Anda di halaman 1dari 6

Bionature Vol.

12 (1): Hlm: 58 – 62, April 2011 58


ISSN: 1411-4720

Potensi Bakteri Zoogloea Sp sebagai Bakteri Pembentuk Bioflok pada Sistem Pertambakan (The
Potency of Bacteria Zoogloea sp as Floc-forming Bacteria on Pond System)

Muhammad Junda
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar

Abstract

The objective of this study was to know the potency of bacteria zoogloea sp as indigenous bacteria
from shrimp pond farming in colonizing particles. Study of particle-colonizing capacity of Zoogloea sp by
using artificial-sphare agar and transparant exopolimeric particles (TEP) produced by fitoplankton,
Thalassiosira weisfloggii. The results showed that Zoogloea sp were able to coloninize both artificial-agar
spheres and TEP produced by T. weisfloggii.The mean number of Zoogloea sp colonizing artificial-agar
sphares increasing with incubation time was 2,70 x 10 4 cells/agar sphere. In the test of TEP-colonizing
bacteria showed that Zoogloea sp was able to colonize the TEP i.e. 2.5 x 10 8 cells/mL. after 4 days
incubation. It can be concluded that Zoogloea sp isolated from shrimp pond farming has a high potential in
colonizing particles.

Keywords : Floc-forming bacteria, Zoogloea sp, Thalassiosira sp, Phytoplankton.

A. Pendahuluan

Upaya peningkatan produksi udang windu berperanan sebagai sumber pakan alami dan
(P. monodon fab.) telah dilakukan berbagai system mengatasi dalam hal penyakit (Crab et al, 2007;
diantaranya system intensif. Semiintensif Crab et al., 2009). Menurut Avnimelech. ( 2006)
dan ekstensif. Sistem pengelolaan intensif flokmikroba kaya akan nutrisi seperti karbohidrat,
dilakukan melalui peningkatan pada penebaran protein, asamlemak. Vitamin. mineral dan trace
benur dan penggunaan pakan buatan dengan element. Dan dapat menggantikan factor
jumlah yang tinggi. Kendala utama system pertumbuhan pada pakan sehingga dapat
budidaya udang secara intensif adalah tingginya menghemat biaya pakan hingga 30 %.
tingkat pencemaran senyawa toksik berupa Pengelolaan system tambak melalui manipulasi
amonia. Nitrit dan nitrat yang bisa mengganggu dan peningkatan aktivitas mikroba baik bakteri
kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang heterotrof maupun autotrof dapat
windu. Protein yang dimanfaatkan oleh udang dan mempertahankan kualitas air tambak yang
ikan sebagai biomassa hanya 22- 25 % dan optimum. Meningkatkan produktivitas secara
sisanya terbuang ke lingkungan tambak (Ebeling alami dan siklus nutrient sehingga dapat
et al. 2006 & Burford et al. 2003; Avnimelech, menunjang pertumbuhan dan meningkatkan
1999.). Menurut Eding et al (2006). Biaya pakan produksi udang serta dapat mengurangi biaya
pada system budidaya udang secara intensif pakan (Samochaet al. 2006 ; Avnimeleech et al ,
merupakan komponen tertinggi dalam biaya 2005. 2007; Browdyet al. 2006; Hargreaves.,
produksi yang bisa mencapai lebih dari 50 %. 2006). Salah satu jenis bakteri yang telah
Salah satu upaya untuk mengatasi hal dilaporkan mampu membentuk aggregat pada
tersebut adalah penggunaan bioflok. Bioflok sistem perairan adalah Zoogloea sp. Informasi
adalah merupakan aggregate kompleks yang tentang kemampuan Zoogloea sp dalam
terdiri dari komunitas mikroba aerob aktif yang pembentukan aggregatmasih sangat terbatas.
bisa dimanipulasi untuk mengendalikan kualitas Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
air melalui imobilisasi ammonium menjadi mengetahui potensi bakteri Zoogloea sp dalam
protein mikroba dan juga untuk mengurai sisa mengkolonisasi suatu partikel.
pakan dan meningkatkan efisiensi penggunaan
pakan (Avnimelech & Kochba. 2008 De Scryver
et al. 2008). Bioflok memiliki peranan tidak
hanya dalam memperbaiki kualitas air. Tapi juga
59

