Bakteriologi II
Oleh:
FIKA ZUWANTIKA
PO714203191047
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk
hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan
khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai
ukuran sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan
bagi kehidupan manusia.
Dalam menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita mesti dapat
menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau
dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia
diantaranya melalui substrat yang disebut media. Dalam hal ini, haruslah dimengerti
jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik
yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan media yang
berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroorganisme . Zat
hara yang digunakan untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam
metabolisme dan pergerakan. Lazimnya, media biakan mengandung air, sumber
energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hydrogen
serta unsure sekulimit (trace elements).
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient)
yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-
macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis
dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo,1996).
Media biakan ada yang berbentuk padat, cair dan semi padat. Media padat
adalah media biakan yang dipadatkan dengan agar, ada yang bersifat reversible (dapat
dibalik) seperti agar nutrien dan ada yang bersifat ireversible (tidak dapat dibalik)
seperti serum darah terkoagulasi. Dalam kedokteran, media padat yang bersifat
irreversible paling sering digunakan. Sedang agar nutrient banyak digunakan dalam
media lain. Bentuk media lain berupa cair adalah campuran komponen-komponen zat
kimia tertentu dengan air suling, sedang media yang secara fisik merupakan
intermediate antara media cair dan padat, seperti agar lunak.
Berdasarkan komposisinya media terdiri dari media sintesis, semi sintesis, dan
non sintesis. Media sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui secara
pasti. Media semi sintesis yaitu media yang sebagian dari komposisi kimianya
diketahui, sedangkan media non sintesis yaitu media yang komposisi zat kimia dalam
medianya tidak diketahui.
Sementara berdasarkan fungsinya media terdiri dari media umum, media
selektif, media differensial, media uji, dan media diperkaya. Media umum yaitu media
yang terdiri dari pepton dan ekstrak khamir untuk pertumbuhan banyak jenis mikroba.
Media selektif adalah media yang ditambah zat tertentu sehingga bersifat
selektif yang hanya merangsang pertumbuhan satu jenis mikroba dan jenis lainnya
mati. Contohnya media TCBS (Thiosulfate Cytrat Bile Salt). Media diffferensial
adalah media yang yang mengandung suatu komponen yang menyebabkan
pertumbuhan mikroba tertentu dengan adanya perubahan tertentu yang dapat
membedakan mikroba tersebut dari mikroba yang lainnya. Comtohnya media EMBA
(Eosin Metilen Blue Agar). Media uji adalah media dengan komposisi tertentu untuk
mengetahui atau menguji adanya zat tertentu. Sementara media diperkaya adalah
media yang berisi komponen komplek, seperti darah, serum dan lain-lain.
B. Tujuan
Mengetahui macam-macam media yang dapat digunakan dalam pertumbuhan
bakteri Serta ciri khas dari setiap media pertembuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Media
Mikroorganisme ataupun mikroba adalah mikroorganisme yang berukuran
sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu. Mikroorganisme
disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal
(uniselder) mau pun bersel banyak (multi selder). Namun beberapa protistabersel
tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak
dapat di lihat dengan mata telanjang. Virus juga termasuk kedalam mikroorganisme
meskipun bersifat selder. (Andrew, 2011)
Media tumbuh bagi mikroba memiliki keragaman dalam hal tipe nutrisi
tergantung mikroba yang mengimbanginya. Sumber nutrien bisa berasal dari alamiah
maupun buatan seperti campuran zat-zat kimiawi. Media dituang kedalam wadah-
wadah selain sesuai juga disterilkan sebelum digunakan. PH medium perlu
disesuaikan dan ditentukan dengan nilai yang optimum bagi pertumbuhan miroba
(Putri, 2010).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel dan
sebagai akseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan
energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber
energi, sumber karbon, sumber akseptor elektron, sumber mineral, faktor
pertumbuhan dan nitrogen. Selai itu, secra umum nutrien dalam media pembenihan
harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik organisme
baru (Arfiandi, 2009).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat
pula hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan.
Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe
holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk
cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat
menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut
sebelumnya harus dicerna di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler (Iptek,
2009).
Media biakan adalah bahan atau campuran bahan yang dapat digunakan untuk
membiakkan mikroorganisme karena memiliki daya dukung yang tinggi terhadap
pertumbuhan dan perkembangbiakannya, menurut susunannya, media dapat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu media alam, media semi sintetik dan media sintetik.
