Anda di halaman 1dari 51

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN PRAKTIKUM
PENANAMAN DAN ISOLASI MIKROORGANISME

KELOMPOK IV

NURFADILA D1B120291
YUNALDI D1B120330
HIJRAH RAHMADANI D1B120340
TIRZA H. SAPAN D1A119206
ADINDA MULTAYMMAH MARSUKI D1B120246

KELAS : E / 2020

ASISTEN : FELIX RONALDO RADA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat

dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk

dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia

mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga

diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian (Putri, 2017).

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan

memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan

tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri

(inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam

hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya

kontaminasi. Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptis ke dalam media

steril baik pada media padat maupun media cair. Inokula merupakan bahan yang

mengandung mikroba atau biakan mikroba baik dalam keadaan cair maupun padat

(Kurniaji, 2011).

Pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh lingkungan seperti suhu,

kelembaban, dan pengaruh lain. Selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan,

pertumbuhan mikroorganisme juga dipengaruhi faktor dari dalam bakteri itu

sendiri.Untuk pertumbuhannya mikroorganisme membutuhkan kondisi yang ideal

sehingga mikroba dapat tubuh secara optimal. Perubahan lingkungan akan dapat

mempengaruhi pertumbuhan bakteri, bahkan dapat mengubah morfologi dan


fisiologi dari mikroba tersebut. Mikroorganisme dapat beradaptasi dengan baik di

lingkungan yang berbeda.mikroorganisme dapat berkembang dengan sangat pesat,

bahkan pertumbuhan mikroorganisme yang sangat besar dapat menjadi suatu

wabah penyakit atau meyebabkan kerusakan pada bahan makanan (Yusmaniar,

2017).

Bakteri merupakan organism bersel tunggal (mikroorganisme) yang sangat

mudah ditemukan dimna saja, di tanah, di air, debu, dan pada udara. Terdapat

bermacam perbedaan tipe dan bentuk mikroorganisme tergantung fungsi dan

kegunaannya. Beberapa bakteri ada yang digunakan sebagai bahan untuk pupuk,

dapat juga sebagai flora normal dalam tubuh dalam tubuh manusia dan hewan

(Wahyuningtyas, 2015).

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient)

yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-

macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis

dan perhitungan jumlah mikroba, media pertumbuhan mikroorganisme adalah

suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan

mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi

media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.

Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi

kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya sesuai

kebutuhan bakteri. Oleh karena bakteri yang berbeda memerlukan kebutuhan akan

nutrisi yang berbeda pula , sehingga dikembangkan berbagai macam media

pertumbuhan untuk digunakan dalam diagnosa mikrobiologi. Media pertumbuhan

bakteri atau media kultur bakteri adalah cairan atau gel yang di design untuk
mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan sel. Terdapat dua jenis utama

media pertumbuhan yaitu media yang digunakan untuk kultur pertumbuhan sel

tumbuhan atau binatang dan jenis yang kedua yaitu kultur mikrobiologi yang

digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur (Putri,

2017)

Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan

dari satu sel tunggal. Kultur murni atau biakan murni diperlukan karena semua

metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi

mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis,

maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam

mikroorganisme saja (Buckl, 2017).

B. Maksud Percobaan

Adapun maksud percobaan kali ini yaitu :

1. Agar dapat memahami cara penanaman dan isolasi mikroba.

2. Agar dapat memahami proses mengisolasi mikroba yang terdapat dalam

sumber isolasi.

3. Agar dapat memahami proses penangkapan mikroba ditempat yang berbeda

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan kali ini yaitu :

1. Untuk mengetahui dan menentukan pertumbuhan mikroba secara kuantitatif

2. Untuk mengetahui dan menentukan proses pertumbuhan mikroba setelah

penangkapan secara kuantitatif


3. Untuk mengetahui dan menentukan proses pertumbuhan mikroba sebelum

penangkapan ditempat berbeda

D. Manfaat Percobaan

Adapun manfaat percobaan kali ini yaitu :

1. Mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan dasar penanaman mikroba dalam

media pertumbuhan.

2. Mahasiswa dapat mengetahui proses mengisolasi mikroba.

3. Mahasiswa dapat mempelajari, penangkapan mikroba, dan melakukan

prosedur umum penanaman dan isolasi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk

mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme

mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun

bersel banyak (multiseluler) Namun, beberapa protista bersel tunggal masih

terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata

telanjang (Kurniaji, 2011).

Mikroorganisme dalam pangan memiliki peranan penting, terutama pada

proses pengolahan bahan mentah menjadi produk setengah jadi dan produk jadi

dikarenakan enzim yang terdapat dalam mikroorganisme tersebut. Banyak

manfaat yang bisa kita peroleh dari pemanfaatan mikroorganisme ini, diantaranya

sebagai starter produk pangan hingga fungsinya yang mampu menghambat

kerusakan dan pembusukan bahan pangan. Namun, selain manfaat tersebut,

mikroorganisme juga memiliki andil dalam terjadinya kerusakan dan proses

pembusukan bahan pangan. Beberapa proses pengolahan yang kurang tepat malah

dapat menimbulkan tumbuhnya mikroorganisme pathogen (Yuniastri, 2018).

Isolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari

lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam

medium buatan. Isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan

mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya.


Memindahkan bakteri dari medium lama kedalam medium yang baru diperlukan

ketelitian dan pengsterilan alat-alat yang digunakan, supaya dapat dihindari

terjadinya kontaminasi. Pada pemindahan bakteri dicawan petri setelah agar baru,

maka cawan petri tersebut harus dibalik, hal ini berfungsi untuk menghindari

adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan petri

(Murtius, 2018).