B. Metode Penelitian roolingbotlle ukuran 400 mL dan yang berisi air


laut buatan dengan salinitas 25 g/L, Inokulum
1. Uji Kemampuan Bakteri terhadap bakteri dengan kepadatan 1,0 x 10 6sel/mL.
Kolonisasi Partikel Selanjutnya diinkubasi dengan kecepatan 3,2 rpm,
suhu 20 ± 10 C selama 4 hari. Kelimpahan bakteri
Uji kolonisasi bakteri terhadap partikel baik yang melekat maupun hidup bebas
dilakukan sesuai metode Grossartet al., (2003) (Grossartet al., 2006 ; Kiøboeet al., 2003).
dan Kiørboeet al., (2002). Bakteri Zoogloea sp
yang digunakan dalam penelitian merupakan 3. Pengukuran Jumlah Bakteri
bakteri indigen hasil isolasi pada tambak udang
(Junda et al., 2008). Uji kemampuan aktivitas Menghitung jumlah bakteri yang melekat,
kolonisasi dengan menggunakan bola agar sampel (5 mL) disaring dengan menggunakan
buatansebagai model partikel. Penentuan filter membran nukleopor ukuran 5,0 µm. 1 mL
kemampuan kolonisasi bakteri dengan mengamati filtrate disaring dengan menggunakan membrane
akumulasi bakteri pada bola agar yang diinkubasi nukleopor 0,2 µm untuk menghitung bakteri yang
pada air laut yang mengandung bakteri. Bola agar hidup bebas. Selanjutnya hasil dari filtrasi
dibuat dari Bakto agar 2 % dengan cara sebagai diwarnai dengan pewarna DAPI (4’6’-diamidino-
berikut : Agar cair yang panas secara aseptis 2-fenolindol) kemudian diamati dibawah
diteteteskan dengan menggunakan jarum suntik 5 mikroskop epifluorescens dengan pembesaran
mL (ukuran jarum 30 G ½) diatas air laut yang 200–1000X. Pengamatan dilakukan dengan
steril dengan kadarsalinitas 25 ppt yang telah menghitung minimal sepuluh kali bidang pandang
ditutupi lapisan tipis minyak parafin. Bola agar (Grossartet al., 2006).
memiliki ukuran diameter 1 – 2 mm. Ukuran bola
agar tergantung dari ukuran mulut jam suntik. C. Hasil dan Pembahasan
Setiap Erlenmeyer 125 mL yang berisi medium air
laut seteril diinokulasi dengan suspense bakteri 1. Kolonisasi Partikel
berumur 24 jam dengan tingkat kepadatan 1,0 x
Kemampuan bakteri Zoogloea sp
10 9sel/mL. Selanjutnya diisi dengan bola agar mengkolonisasi bola agar sebagai model partikel
sebanyak 24 buah setiap gelas Erlenmeyer. menunjukkan bahwa rata-rata jumlah bakteri yang
Pengambilan sampel bola agar dilakuan setiap mengkolonisasi partikel sebanyak 3,2 x 10 3 sel/
interval waktu 30, 60, 90, 120, 180 dan 1444 partikel bola agar pada medium air laut setelah 30
menit. Setiap pengambilan sampel bola agar menit inkubasi. Rata-rata jumlah bakteri yang
dilakukan 3 kali ulangan. Sampel bola agar mengkolonisasi partikel bola agar meningkat
ditempatkan diatas objek gelas berupa counting secara linier seiring dengan lama waktu inkubasi.
chamber, kemudian ditetesi larutan formal dehid Jumlah bakteri yang terakumulasi pada partikel
dan pewarna DAPI (4´,6´-diamidino-2- fenilindol) bola sebanyak 2,70 x 104 sel/ partikel setelah
masing - masing satu tetes. Jumlah bakteri yang inkubasi 24 jam ( 1440 menit) (Gambar 1). Hasil
mengkolonisasi bola agar dihitung dengan studi ini menunjukkan bahwa bakteri Zoogloea sp
menggunakan mikroskop epifluoresens. memiliki kemampuan dalam mengkolonisasi suatu
partikel. Menurut Grossart et al., (2006)
2. Interaksi Bakteri Pembentuk Bioflok
berdasarkan tingkah laku, bakteri dikelompokkan
Terhadap Partikel Biopolimer dari
menjadi tiga tipe fungsi yaitu : 1) bakteri yang
Thalassiosira sp.
memiliki kemampuan mengkolonisasi suatu
partikel; 2) bakteri yang hidup bebas; dan 3)
Bakteri yang digunakan dalam Penelitian
bakteri yang bisa tumbuh dalam suatu suspensi
ini adalah bakteri pembentuk bioflok, Zoogloea
dan juga mampu mengkolonisasi suatu partikel.
sp. Medium yang digunakan adalah Marine
Bakteri Zoogloea sp termasuk dalam kelompok
brothdan air laut buatan. Sedangkan biopoli
bakteri yang dapat mengkolonisasi partikel atau
merpartikel transparent merupakan eksudat dari
bahan organik pada suatu perairan dan memiliki
Thalassiosira weisfloggii. koleksi Leibniz
sifat motilitas yang tinggi (Grossart et al.,
Institute, Jerman. Pengujian aggregasi,
2003;Grossart et al., 2006).
perhitungan jumlah dan kelimpahan dan ukuran
aggregat di hitung sesuai metode Grossartet al.
(2006). Isolat bakteri pembentuk bioflok
ditumbuhkan secara monokultur di dalam
60

