Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI LAUT

PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI

DISUSUN OLEH:
NAMA
M EVRAN FIRDAUS
NIM
08051381924076
KELAS
B

DOSEN PENGAMPU :
1. DR. ROZIRWAN, S.Pi., M.Sc
2. DR. MUHAMMAD HENDRI, S.T., M.Si
3. DR. MELKI, S.Pi., M.Si

LABORATORIUM BIOEKOLOGI KELAUTAN


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang
dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang berukuran
kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan khusus.
Mikroorganisme ( jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan
bagi kehidupan manusia. (Mawarsih et al. 2018).
Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur
tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia di antaranya
melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan
lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya
Mikroorganisme terdapat dimana-mana, seperti pada tanah, debu, udara, air,
makanan ataupun permukaan jaringan tubuh kita. Keberadaan mikroorganisme
tersebut ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi banyak pula yang
merugikan manusia misalnya dapat menimbulkan berbagai penyakit atau bahkan
dapat menimbulkan kerusakan akibat kontaminasi (Lestari dan Hartati, 2017).
Dalam mempelajari mikroorganisme dalam kultur murni, para mikrobiologi
memerlukan alat-alat yang menunjang dalam usaha mendapatkan kultur murni.
Dalam mikrobiologi, peralatan laboratorium merupakan unsur penting yang harus
ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium pun haruslah steril agar dapat
menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme dan hal tersebut
merupakan syarat mutlak. Artinya, pada bahan atau peralatan yang akan digunakan
harus bebeas dari mikroorganisme yang tidak diingikan yang dapat merusak media
atau koloni suatu mikroorganisme yang diinginkan (Sandra, 2013).
Peralatan dan bahan yang dipergunakan dalam bidang mikrobiologi harus
dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan
kehadirannya, baik yang mengganggu atau merusak media atau mengganggu
kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Untuk menelaah bakteri di
laboratorium kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam biakan murni. Untuk
melakukan hal ini haruslah dimengerti jenisjenis nutrien yang disyaratkan oleh
bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optium bagi
pertumbuhannya (Waluyo, 2011).
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi.
Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat
dilakukan secar sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang
mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat
terbebas dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan
sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan agar tidak ikut
tumbuh (Sandra, 2013)
Sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
terdapat dalam suatu benda (alat ataupun bahan). Tujuan sterilisasi dalam
mikrobiologi adalah mematikan, menghambat pertumbuhan dan menyingkirkan
semua mikroorganisme yang ada pada alat dan bahan yang akan digunakan dalam
suatu pekerjaan guna menciptakan suasana aseptis (Andriani, 2016)
Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan khususnya
mikrobia dalam suatu peralatan laboratorium. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah
suatu proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang terdapat didalam suatu
benda. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan
panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas
digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa
kelembapan maka disebut sterilisasi kering (Raudah et al. 2017).

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah:
1 Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan media
2 Mahasiswa dapat mengetahui cara sterilisasi

1.3 Manfaat
Manfaat praktikum ini adalah:
1 Mahasiswa mengetahui cara pembuatan media
2 Mahasiswa mengetahui cara sterilisasi
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Medium
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan)
yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksud bakteri patogen. Selain
untuk menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikrobia.
Medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat
molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien
dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi
kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan
faktor tumbuh (Khaeruni dan Satrah, 2017).
Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Selain untuk menumbuhkan mikroorganisme,
medium dapat digunakan untuk isolasi, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan
perhitungan jumlah mikroorganisme. Media berdasarkan sifat terbagi menjadi 3
yaitu media padat, media semi padat semi cair, media cair. Media berdasarkan
susunannya terdiri atas media sintesis, semi sintesis, dan media non sintesis.
Berdasarkan tujuan yaitu media selektif atau penghambat dan media diperkaya.
Jenis Media yang sering digunakan, yaitu Nutrient Agar, Nutrient Broth (NB), PDA
(Potato Dextrose Agar), Salmonella Shigella (SS) Agar, Eosin Methylene Blue
Agar EMBA (Toy dan Puspita, 2019).
Syarat media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah lingkungan
kehidupannya harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba, yaitu :
susunan makanannya media, harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan
untuk pertukaran zat/metabolisme, juga mengandung sumber karbon, mineral,
vitamin dan gas, tekanan osmose yaitu harus isotonik, derajat keasaman/pH
umumnya netral tapi ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai dan steril. Media
harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu: sumber
energi contoh gula, sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan kebutuhan
yang khusus, seperti vitamin (Hartono dan Ariningsih, 2018).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni danjuga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Khaeruni et al. 2017)

