
The Western Central Pacific,
Vol.1. Food and Agriculture
Organization of The United
Nations. Rome.
Kurnia, A. 2012. Isolasi Bakteri.
http://www.scribd.com/doc/732
51543/Materi-Praktikum. 25
Agustus 2012.
Nofianti, R. 2008. Urgensi dan
Mekanisme Biosintesis Metabolit
Sekunder Mikroba Laut. Jurnal
Natur Indonesia. 10 (2): 120-
125.
Solem, M.L., Jiang, Z.D. and Gerwick,
W.H. 1989. Three New and
Bioactive Icosanoids from the
Temperate Red Marine Alga.
Farlowia-Mollis Lipids. 24:256-
260.

Anda mungkin juga menyukai