tererakumulasi pada bola agar 30000 2. Interaksi Bakteri Pembentuk Bioflok


Terhadap Partikel Biopolimer dari
Jumlah bakteri yang
25000
Thalassiosira weisfloggi
)(sel/partikel
20000
Jumlah bakteri yang hidup dan
15000
mengkolonisasi senyawa polimer berupa partikel
10000 yang dihasilkan oleh mikroalga Thalassiosira
5000
weisfoggii yang dikultur secara tertutup dengan
menggunakan medium air laut buatan
0 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah
bakteri yang hidup melekat pada partikel hingga
hari ke empat setelah inkubasi (Gambar 2),
sedangkan bakteri Zoogloea sp yang hidup bebas
Waktu (menit) dan tersuspensi dalam kultur terjadi pertumbuhan
hingga hari ketiga dan selajutnya rata jumlah
bakteri mengalami penurunan. Jumlah bakteri
Gambar 1. Kolonisasi bakteri Zoogloea sp pada yang hidup melekat pada partikel hari pertama
bola agar buatan sebagai model inkubasi sekitar 2,3 x 105 sel/ mL setelah inkubasi
partikel empat hari populasi bakteri melekat pada partikel
mencapai 2,5 x 108sel/mL.Jumlah bakteri yang
hidup melekat pada partikel yang dihasilkan oleh
Partikel merupakan komponen penting fitoplankton Thalassiosira weisfoggii lebih tinggi
dalam suatu perairan yang dihuni oleh komunitas dibanding bakteri yang hidup bebas dalam suatu
mikroba yang padat dan memiliki berbagai fungsi kultur.
penting dalam proses biologis seperti produksi,
dekomposisi dan daur ulang nutrien dalam suatu 3.E+08
badan air ( Grossart et al., 2003). Banyak bakteri
Rata jumlah bakteri yang
melekat pada pad(sel/mL)

Bakteri melekat
dan fitoplankton menghasilkan suatu senyawa 2.E+08 Bakteri hidup bebas
berupa partikel eksopolimer yang transparan yang 2.E+08
berperanan dalam proses pembentukan aggregat
(Grossart et al., 2006a). Kolonisasi bakteri
1.E+08
tertentu pada permukaan suatu sel mikroalga akan
mempengaruhi secara langsung sifat adesif suatu
mikroalga (Hempel et al., 2009). Menurut Bossier 5.E+07
dan Verstraete (1996) suatu bakteri
mengkolonisasi suatu partikel atau flok yang ada
disekitarnya karena partikel tersebut mengandung 2.E+05
bahan organik dalam suatu larutan sebagai sumber 1 2 3 4
energi, nutrien mineral yang dapat dimanfaatkan
oleh mikroba. Jenis bakteri tertentu cenderung Waktu (hari)
hidup dalam suatu aggregat atau flok agar
Gambar 2. Rata-rata jumlah bakteri Zoogloea sp
terhindar dari predasi protozoa dan juga bisa
yang hidup bebas dan melekat pada
mendapatkan nutrien.Mikroba cenderung partikel yang dihasilkan mikroalga
mengkolonisasi partikel dan membentuk suatu Thalassiosiraweisfloggii
flok atau aggregat karena flok bisa merupakan
tempat yang sangat kaya akan nutrien dan Hasil studi ini menunjukkan bahwa
merupakan tempat terjadinya serangkaian bakteri Zoogloea sp tergolong dalam tipe bakteri
transformasi bahan organik. Aktivitas bakteri yang memiliki fungsi dapat mengkolonisasi
heterotrof dan nitrifikasi dapat berlangsung secara partikel dan juga bisa hidup secara bebas, akan
intensif dan simultan dalam suatu bioflok tetapi lebih dominan sebagai bakteri pembentuk
(Avnimelech, 2006). aggregat (flok). Menurut Grossart et al. (2006)
Bakteri heterotrof memiliki peranan penting
terhadap proses pembentukan aggregat
fitoplankton. Keberadaan bakteri heterotrof bisa
menyebabkan terjadinya perubahan aggregat
61