Dalam media alam komponen nutrisi tidak dapat diketahui dengan setiap waktu
karena dapat berubah-ubah dalam bahan yang digunakan dan bergantung dari asalnya.
Sebagai contoh ialah kentang, jagung, serangga, rambut, dan sebagainya. Dalam
media semi sintetik selain bahan hasil pertanian, digunakan pula zat-zat kimia yang
komposisinya diketahui dengan tepat (winda, 2009)
Media PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan medium semisintetik. Media
merupakan tempat dimana terjadi perkembangan organisme, organisme menyerap
karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah dicampur. Hal ini
lah yang menyebabkan mengapa kentang harus dipotong dadu, agar karbohidrat di
kentang dapat di kelar dan menyatu dengan air sehingga menjadi kaldu. Semakin
kecil permukaan maka semakin besar daya osmosirnya (risda 2007)
Jenis Medium sangat bervarisasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar
penanaman. Berdasarkan kepada bentuknya dikenal tiga macam medium, yaitu
medium cair, medium semi solid dan medium padat. Beda utama ketiga macam
medium padat. Beda utama ketiga macam medium, yaitu ada tidaknya bahan
pemadat. Medium cair tidak menggunakan bahan pemadat. Medium semi solid dan
medium padat menggunakan bahan pemadat. Agar-agar paling umum digunakan.
jumlah bahan pemadat pada medium semi solid setengahnya dari medium padat
jumlah agarnya 1.5%-18% (Amni, 2009).
B. Syarat-Syarat Media
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium
tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
1. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
2. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
3. Harus mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
4. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang
diinginkan dapat tumbuh baik (Sutedjo,1996).
C. Fungsi Media
Untuk pembiakan bakteri
Mengirim dan menyimpan bakteri
Untuk isolasi
Mempelajari sifat koloni
Pertumbuhan mikrobiologi
Mempelajari sifat biokimia
Mempelajari sifat fisiologis
o Perhitungan jumlah mikroba
D. Susunan Komposisi Media di bagi menjadi:
• Alami: Komposisi utama dari bahan alami, komposisinya tidak diketahui secara
pasti. Contoh: Kentang, Tauge, Susu, Daging
• Semi Sintetis: Komponen penyusun dari bahan alami dan bahan sintetis (buatan).
Contoh : Kaldu Nutrient
• Sintetis: Komponen penyusun dari bahan sintetik (senyawa kimia), dan
komposisinya diketahui secara pasti. Contoh: MC BAP, TSIA, SIM
METODE KERJA
b. Bahan
Ekstrak daging
Ekstrak kentang
Pepton
Dextrose
Agar-agar
NaCl
AquadesChloramphenicol
Alumunium foil
Karet gelang
Kertas
Indikator pH / kertas lakmus
B. Cara Kerja
1) Nutrient Agar (NA)
a. Timbang nutrien agar 4 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
c. Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan sampai
mendidih) .
d. Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan diberi
label.
e. Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
f. keluarkan dari autoclave kemudian tuang dalam cawan petri secara aseptis.
g. Biarkan dingin, isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin
7) SIM Medium
a. Timbang SIMM Medium sebanyak 6 gram dan masukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Larutkan dalam 200 ml aquadest sambil dihomogenkan.
c. Panaskan di penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna.
d. Turunkan dari penangas air dan masukan kedalam tabung reaksi masing-masing 5
ml menggunakan spuit.
e. Tutup mulut tabung degan kapas kering lalu masukan kedalam plastik bening,
kemudian ikat sekuat mungkin dan diberi label.
f. Sterilkan didalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 1210C.
g. Keluarkan dari autoklaf dan masukkan kedalam lemari pendingin.
A. Hasil
c. Media cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya
digunakan untuk pertumbuhan mikroalga.
2. Berdasarkan Komposisi/susunannya
Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
a. Media alami/non sintetis
Media alami merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dimana
komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari
bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya:
Tomato juice agar.
c. Media sintesis
Media sintesis yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya
diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.
3. Berdasarkan fungsinya
Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
a. Media Basal (media dasar)
Media basal adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat media
lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan hampir semua jenis
mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
b. Media diferensial
Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda,
mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan. Contohnya:
Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM), dsb.
c. Media selektif
Media selektif adalah adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh
dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media Salmonella
Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb.
d. Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan
mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang mendorong
pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk
memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja
e. Media uji
Media uji adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba, umumnya
ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi indikator, misalnya medium litmus milk.