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisizat


hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara
digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi
dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air,sumber
energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen,hidrogen
serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar medium dapat pula
ditambahakan faktor pertumbuhan berupa asam amino (Fatimah et al. 2017).
Untuk menanam suatu mikroba perlu diperhatikan faktor faktor nutrisi serta
kebutuhan akan oksigen (gas, O2 atau udara). Cara menumbuhkan mikroba yang
anaerob sangat berbeda dengan yang aerob. Mengisolasi suatu mikroba ialah
memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya
sebagai biakan murni dalam medium buatan. Untuk isolasi harus diketahui cara-
cara menanam dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat
lain untuk pertumbuhannya (Murwani, 2015).
Nutrient Broth (NB) adalah medium yang berbentuk cair dengan bahandasar
adalah ekstrak beef dan peptone. Perbedaan konsentris antara Nutrient Agar dengan
Nutrient Broth yaitu nutrient agar berbentuk padat dan Nutrient Broth berbentuk
cair. PDA adalah medium umum pertumbuhan yangdigunakan dalam mikrobiologi,
yang terbuat dari kentang (Potato infusion) dan dekstrosa. Berdasarkan
komposisinya PDA termasuk dalam media semisintetik karena tersusun atas bahan
alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Berdasarkan kegunaanya
media NA (Nutrient Agar) termasuk kedalam jenis media umum, karena media ini
merupakan media yang paling umum digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar
bakteri (Mawarsih et al. 2018).
Jenis medium sangat bervariasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar
penamaan. Berdasarkan kepada bentuknya dikenal tiga macam medium, yaitu
medium cair, medium semi solid dan medium padat. Beda utama ketiga macam
medium, yaitu ada tidaknya bahan pemadat. Medium cair tidak menggunakan
bahan pemadat. Medium semi solid dan medium padat menggunakan bahan
pemadat. Bahan pemadat dapat berupa amilum, gelatin, selulosa, dan agar-agar.
Agar-agar paling umum digunakan. Jumlah bahan pemadat pada medium semi solid
setengahnya dari medium padat (Sandra, 2013).
2.2 Sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
terdapat pada suatu benda. Metode sterilisasi yang paling umum digunakan adalah
metode panas, baik itu panas kering maupun panas basah, namum kadang-kadang
metode lain, sepertipenyaringan cairan yang mempertahankan mikroorganisme
yang dapat dibudidayakan dimedia laboratorium biasa (Waluyo, 2013).
Sterilisasi adalah pembebasan suatu material bahan ataupun alat dari berbagai
mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Sel –sel vegetatif bakteri dan
fungi dapat dimatikan pada suhu 60 °C dan dalam waktu 5 – 10 menit. Namun spora
fungi dapat mati pada suhu di atas 80 °C dan spora bakteri baru mati di atas suhu
120 °C selama 15 menit. Sterilisasi dan pasteurisasi dapat di capai dengan cara
pemanasan lembab, pemanasan kering, filtrasi, penyinaran, atau bahan kimia.
Semakin tinggi tingkat kontaminasi mikroorganisme pada suatu alat ataupun bahan
maka jumlah spora semakin banyak yang termos resisten sehingga di perlukan
waktu pemanasan yang lebih lama (Yudianti et al. 2017).
Pemanasan Kering, Udara panas oven bahan yang karakteristik fisikanya
tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas oven. Yang
termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin,
propilen glikol. Serbuk steril seperti talk kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang
lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif
untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah. Ini harus ditekankan bahwa
minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan yang sama tidak dapat
disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen penting 6 dalam sterilisasi dengan
menggunakan uap autoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke
dalam bahan yang telah disterilkan (Raudah et al. 2017).
Sterilisasi Secara Kimia, dapat dilakukan dengan cara Sterilisasi Gas
digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan
sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat,
sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan
dibunuh. Gas yang biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau
campuran dengan gas inert lainnya (Septiari, 2012).
Sterilisasi Mekanik adalah sterilisasi bahan yang tidak tahan panas, seperti
misalnya ekstrak tanaman, media sintetik tertentu, dan antibiotik dilakukan dengan
penyaringan. Dasar metode ini semata-mata ialah proses mekanis yang
membersihkan larutan dari segala organisme hidup dengan melewatkannya pada
suatu saringan, misalnya menggunakan saringan Seitz (Hafsan, 2014).
3.3 Teknik sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi. Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi),
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan
untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim (Hikmah, 2013).
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran.
Pemijaran (dengan api langsung) membakar alat pada api secara langsung, contoh
alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. Panas kering, sterilisasi dengan oven
kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca
misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Uap air panas: konsep ini mirip dengan
mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini
supaya tidak terjadi dehidrasi. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf.
Penyinaran dengan UV (Sinar ultra violet) juga dapat digunakan (Andriani, 2016)
Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara
lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap
seperti halnya alkohol. Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah
namun merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif. Penambahan yodium
pada alkohol akan meningkatkan daya disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil
tidak efektif terhadap spora. Solusi terbaik untuk membunuh spora adalah
campuran formaldehid dengan alkohol (Raudah et al. 2017).
III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Mikrobiologi Laut dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi
Zoom, pada hari selasa 16 Januari 2021 pada pukul 08.00 WIB S/d, bertempat di
Komplek Ppi blok E7 no.10. Talang Kelapa, Kecamatan Alang-alang Lebar, Kota
Palembang, Sumatera selatan 30153.

3.1 Alat dan Bahan


NO. Alat dan Bahan Fungsi
1. Autoclave Mensterilisasi alat dan bahan
2. Hot plate dan Magnetic stirer Menghomogenkan larutan
3. Spatula Untuk pengaduk dan pengambil
bahan
4. Labu Erlenmeyer Untuk mengukur, menyimpan, dan
mencampur cairan
5. Cawan petri Membiakan mikroorganisme
6. Bunsen dan Pemantik api Untuk pemanasaan, sterilisasi, dan
pembakaran
7. Kaki tiga penahan kawat kasa dan penyangga
ketika proses pemanasan
8. Media NA dan TSA Media pertumbuhan mikroorganisme
9. Media NB dan TSB Media pertumbuhan mikroorganisme
10. Media potato Media pertumbuhan mikroorganisme
11. Media Zobell Media pertumbuhan mikroorganisme

3.2 Cara Kerja


3.3.1 Pembuatan media padat
3.3.1.1 Media NA
Timbang beefextract 3g, pepton 5g, agar 15g dan akuades 1000ml

Bagi menjadi dua akuades dan larutka agar pada sebagian air dengan
menggunakan Hot plate dan Magnetic stirer

Larutkan pepton dan beef extract dengan sebagian akuades yang lain

Setelah keduanya larut, tuangkan ke larutan agar dan homogenkan, ukur pHnya
jika pH tidak netral tambahkan HCL/NaOH, lalu masukkan ke Erlenmeyer dan
sterilkan dengan autoclave

Tuang media steril ke cawan petri yang telah steril secara aseptis
3.3.1.2 Media TSA
Timbang TSA sebanyak 40g dan tambahkan akuades 1000ml di Erlenmeyer
dan tambahkan stirrer magnetic

Panaskan hinggamendidih di hot plate dan sterilkan

Tuang kedalam cawan petri yang telah steril dan diamkan pada laminary di
suhu 27℃ selama 24 jam

3.3.1.3 Media PDA


Timbang potato 3g, pepton 5g, agar 15g dan ukur akuades 1000ml

Rebus potato dengan sebagian akuades sampai lunak selama 1-3 jam lalu ambil
ekstraknya

Larutkan agar dengan hot plate dalam 50ml akuades, tambahkan dekstrosa dan
homogenkan

Atur pHnya menjadi 5-6 dengan meneteskan HCL/NaOH

Tuang ke dalam Erlenmeyer lalu sterilkan

3.3.2 Pembuatan media cair


3.3.2.1 Media NB
Timbang bahan dengan komposisi yang sama dengan NA tetapi tidak memakai
agar

Larutkan pepton dan beef extract di dalam Erlenmeyer dan sterilisasikan

3.3.2.2 Media TSB


Timbang TSB sebanyak 30g dan tambahkan akuades 1000ml di Erlenmeyer dan
tambahkan stirrer magnetic

Panaskan hinggamendidih di hot plate dan sterilkan

Tuang kedalam cawan petri yang telah steril dan diamkan pada laminary di
suhu 27℃ selama 24 jam

3.3.3 Pembuatan media zobell


Timbang agar 15.0g, pepton 2.5g, yeast extract 0.5g dan air laut 1.0L
Masukkan kedalam Erlenmeyer dan panaskan dengan kaki tiga atau hot plate

Bungkus mulut Erlenmeyer dengan aluminium foil dan ikat dengan karet, lalu
masukkan kedalam autoclave

3.3.4 Sterilisasi
3.3.4.1 Sterilisasi kimiawi
Menggunakan senyawa desinfektan contohnya alcohol

3.3.4.2 Sterilisasi mekanik (filtrasi)


Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron)

3.3.4.3 Sterilisasi fisik


Bakar alat yang akan dipakai langsung pada api

Bungukus alat dan bahan lalu dikukus dapat menggunakan autoclave

Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800℃ dan dapat juga disterilkan dengan
sinar UV
DAFTAR PUSTAKA
Andriani R. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk
Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Mikrobiologi.
Vol. 1 (1)
Fatimah, Deralisa G, Veronica S. 2017. Kinerja Mikroba Zymomonas mobilis dan
Saccharomyces cerevisiae untuk Menguraikan Hidrolisat Tongkol Jagung
Menjadi Bioetanol Dengan Pengaruh Waktu Fermentasi dan Rasio
penambahan Mikrob. Teknik kimia Vol. 6 (2) : 1-6
Hafsan. 2014. Mikrobiologi Analitik. Alauddin University press: Makasar
Hartanto SE, dan Ariningsih S. 2018. Pembuatan Media Uji Mikrobiologi Siap
Pakai dari Bahan Baku Lokal Indonesia untuk Pengujian Parameter Angka
Lempeng Total. Agro-based Industry. Vol. 35 (2) : 68-73
Hikmah F. 2013. Sterilisasi dan Macam-macamnya. Lembaga Sumber Daya
Informasi, IPB : Bogor
Khaeruni, Andi, Satrah VN. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan.
Universitas Halu Oleo: Kendari
Lestari BP, dan Hartati WT. 2017. Mikrobiologi Berbasis Inkuiry. Gunung
Samudera : Malang
Mawarsih E, Catur P, S. 2018. Pelatihan Pembuatan Mikroorganisme Sebagai
Bahan Starter Pengomposan. Pengabdian Masyarakat Vol. 2 (1) : 34-35
Murwani S. 2015. Dasar-dasar Mikrobiologi Veteriner. Universitas Brawijaya
Press : Malang
Raudah, Tien Z, Imam S. 2017. Efektivitas Sterilisasi Metode Panas Kering Pada
Alat Medis Ruang Perawatan Luka Rumah Sakit Dr. H. Soemarno Sosro
Atmojo Kuala kapuas. Kesehatan Lingkungan Vol. 14 (1) : 426
Sandra, 2013, Mikrobiologi Umum. Erlangga : Jakarta
Septiari BB. 2012. Infeksi Nosokomial. Nuha Medika : Yogyakarta
Toy BAI dan Puspita D. 2019. Media Cair Sebagai Media Pertumbuhan Jamur Akar
Putih (Rigidoporus microporus). Biosains dan Edukasi Vol. 1 (1) : 1-4
Waluyo, L. 2011. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. UPT Penerbitan
Universitas Muhammadiyah : Malang
Yudianti, Suprapti, Hupitoyo. 2016. Perbandingan Efektifitas Sterilisasi Panas
Kering dan Desinfeksi Tingkat Tinggi Teknik Rebus terhadap Pertumbuhan
Escherichia Coli. Pelayanan dan Pendidikan Kebidanan Indonesia Vol 2 (1)
: 45-53

Anda mungkin juga menyukai