fitoplankton. Dalam suatu kultur bakteri dengan T. D. Kesimpulan


Weisfloggii adalah merupakan salah satu prasyarat
terjadinya pembentukan flok/agragat, sementara Bakteri Zoogloea sp memiliki
Navicula sp yang dikultur bersama bakteri, kemampuan mengkolonisasi partikel bola agar dan
nampak bahwa pembentukan aggregat partkel senyawa polimer yang dihasilkan oleh
berlangsung lambat. Hal ini menunjukkan bahwa mikroalga Thalassiosira weisflogii. Jumlah bakteri
perbedaan senyawa polimer yang dihasilkan oleh yang mengkolonisasi bola agar sebagai partikel
mikroalga, perekat sel dan komposisi komunitas buatan sebanyak 2.70 x 104 sel/partikel setelah
bakteri akan mempenentukan perbedaan inkubasi 24 jam. Sedangkan jumlah bakteri
pembentukan aggregat fitoplankton ( Grossart et Zoogloea sp dalam mengkolonisasi partikel yang
al. 2005). Jumlah bakteri baik yang hidup bebas dihasilkan oleh T. weisfloggii sebanyak 2,5 x 108
maupun melekat pada suatu partikel terjadi sel/mL.
perbedaan diantara jenis bakteri dan tahap
pertumbuhan (Grossart et al., 2006). Lebih lanjut E. Daftar Pustaka
dikemukakan bahwa pada percobaan dua jenis
Avnimelech, Y., (2005). Tilapia Harvest
diatom yaitu Skletonema costatum dan
Microbial Flocs in Active Suspension
Thalassiosira rotula dan dikultur bersama bakteri
Research Pond. Dept. Civil and
secara aksenik menunjukkan bahwa terjadi
perbedaan pertumbuhan secara eksponensial Environmental EngineeringTechnion,
dalam tingkah laku pemebentukan aggregat Israel Institute of Technology Haifa,
Israel.
sebagai akibat dari perbedaan bahan organik yang
dihasilkan, partikel eksopolimer dan partikel yang Avnimelech, A., 2006. Bio-filters : The Need for
mengandung protein. an New Comprehensive Approach.
Aquaculture Engineering, 34, 172-178.
Beberapa jenis fitoplankton yang telah
Avnimelech, Y., 2007. Feeding with Microbial
dilaporkan mampu menghasilkan senyawa
Flocs by Tilapia in Minimal Discharge
partikel eksopolimer yang berperan dalam
Bio-flocs Technology Ponds.
pembentukan aggregat (flok) yaitu Navicula sp,
Aquaculture, 264, 140 – 147
Thalassiosira weisfloggii (Grossart et al., 2006);
Avnimelech, Y., Kochba, M., 2009. Evaluation of
Skletonema costatum, Thalassiosira torula
Nitrogen Uptake and Excretion by
(Grossart et al, 2006b; Grossart dan Simon.,
2007); Nitzschia sp, Chaetoceros sp Rhizolenia Tilapia in Bio-floc Tanks, Using 15N
Tracing. Aquaculture, 287, 163 – 168.
sp, Leptocylindricus sp, Skeletonema sp dan
Bossier, P., dan Verstraete, W., 1996. Triggers for
Thalassionema sp ( Thornton, 2002). Beberapa
Microbial Aggregation in Activated
hasil penelitian telah dilaporkan tentang jenis-
Sludge. Applied Microbiological
jenis bakteri yang mampu menghasilkan senyawa
Biotechnology, 45 : P. 1-6.
bioflokulan yang berperan penting dalam
pembentukan bioflok atau aggregat diantaranya Burford, M.A., Thompson, P.J., McIntosh, R.P.,
Bauman, R.H., dan Pearson, D.C.,
adalah: Rhodococcus erytthropolis,
(2004) : The Contribution of
Flavobacterium sp, Zoogloea MP6, Zoogloea
Flocculated Material to Shrimp
ramigera, Pseudomonas C-120, Bacillus sp,
Enterobacter sp dan Nocardia amarae YK1 (Litopenaeus vannamei) Nutrition in a
(Salehizadeh dan Shojaosadati, 2001). Kedua High-Intensity, Zero-Exchange
kelompok mikroba ini mampu menghasilkan System. Aquaculture, 232, 525 – 537.
senyawa partikel eksopolimer yang berperan Crab, R., Avnimelech, A., Defoirdt, T,. Bossier,
dalam pembentukan suatu bioflok pada suatu P., Verstraete., (2007) : Nitrogen
perairan. Removal Techniques in Aquaculture
for a Sustainable Production,
Aquaculture, 270, 1-14.
Crab, R., Kochva, M., Verstraete, W., dan
Avnimelech, Y. ( 2009) : Bio-flocs
Technology Application in Over –
Wintering of Tilapia. Aquacultur
Engineering, 40, 105 – 112.
62

De Schryver, P., Crab, R., Defoirdt, T., Boon, N., Grossart, H-P., dan Simon, M. (2007) : Interaction
dan Verstraete, W., (2008) : The Basic of Planktonic Algae and Bacteria :
of Bio-flocs Technology : The Added Effects on Algal Growth and Organic
Value of Aquaculture. Aquaculture, Matter Dynamics. Aquatic Microbial
277, 125 – 137. Ecology, 47, 163 – 176.
Ebeling, J.M., Timmons, M.B., dan Bisogni, J.J., ( Grossart, H-P., Kiørboe, T., Tang, K. dan Ploug,
2006) : Engineering Analysis of the H. (2003) : Colonization of Particles :
Stoichiometry of Photoautotrophic, Growth and Interactions. Applied and
autotrophic, and Heterotrophic Environmental Microbiology, 69 (6),
Removal of Ammonia-Nitrogen in 3500 – 3509.
Aquacaulture Systems. Aquaculture, Hempel, M., Grossart, H-P., dan Gross, E.M.
257, 346 – 358. (2009) : Community Composition of
Hagreaves, J.A. (2006) : Photosynthetic Bacterial Biofilmsontwo
Suspended-Growth System in Submerged Macrophytes and Artificial
Aquaculture. Aquaculture Engineering, Substrate in a Pre –Alpine Lake.
34, 344 – 363. Aquatic Microbial Ecology,58, 79 –
Grossart, H-P., Hietanen, S., dan Plough, H. 94.
(2003) : Microbial Dynamics on Kiørboe, T., Tang, K., Grossart, H-P., dan Ploug,
Diatom Aggregate in Øresund, H. ( 2003) : Dynamics of Microbial
Denmark. Marine Ecology Progress Communities on Marine Snow
Series, 249, 69 – 78. Aggregates : Colonization, Growth,
Detachment, and Grazing Mortality of
Grossart, H-P., Kiørboe, T., Tang, K.W., Allgaier, Attached Bacteria. Applied and
M., Yam, E.M., dan Ploug, H., (2006) : Environmental Microbiology, 69,
Interaction between Marine Snow and 3036 - 3047.
Heterotrophic Bacteria : Aggregate Salehizadeh, H., dan Shojaosadati, S.A., 2001.
Formation and Microbial Dynamics. Extracellular biopolymeric
Aquatic Microbial Ecology, 42, 19 – flocculants Recent trends and
26. biotechnological importance. Journal
Grossart, H-P., Czub, G., dan Simon, M., (2006) : of Biotechnology Advance, 19 : 371 –
Algae-Bacteria Interactions and Their 385.
Effects on Aggregation and Organic
Matter Flux in the Sea. Environmental
Microbiology, 8 (6), 1074 – 1084.
Grossart, H-P., Levold, F., Allgaier , M., Simon,
M., dan Brinkhoff, T. (2005) : Marine
Diatom Species Harbour Distinct
Bacterial Communities. Environmental
Microbiology, 7 (6), 860 -873.
63

Anda mungkin juga menyukai