Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum ke-10 Hari,tanggal : Selasa, 16 April 2019

Mikrobiologi Akuatik Waktu : 08.00-12.00 WIB


Dosen : Dian Eka Ramadhani, SPi Msi
Muhammad Arif Mulya, SPi
Wida Lesmanawati, SPi MSi
Dosen asisten : Fadhil Setiawan
Laras Cica Marsela
Indah Febristi Grahanny, AMd

SELEKSI BAKTERI PROBIOTIK UNTUK AKUAKULTUR

Disusun oleh:
Kelompok 3
Arvin Mey Taofik J3H918155

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN


PERIKANAN BUDIDAYA
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Probiotik adalah penggunaan bakteri atau mikroba yang bersifat
menguntungkan, dapat menghambat atau mematikan mikroorganisme yang bersifat
toksik, sehingga kondisi kesehatan dalam suatu perairan dapat terjaga (Asminmai 2012).
Penggunaan probiotik dalam budidaya adalah untuk meciptakan sutu kesimbangan
ekosistem dan rantai makanan yang dapat membantu pertumbuhan organisme akuatik.
Dalam budidaya, dapat diterapkan kepadatanya yang tinggi pada suatu media apabila
kualitas air terjaga dengan baik (Asminmai 2012).
Bakteri probiotik memiliki beberapa kriteria atau syarat yang harus dipenuhi
untuk menjadi bakteri probiotik diantaranya yaitu memberikan efek yang
menguntungkan pada inang(host), tidak patogenik dan tidak toksik, mengandung
sejumlah besar sel hidup, mampu bertahan dan melakukan kegiatan metabolisme dalam
usus, tetap hidup selama dalam penyimpanan dari waktu yang digunakan, mempunyai
sifat sensori yang baik, dan diisolasi dari inang.
Menurut Gomez-Gil dan Roque (1998) dalam Rajab (2006), metode seleksi
bakteri probiotik terdiri dari 8 tahapan utama, yaitu : 1) pengumpulan informasi dasar
baik dari studi literatur maupun kenyataan di lapangan, seperti : informasi operasional
tambak atau usaha akuakultur lain, manajemen produksi dan pengendalian penyakit, 2)
penapisan mikroba, yaitu proses pemisahan mikroba dari campurannya berdasarkan
kriteria tertentu, seperti bakteri probiotik harus menguntungkan inangnya, mampu
bertahan hidup dalam usus, dapat disiapkan sebagai produk sel hidup pada skala
industri, dan dapat terjaga stabilitas serta sintasan untuk waktu yang lama pada
penyimpanan maupun di lapangan, 3) pengujian isolat dalam menghambat mikroba lain
secara in vitro dan in vivo, 4) pengujian patogenisitas terhadap inang, 5) pengujian skala
laboratorium termasuk melihat pengaruh kandidat probiotik secara in vivo terhadap
variabel imunologi, sintasan dan keragaan inang, serta uji tantang dengan patogen, 6)
pengujian skala lapangan, dan 7) analisa ekonomi biaya-laba Media yaitu suatu substrat
untuk menumbuhkan bakteri, yang menjadi padat atau tetap tembus pandang pada suhu
inkubasi (suhu yang cocok untuk pertumbuhan) Irianto, Koes. (2013) .

Bakteri merupakan organisme uniselular yang tumbuh dengan cara pembelahan


biner yaitu satu sel membelah secara simetris. Koloni bakteri adalah sekumpulan dari
bakteri-bakteri yang sejenis yang mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu
koloni-koloni (Volk 1993).Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat
dianggap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan
menghitung jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan.
Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam
cara,tergantung pada bahan dan jenis mikrobanya (Dwidjoseputro 2005).
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan sangat komplek. Beratus-
beratus spesies berbagai mikroba biasanya terdapat dilingkungan, termasuk lingkungan
akuakultur. Probiotik dapat dibagi dua kelompok yaitu bentuk cair merupakan mikroba
dalam bentuk suspensi (inokulan tunggal maupun multikultur) antara lain Lactobacillus,
Bacillus sp, Nitrobacteria dan bentuk padat yaitu mikroba diinokulasi (tunggal atau
multikultur) dalam media carier (Simarmata 2006). Efektivitas penggunaan bakteri
probiotik untuk mengendalikan mikroorganisme patogen sangat dipengaruhi oleh jenis
bakteri yang digunakan (Suprapto 2005). Hal tersebut, karena kehidupan bakteri sangat
dipengaruhi oleh lingkungan. Populasi bakteri pada lingkungan dengan kandungan
nutrien dan fisika-kimia berbeda, secara umum akan berbeda pula (Maier et al. 2000).

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari metode seleksi bakteri probakteri
unutk akualkultur.
METODOLOGI

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 16 april 2019 , pada pukul
08.00 WIB hingga selesai. Praktikum ini bertempat di LAB TPD Sukabumi.
Alat dan bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum adalah pinset, pipet steril, batang
penyebar, kertas cakram, dan busen. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah
media SWC, Larutan fisiologis, Biakan cair bakteri Aeromonas hydrophila dan Bacillus
sp.