Garis besar pembuatan media yang tersusun atas beberapa bahan adalah sebagai berikut
:
o Mencampur bahan-bahan : bahan-bahan yang dilarutkan dalam air suling. Kemudian
dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogeny.
o Menyaring : beberapa jenis media kadang-kadang perlu disaring, dan sebagai
penyaringan dapat digunakan kertas saring, kapas atau kain. Untuk media agar atau
gelatin penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas.
o Menentukan dan mengatur pH : penentuan pH media dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas pH, pH meter atau dengan komparator blok. Pengaturan pH media
dapat dilakukan dengan penambahan asam atau basa (organik atau anorganik).
o Memasukkan media ke dalam tempat tertentu : sebelum disterilakan, media
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, Erlenmeyer atau wadah lain yang bersih,
kemudian dibungkus kertas sampul (kertas perkamen) supaya tidak basah sewaktu
disterilkan.
o Sterilisasi : pada umumnya sterilisasi media dilakukan dengan uap panas di dalam
autoclave, pada suhu 121◦ C selama 15-30 menit (Sutedjo,1996).
Jika terjadi kesalahan, faktor yang menyebabkan kesalahan pada praktikum ini ialah
saat menuangkan ekstrak tidak hati-hati akan menyebabkan ekstrak tumpah, tidak tepat
saat menimbang komposisi media akan menyebabkan tidak homogennya media yang
dibuat.
LAMPIRAN
Pembuatan Media
A. Media Pemupuk
1. Media Brain Heart Infussion Broth (BHIB)
37 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 10 tabung dengan ukuran 2
ml/tabung.
10 x 2 = 20 ml
37
¿ x 20
1000
740
¿ = 0,74 gram
1000
Ditimbang bahan media BHIB sebanyak 0,74 gram lalu dilarutkan dalam 20 ml
aquades. Homogenkan.
Pipet media BHIB ke dalam tabung sebanyak 2 ml/tabung. Kemudian tutup dengan
kapas dan bungkus dengan kertas.
Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C. setelah itu, masukkan dalam kulkas.
2. Media Trypticase Soy Broth ( TSB)
30 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 10 tabung dengan ukuran 2
ml/tabung.
10 x 2 = 20 ml
30
¿ x 20
1000
600
¿ = 0,6 gram
1000
Ditimbang bahan media TSB sebanyak 0,6 gram lalu dilarutkan dalam 20 ml aquades.
Homogenkan.
Pipet media TSB ke dalam tabung sebanyak 2 ml/tabung. Kemudia tutup dengan
kapas dan bungkus dengan kertas.
Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C. setelah itu, masukkan dalam kulkas.
3. Media Selenite Broth
19 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 10 tabung dengan ukuran 7 ml/
tabung.
10 x 7 = 70 ml
19
¿ x 70
1000
1330
¿ = 1,3 gram
1000
Timbang media Selenite sebanyak 1,3 gram lalu larutkan dalam 70 ml aquades.
Homogenkan.
Pipet larutan media kedalam tabung sebanyak 7 ml/tabung lalu tutup dengan kapas
dan bungkus dengan kertas.
Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C. setelah autoclave masukkan dalam
kulkas.
4. Media Oxgall
100 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 10 tabung dengan ukuran 7
ml/tabung.
10 x 7 = 70 ml
100
¿ x 70
1000
7000
¿ = 7 gram
1000
Timbang media oxgall sebanyak 7 gram lalu larutkan dalam 70 ml aquades.
Homogenkan.
Pipet larutan media kedalam tabung sebanyak 7 ml/tabung lalu tutup dengan kapas
dan bungkus dengan kertas.
Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C. setelah autoclave masukkan dalam
kulkas.
5. Media Alkali pepton
25 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 10 tabung dengan ukuran 5
ml/tabung.
10 x 5 = 50 ml
25
¿ x 50
1000
1250
¿ = 1,25 gram
1000
Timbang media oxgall sebanyak 1,25 gram lalu larutkan dalam 50 ml aquades.
Homogenkan.
Pipet larutan media kedalam tabung sebanyak 5 ml/tabung lalu tutup dengan kapas
dan bungkus dengan kertas.
Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C. setelah autoclave masukkan dalam
kulkas.
B. Media Selektif
1. Media Nutrien Agar (NA)
23 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 25 plate dengan ukuran 15
ml/plate.
25 x 15 = 375 =400 ml
23
¿ x 400
1000
9200
¿ = 9,2 gram
1000
Timbang bahan media NA sebanyak 9,2 gram lalu larutkan dengan aquades sebanyak
400 ml. Homogenkan.
Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding tabung bersih
(media larut sepenuhnya).
Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
Setelah diautoclave, dalam keadaan masih panas tuang media ke plate dengan volume
15 ml/plate. Biarkan sampai membeku lalu dibungkus dan masukkan dalam kulkas.
C. Media differensial
1. Media TSIA
65 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 tabung dengan ukuran 5
ml/tabung
15 x 5 = 75 ml
65
¿ x 75
1000
4875
¿ = 4,87 gram = 4,9 gram
1000
Timbang bahan media TSIA sebanyak 4,9 gram lalu larutkan dengan aquades
sebanyak 75ml. Homogenkan.
Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding tabung bersih
(media larut sepenuhnya).
Pipet TSIA kedalam tabung dengan volume 5 ml/tabung. Tutup dengan kapas dan
bungkus dengan kertas.
Autoclave selama 15 ment pada suhu 121˚C.
Setelah diautoclave, dalam keadaan panas miringkan tabung sehingga terbentuk dasar
dan lereng. Diamkan sampai membeku dan masukkan dalam kulkas.
2. Media Lysine Iron Agar (LIA)
34 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 tabung dengan ukuran 5
ml/tabung
15 x 5 = 75 ml
34
¿ x 75
1000
2250
¿ = 2,55 gram
1000
Timbang bahan media LIA sebanyak 2,55 gram lalu larutkan dengan aquades
sebanyak 75ml. Homogenkan.
Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding tabung bersih
(media larut sepenuhnya).
Pipet LIA kedalam tabung dengan volume 5 ml/tabung. Tutup dengan kapas dan
bungkus dengan kertas.
Autoclave selama 15 ment pada suhu 121˚C.
Setelah diautoclave, dalam keadaan panas miringkan tabung sehingga terbentuk dasar
dan lereng. Diamkan sampai membeku dan masukkan dalam kulkas.
90
¿ = 0,09 gram
1000
Ditimbang medida SCA sebanyak 0.09 gram lalu dilarutkan dalam 30 ml aquades.
Homogenkan.
Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding Erlenmeyer
sampai bersih (larut seluruhnya).
Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
Setelah di autoclace miringkan SCA. Tunggu sampai membeku dan masukka dalam
kulkas.
4. UREA
Akan dibuat sebanyak 15 tabung dengan ukuran 2,5 ml/tabung.
15x2,5 = 37,5 = 40 ml
Sterilkan semua alat yang akan digunakan (Erlenmeyer, gelas arloji, batang pengaduk,
sendok tanduk, gelas ukur, tabung). Sterilkan pula aquades sebanyak 4 ml.
Pembuatan bacto agar :
15.gram dalam 900 ml aqudes. Dibuat sebanyak 36 ml.
15
¿ x 36
900
1080
¿ =1,08 gram
1000
Ditimbang bacto agar sebanyak 1,08 gram lalu dilarutkan dalam 36 ml aquades.
Homogenkan.
Panaskan diatas kaki tiga dengan lampu spiritus sampai dinding Erlenmeyer bersih
(larut sepenuhnya).
Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
Larutkan urea sebanyak dalam 4 ml aquades yang telah disterilkan. Homogenkan.
Campur antara larutan urea dengan bacto agar yang telah dibuat. Homogenkan.
Panaskan diatas kaki tingga dengan lampu spirtus sampai dinding Erlenmeyer bersih.
Pipet UREA kedalam tabung dengan volume 2 ml/tabung. Setelah itu miringkan
tabung. Dan tunggu sampai membeku.
Masukkan dalam kulkas.
5. Media Gula-Gula
- Glukosa
- Laktosa
- Sukrosa
- Maltose
- Manitol
a. Cara pembuatan :
1,2 gram dalam 1000 ml aquades. Akan dibuat 15 tabung untuk setiap gula gula.
Dengan ukuran 3 ml/tabung.
15 x 3 = 45
1,2
¿ x 45
1000
540
¿ = 0,54 gram
1000
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Diharpakan pada saat melakukan praktikum agar menggunanakan Alat
Perlindungan Diri yang lengkap agar tubuh tidak terkontaminasi serta memperhatikan
alat, bahan dan mengikuti aturan praktikum agar praktikum dapat berjalan aman dan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Bandung
Sutedjo, M., dkk. 1996. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Syarmalina
dan Hanafi, F. 2006. Pelestarian Alam. Jakarta: Staf Pengajar Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila.