Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKRBIOLOGI UMUM

( MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA, TEKNIK ASEPTIS DAN STERILISASI)

Oleh :

Nama : MITHA FARIHATUL WARDANIA


NIM : 19620007
Kelas / Kelompok : BIOLOGI A
Tanggal Praktikum : 16 SEPTEMBER 2020

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Mikrobiologi adalah salah satu cabang dari disiplin ilmu biologi yang mengkaji tentang
makhluk hidup (organisme) berukuran sangat kecil. Objek kajian yang biasanya dipelajari
adalah semua makhluk hidup yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop yang mencakup
berbagai macam mikroba mulai dari aspek biologi,ekologi, sistematika dan mikrobiologi
lingkungan (Madigan, 2006). Di Indonesia mikroorganisme sudah diperkenalkan dan ternyata
sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Beberapa diantaranya dapat menyebabkan
patogen bagi manusia, seperti berasal dari penggunaan bahan tambahan pada makanan.
Namun di sisi lain juga bermanfaat bagi manusia misalnya terlibat dalam pembuatan keju. Hal
ini sesuai dengan Q.S An-Nahl ayat 8 yang berbunyi :

“dan (Dia telah menciptakan) kuda, baghal, dan keledai, agar kamu menungganginya dan
(menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.”
(QS. An-Nahl: 8)

Pada ayat tersebut dijelaskan, terutama pada arti “Dan Allah menciptakan apa yang
tidak kamu ketahui” menunjukkan bahwa Allah SWT telah menciptakan adanya berbagai
bentuk kehidupan yang manusia sendiri pun sebelumnya tidak mengetahui. Sehingga seiring
berkembangnya zaman dan teknologi, akhirnya manusia menciptakan alat yang bernama
mikroskop yang dapat memudahkan manusia melihat makhluk mikroorganisme serta
mengungkap ayat Al-Qur’an tentang keberadaan adanya kehidupan tersebut.

Dalam mengembangbiakkan mikrooganisme, suatu mikroba dapat ditumbuhkan dan


dikembangkan pada suatu substrat, maka diperlukan yang namanya medium. Sedangkan
medium itu sendiri sebelum digunakan harus dalam keadaan steril. Artinya tidak ditumbuhi
oleh mikroba lain yang tidak diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak
dengan baik di dalam medium. Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrisi yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri,
jamur, dan mikroorganisme lain. Sedangkan unsur yang harus terkandung didalam medium
diantaranya adalah tekanan osmosis, derajat, keasaman (pH), dan temperature
(Hadietomo, 2010).

2
Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-
cara khusus untuk mempelajarinya. Salah satu kegiatan yang berkaitan dengan praktikum
mikrobiologi adalah sterilisasi. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk
mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Kegiatan
mensterilkan alat harus dilakukan dengan benar sehingga hasil yang diperoleh dapat
maksimal. Sterilisasi ada tiga macam yaitu Sterilisasi secara mekanik dengan saringan yang
berpori sangat kecil, sterilisasi secara fisik dengan pemanasan dan penyinaran, dan sterilisasi
secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan/alcohol (Dwidjoseputro, 2005)

Praktikum ini diharapkan dapat melatih para praktikan untuk memiliki keterampilan
dasar bekerja di laboratorium mikrobiologi. Dan juga untuk mengenal lebih jauh tentang
penyiapan medium untuk suatu mikroba. Mulai dari menggunakan media padat, cair maupun
semi padat. Serta melakukan pengenalan terhadap prinsip kerja alat-alat laboratorium yang
sangat penting dilakukan untuk keselamatan dan keberhasilan saat melakukan penelitian
maupun praktikum di laboratorium.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara pembuatan media ?


2. Apa saja macam-macam teknik sterilisasi ?
3. Bagaimana prinsip kerja autoklaf sebagai alat untuk sterilisasi ?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara pembuatan media


2. Untuk mengetahui macam-macam teknik sterilisasi
3. Untuk mengetahui prinsip kerja autoklaf sebagai alat untuk sterilisasi

1.4 MANFAAT
Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Agar praktikan dapat mengetahui cara pembuatan media


2. Agar praktikan dapat mengetahui macam-macam teknik sterilisasi
3. Agar praktikan dapat mengetahui prinsip kerja autoklaf sebagai alat untuk
sterilisasi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media

2.1.1 Pengertian Media

Media merupakan suatu substrat (bahan) yang terdiri atas berbagai macam
nutrisi yang digunakan dalam mengkultur mikroorganisme yang tumbuh dengan baik
sesuaikan dengan lingkungan hidupnya..Suatu media dapat dikatakan menumbuhkan
mikroorganisme dengan baik apabila memenuhi syarat diantaranya kelembapan yang
cukup, pH yang sesuai, kadar oksigen baik, media steril dan media harus mengandung
unsur nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan, diantaranya seperti
berasal dari unsur non logam (sulfur,fosfor) dan unsur logam (Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn,
Mg, dan Fe) (Dwidjoseputro, 2005).
Menurut Jutono dalam Oktavia (2017) dalam literaturnya dijelaskan bahwa media
adalah suatu bahan yang terdiri atas komponen zat makanan (nutrisi) yang berfungsi
sebagai tempat tumbuhnya mikroba. Dimana dalam pertumbuhannya memerlukan
adanya unsur logam maupun unnsur non logam. Seperti yang disebutkan pada Thohari
(2019) bahwa mikroorganisme dalam pertumbuhannya membutuhkan unsur logam
seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, fosfor,
cobalt, hidrogen, oksigen dan sulfur. Sedangkan menurut Laleye et al., (2007) dalam
literaturnya dijelaskan bahwa media pertumbuhan bakteri juga memerlukan sumber
karbon yang digunakan sebagai energi.

2.1.2 Macam-Macam Media


Media berdasarkan sifat terbagi menjadi 3 yaitu media padat, media semi padat
semi cair, media cair. Media berdasarkan susunannya terdiri atas media sintesis, semi
sintesis, dan media non sintesis. Sedangkan erdasarkan tujuan yaitu media selektif atau
penghambat dan media diperkaya. Jenis Media yang sering digunakan, yaitu Nutrient
Agar, Nutrient Broth (NB), PDA (Potato Dextrose Agar), Salmonella Shigella (SS)
Agar, Eosin Methylene Blue Agar(EMBA) (Rakhmawati , 2012)

Media NA (nutrient agar) merupakan media yang berbentuk serbuk berwarna


putih kekuningan dan apabila setelah digunakan akan berbentuk padat karena terdapat
kandungan agar sebagai pemadatnya. Komposisi yang terpenting dalam media ini
adalah karbohidrat dan protein yang terdapat pada ekstrak daging dan pepton sesuai
dengan kebutuhan sebagian besarbakteri. (Thohari,2019). Nutrient Broth (NB) adalah
4
medium yang berbentuk cair dengan bahan dasar adalah ekstrak beef dan peptone.
Perbedaan konsentris antara Nutrient Agar dengan Nutrient Broth yaitu nutrient agar
berbentuk padat dan Nutrient Broth berbentuk cair (Munandar, 2016). Sedangkan PDA
(Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan jamur
dilaboratorium karena memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga
menghambatpertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan
pH 7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30°C (Cappucino, 2014)

Menurut Rahmawari (2012), bahwa macam-macam media pertumbuhan


mokroorganisme sangat beraneka macam. Media dapat dibuat secara alami maupun
membeli dalam bentuk kemasan yang sudah jadi. Medium pertumbuhan
mikroorganisme memiliki tiga pembagian yang dapat dibedaka. Adapun macam-macam
media dapat dibedakan berdasarkan komposisi atau susunan bahannya meliputi media
alami, media sintetis dan semi sintetis. Dan berdasarkan bentuknya meliputi media cair,
media padat dan media semi padat.

Menurut Pelgzar (2000), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan


menjadi 7 golongan, yaitu:
1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrient Agar (NA),
Potato Dextrose Agar (PDA
2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan
mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia
tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
3. Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan
tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini
dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit
dalam suatu campuran berbagai mikroba, contoh Chocolate media dan Yeast-
Extract-poptasium Nitrat Agar.
4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang
akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada
dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam dan
bahan-bahan kimia lainnya.
5. Media diferensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia
atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh

5
memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan
dengan jenis lainnya.
6. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri
misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.
7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk
menghitung jumlah bakteri E.coli air sumur.

2.2 STERILISASI

2.2.1 Pengertian Sterilisasi


Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan khususnya
mikroba dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium. Sedangkan sterilisasi dalam
Mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang terdapat
pada atau didalam suatu benda. Ada tiga cara yang biasanya digunakan dalam sterilisasi
yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila
panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa
kelembaban maka disebut sterilisasi kering (Dwidjoseputro, 2005).
Menurut Suriawiria (2005) sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Sterilisasi yang paling umum
dilakukan dapat berupa: sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang
pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan
berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Sterilisasi secara makanik,
digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan
mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sitem kerja filter, seperti
pada saringan adalah melakukan seleksi terhadap pertikel-partikel yang lewat (dalam hal
ini adalah mikroba).

2.2.2 Macam-Macam Sterilisasi

Menurut Tille (2017) Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh


mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora.Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan
metode fisika maupun kimia. Sterilisasi dengan metode fisika dapat dilakukan dengan
tiga cara yaitu pemanasan, radiasi dan filtrasi. Pada proses pemanasan ada dua macam
pemanasan kering dan pemanasan basah. Pemanasan kering berupa pemijaran,
pembakaran, hot air oven dan incinerator. Pemijaran merupakan Metode ini dengan
6
memanaskan alat biasanya berupa ose di atas api bunsen sampai ujung ose memijar
sedangkan Metode ini dengan memanaskan alat biasanya berupa ose di atas api bunsen
sampai ujung ose memijar. Hot air oven digunakan dengan memanaskan alat biasanya
berupa ose di atas api bunsen sampai ujung ose memijar.

Pemanasan basah merupakan pemanasan dengan tekanan tinggi, contohnya


adalah dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi dengan metode ini dapat digunakan
untuk sterilisasi biohazard (bakteri limbah hasil praktikum) dan alat-alat yang tahan
terhadap panas. Pemanasan basah dapat menggunakan Autoklaf. Sterilisasi
menggunakan autoklaf manual tidak dapat ditinggal dalam waktu lama. Dan ada juga
Autoklafdigital/otomatis.. Jika digunakan untuk sterilisasi media, suhu ini sesuai karena
untuk emmbuat media diperlukan suhu 50-700 C (Tille, 2017).

Sterilisasi kimia, biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa


desinfektan antara lain alkohol. Proses sterilisasi antiseptik kimia ini biasanya dilakukan
dengan cara langsung memberikan pada alat atau media yang akan disterilisasi.
Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan serum,
enzim, toksin kuman, ekstrak sel dan lain-lain. (Fauzi, 2013)

Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium


mikrobologi adalah yang menggunakan panas. Sterilisasi panas kering dapat diterapkan
pada apa saja yang tidak merusak, menyala, hangus, dan menguap pada suhu setinggi
itu. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini seperti pipet, tabung reaksi,
cawan, botol sampel, dan bahan-bahan yang tidak tembus uap (Curtis et al, 1999).
Sedangkan Menurut literature lain Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam
autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan mengguanakn uap
air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit.Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan sterilisasi basah yaitu:
a. Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan terlebih
dahulu
b. Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkena uap
c. Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cair harus permeable terhadap uap
d. Suhu yang sebagaimana yang terukur oleh thermometer harus 121oC sampai 15
menit (Sriwulandari 2005)
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Mikrobiologi dengan judul “Media Pertumbuhan Mikroba, Teknik
Aseptis dan Sterilisasi” dilakukan pada hari Senin, 16 November 2020. Praktikum
dilakukan pada pukul 18.00 sampai 19.00 WIB, bertempat di rumah masing-masing
mahasiswa secara online melalui media whatsapp grup.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu timbangan analitik
yang berfungsi untuk mengukur berat suatu zat atau bahan kimia dalam jumlah sangat
kecil, gelas ukur (100 ml) sebagai alat untuk mengukur volume larutan, labu erlenmeyer
(500 ml dan 1000 ml) untuk mencampur, mengukur dan menyimpan cairan, tabung
reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan atau penampungan cairan lainnya
seperti pelarut dalam pengenceran, spatula alat yang digunakan untuk mengambil bahan
kimia padat maupun serbuk pada saat akan di timbang, autoklaf alat yang berfungsi
untuk sterilisasi dalam teknik sterilisasi secara fisika dengan prinsip arus uap dan
tekanan, botol semprot sebagai tempat untuk menyimpan cairan kimia, cawan petri
berfungsi sebagai tempat pembiakan mikroorganisme, glove (sarung tangan) berfungsi
untuk melindungi tangan dari kontaminasi bahan kimia berbahaya, hotplate berfungsi
untuk mengaduk dan memanaskan larutan satu dengan larutan lain yang bertujuan untuk
membuat suatu larutan homogeny dan magnetic stirrer bar berfungsi untuk mengaduk
larutan pada media yang memudahkan jntuk homogenisasi.

3.2.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini diantaranya aquades
sebagai bahan pelarut atau pencampur dari bahan-bahan kimia, kapas sebagai bahan
untuk penutup tabung reaksi, kain kasa sebagai bahan penutup tabung reaksi untuk
menghindarkan kontaminasi, kertas tissue berguna membersihkan sisa-sisa alkohol serta
cairan kimia untuk sterilisasi, kertas HVS untuk membungkus cawan petri, plastik tahan
panas berfungsi untuk membungkus alat dan bahan yang akan dimasukkan ke autoklaf,
alumunium foil untuk menutup labu erlenmeyer yang berisi larutan, alkohol 70%
sebagai cairan antiseptik (membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme),
NA instan digunakan untuk pertumbuhan dari mikroorganisme mikroorganisme
heterotrof serta dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. PDA instan sebagai salah satu
8
media yang baik digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme, seperti
cendawan/fungi, bakteri, maupun sel mahluk hidup.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Media NA dan NB Manual


Adapun cara pembuatan media NA dan NB manual diantaranya yaitu dicuci
bersih daging sapi, dibuang bagian lemak jika masih ada. Diiris daging dengan ukuran
1 x 1 cm2, dimasukkan dalam beaker glass atau wadah dan ditambah aquades
sebanyak 50 ml. Di rebus atau dimasak daging selama 25 menit atau sampai daging
lunak (dijaga agar volume air tetap, jika berkurang ditambahkan akundes). Disaring
rebusan daging sehingga diperoleh air kaldu, dicampurkan dengan pepton, agar dan
akuades hingga volume akhir 50 mL (pada pembuatan NB, tidak perlu ditambahkan
agar). Dipanaskan kembali campuran kaldu, pepton dan agar, diaduk hingga homogen
dan ditunggu sampai mendidih, dinginkan pada suhu ruang. Dicek pH medium
menggunakan pH meter dan atur pada pH 7. Dimasukkan medium kedalam tabung
reaksi masing-masing 10 ml untuk media tegak dan 5-7 ml untuk media miring.
Ditutup tabung berisi medium dengan kapas yang telah dibungkus kain kasa.

3.3.2 Media NA dan NB Instan


Adapun cara pembuatan media NA dan NB instan diantaranya, yaitu ditimbang
media sesuai kebutuhan (penghitungan jumlah mengacu pada takaran yang tertera
pada kemasan). Dilarutkan 1.5 gram bubuk atau serbuk NA/NB instan ke dalam 50 ml
akuades. Diaduk hingga serbuk larut, dipanaskan diatas penangas ditunggu hingga
mendidih (larutan terlihat jernih). Didinginkan dan dituang pada cawan petri maupun
tabung reaksi serta disterilisasi dengan autoklaf.

3.3.3 Media PDA Manual


Adapun cara pembuatan media PDA manual diantaranya, yaitu dikupas
kentang lalu bersihkan, dipotong bentuk dadu berukuran 1x1 cm2 kemudian ditimbang
hingga diperoleh 20 g kentang. Dipotong kentang dimasak dalam 50 ml akuades dan
dibiarkan mendidih, dijaga agar volume tetap (ditambahkan akuades jika menyusut).
Disaring ekstrak kentang dan diambil filtratnya. Ditambahkan dekstrose dan agar-agar
serta akuades hingga volume akhir 50 ml. diaduk hingga homogen. Dipanaskan pada
api sedang sambil diaduk hingga homogen atau mendidih. Dimasukkan pada tabung
reaksi masing-masing 10 ml untuk media tegak dan 5-7 ml untuk media miring.

9
Ditutup tabung berisi medium dengan kapas yang telah dibungkus kain kasa.
Disterilkan dengan autoklaf. Setelah disterilkan untuk media tegak biarkan tabung
dalam keadaan berdiri dan untuk media miring tabung dimiringkan dengan catatan
media tidak sampai menyentuh tutup tabung.

3.3.4 Media PDA Instan


Adapun cara kerja pada pembuatan media PDA instan yaitu ditimbang media
sesuai kebutuhan (penghitungan jumlah mengacu pada ukuran yang tertera di kemasan
5,85 g/ L). Dilarutkan serbuk PDA instan ke dalam 50 ml akuades. Diaduk hingga
serbuk larut, dipanaskan diatas penangas ditunggu hingga mendidih (larutan terlihat
jernih). Didinginkan dan tuang pada cawan petri maupun tabung reaksi serta
disterilisasi dengan autoklaf

3.3.5 Teknik Aseptis Meja Kerja dan Tangan


Adapun cara kerja pada teknik aseptis meja kerja dan tangan diantaranya, yaitu
dicuci tangan dengan menggunakan air dan dikeringkan. Disemprotkan alkohol 70%
pada bagian telapak dan punggung tangan, dikeringkan. Dibersihkan meja yang akan
digunakan dari barang atau alat yang tidak dipergunakan. Disemprotkan alkohol 70%
pada permukaan meja kerja. Dibersihkan sisa semprotan alkohol menggunakan kertas
tissue bersih dengan arah yang sama atau searah.

3.3.6 Sterilisasi Menggunakan Autoklaf


Adapun cara sterilisasi menggunakan autoklaf yaitu mula-mula dibungkus
cawan petri dengan kertas HVS kemudian dimasukkan ke dalam plastik tahan panas.
Alat gelas yang lain dibungkus menggunakan alumunium foil dan atau plastik tahan
panas. Diisi autoklaf dengan aquades setinggi butas sarangan, dimasukkan alat dan
bahan (media) yang akan disterilisasi. Diatur suhu sebesar 1210C, dengan tekanan 1
atm dan diatur waktu yang akan digunakan sampai pada angka 15-20 menit. Ditutup
autoklaf dan dipastikan dalam kondisi terpasang rapat. Dipastikan lubang uap dalam
keadaan tertutup (EXHAUST CLOSE). Ditarik tuas power ke arah ON, lalu ditekan
tombol ON (push) untuk memulai sterilisasi, apabila lampu hijau menyala maka dapat
dipastikan autoklaf dalam keadaan bekerja. Setelah alarm berbunyi maka ditarik tuas
power hingga ke titik OFF kemudian dibuka lubang uap dengan cara diputarnya
kearah OPEN. Didiamkan autoklaf selama 15 menit untuk dimatikan bahwa uap telah
keluar dan autoklaf dalam keadaan tidak panas. Dibuka tutup autoklaf dan dikeluarkan
alat-alat yang telah steril.

10
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Cara Pembuatan Media NA dan PDA Instan

4.1.1 Pembuatan Media NA Instan


Pembuatan NA instan dilakukan dengan menghitung serbuk NA instan yakni
ketika akan membuat stok 1000 ml media NA kita membutuhkan 23 gram media NA,
sedangkan untuk stok 100 ml media NA maka kita membutuhkan 2,3 gram media NA.
Pertama yaitu menimbang media serbuk NA instan menggunakan timbangan analitik.
Untuk medium NA menggunakan 2,3 gram serbuk NA Instan. Sebelumnya diletakkan
alas pada timbangan, kemudian dikalibrasi sampai menunjukkan angka nol.
Selanjutnya ditimbang serbuk NA instan 23 gram, lalu dimatikan timbangan.
Selanjutnya dituangkan akuades pada gelas ukur 100 ml. Kemudaian dituang media
NA pada gelas erlenmeyer, lalu dituang akuades ke dalam gelas erlenmeyer.
Selanjutnya ditutup erlenmeyer dengan menggunakan alumunium foil dan diberi label
dengan format nama media dan tanggal pembuatan media. Dimasukkan magnetic
stirrer bar kedalam media dan ditutup kembali. Lalu, diletakkan media di atas hotplate,
hal ini dilakukan untuk menghomogenkan media dengan suhu dan kecepatan tertentu
hingga mendidih (saat itu larutan akan nampak jernih sebagai tanda larutan telah
homogen). Hal ini sesuai dengan Oxoid (2019) Medium NA dibuat dengan cara
timbang media NA 2,8 gr dan larutkan dalam 100 mL akuades kemudian panaskan di
atas hotplate hinggahomogen, kemudian sterilkan pada autoklafe suhu 1210C selama 1
jam guna menghindari tumbuhnya mikroorganisme yang tidak diinginkan. Setelah
sterilisasi, media dapat dituang secara aseptis pada cawan petri steril untuk
penggunaan. Sebelum menuang media, tunggu hingga suam-suam kuku C lalu
dibiarkan pada suhu ruang hingga media memadat dengan sempurna.

Setelah mendidih medium didinginkan pada suhu ruang, sebelum dituangkan


pada tabung reaksi dengan posisi yang dimiringkan. Ditutup ujung tabung reaksi
dengan kapas yang terbungkus kasa dan lapisi dengan plastic wrap. Kemudian,
bungkus dengan plastic tahan panas dan di tali menggunakan karet berwarna orange
agar tidak putus saat disterilkan menggunakan autoklaf. Hal ini sesuai dengan literatur
yang menjelaskan bahwa Media NA (nutrient agar) merupakan media yang berbentuk
serbuk berwarna putih kekuningan dan apabila setelah digunakan akan berbentuk
padat karena terdapat kandungan agar sebagai pemadatnya. Komposisi yang

11
terpenting dalam media ini adalah karbohidrat dan protein yang terdapat pada ekstrak
daging dan pepton sesuai dengan kebutuhan sebagian besarbakteri (Thohari,2019)

4.1.2 Pembuatan Media PDA Instan


Pembuatan PDA instan dilakukan dengan menghitung serbuk PDA instan
yakni ketika akan membuat stok 1000 ml media PDA kita membutuhkan 39 gram media
PDA, sedangkan untuk stok 100 ml media NA maka kita membutuhkan 3,9 gram media
NA. Pertama yaitu menimbang media serbuk PDA instan menggunakan timbangan
analitik. Untuk medium PDA menggunakan 3,9 gram serbuk NA Instan. Sebelumnya
diletakkan alas pada timbangan, kemudian dikalibrasi sampai menunjukkan angka nol.
Selanjutnya ditimbang serbuk PDA instan 3,9 gram, lalu dimatikan timbangan.
Selanjutnya dituangkan akuades pada gelas ukur 100 ml. Kemudaian dituang media
PDA pada gelas erlenmeyer, lalu dituang akuades ke dalam gelas erlenmeyer.
Selanjutnya ditutup erlenmeyer dengan menggunakan alumunium foil dan diberi label
dengan format nama media dan tanggal pembuatan media. Menurut Ganjar (2006) Ada
banyak media yang dapat digunakan selainSDA, media agar yang umum digunakan
untuk mengisolasi jamur di laboratorium salah satunya adalah PDA (Potato Dextrose
Agar). PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan
jamur dilaboratorium karena memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga
menghambatpertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan
pH 7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30°C (Cappucino, 2014)

Langkah berikutnya adalah dengan memasukkan magnetic stirrer ke dalam


media dan ditutup kembali. Lalu, diletakkan media di atas hotplate, hal ini dilakukan
untuk menghomogenkan media dengan suhu dan kecepatan tertentu hingga mendidih
(saat itu larutan akan nampak jernih sebagai tanda larutan telah homogen). Setelah
mendidih media didinginkan pada suhu ruang, sebelum dituangkan pada tabung reaksi
dengan posisi yang dimiringkan. Ditutup ujung tabung reaksi dengan kapas yang
terbungkus kasa dan lapisi dengan plastic wrap. Kemudian, bungkus dengan plastic
tahan panas dan di tali menggunakan karet berwarna orange agar tidak putus saat
disterilkan menggunakan autoklaf. Dalam literature dijelaskan bahwa media ini
memiliki pH sedikit asam dimana media PDA ini stabil digunakan pada pH 5,6 ± 0,2
pada suhu ruang 250C. Media PDA memiliki karakteristik khusus dibandingkan media
lainnya dari segi ahan penyusunnya, dimana dalam pembuatan media PDA ini
diberikan bahan tambahan bahan berupa antibiotik sebagai bahan antibakteri
(Tille,2017)
12
4.2 Macam-Macam Teknik Sterilisasi

4.2.1 Teknik Sterilisasi secara Kimia


Teknik sterilisasi kimia adalah suatu proses sterilisasi dengan menggunakan
bahan atau senyawa kimia yang dapat membunuh mikroorganisme seperti desinfektan,
antiseptik. Praktikum ini menggunakan teknik aseptis meja kerja dan tangan sebagai
contoh proses sterilisasi kimia. Langkah pertama yang dilakukan adalah dipastikan
tangan menggunakan glove (sarung tangan), disemprotkan alkohol dengan konsentrasi
70% pada bagian telapak tangan. Kemudian disemprotkan alkohol 70% pada
permukaan meja kerja. Setelah itu, dibersihkan sisa semprotan alkohol pada meja
dengan tissue. Proses pembersihan ini harus dengan satu arah atau dengan arah yang
konsisten. Hal ini sesuai dengan literature Fauzi (2013) yang menjelaskan bahwa
Sterilisasi kimia, biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan
antara lain alkohol. Proses sterilisasi antiseptik kimia ini biasanya dilakukan dengan
cara langsung memberikan pada alat atau media yang akan disterilisasi. Sterilisasi
secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil
sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.

4.2.2 Teknik Sterilisasi secara Fisika


Teknik sterilisasi fisika praktikum ini dengan menggunakan autoklaf. Langkah
pertama yang dilakukan yaitu dibuka tutup autoklaf, dipastikan akuades terisi penuh
sampai batas sarangan. Selanjutnya dimasukkan alat dan bahan media yang akan
disterilisasikan, ditutup autoklaf dan dipastikan autoklaf telah tertutup rapat. Kemudian
dipasang kabel autoklaf pada stop kontak, lalu ditutup lubang uap hingga rapat. Ditarik
tuas power ke arah ON dan ditekan tombol ON untuk memulai sterilisasi (apabila lampi
hijau menyala maka bisa dipastikan autoklaf telah bekerja). Sebagai tanda sterilisasi
telah selesai ialah apabila terdengar bunyi alarm autoklaf, sehingga autoklaf sudah dapat
dimatikan. Pada penggunaan autoklaf tekanan yang digunakan adalah 15 Psi atau sekitar
2 atm dengan suhu 121 0C (250 F) dalam waktu 15 menit. Jadi tekanan yang bekerja
pada permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Pelaczar, (2000) yang menyatakan bahwa sterilisasi basah dilakukan dengan
menggunakan autoklaf uap yang mulai diangkat dengan menggunakan air uap jenuh
pada suhu 121 0C dalam waktu 15 menit. Waktu yang dibutuhkan dalam proses
sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang disterilisasikan, sesuai tipe wadah dan
volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml
media cair dapat distrerilisasikan dalam waktu 10-15 menit dengan suhu 121 0C.

13
4.3 Prinsip Kerja Autoklaf
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan untuk sterilisasi adalah merupakan
salah satu alat yang ada di Laboratorium Mikrobiologi yang berbasis sterilisasi secara
fisik yang dikenal dengan autoklaf. Autoklaf adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi yang
menggunakan uap air panas bertekanan. Autoklaf juga disebut sebagai sterilisasi basah.
Peralatan yang digunakan perlu di sterilisasikan agar pada saat kontak dengan produk
tidak menyebabkan kontaminasi. Sebelum digunakan autoklaf di validasi terlebih dahulu
untuk membuktikan bahwa autoklaf berfungsi dengan baik dan mampu mensterilkan
material. Kemudian dipasang kabel autoklaf pada stop kontak, lalu ditutup lubang uap
hingga rapat. Ditarik tuas power ke arah ON dan ditekan tombol ON untuk memulai
sterilisasi (apabila lampi hijau menyala maka bisa dipastikan autoklaf telah bekerja).
Sebagai tanda sterilisasi telah selesai ialah apabila terdengar bunyi alarm autoklaf,
sehingga autoklaf sudah dapat dimatikan.

Hal ini sesuai dengan literature Tille (2017) menjelaskan tentang autoklaf bahwa
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan
dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada
umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 derajat C (250 derajat F). prinsip
kerja alat ini yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan untuk membunuh dan
menghilangkan kotoran dan mikroba yang terdapat pada alat atau bahan yang digunakan untuk
praktikum.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum Mikrobiologi yang berjudul “Media Pertumbuhan
Mikroba, Teknik Aseptis dan Sterilisasi” dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembuatan media bisa dilakukan dengan menggunakan Media NA instant dan PDA
instant,yang dibuat berdasarkan perhitungan yang sesuai dengan aturannya. Media NA
berfungsi sebagai penumbuhan bakteri/mikroba dalam bentuk padat, sedangkan PDA
berfungsi untuk menumbuhan jamur
2. Metode sterilisasi yang dilakukan bisa dengan cara kimia dan fisika. Metode yang
dilakukan secara kimia adalah dengan melibatkan beberapa bahan kimia seperti
antiseptic dan disinfektan sedangkaan metode yang dilakukan secara fisika adalah
dengan menggunakan autoklaf untuk menghilangkan mikroorganisme pada alat dan
bahan yang akan digunakan dalam praktikum selanjutnya
3. Prinsip kerja autoklaf adalah dengan menggunakan uap air panas bertekanan untuk
membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang terdapat pada alat atau bahan
yang digunakan dalam praktikum

5.2 SARAN
Adapun saran dalam praktikum ini adalah diharapkan semua praktikan dalam
praktikum pembuatan media, teknik aseptis dan sterilisasi ini diantaranya :

1. Praktikan menjadi lebih paham terkait praktikum ini melalui arahan dari asisten
sehingga pada saat praktikum offline nanti tidak terjadi kesalahan
2. Praktikum berikutnya diharapkan video penjelasan praktikumnya bisa lebih
disesuaikan dengan modul yang sudah ada atapun modul mengikuti video yang sudah
ada supaya tidak terjadi kebingunan para praktikan dalam hal penulisan laporan.
3. Berharapkan juga semoga pandemi Covid- 19 bisa segera berakhir dan praktikum bisa
dilaksanakan secara offline. Sehingga dengan begitu praktikan bisa lebih memahami
tentang topik yang di bahas, dan mempermudah dalam penulisan laporan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Cappuccino, J G, Sherman, N 2014.Manual Laboratorium Mikrobiologi. Jakarta: EGC.

Curtis, Helena, Barnes, N. Sue 1999. Biology 5th edition. New York: Worth Publisher Inc.

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.

Fauzi, Hikmah . 2013.sterilisasi dan macam -macamnya Lembaga Sumber Daya Informasi,
IPB, Bogor.

Hadioetomo, 1990.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT. Gramedia. Jakarta


Jutono 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Yogjakarta:Fakultas pertanian UGM

Laleye SA, Tedela PO, Adesua B, Famurewa O. 2 7. “Growth of Some Microorganisms on


Media Formulated from Local Raw Materials”. Research Journal of Microbiology 2 6 , 5 5-
549.

Gandjar, Indrawati. (2006) Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Madigan, Michael T., David, P., Clarck, David S., John, M. Martinko. 2011. Brock
Microbiology of microorganisms. San Francisco: Benjamin. Cummings publishing.
Munandar,K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-BIOLOGI Sekolah. Bandung: Refika
Aditama
Octavia artha dan Sri Wantini (2017). Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus flavus
Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar ) dan Media Alternatif dari Singkong (Manihot
esculenta Crantz). Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Press
Pelgzar & Reid. 2000. Mycrobiology. Fourth edition. New York Mc Graw-Hill Compan:
Tokyo.

R, Anna. 2012. Penyiapan Media Mikroorganisme. PelatihanLaboratoriumGuru SMAKab.


Purworejo

Ririn Andriani. (2016) Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi


Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal Mikrobiologi. No 1. Vol.1

Sri Wulandari, 2005. Penggunaan Dichloran Rose Bengal Chloramphenecol Agar (DRBC)
Sebagai Media Tumbuh Kapang Pada Produk Perikanan. Jurnal Pascapanen dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 5(2) 2010.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti: Jakarta.
Tille, P. M. 2 17 . Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. In Basic Medical
Microbiology (fourteenth, p. 45). St. Louis Missouri: Elsevier

16
LAMPIRAN 1

1. MEMBUNGKUS CAWAN PETRI

2. PEMBUATAN SUMBATAN

17
LAMPIRAN 2

DISKUSI
1. Mengapa proses sterilisasi pada bidang mikrobiologi sangat penting ?
Jawab :

Karena pada bidang mikrobiologi sterilisasi berperan penting untuk mencegah


pencemaran organisme luar serta untuk mempertahankan keadaan aseptis.

2. Pada proses aseptis meja dan tangan, alcohol yang digunakan kadarnya 70 %
tidak lebih dari itu, jelaskan !
Jawab :
Pada kadar alkohol 70% ini kadar alkohol berada pada tingkat yang mampu
membunuh bakteri atau mikroorganisme dengan baik. Saat alkohol berada pada
konsentrasi 70% mengenai bekteri ataupun mikroorganisme, maka secara lambat
alkohol akan menembus sepenuhnya ke dalam sel dan membuat bakteri ataupun
mikroorganisme mati. Sedangkan jika alkohol dengan konsentrasi yang kurang dari
70% , maka pembasmian kuman tidak dpat dilakukan secara maksimal dan apabila
lebih dari 70%, maka alkohol akan menguap ke udara sehingga tidak mengenai bakteri
dan mikroorganisme serta tidak dapat membunuhnya.

3. Sebutkan komposisi pada media PDA dan NA instan serta jelaskan masing-
masing fungsi komponen tersebut !
Jawab :
Komposisi Media PDA (Potato Dextrose Agar)
Potato extract : 40,0 gram
Dextrose : 20,0 gram
Agar : 15,0 gram
Fungsi dari Komposisi Media PDA (Potato Dextrose Agar)
 Potato extract : Potato extract atau ekstrak kentang merupakan
sumber karbohidrat atau makanan bagi biakan pada media PDA (Potato
Dextrose Agar).
 Dextrose : Dextrose atau gugusan gula baik itu
monosakarida maupun polisakarida merupakan penambah nutrisi bagi
biakan pada media PDA (Potato Dextrose Agar).
 Agar : Agar merupakan bahan media/tempat tumbuh
bagi biakan yang baik, karena mengandung cukup air.

Komposisi Media NA (Nutrient Agar)


Eksrak beef : 10 gram
Pepton : 10 gram
Agar : 15 g/L.

18
NaCl
Fungsi dari Komposisi Media NA (Nutrien Agar)
 Agar : Sebagai bahan pemadat medium
 Ekstrak Beef : Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganisme
 NaCl : Sebagai sampel

4. Cari gambar autoklaf dan sebutkan bagian-bagiannya serta jelaskan prinsip


kerjanya !
Jawab :

A. Bagian-bagian autoklaf
1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. Pengukur tekanan
4. Kelep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades (dH₂O)
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambah air

B. Prinsip Kerja Autoklaf


Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121°C. Suhu dan tekanan tinggi yang

19
diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih
besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas.
Biasanya untuk mensterilkan media digunakan suhu 121°C dan tekanan 15
lb/in² (SI = 103,4 kPa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121°C atau 249,8°F
adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk
tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut air mendidih pada suhu 100°C,
sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan
15 psi maka air akan mendidih pada suhu 121°C. Ingat kejadian ini hanya berlaku
untuk permukaan air laut, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka
pengaturan tekanan perlu disetting ulang.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan
mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah
semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga
tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai,
maka proses sterilisasi dimulai dengan timer mulai menghitung waktu mundur.
Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun
perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan
mencapai 0 psi.

5. A) Fiyah akan membuat media NA instan sebanyak 30 ml, berapa gram media
NA yang harus dibutuhkan Fiyah ? Hitunglah !
Jawab :
V1 = 1000 ml
V2 = 30 ml
W1 = 23 gram
W2 = ...?

Jadi, NA yang dibutuhkan sebesar 0,6 gram.

B) Jerome memiliki media PDA instan sebanyak 39 gram dan dilarutkan dalam

20
1000 ml aquades, jika Jerome hanya memiliki media PDA instan sebanyak 4,68
gram. Berapa ml aquades yang dibutuhkan Jerome untuk melarutkan media
PDA tersebut ? Hituunglah !
Jawab :
V1 = 1000 ml
W1 = 39 gram
W2 = 4,68 gram
V2 = ...?

Jadi, jerome membutuhkan 120 ml aquades untuk melarutkan media PDA

6. Kenapa perlunya ditambahkan anti bakteri dan anti jamur pada media ?
Jawab :
Perlunya ditambahkan antibakteri pada media ialah untuk menghambat pertumbuhan
bakteri dan menumbuhkan jamur, sedangkan antijamur ialah untuk menghambat
pertumbuhan jamur dan membantu pertumbuhan bakteri.

21

Anda mungkin juga menyukai