Prosedur Praktikum
Siap bahan dan alat yang mau dipraktikumkan. Ambil 0,1ml suspensi bakteri
Aeromonas hydrophila, lalu teteskan pada media SWC dan kemudian sebar secara
merata dengan menggunakan batang penyebar. Bakar pinset sebentar diatas api busen,
lalu ambil kertas saring dengan pinset satu persatu. Celupkan kertas saring pertama ke
dalam larutan fisiologis dan letakan diatas permukaan media TSA yang telah disebari
biakan bakteri. Celupkan kertas saring dua ke dalam suspensi bakteri Bacillus sp dan
letakkan pada cawan petri yang dengan jarak tertentu. Inkubasikan pada suhu kamar
selama 24 jam dan amati pertumbuhan yang terjadi lalu ukur diameter daerah bening
yang timbul.
PEMBAHASAN

Hasil
Berikut merupakan hasil seleksi bakteri probiotik untuk akuakultur akan
disajikan pada tabel berikut.

Tabel 1. Hasil pengamatan seleksi bakteri probiotik pada metode kertas cakram

Zona Hambat
Larutan Fisiologis Bacillus
Cawan 1
Panjang diameter : 0 cm Panjang diameter : 0,1 cm

Cawan 2
Panjang diameter : 0 cm Panjang diameter : 0 cm
Berdasarkan tabel 1 di atas, seleksi bakteri pada cawan 1 larutan fisiologis
adalah diameternya 0 cm untuk larutan fisiologis dan bacillus 0,1 cm. Sedangkan pada
cawan 2 yang memebentuk zona bening dan menghambat pertumbuhan bakteri pada
larutan fisiologis adalah diameternya 0 cm dan bacillus 0 cm.
untuk zona hambat bening 0 cm merupakan tidak terdapat zona bening.

Gambar : Cawan 1

Gambar : Cawan 2
Pembahasan

Bacillus merupakan bakteri Gram positif, berbentuk batang, beberapa spesies


bersifat aerob obligat dan bersifat anaerobik fakultatif, dan memiliki endospora sebagai
struktur bertahan saat kondisi lingkungan tidak mendukung (Backman et al. 1994).
Menurut Fardiaz (1992) bentuk spora Bacillus bervariasi bergantung pada spesiesnya.
Endospora ada yang lebih kecil dan ada juga yang lebih besar dari pada diameter sel
induknya. Pada umumnya sporulasi terjadi bila keadaan medium memburuk, zat-zat
yang timbul sebagai pertukaran zat yang terakumulasi dan faktor luar lainnya
yang merugikan. Bacillus mempunyai sifat yang lebih menguntungkan daripada
mikroorganisme lain karena dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama pada kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhannya (Wong 1994).

Penggunaan probiotik dalam budidaya adalah untuk meciptakan sutu


kesimbangan ekosistem dan rantai makanan yang dapat membantu pertumbuhan
organisme akuatik. Dalam budidaya, dapat diterapkan kepadatanya yang tinggi pada
suatu media apabila kualitas air terjaga dengan baik (Asminmai 2012).

Probiotik merupakan substansi yang disekresi oleh suatu mikroorganisme yang


merangsang pertumbuhan mikroorganisme lainnya (Lilley dan Stillwel,
1965 dalam Murni, 2004). dalam Murni (2004) probiotik merupakan organisme beserta
substansinya yang dapat mendukung keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan.
Sedangkan menurut Stark Murni (2004) bahwa probiotik merupakan produk
mikroorganisme hidup dan non patogen yang diberikan pada hewan untuk perbaikan
laju pertumbuhan, efisiensi konversi ransum dan kesehatan hewan. Dan menurut Fuller
(1992) dalam Rajab (2006) bahwa probiotik adalah mikrob hidup yang ditambahkan ke
dalam pakan yang dapat memberikan pengaruh menguntungkan bagi hewan inang
dengan memperbaiki keseimbangan mikrob ususnya.
PENUTUP

Kesimpulan
Hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat kesimpulan bahwa Semakin
besar daerah atau zona bening maka semakin besar juga keefektifan bakteri probiotik
dalam menghambat pertumbuhan bakteri pathogen dan praktikan telah mengetahui cara
seleksi terhadap probiotik.

Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan bakteri-bakteri yang diuji dalam uji
probiotik diperbanyak jenisnya seperti bakteri yang hidup di lingkungan budidaya dan
larutan yang digunakan juga lebih beragam seperti dari bahan herbal dan buah-buahan.
Hal ini dikarenakan sangat banyak bakteri-bakteri yang hidup pada lingkungan
budidaya dan larutan-larutan yang dihasilakan oleh ektrak dari bahan herbal dan buah-
buahan.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Irianto, Koes. 2013. MikrobiologiMedis (Medical Microbiology), pp. 71-3.


Bandung (ID): PenerbitAlfabeta.

Anda mungkin juga menyukai