Teknik pengambilan sampel untuk mendapatkan mikroba yang diinginkan

merupakan suatu aspek penting yang harus diperhatikan ketika melakukan

penelitian mikrobiologi. Sampel yang diambil haruslah merupakan representasi

dari seluruh bagian yang diteliti. Untuk itu diperlukan teknik yang benar agar

terhindar dari kesalahan yang mengakibatkan sampel menjadi bias. Beberapa

prinsip pengambilan sampel antara lain adalah; sampel yang diambil merupakan

perwakilan dari keseluruhan bagian yang diteliti; sampel yang diambil benar-

benar dari sumbernya dan sampel tetap terjaga kondisinya seperti saat

pengambilan sampai dilakukan tahap pembiakan dan analisa sampel (Kusmiyati,

2018)

Morfologi mikroba serta jumlahnya dapat diobservasi dengan cara

mengisolasi dan membiakkannya pada media agar nutrisi terlebih dahulu. Koloni

bakteri dapat diamati pertumbuhannya setelah diinkubasi selama 1 x 24 atau 2 x

24 jam pada suhu yang sesuai, sedangkan jamur dapat diamati setelah 5-7 hari

inkubasi. Karakteristik morfologi tiap koloni perlu dicatat sesuai dengan ciri-ciri

yang ditunjukkan sebagai bagian dari proses identifikasi bakteri (Kusmiyati,

2018)
Metode penanaman secara anaerob yaitu, salah satu cara yang biasa

digunakan untuk isolasi mikroba anaerob adalah metode Hungate. Pada umumnya

laboratorium mikrobiologi melakukan hal ini menggunakan Anaerobik jar.

Peralatan ini kedap udara dan rendah oksigen karena ditambahkan paladium yang

sangat efektif untuk mereduksi oksigen, namun harganya mahal. Vakum memiliki

potensi sebagai inkubator anaerob. Pada inkubator ini, mikroorganisme obligat

aerob dananaerob fakultatif masih dapat hidup yang diduga karena masih terdapat

oksigen pada head space pada peralatan tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk

mengetahui efektivitas desikator termodifikasi sebagai inkubator anaerob dan

melakukan isolasi mikroba dari unit pengolahan air limbah tekstil sehingga

diperoleh konsorsium mikro-organisme (mixed culture) anaerobic (Humaidah,

2011)

Hal yang perluh di perhatikan pada saat proses mengisolasi mikroba yaitu

dengan:

1. Sifat setiap jenis mikroorganisme yang akan diisolasi, media pertumbuhan

yang sesuai, cara menginokulasi mikroorganisme, cara menguji

mikroorganisme yang telah diisolasi sesuai dengan yang diinginkan, dan cara

memelihara agar mikroorganisme yang telah di isolasi tetap merupakan kultur

murni (Handayani, 2016).

2. Untuk isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikroba

pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya (Solikah,

2019).
Metoda yang umum digunakan adalah metode gores kuadran. Metode gores

kuadran menggunakan prinsip memperkecil jumlah mikroba yang terbawa selama

proses gores. Cawan petri dibagi atas empat area yang digores secara melingkar

dan berakhir di tengah. Proses menggores tersebut dilakukan secara berurutan

sehingga pada area terakhir diharapkan jumlah koloni mikroba yang tumbuh

menjadi relatif jarang. Jumlah koloni yang sedikit akan memudahkan untuk

diamati dan dipisahkan antara jenis yang berbeda, menuju proses selanjutnya

(Murtius, 2018).

Metoda gores sering kali dikombinasikan dengan penggunaan media

selektif. Media selektif memiliki komposisi yang memudahkan pertumbuhan

kelompok mikroba tertentu sembari menghambat pertumbuhan kelompok

mikroba lainnya. Sering kali media selektif juga mengkondisikan pertumbuhan

koloni mikroba tertentu sehingga koloni tersebut menunjukkan ciri khusus

(Murtius, 2018).

Pada penanaman mikroba perlu diperhatikan kebutuhan nutrisi untuk

mikroba tersebut sehingga dapat tumbuh dengan baik. Isolasi bakteri adalah

memisahkan bakteri dari alam dan menanamnya dalam media baru sebagai biakan

murni. Teknik untuk menanam bakteri adalah sebagai berikut:

1. Spread plate method (cara tebar/sebar). Teknik spread platemerupakan teknik

isolasi mikroba dengan cara menginokulasi kultur mikroba dengan cara

dipulas atau disebar padapermukaan media agar padat. Metode ini dilakukan

dengan mengencerkan biakan kultur mikroba.


2. Streak plate method (cara gores). Teknik isolasi koloni bakteri dengan cara

ini dilakukan dengan cara menggoreskan suspensi bahan yang mengandung

mikroba pada permukaan media agar padat.

3. Pour plate method (cara tabur). Teknik ini dilakukan menginokulasi medium

agar yang sedang mencair pada temperatur 45-500C dengan suspensi bahan

yang mengandung mikroba, dan menuangkannya ke dalam cawan petri steril.

4. Pembiakan lapangan. Teknik ini dilakukan dengan cara membasahi seluruh

permukaan agar dengan suspensi kuman. Hal ini akan menyebabkan

pertumbuhan kuman merata. Biasanya digunakan untuk uji kepekaan

antibiotika dan uji jenis kuman dengan bakteriofaga.

5. Pembiakan agar miring. Teknik inokulasi bakteri dengan cara menggoreskan

pada permukaan agar miring.

6. Pembiakan dengan tusukan. Teknik inokulasi bakteri dengan cara

menusukkan ose pada permukaan agar tegak.

7. Biakan cair. Teknik ini dilakukan dengan carakedalam wadah yang berisi

media cair dicelupkan kawat (Handayani, 2016).

Prinsip kerja dari penanaman dan isolasi mikroorganisme diantaranya

sebagai berikut:

a. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan

mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini

dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel

mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya. Beberapa

cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan

campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode


cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip

pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan

anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat

diamati (Sabbathini Gabriela Christy, dkk. 2017).

b. Teknik penanaman ini merupakan lanjutan dari pengenceran bertingkat.

Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi

biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil suspensi

dari beberapa tabung pengenceran terakhir (Tim Mikrobiologi farmasi. 2020).

Teknik penangkapan mikroba dapat dijelaskan yaitu pertama-tama Tuangkan

medium dari salah satu tabung secara aseptik ke dalam cawan petri I, biarkan

medium mengeras. Lakukan hal yang sama untuk cawan petri steril (no. II sampai

IX), kemudian lakukan:

a. Biarkan cawan petri II tanpa perlakuan

b. Ambil secara septik 0,2 ml air suling steril dengan pipet yang tidak steril dan

teteskan di atas permukaan medium cawan petri nomor III.

c. Korek sedikit kotoran gigi dan goreskan di atas permukaan medium pada

cawan petri nomor IV.

d. Bersihkan pisau laboratorium dengan alkohol 70% korek sedikit epidermis

kulit tangan dan letakkan di atas permukaan medium cawan petri nomor V.

e. Ambil beberapa helai rambut kepala dan letakkan di atas permukaan medium

cawan petri nomor VI, dengan menggunakan pinset tumpul tang telah

dibersihkan dengan alkohol 70%.

f. Sentuhkan jari anda pada permukaan medium pada cawan petri nomor VII.
g. Bukalah cawan petri nomor VIII, IX, dan X di tiga tempat yang berlainan,

misalnya satu dalam laboratprium, satu ditempat yang banyak dilewati orang

lalu lalang dan satu lagi di tempat banyak angin.

Selanjutnya Inkubasikan semua cawan petri selama 24-48 jam. Amati

perubahan yang terjadi. Simpan cawan-cawan tersebut dalam lemari es untuk

bahan praktikum yang akan datang (Meganada Hiaraya Putri, Sukini, Yodong ,

2017).

Identifikasi bakteri dilakukan jika telah mendapatkan biakan murni. Biakan

murni didapatkan setelah melakukan teknik isolasi bakteri. Kultur murni

digunakan untuk mengetahui jenis bakteri dengan melihat morfologi, sifat dan

kemampuan biokimiawinya. Menurut Irianto dalam mengidentifikasi suatu bakteri

dapat dilakukan degan mengamati karakteristik makroskopis, mikroskopis, dan uji

biokimia bakteri tersebut. Menurut Dwijoseputro pengamatan makrokopis bakteri

meliputi bentuk koloni, ukuran koloni, elevasi atau sudut kemiringan koloni,

pigmentasi atau warna koloni, margin atau tepi koloninya, permukaan koloni,

serta halus-kasarnya permukaan (Pelczar, 2013).


B. Uraian Bahan

1. Alkohol (Dirtjen POM, 1979 : 79)

Nama resmi : AETHANOLUM

Nama lain : Alkohol/Alkohol

RM/ BM : C2H6O/46,07

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak bewarna, jernih, mudah menguap

dan mdah bergerak, bau khas rasa panas, mudah

terbakar dan memberikan nyala biru yang tidak

sberasap

Kelarutan : Sangat mudah larutdalam air, dalam klorofotm

P dan dalam eter P

Kegunaan : Sebagai zat tambahan juga dapat membunuh

kuman

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari

cahaya, ditempat sejuk jauh dari nyala api

2. Aquadest (Dirtjen POM, 1979 : 96)

Nama resmi : AQUA DESTILATA

Nama lain : Aquadest

RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak berasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut


C. Uraian Medium

3. Medium Eosin Methylene Blue Agar (Atmojo, 2019)

Komposisi : Peptone : 10 g

Lactose :5g

Sucrose :5g

Dipotassium Phosphate : 2 g

Eosin Y : 0,4 g

Methylene Blue : 0,065 g

Aquadest : 1 liter
D. Uraian Sampel

1. Sampel Bakso (Wibowo, 2012)

Komposisi : Air : 77,85 g

Lemak : 0,31 g

Protein : 6,95 g

Karbogidrat : 1,79 g

Garam : 1,75 g

2. Sampel Mie (Healthline, 2017)

Komposisi : Lemak : 3,3 g

Karbohidrat : 40, 02 g

Protein : 7, 22 g

Kolestrol : 46 mg

Sodium : 378 mg

Vitamin A :1%

Kalsium 2 % :2%

Zat besi : 13 %

3. Sample Nasi (Tari, 2020)

Komposisi : Kalori : 242 g

Lemak : 0, 4 g

Sodium : 0 mg

Karbohidrat : 53, 4 g

Serat : 0, 6 g

Gula :0g

Protein : 4, 4 g
4. Sampel Roti (Adrian, 2018)

Komposisi : Kalori : 80 g

Lemak : 19 g

Karbohidrat : 15 g

Sodium : 20 mg

5. Sampel The Gelas ( Ali Zaenal, 2018 )

Komposisi : Air : 7, 70 g

Energi : 300, 00 kkal

Protein : 28, 30 g

Lemak : 4, 80 g

Karbohidrat : 53, 60 g

Natrium : 60, 00 mg

6. Yakult ( Hanifah, 2021 )

Komposisi : Energi : 50 kalori

Protein : 0, 8 g

Karbohidrat : 12 g

Lemak : < 0,1 g


BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu: Autoklaf,

Batang pengaduk, Botol semprot, Bunsen, Cawan petri, Cawan porselin,

Erlenmeyer 250 mL, Gelas ukur 100 mL, Inkubator, Kain halus, Kain kasar, Kaki

tiga, Kawat kasa, Kertas perkamen, Kapas steril, Lumpang dan Alu, Pipet tetes 20

mL, Ose bulat, Oven, Rak tabung reaksi, Sendok tanduk, Spatula, Spoid, Tabung

reaksi dan Timbangan analik.

B. Bahan

Adapun bahan yang di gunakan pada laboratorium yaitu: Alkohol, Aquades,

Sampel Bakso, EMBA, Sampel Mie, Sampel Nasi, Sampel Roti, Sampel Teh

gelas dan Sampel Yakult.

C. Cara Kerja

1. Sterilisasi alat

a. Disiapkan lampu spiritus.

b. Disiapkan alat yang akan disterilisasi seperti ose bulat, ose lurus, dan spoid.

c. Disterilisasi alat dengan cara membakar permukaan alat diatas nyala api

bunsen.

d. Dilakukan dengan cara memanaskan ose pada lampu spiritus atau nyala api

bunsen, mulailah dari pangkal kawat dan setelah merah berpijar, secara

pelan-pelan pemanasan dilanjutkan ke ujung ose.


2. Penanaman mikroba

a. Sampel bakso

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Digerus bahan sampel bakso hingga halus

3) Ditimbang sampel bakso sebanyak 1 gram

4) Dilarutkan dengan aquadest secukupnya dalam cawan petri

5) Dimasukkan aquades sebanyak 9 mL pada 8 tabung reaksi

6) Dimasukkan sampel bakso pada tabung reaksi pertama dan

dihomogenkan

7) Diambil larutan sampel bakso pada tabung reaksi 10-1 sebanyak 1 mL

lalu masukkan ke dalam tabung reaksi kedua lalu ditutup dengan

kapas steril

8) Dilakukan pengerjaan yang sama pada tabung reaksi 10-2 sampai

tabung reaksi 10-8

9) Diingkubasi dalam inkubator

b. Pembuatan roti

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Digerus bahan sampel roti hingga halus

3) Ditimbang sampel roti sebanyak 1 gram

4) Dilarutkan dengan aquadest secukupnya dalam cawan petri

5) Dimasukkan aquades sebanyak 9 mL pada 8 tabung reaksi

6) Dimasukkan sampel roti pada tabung reaksi pertama dan

dihomogenkan
7) Diambil larutan sampel roti pada tabung reaksi pertama sebanyak 1

mL lalu masukkan ke dalam tabung reaksi kedua lalu ditutup dengan

kapas steril

8) Dilakukan pengerjaan yang sama pada tabung reaksi 10-2 sampai

tabung reaksi 10-8

9) Diingkubasi dalam inkubator

c. Sampel mie

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Digerus bahan sampel mie hingga halus

3) Ditimbang sampel mie sebanyak 1 gram

4) Dilarutkan dengan aquadest secukupnya dalam cawan petri

5) Dimasukkan aquades sebanyak 9 mL pada 8 tabung reaksi

6) Dimasukkan sampel mie pada tabung reaksi pertama dan

dihomogenkan

7) Diambil larutan sampel mie pada tabung reaksi pertama sebanyak 1

mL lalu masukkan ke dalam tabung reaksi kedua lalu ditutup dengan

kapas steril

8) Dilakukan pengerjaan yang sama pada tabung reaksi 10-2 sampai

tabung reaksi 10-8

9) Diingkubasi dalam inkubator

d. Sampel nasi

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Digerus bahan sampel nasi hingga halus

3) Ditimbang sampel nasi sebanyak 1 gram


4) Dilarutkan dengan aquadest secukupnya dalam cawan petri

5) Dimasukkan aquades sebanyak 9 mL pada 8 tabung reaksi

6) Dimasukkan sampel nasi pada tabung reaksi pertama dan

dihomogenkan

7) Diambil larutan sampel nasi pada tabung reaksi pertama sebanyak 1

mL lalu masukkan ke dalam tabung reaksi kedua lalu ditutup dengan

kapas steril

8) Dilakukan pengerjaan yang sama pada tabung reaksi 10-2 sampai

tabung reaksi 10-8

9) Diingkubasi dalam inkubator

e. Sampel yakult

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Diambil bahan yakult menggunakan spoit sebanyak 1 mL

3) Ditimbang sampel yakult sebanyak 1 gram

4) Dilarutkan dengan aquadest secukupnya dalam cawan petri

5) Dimasukkan aquades sebanyak 9 mL pada 8 tabung reaksi

6) Dimasukkan sampel yakult pada tabung reaksi pertama dan

dihomogenkan

7) Diambil larutan sampel yakult pada tabung reaksi pertama sebanyak 1

mL lalu masukkan ke dalam tabung reaksi kedua lalu ditutup dengan

kapas steril

8) Dilakukan pengerjaan yang sama pada tabung reaksi 10-2 sampai

tabung reaksi 10-8

9) Diingkubasi dalam inkubator


f. Sampel teh gelas

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Diambil bahan teh gelas menggunakan spoit sebanyak 1mL

3) Ditimbang sampel teh gelas sebanyak 1 gram

4) Dilarutkan dengan aquadest secukupnya dalam cawan petri

5) Dimasukkan aquades sebanyak 9 mL pada 8 tabung reaksi

6) Dimasukkan sampel teh gelas pada tabung reaksi pertama dan

dihomogenkan

7) Diambil larutan sampel teh gelas pada tabung reaksi pertama sebanyak

1 mL lalu masukkan ke dalam tabung reaksi kedua lalu ditutup dengan

kapas steril

8) Dilakukan pengerjaan yang sama pada tabung reaksi 10-2 sampai

tabung reaksi 10-8

9) Diingkubasi dalam inkubator

3. Penangkapan mikroorganisme

a. Tanpa perlakuan

1) Dibiarkan cawan petri tanpa perlakuan selama 15 menit.

2) Dimasukkan ke dalam inkubator, lalu di inkubasi selama 1 x 24

jam dengan suhu 37oC.

3) Diamati cawan petri I yang telah di inkubasi selama 1 x 24 jam.

4) Ditulis hasil pengamatan

b. Dalam Ruangan

1) Dibiarkan terbuka ⅓ cawan petri didalam ruangan selama 15 menit.


2) Dimasukkan kedalam inkubator, lalu diinkubasi selama 1 x 24 jam

pada suhu 37oC.

3) Diamati cawan petri yang telah diinkubasi selama 1 x 24 jam

4) Ditulis hasil pengamatan

c. Depan Laboratorium

1) Dibiarkan terbuka ⅓ cawan petri depan laboratorium selama 15 menit.

2) Dimasukkan ke dalam inkubator, lalu diinkubasi selama 1 x 24 jam

pada suhu 37oC

3) Diamati cawan petri yang telah diinkubasi selama 1 x 24 jam

4) Ditulis hasil pengamatan

d. Di WC

1) Dibiarkan dan dibuka ⅓ cawan petri diWC selama 15 menit

2) Dimasukkan ke dalam inkubator, lalu diinkubasi selama 1 x 24 jam

pada suhu 37oC

3) Diamati cawan petri yang telah diinkubasi selama 1 x 24 jam

4) Ditulis hasil pengamatan

e. Lampu UV

1) Dibiarkan dan dibuka ⅓ cawan petri didalam lampu UV selama 15

menit

2) Dimasukkan ke dalam inkubator, lalu diinkubasi selama 1 x 24 jam

pada suhu 37oC

3) Diamati cawan petri yang telah diinkubasi selama 1 x 24 jam

4) Ditulis hasil pengamatan


f. Laminal Air Flow ( LAF )

1) Dibiarkan dan dibuka ⅓ cawan petri didalam LAF selama 15 menit

2) Dimasukkan ke dalam inkubator, lalu diinkubasi selama 1 x 24 jam

dengan suhu 37oC

3) Diamati cawan petri V yang telah diinkubasi selama 1 x 24 jam

4) Ditulis hasil pengamatan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1. Penanaman mikroba

No. Hasil Keterangan

Negatif tidak
terdapat
1. pertumbuhan
mikroba

Sebelum inkubasi Sesudah inkubasi


(Sampel Nasi) (Sampel Nasi)

Positif terdapat

2. pertumbuhan
mikroba

Sebelum inkubasi Sesudah inkubasi


(Sampel Mie) (Sampel Mie)

Negatif tidak
terdapat
3. pertumbuhan
inkubasi
Sebelum inkubasi Sesudah inkubasi
(Sampel Bakso) (Sampel Bakso)
Positif terdpat

4. pertumbuhan
mikroba

Sebelum inkubasi Sesudah inkubasi


(Sampel Yakult) (Sampel Yakult)

Negatif tidak
terdapat
pertumbuhan
5.
mikroba

Sebelum inkubasi Sebelum inkubasi


(Sampel Teh) (Sampel Teh)

Positif terdapat

6. pertumbuhan
mikroba

Sebelum inkubasi Sesudah inkubasi


(Sampel Roti) (Sampel Roti)
Tabel 2. Penangkapan mikroba

No. Hasil Keterangan

Negatif tidak
terdapat
1. pertumbuhan
mikroba
Sebelum inkubasi
(LAF) Sesudah inkubasi
(LAF)

Negatif tidak
2. terdapat mikroba

Sebelum inkubasi Sesudah Ingkubasi


(UV) (UV)

Positif terdapat

3. pertumbuhan
mikroba

Sebelum inkubasi Sesudah inkubasi


(WC) (WC)
Negatif tidak
terdapat
4. pertumbuhan
mikroba

Sebelum inkubasi Sesudah inkubasi


( Tanpa perlakuan) (Tanpa perlakuan)

Negatif tidak
terdapat
5. pertumbuhan
mikroba

Sebelum inkubasi Sesudah inkubasi

(Depan Lab) (Depan Lab)

Negati tidak
terdapat
6. pertumbuhan
miroba

Sebelum inkubasi Sesudah inkubasi


(Ruangan) (Ruangan)
B. Pembahasan

Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan

mikroba di luar dari lingkungan alamianya. Pemisahan mikroorganisme dari

lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak

bercampur lagi dengan bakteri lainnya dan ini disebut dengan biakan murni.

Penanaman dan isolasi mikroorganisme bertujuan untuk mengisolasi

mikroorganisme bakteri dari berbagai sumber isolasi, serta mengetahui

mikroorganisme yang terdapat dalam sumber isolasi

Pada praktikum kali ini memiliki prinsip untuk memisahkan satu

jenismikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam –

macammikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media

padatsel – sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada

tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan murni atau biakan aksenik.

Adapun alat – alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu: Autoklaf,

batang pengaduk, botol semprot, bunsen, cawan petri, cawan porselin, erlenmeyer,

gelas ukur, inkubator, kain halus, kain kasar, kaki tiga, kawat kasa, kertas

perkamen, kapas, steril, lumpang dan alu, pipet tetes 20 ml, ose bulat, oven, rak

tabung reaksi, sendok tanduk, spatula, spoit, tabung reaksi dan timbangan analitik.

Dan adapun bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:

Aquadest, Bakso, EMB agar, Mie, Nasi, Roti, The gelas dan Yakult.

Adapun sebelum melakukan praktikum dilakukan terlebih dahulu sterilisasi

alat, Tujuan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah mematikan, menghambat

pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang ada pada alat dan
bahan yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan guna menciptakan suasana

aseptis

Pada percobaan ini digunakan teknik pengenceran bertingkat yang mana

tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah

mikroba yang tersuspensi dalam cairan penentuan besarnya atau banyaknya

tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel

digunakan perbandingan 1:9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan

selanjutnya sehingga pengenceran berikut yang mengandung 1/10

mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya

Pada pembuatan sampel bahan padat dilakukan percobaan dengan cara

menggerus bahan sampel padat (bakso, roti, nasi, mie) hingga encer lalu

menimbang sampel timbang sebanyak 1 gram, sampelnya dilarutkan dalam cawan

porselin dengan aquades sebanyak 9 ml pada seluruh tabung reaksi, Setelah

semua tabung reaksi terisi aquades dimasukkan sampel kedalamnya. Diambil

sampel pada tabung reaksi pertama sebanyak 1 ml lalu masukkan sampelnya

kedalam tabung reaksi kedua dan ditutupi dengan kapas steril. Dilakukan

pengerjaan yang sama pada tabung reaksi kedua samapi tabung reaksi kedelapan.

Pada jeempat sampel dilakakukan dengan cara yang sama dikarenakan

keempatnya merupakan bahan media padat.

Pada pembuatan sampel bahan cair diambil bahan berupa cairan (teh gelas

dan yakult). Menggunakan spoit sebanyak 1 ml, lalu dimasukkan aquades aquades

sebanyak 9 ml pada 8 tabung reaksi.setelah itu Dimasukkan sampel cair pada

tabung reaksi pertama, diambil sampel cair pada tabung reaksi pertama sebanyak

1 ml lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi kedua. Tabung reaksi ditutup dengan
kapas steril , dilakukan pengerjaan yang sama pada tabung reaksi kedua sampai

tabung reaksi kedelapan.

Penanaman miroorganisme dilakukan dengan cara membakar terlebih

dahulu spirtus lalu ambil ose bulat dan dibakar sampai pijar, dengan ose tersebut

diambil sedikit biakan mikroba. kemudian gesekkan ose tersebut yang telah berisi

mikroba dengan uji secara zigzag diatas permukaan medium miring, mulai dari

ujung bagian bawah sampai ujung bagian atas. Lakukan pada medium cair dengan

cara yang sama, diawali dengan membakar ose bulat hingga pijar dan dibakar

diatas api. Dengan ose tersebut diambil sedikit biakkan mikroba kemudian

dimasukkan pada medium agak tegak. Diinkubasi untuk bakteri 1x24 jam atau

1440 menit dengan suhu 37oC, setelah 1x24 jam atau 1440 menit dengan suhu

37oC, setelah itu diamati pertumbuhan koloni bakteri yang terbentuk.

Cara kerja penangkapan mikroorganisme tanpa perlakuan yang pertama

memasukkan media pada cawan petri I lalu dibiarkan tanpa perlakuan selama 15

menit, lalu dimasukkan ke dalam inkubator dan diinklubasi selama 1 x 24 jam

atau 1441 menit dengan suhu 34oc. Setelah itu cawan petri dikeluarkan lalu

diamati.

Pada isolasi yang bertempat di dalam ruangan dilakukan dengan cara, media

diletakkan di dalam ruangan lalu dibuka sepertiga dari tutup cawan petri nya lalu

dibiarkan selama 15 menit. Setelah 15 menit cawan petri ditutup lalu diikat

menggunakan karet handskun lalu diinkubasi selama 1440 menit atau 1 x 24 jam

dengan suhu 37oc.

Pada isolasi yang bertempat di depan laboratorium dilakukan dengan cara,

media diletakkan di dalam ruangan lalu dibuka sepertiga dari tutup cawan petri
nya lalu dibiarkan selama 15 menit. Setelah 15 menit cawan petri ditutup lalu

diikat menggunakan karet handskun lalu diinkubasi selama 1440 menit atau 1 x

24 jam dengan suhu 37oc.

Pada isolasi yang bertempat di dalam lampu uv dilakukan dengan cara,

media diletakkan di dalam ruangan lalu dibuka sepertiga dari tutup cawan petri

nya lalu dibiarkan selama 15 menit. Setelah 15 menit cawan petri ditutup lalu

diikat menggunakan karet handskun lalu diinkubasi selama 1440 menit atau 1 x

24 jam dengan suhu 37oc

Pada isolasi yang bertempat di LAF dilakukan dengan cara, media

diletakkan di dalam ruangan lalu dibuka sepertiga dari tutup cawan petri nya lalu

dibiarkan selama 15 menit. Setelah 15 menit cawan petri ditutup lalu diikat

menggunakan karet handskun lalu diinkubasi selama 1440 menit atau 1 x 24 jam

dengan suhu 37oC

Setelah melakukan penanaman pada bakteri kemudian dilakukan

penangkapan bakteri, penangkapanbakteri dilakukan dengan menempatkan media-

media pada tempat-tempat tertentu contohnya WC. Pada isolasi yang bertempat

di WC dilakukan dengan cara, media diletakkandi dalam wclalu dibuka sepertiga

dari tutup cawan petri nya lalu dibiarkan selama 15 menit. setelah 15 menit

cawan petri ditutup lalu diikat menggunakan karet handskun lalu diinkubasi

selama 1440 menit.

Pada isolasi yang bertempat di WC dilakukan dengan cara, media diletakkan

di dalam wclalu dibuka sepertiga dari tutup cawan petri nya lalu dibiarkan selama

15 menit. Setelah 15 menit cawan petri ditutup lalu diikat menggunakan karet

handskun lalu diinkubasi selama 1440 menit,


Pada praktikum yang dilakukan kelas E memiliki 4 sampel yang ditumbuhi

bakteri diantaranya ada EMBA Roti, EMBA Wc, EMBA Yakult dan EMBA Mie,

Sedangkan sampel yang tidak ditumbuhi bakteri diantarannya ada: EMBA Tanpa

Perlakuaan, EMBA Depan Lap, EMBA Nasi, EMBA UV, EMBA Laf, EMBA

Ruangan dan EMBA Teh.

Pertumbuhan mikroba membutuhkan medium yang berbeda-beda untuk

dapat tumbuh dengan baik, pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi oleh bahan

sampel dan tempat diisolasinya bakteri.

Faktor kesalahan dari praktikum kali ini yaitu dari 13 sampel ada 4 yang

ditumbuhi bakteri sedangkan yang tidak ditumbuhi bakteri ada 7, faktor yang

mempengaruhi kesalahan tersebut yaitu nutrient yang berbeda dari setiap sampel,

seharusnya digunakan NA sebagai bahan medium yang mana NA merupakan

medium yang umum atau sering digunakan dalam pertumbuhan bakteri.

Sebelum melakukan praktikum dilakukan terlebih dahulu sterilisasi alat,

Tujuan sterilisasi adalah membunuh semua bentuk mikroorganisme hidup

termasuk sporanya pada alat-alat yang disterilkan.

Tujuan pemanasan dalam mikrobiologi adalah mematikan, menghambat

pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang ada pada alat dan

bahan yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan guna menciptakan suasana

aseptis.

Tujuan dilakukannya inkubasi yaitu untuk memproses dan memelihara

kultur mikroba dengan mempertahankan suhu tertentu agar bisa bertahan hidup

dalam jangka waktu tertentu untuk melihat pertumbuhan bakteri.


Media dapat digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat

fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba maupun untuk transport specimen dari

suatu tempat ke tempat pemeriksaan mikrobiologi.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Isolasi merupakan proses pemisahan satu jenis mikroba dari campurannya

sehingga diperoleh kultur murni. Isolasi mikroba dapat diperoleh dari tanah, air,

udara, dan makanan.

Media diperlukan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang akan diisolasi

untuk kemudian dilakukan langkah identifikasi guna menentukan jenis

mikroorganisme tersebut. setiap mikroorganisme membutuhkan media yang

berbeda-beda untuk dapat tumbuh dengan baik. secara garis besar, media

pertumbuhan mikroorganisme dapat dikelompokkan berdasarkan sifat

fisik,komposisi, dan tujuannya.

B. Saran

1. Laboratorium

Untuk laboratorium agar tetap mempertahankan kualitas laboratorium

nya dengan baik, dan diharapkan agar alat-alat di laboratorium segera

dilengkapi dan menambah peralatan yang masih kurang.

2. Asisten

Diharapkan agar kakak-kakak asisten laboratorium tetap

mempertahankan kestabilan dalam membantu kami sebagai mahasiswa untuk

memperluas cara berfikir.


DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Nurhidayat, Kevin. (2018). Mengatasi Infertilitas obat. Jakarta : EGC

Ali zaenal. A., (2018). Nilai Gizi. Riwayat Edit 29 Januari : Jakart

Atmojo andi tri. 2019. Indonesia Medical Laboratory. Medlab : Jakarta

Buckle. (2017). Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta

Handayani , dkk. 2016. Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri


: Jakarta. Kemenperin RI.

Healthline. (2017). Are Instant Noodles Bad for You. Diperoleh 06 Februari 2018
dari: https://www.healthline.com/nutrition/instant-noodles

Humaidah, S. (2011). Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob. Institut


Teknologi Sepuluh November : Surabaya

Kurniaji. A., (2011). Laporan Praktikum Mikrobiologi. Unversitas Haluoleo :


Kendari

Kusmiyati. N., (2018). Buku Panduan Mikrobiologin Umum. Malang: UIN


Maulana Malik Ibrahim Malang

Meganada Hiaraya Putri, Sukini, Yodong , (2017). Mikrobiologi. Buku Bahan


AjarKeperawatan Gigi. Jakarta: Bahan pengembangan dan pemberdayaan.

Murtius, (2018). Praktek dasar mikrobiologi. Universitas Andalas Padang.


Sumatera Barat.

Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S. 2013. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Jakarta: UI


Press

Putri, M. H. (2017). Mikrobiologi Keperawatan Gigi. Jakarta : BPPSDMK


Kementerisn Kesehatan Republik Indonesia

Sabbathini Gabriela Christy, dkk. (2017). Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Genus
Sphingomonas Dari Daun Padi ( Oriza Sativa) Di Area Persawahan
Cibinong. Depertemen Biologi Universitas Diponegoro. Semarang.

Tari. R, (2020). Kandungan Nasi Putih dan 4 Manfaatnya untuk Tubuh Sehat.
Diperoleh 03 agustus

Tim Mikrobiologi farmasi. (2020). Panduan Praktikum ( Online ) Mikrobiologi


Umum. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Waluyo, L. (2014). Tekni dan Metode Dasar Mikroorganisme. Malang:
Universitas muhammadiyah press

Wahyuningtyas, E. (2015). Daya Hambat Ekstrak Daun Salam (Eugenia


Polyantha) Terhadap Total Bakteri Pada Daging Sapi Berdasarkan
Metode Tpc (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).

Wibowo. (2012). Manajemen Kinerja (edisi ke 3). Rajawali Press : Jakarta

Yusmaniar, dkk., (2017). Mikrobiologi dan Parasitologi. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

Yuniastri, dkk,. (2018). Mikroorganisme dalam pangan. Prodi Teknologi Hasil


Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Wiraraja Sumenep

Zaenal, abidin. (2018). Mengulas Kejadian Luar Biasa Gizi Buruk Asmat. jakarta
: EGC

Solikah, (2019). Mikrobiologi, Identifikasi Bakteri. Erlangga : Jakarta.


LAMPIRAN

A. Skema kerja

1. Sterilisasi Alat Praktikum

Alat praktikum

- Disiapkan lampu spritus

- Disiapkan alat

- Disterilisasikan alat

Alat praktikum steril

2. Penanaman mikroba

a. Sampel Nasi

Sampel Nasi

- Disiapkan alat dan bahan

- Digerus sampel sampai halus

- Ditimbang sebanyak 1 gram.

- Dilarutkan dengan aquades

- Dimasukkan ketabung reaksi.

- Dilakukan pengenceran bertingkat Pada tabung reaksi 10-1 –

10-8

- Diingkubasi dalam inkubator

Tidak tumbuh mikroba


b. Sampel Mie

Sampel Mie

- Disiapkan alat dan bahan

- Digerus sampel sampai halus

- Ditimbang sebanyak 1 gram.

- Dilarutkan dengan aquades

- Dimasukkan ketabung reaksi.

- Dilakukan pengenceran bertingkat Pada tabung reaksi 10-1 –

10-8

- Diingkubasi dalam inkubator

Terdapat mikroba

c. Sampel bakso

Sampel Bakso

- Disiapkan alat dan bahan

- Digerus sampel sampai halus

- Ditimbang sebanyak 1 gram.

- Dilarutkan dengan aquades

- Dimasukkan ketabung reaksi.

- Dilakukan pengenceran bertingkat Pada tabung reaksi

10-1 – 10-8

- Diingkubasi dalam inkubator

Tidak tumbuh mikroba


d. Sampel Roti
Sampel Roti

- Disiapkan alat dan bahan

- Digerus sampel sampai halus

- Ditimbang sebanyak 1 gram.

- Dilarutkan dengan aquades

- Dimasukkan ketabung reaksi.

- Dilakukan pengenceran bertingkat Pada tabung reaksi

10-1 – 10-8

- Diingkubasi dalam inkubator

Terdapat mikroba

e. Sampel Teh Gela

Sampel Teh Gelas

- Disiapkan alat dan bahan

- Digerus sampel sampai halus

- Ditimbang sebanyak 1 gram.

- Dilarutkan dengan aquades

- Dimasukkan ketabung reaksi.

- Dilakukan pengenceran bertingkat Pada tabung reaksi

10-1 – 10-8.

- Diingkubasi dalam inkubator

Tidak tumbuh mikroba


f. Sampel Yakult
Sampel Yakult

- Disiapkan alat dan bahan

- Digerus sampel sampai halus

- Ditimbang sebanyak 1 gram.

- Dilarutkan dengan aquades

- Dimasukkan ketabung reaksi.

- Dilakukan pengenceran bertingkat Pada tabung reaksi

10-1 – 10-8

- Diingkubasi dalam inkubator

Terdapat mikroba

3. Penangkapan mikroba

a. Tanpa Perlakuan

Medium EMBA

- Dibiarkan cawan petri

- Diinkubasi dalam inkubator

- diamati

Tidak tumbuh mikroba


b. Lampu UV

Medium EMBA

- Disterilkan

- Dibuka 1/3

- Dimasukkan

- Diamati

- Ditulis

Tidak tumbuh ikroba

c. Ruangan

Medium EMBA

- Disterilkan

- Dibuka 1/3

- Dimasukkan

- Diamati

- Ditulis

Tidak tumbuh mikroba


d. Depan Lab

Medium EMBA

- Disterilkan

- Dibuka 1/3

- Dimasukkan

- Diamati

- Ditulis

Tidak tumbuh mikroba

e. Lav

Medium EMBA

- Disterilkan

- Dibuka 1/3

- Dimasukkan

- Diamati

- Ditulis

Tidak tumbuh mikroba


f. Inkubasi WC

Medium EMBA

- Disterilkan

- Dibuka 1/3

- Dimasukkan

- Diamati

- Ditulis

Terdapat bakteri
B. Perhitungan bahan

EMBA = X 12 X 20 = 8,64
C. Gambar

LABORATORIUM LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI MIKROBIOLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY


MAKASSAR MAKASSAR

Ket : Menggerus sampel bahan padat Ket: penimbangan sampel mie

sebanyak 1 gram

LABORATORIUM LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI MIKROBIOLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY


MAKASSAR MAKASSAR

Ket: Penimbangan sampel bakso Ket : Penimbangan sampel nasi


sebanyak 1 gram
sebanyak 1 gram
LABORATORIUM LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI MIKROBIOLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY


MAKASSAR MAKASSAR

Ket: Menimbang sampel roti sebanyak 1 Ket: Menghomogenkan medium EMBA

gram dengan aquadest

LABORATORIUM LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI MIKROBIOLOGI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY


MAKASSAR MAKASSAR

Ket : Memanaskan medium EMBA Ket : Memasukkan medium EMBA


LABORATORIUM LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI MIKROBIOLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY


MAKASSAR MAKASSAR

Ket: Sterilkan medium EMBA pada Ket : Memasukkan medium EMBA

autoklaf kedalam cawan petri

LABORATORIUM LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI MIKROBIOLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY


MAKASSAR MAKASSAR

Ket: Melarutkan sampel padat dengan Ket : Pengukuran aquades sebanyak 9

aquades mL
LABORATORIUM LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI MIKROBIOLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY


MAKASSAR MAKASSAR

Ket : memasukkan sampel kedalam Ket : Melakukan pengenceran

tabung reaksi bertingkat

LABORATORIUM LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI MIKROBIOLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY


MAKASSAR MAKASSAR

Ket: Lakukan penangkapan mikroba Ket : Lakukan penangkapan mikroba

didalam ruangaan selama 15 didalam wc selama 15 menit

menit
LABORATORIUM LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI MIKROBIOLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY


MAKASSAR MAKASSAR

Ket : Lakukan penangkapan mikroba Ket : Lakukan penangkapan mikroba

di Laf selama 15 menit di lampu UV selama 15 menit

LABORATORIUM LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI MIKROBIOLOGI FARMASU

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY


MAKASSAR MAKASSAR

Ket: Lakukan penangkapan mikroba Ket : Inkubasi selama 1 × 24 jam pada

di lampu UV selama 15 menit suhu 37oC


LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASU

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR

Ket : Mengamati hasil pada 12 cawan

petri

Anda mungkin juga menyukai