Anda di halaman 1dari 29

Media Pertumbuhan Bakteri

Bakteriologi II

Oleh:

FIKA ZUWANTIKA
PO714203191047

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PRODI SARJANA TERAPAN (D.IV)

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk
hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan
khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai
ukuran sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan
bagi kehidupan manusia.
Dalam menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita mesti dapat
menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau
dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia
diantaranya melalui substrat yang disebut media. Dalam hal ini, haruslah dimengerti
jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik
yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan media yang
berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroorganisme . Zat
hara yang digunakan untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam
metabolisme dan pergerakan. Lazimnya, media biakan mengandung air, sumber
energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hydrogen
serta unsure sekulimit (trace elements).

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient)
yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-
macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis
dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo,1996).

Media biakan ada yang berbentuk padat, cair dan semi padat. Media padat
adalah media biakan yang dipadatkan dengan agar, ada yang bersifat reversible (dapat
dibalik) seperti agar nutrien dan ada yang bersifat ireversible (tidak dapat dibalik)
seperti serum darah terkoagulasi. Dalam kedokteran, media padat yang bersifat
irreversible paling sering digunakan. Sedang agar nutrient banyak digunakan dalam
media lain. Bentuk media lain berupa cair adalah campuran komponen-komponen zat
kimia tertentu dengan air suling, sedang media yang secara fisik merupakan
intermediate antara media cair dan padat, seperti agar lunak.
Berdasarkan komposisinya media terdiri dari media sintesis, semi sintesis, dan
non sintesis. Media sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui secara
pasti. Media semi sintesis yaitu media yang sebagian dari komposisi kimianya
diketahui, sedangkan media non sintesis yaitu media yang komposisi zat kimia dalam
medianya tidak diketahui.
Sementara berdasarkan fungsinya media terdiri dari media umum, media
selektif, media differensial, media uji, dan media diperkaya. Media umum yaitu media
yang terdiri dari pepton dan ekstrak khamir untuk pertumbuhan banyak jenis mikroba.
Media selektif adalah media yang ditambah zat tertentu sehingga bersifat
selektif yang hanya merangsang pertumbuhan satu jenis mikroba dan jenis lainnya
mati. Contohnya media TCBS (Thiosulfate Cytrat Bile Salt). Media diffferensial
adalah media yang yang mengandung suatu komponen yang menyebabkan
pertumbuhan mikroba tertentu dengan adanya perubahan tertentu yang dapat
membedakan mikroba tersebut dari mikroba yang lainnya. Comtohnya media EMBA
(Eosin Metilen Blue Agar). Media uji adalah media dengan komposisi tertentu untuk
mengetahui atau menguji adanya zat tertentu. Sementara media diperkaya adalah
media yang berisi komponen komplek, seperti darah, serum dan lain-lain.
B. Tujuan
Mengetahui macam-macam media yang dapat digunakan dalam pertumbuhan
bakteri Serta ciri khas dari setiap media pertembuhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Media
Mikroorganisme ataupun mikroba adalah mikroorganisme yang berukuran
sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu. Mikroorganisme
disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal
(uniselder) mau pun bersel banyak (multi selder). Namun beberapa protistabersel
tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak
dapat di lihat dengan mata telanjang. Virus juga termasuk kedalam mikroorganisme
meskipun bersifat selder. (Andrew, 2011)
Media tumbuh bagi mikroba memiliki keragaman dalam hal tipe nutrisi
tergantung mikroba yang mengimbanginya. Sumber nutrien bisa berasal dari alamiah
maupun buatan seperti campuran zat-zat kimiawi. Media dituang kedalam wadah-
wadah selain sesuai juga disterilkan sebelum digunakan. PH medium perlu
disesuaikan dan ditentukan dengan nilai yang optimum bagi pertumbuhan miroba
(Putri, 2010).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel dan
sebagai akseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan
energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber
energi, sumber karbon, sumber akseptor elektron, sumber mineral, faktor
pertumbuhan dan nitrogen. Selai itu, secra umum nutrien dalam media pembenihan
harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik organisme
baru (Arfiandi, 2009).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat
pula hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan.
Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe
holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk
cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat
menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut
sebelumnya harus dicerna di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler (Iptek,
2009).
Media biakan adalah bahan atau campuran bahan yang dapat digunakan untuk
membiakkan mikroorganisme karena memiliki daya dukung yang tinggi terhadap
pertumbuhan dan perkembangbiakannya, menurut susunannya, media dapat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu media alam, media semi sintetik dan media sintetik.
Dalam media alam komponen nutrisi tidak dapat diketahui dengan setiap waktu
karena dapat berubah-ubah dalam bahan yang digunakan dan bergantung dari asalnya.
Sebagai contoh ialah kentang, jagung, serangga, rambut, dan sebagainya. Dalam
media semi sintetik selain bahan hasil pertanian, digunakan pula zat-zat kimia yang
komposisinya diketahui dengan tepat (winda, 2009)
Media PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan medium semisintetik. Media
merupakan tempat dimana terjadi perkembangan organisme, organisme menyerap
karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah dicampur. Hal ini
lah yang menyebabkan mengapa kentang harus dipotong dadu, agar karbohidrat di
kentang dapat di kelar dan menyatu dengan air sehingga menjadi kaldu. Semakin
kecil permukaan maka semakin besar daya osmosirnya (risda 2007)
Jenis Medium sangat bervarisasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar
penanaman. Berdasarkan kepada bentuknya dikenal tiga macam medium, yaitu
medium cair, medium semi solid dan medium padat. Beda utama ketiga macam
medium padat. Beda utama ketiga macam medium, yaitu ada tidaknya bahan
pemadat. Medium cair tidak menggunakan bahan pemadat. Medium semi solid dan
medium padat menggunakan bahan pemadat. Agar-agar paling umum digunakan.
jumlah bahan pemadat pada medium semi solid setengahnya dari medium padat
jumlah agarnya 1.5%-18% (Amni, 2009).
B. Syarat-Syarat Media
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium
tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
1. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
2. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
3. Harus mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
4. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang
diinginkan dapat tumbuh baik (Sutedjo,1996).

C. Fungsi Media
 Untuk pembiakan bakteri
 Mengirim dan menyimpan bakteri
 Untuk isolasi
 Mempelajari sifat koloni
 Pertumbuhan mikrobiologi
 Mempelajari sifat biokimia
 Mempelajari sifat fisiologis
o Perhitungan jumlah mikroba
D. Susunan Komposisi Media di bagi menjadi:
• Alami: Komposisi utama dari bahan alami, komposisinya tidak diketahui secara
pasti. Contoh: Kentang, Tauge, Susu, Daging
• Semi Sintetis: Komponen penyusun dari bahan alami dan bahan sintetis (buatan).
Contoh : Kaldu Nutrient
• Sintetis: Komponen penyusun dari bahan sintetik (senyawa kimia), dan
komposisinya diketahui secara pasti. Contoh: MC BAP, TSIA, SIM

E. Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:


1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar
untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung
pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth,
kaldu pepton, dsb.
2. Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang
berbeda, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat
dibedakan. Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit
Indol Motility (SIM), dsb. Dan media differensial merupakan media yang
ditambahkan bahanbahan kimia atau reagensia tertentu yang menyebabkan
mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik
sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
3. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh
dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya:
Media Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt
(TCBS), dsb. Dan media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-
bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa
antibiotik, garamk dan bahanbahan kimia lainnya.
4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung
pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi
yang mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit,
atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja.
DanMedia diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-
bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal
ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya
sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba contoh Chocolate media dan
Yeast-Extractpoptasium Nitrat Agar.
5. Media pengkayaan adalah media ini umumnya mengandung bahan-bahan
tertentu yang di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri
tertentu,tetapi di lain pihak sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan bakteri
tertentu lainnya.misalnya media muller-kauffman mengandung natrium
tetrationat yang menunjang pertumbuhan salmonella tetapi menghambat
pertumbuhan Escherichia.
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


a. Alat
 Gelas kimia
 Gelas ukur
 Hot plate
 Autoclave
 Saringan
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pipet volume
 Timbangan (neraca)
 Erlenmeyer
 Magnetic stirrer
 Batang pengambil magnetic stirerr
 Indicator pH
 Gelas beker
 Wadah (mangkuk)
 Inkubator

b. Bahan
 Ekstrak daging
 Ekstrak kentang
 Pepton
 Dextrose
 Agar-agar
 NaCl
 AquadesChloramphenicol
 Alumunium foil
 Karet gelang
 Kertas
 Indikator pH / kertas lakmus

B. Cara Kerja
1)  Nutrient Agar (NA)
a. Timbang nutrien agar 4 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
c. Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan sampai
mendidih) .
d. Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan diberi
label.
e. Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
f. keluarkan dari autoclave kemudian tuang dalam cawan petri secara aseptis.
g. Biarkan dingin, isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin

2) Blood Agar Plate (BAP)


a. Timbang nutrien agar 4 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
c. Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan sampai
mendidih) .
d. Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan diberi
label.
e. Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.

3) Salminella Shigella Agar (SSA)


a. Timbang 12,6 gram SSA dan masukkan kedalam Erlenmeyer
b. Larutkan dengan 200 ml aquadest sambil dihomogenkan
c. panaskan diatas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna
d. turunkan dari penangas air dan sumbat mulut Erlenmeyer dengan kapas karing lalu
beri label.
e. Sterilkan media tersebut di dalam autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit
f. Keluarkan dari autoklaf dan tuang ke dalam cawan petri secara aseptis kemudian
isolasi dan simpan dalam lemari pendingin.
4) MacConkey Agar (MCA)
a. Timbang MCA sebanyak 10 gram, masukan dalam erlenmeyer.
b. Larutkan dalam 200 ml aquadest sambil dihomogekan.
c. Panaskan diatas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna.
d. Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan beri
label.
e. Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210C dalam waktu 15 menit.
f. Keluarkan dari autoclave kemudian tuang dalam cawan petri secara aseptis.
g. Biarkan dingin, isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin.

5) Plate Count Agar (PCA)


a. PCA ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik dengankonsentrasi 22.5
gr/liter2.
b. Kemudian dilarutkan kedalam aquades3.
c. Kemudian dipanaskan dengan menggunakan hot plate dan diaduk secaraterus
menerus sampai larutan berwarna kuning cerah.4.
d. Setelah berwarna kuning cerah larutan dimasukkan kedalam erlenmeyer5.
e. Setelah itu dibuat penutup dengan menggunakan kapas yang dibungkusdengan
alumunium foil6.
f. Kemudian ditutup dengan rapat supaya udara tidak masuk kedalam, yangdapat
memunkinkan bakteri yang tidak diinginkan masuk kedalam larutan.7.
g. Setelah itu disterilkan dengan menggunakan autoclave dengan tekanan 1atm dan
suhu 121ºC selama 15 menit8.
h. Kemudian dituangkan ke cawan petri dengan cara mensterilkan terlebihdahulu
cawan petri dan mulut erlenmeyer dengan menggunakan bunsen9.
i. Setelah itu tunggu hingga padat10.
j. Kemudian dibungkus dengan plastik supaya tidak ada udara yang masuk

6) Eosolin Methylene Blue Agar (EMBA)


a. Timbang Emba Agar sebanyak 7,2 gram dan masukan dalam erlenmeyer
b. Larutkan dalam 200 ml aquadest sambil dihomogenkan
c. Panaskan diatas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna.
d. Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan diberi
lebel.
e. Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit.
f. Keluarkan dan isi dalam cawan petri secara aseptis.
g. Bungkus dengan plastik dan masukan dalam lemari pendingin

7) SIM Medium
a. Timbang SIMM Medium sebanyak 6 gram dan masukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Larutkan dalam 200 ml aquadest sambil dihomogenkan.
c. Panaskan di penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna.
d. Turunkan dari penangas air dan masukan kedalam tabung reaksi masing-masing 5
ml menggunakan spuit.
e. Tutup mulut tabung degan kapas kering lalu masukan kedalam plastik bening,
kemudian ikat sekuat mungkin dan diberi label.
f. Sterilkan didalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 1210C.
g. Keluarkan dari autoklaf dan masukkan kedalam lemari pendingin.

8) Tripple Sugar Iron Agar (TSIA)


a. Timbang TSIA 13 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Larutkan dengan aquades 200 ml dan homogenkan.
c. Panaskan diatas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna.
d. Turunkan dari penangas air dan masukan kedalam tabung reaksi masing – masing 5
ml menggunakan spuit.
e. Tutup mulut tabung dengan kapas kering lalu masukkan kedalam plastik bening,
kemudian diikat sekuat mungkin.
f. Berilah label pada luar plastik bening dan masukan pada autoclave dan sterilkan
selama 15 menit pada suhu 1210 C.
g. Keluarkan dari autoklaf dan miringkan tabung.

9) Methyl Red/ Vogoes Prokauer (MR/VP) Broth


a. Timbang MR sebanyak 3,4 gram dan masukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Larutkan dengan 200 ml aquadest sambil dihomogenkan
c. Panaskan diatas pemanas air sambil diaduk hingga larut sempurna
d. Turunkan dari penangas air, tuangkan pada tabung reaksi sebanyak 5 ml pada tiap
tabung dengan menggunakan spuit.
e. Tutup mulut tabung dengan kapas kering, masukkan kedalam plastic bening dan ikat
plastic sekuat mungkin, kemudian beri label.
f. Sterilkan pada autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit.
g. Keluarkan dari autoklaf dan biarkan dingin.
h. Masukkan dalam lemari pendingin.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

NO Gambar Media Keterangan


.
1. Nutrien Agar (NA) adalah medium
umum untuk uji air dan produk. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan
mayoritas dari mikroorgsnisme
heterotof.
2. Blood Agar Plate (BAP) media ini
di gunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme yang sulit untuk
dibiakan dan juga untuk membedakan
kelompok mikroorganisme yang
melisis atau tidak melisiskan butir
darah merah
3. Salminella Shigella Agar (SSA)
Perbenihan ini mirip MCA, hanya
penggunaanya lebih khusus lagi
untuk basil gram negative pathogen
enteric, sehingga di pakai untuk
isolasi dari specimen yinja terutama
salmonella shigella yang keduanya
memperlihatkan pertumbuhan koloni
yang tidak berwarna.
4. MacConkey Agar (MCA)
merupakan media padat dan media
alfferensial digunakan untuk seleksi
dan pertumbuhan Enterobacteriacede
dan bakteri Gram negatif yang
berbentuk batang seperti Escherichia
coli.
5.  Plate Count Agar (PCA)
merupakan media padat, yaitu media
yang mengandung agar sehingga
setelah dingin media tersebut akan
menjadi padat.

6. Media Eosin Methylene Blue


mempunyai keistimewaan
mengandung laktosa dan berfungsi
untuk memilah mikroba yang
memfermentasikan laktosa seperti S.
aureus, P. aerugenosa,
dan Salmonella.
7. SIM Medium merupakan media
yang kegunaannya yaitu untuk
membedakan golongan kuman enteric
berdasarkan produksi sulfide, indol
dan motilitas (gerak kuman).
8. Media TSIA memberikan informasi
fermentasi mengenai glukosa,
pemanfaatan gula laktosa dan
sukrosa, dan proses pernapasan
anaerobic.
9. MR - VP Menengah (Glukosa
Phosphate Broth) direkomendasikan
untuk kinerja tes Metil Merah dan
Voges Proskauer dalam diferensiasi
dari kelompok coli – aerogenes .
B. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan medium pertumbuhan bakteri, dimana
medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas
atau di dalamnya, medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain adalah harus
mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai
tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba
yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang di
tumbuhkan dapat tumbuh dengan.
Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat
menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya, dan fungsinya:
1. Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau tidaknya bahan
tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin. Bentuk media tersebut
yaitu :
a. Media padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang
lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat dibedakan menjadi tiga
jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak, media miring, dan media
lempeng. Media tegak menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya,
media miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan media lempeng
menggunakan petridish (plate) sebagai wadahnya. Media ini umumnya digunakan untuk
pertumbuhan koloni bakteri atau kapang.

b. Media semi padat atau semi cair


Media semi padat merupakan media yang mengandung agar kurang dari yang
seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan
tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak
memerlukan air dan hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba.

c. Media cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya
digunakan untuk pertumbuhan mikroalga.
2. Berdasarkan Komposisi/susunannya
Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
a. Media alami/non sintetis
Media alami merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dimana
komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari
bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya:
Tomato juice agar.

b. Media semi sintesis


Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-
bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton  10,0 g, Ekstrak daging 10,0
g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.

c. Media sintesis
Media sintesis yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya
diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.

3. Berdasarkan fungsinya
Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
a. Media Basal (media dasar)
Media basal adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat media
lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan hampir semua jenis
mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
b. Media diferensial
Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda,
mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan. Contohnya:
Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM), dsb.
c. Media selektif
Media selektif adalah adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh
dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media Salmonella
Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb.
d. Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan
mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang mendorong
pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk
memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja
e. Media uji
Media uji adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba, umumnya
ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi indikator, misalnya medium litmus milk.
Garis besar pembuatan media yang tersusun atas beberapa bahan adalah sebagai berikut
:
o Mencampur bahan-bahan : bahan-bahan yang dilarutkan dalam air suling. Kemudian
dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogeny.
o Menyaring : beberapa jenis media kadang-kadang perlu disaring, dan sebagai
penyaringan dapat digunakan kertas saring, kapas atau kain. Untuk media agar atau
gelatin penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas.
o Menentukan dan mengatur pH : penentuan pH media dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas pH, pH meter atau dengan komparator blok. Pengaturan pH media
dapat dilakukan dengan penambahan asam atau basa (organik atau anorganik).
o Memasukkan media ke dalam tempat tertentu : sebelum disterilakan, media
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, Erlenmeyer atau wadah lain yang bersih,
kemudian dibungkus kertas sampul (kertas perkamen) supaya tidak basah sewaktu
disterilkan.
o Sterilisasi : pada umumnya sterilisasi media dilakukan dengan uap panas di dalam
autoclave, pada suhu 121◦ C selama 15-30 menit (Sutedjo,1996).

Jika terjadi kesalahan, faktor yang menyebabkan kesalahan pada praktikum ini ialah
saat menuangkan ekstrak tidak hati-hati akan menyebabkan ekstrak tumpah, tidak tepat
saat menimbang komposisi media akan menyebabkan tidak homogennya media yang
dibuat.
LAMPIRAN

Pembuatan Media

A. Media Pemupuk
1. Media Brain Heart Infussion Broth (BHIB)
 37 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 10 tabung dengan ukuran 2
ml/tabung.
10 x 2 = 20 ml
37
¿ x 20
1000
740
¿ = 0,74 gram
1000

 Ditimbang bahan media BHIB sebanyak 0,74 gram lalu dilarutkan dalam 20 ml
aquades. Homogenkan.
 Pipet media BHIB ke dalam tabung sebanyak 2 ml/tabung. Kemudian tutup dengan
kapas dan bungkus dengan kertas.
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C. setelah itu, masukkan dalam kulkas.
2. Media Trypticase Soy Broth ( TSB)
 30 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 10 tabung dengan ukuran 2
ml/tabung.
10 x 2 = 20 ml
30
¿ x 20
1000
600
¿ = 0,6 gram
1000
 Ditimbang bahan media TSB sebanyak 0,6 gram lalu dilarutkan dalam 20 ml aquades.
Homogenkan.
 Pipet media TSB ke dalam tabung sebanyak 2 ml/tabung. Kemudia tutup dengan
kapas dan bungkus dengan kertas.
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C. setelah itu, masukkan dalam kulkas.
3. Media Selenite Broth
 19 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 10 tabung dengan ukuran 7 ml/
tabung.
10 x 7 = 70 ml
19
¿ x 70
1000
1330
¿ = 1,3 gram
1000
 Timbang media Selenite sebanyak 1,3 gram lalu larutkan dalam 70 ml aquades.
Homogenkan.
 Pipet larutan media kedalam tabung sebanyak 7 ml/tabung lalu tutup dengan kapas
dan bungkus dengan kertas.
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C. setelah autoclave masukkan dalam
kulkas.
4. Media Oxgall
 100 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 10 tabung dengan ukuran 7
ml/tabung.
10 x 7 = 70 ml
100
¿ x 70
1000
7000
¿ = 7 gram
1000
 Timbang media oxgall sebanyak 7 gram lalu larutkan dalam 70 ml aquades.
Homogenkan.
 Pipet larutan media kedalam tabung sebanyak 7 ml/tabung lalu tutup dengan kapas
dan bungkus dengan kertas.
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C. setelah autoclave masukkan dalam
kulkas.
5. Media Alkali pepton
 25 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 10 tabung dengan ukuran 5
ml/tabung.
10 x 5 = 50 ml
25
¿ x 50
1000
1250
¿ = 1,25 gram
1000
 Timbang media oxgall sebanyak 1,25 gram lalu larutkan dalam 50 ml aquades.
Homogenkan.
 Pipet larutan media kedalam tabung sebanyak 5 ml/tabung lalu tutup dengan kapas
dan bungkus dengan kertas.
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C. setelah autoclave masukkan dalam
kulkas.

B. Media Selektif
1. Media Nutrien Agar (NA)
 23 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 25 plate dengan ukuran 15
ml/plate.
25 x 15 = 375 =400 ml
23
¿ x 400
1000
9200
¿ = 9,2 gram
1000
 Timbang bahan media NA sebanyak 9,2 gram lalu larutkan dengan aquades sebanyak
400 ml. Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding tabung bersih
(media larut sepenuhnya).
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Setelah diautoclave, dalam keadaan masih panas tuang media ke plate dengan volume
15 ml/plate. Biarkan sampai membeku lalu dibungkus dan masukkan dalam kulkas.

2. Media Manit Salt Agar (MSA)


 50 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 25 plate dengan ukuran 15
ml/plate.,K
25 x 15 = 375 = 400 ml
50
¿ x 400
1000
20000
¿ = 20 gram
1000
 Timbang bahan media MSA sebanyak 20 gram lalu larutkan dengan aquades
sebanyak 400 ml. Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding tabung bersih
(media larut sepenuhnya).
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Setelah diautoclave, dalam keadaan masih panas tuang media ke plate dengan volume
15 ml/plate. Biarkan sampai membeku lalu dibungkus dan masukkan dalam kulkas.

3. Media Blood Agar Plate (BAP)


 40 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 plate dengan ukuran 15
ml/plate.
15 x 15 = 225 = 250 ml
40
¿ x 250
1000
10000
¿ = 10 gram
1000
 Timbang bahan media BAP sebanyak 10 gram lalu larutkan dengan aquades sebanyak
250 ml. Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding tabung bersih
(media larut sepenuhnya).
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Setelah diautoclave diamkan sampai suhu 40˚C, tambahkan dengan darah sebanyak
2,5 ml darah gol. O (100 ml : 1 ml darah). Homogenkan.
 Dalam keadaan masih panas tuang media ke plate dengan volume 15 ml/plate.
Biarkan sampai membeku lalu dibungkus dan masukkan dalam kulkas.
4. Media Mac Conkay Agar (MCA)
 50 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 plate dengan ukuran 15
ml/plate.
15 x 15 = 225 = 250 ml
50
¿ x 250
1000
12500
¿ = 12,5 gram
1000
 Ditimbang media MCA sebanyak 12,5 gram lalu larutkan dalam 250 ml aquades.
Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding Erlenmeyer
bersih (media larut sepenuhnya).
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Setelah diautoclave dalam keadaan panas tuang media ke plate dengan volume 15
ml/plate. Diamkan sampai membeku dan amsukka dalam kulkas.
5. Media Endo agar
 41 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 plate dengan ukuran 15
ml/plate.
15 x 15 = 225 = 250 ml
41
¿ x 250 S
1000
10250
¿ = 10,25 gram
1000
 Ditimbang media ENDO sebanya 10,25 gram lalu dilarutkan dalam 250 ml aquades.
Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spiritus sampai dinding Erlenmeyer
bersih (larut sepenuhnya)
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Setelah diautoclave, tuang media ke plate dengan volume 15 ml/plate. Tunggu
sampai membeku kemudian masukkan dalam kulkas.

6. Media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA)


 37,4 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 plate dengan ukuran 15
ml/plate.
15 x 15 = 225 = 250 ml
37,4
¿ x 250
1000
9350
¿ = 9,35 gram
1000
 Ditimbang media ENDO sebanyak 9,35 gram lalu larutkan dalam 250 ml aquades.
Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spiritus sampai dinding Erlenmeyer
bersih (larut sepenuhnya)
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Setelah diautoclave, tuang media ke plate dengan volume 15 ml/plate. Tunggu
sampai membeku kemudian masukkan dalam kulkas.
7. Media Thiosulphate Citrate Bile Agar (TCBS)
 88 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 plate dengan ukuran 15
ml/plate.
15 x 15 = 225 ml
88
¿ x 225
1000
19800
¿ = 19,8 gram
1000
 Timbang bahan media TCBS sebanyak 19,8 gram lalu larutkan dengan aquades
sebanyak 225 ml. Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding tabung bersih
(media larut sepenuhnya).
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Dalam keadaan masih panas tuang media ke plate dengan volume 15 ml/plate.
Biarkan sampai membeku lalu dibungkus dan masukkan dalam kulkas.

8. Media Bismut Sulfit Agar (BSA)


 52 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 plate dengan ukuran 15
ml/plate.
15 x 15 = 225 ml
52
¿ x 225
1000
11700
¿ = 11,7 gram
1000
 Timbang bahan media BSA sebanyak 11,7 gram lalu larutkan dengan aquades
sebanyak 225 ml. Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding tabung bersih
(media larut sepenuhnya).
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
Dalam keadaan masih panas tuang media ke plate dengan volume 15 ml/plate.
Biarkan sampai membeku lalu dibungkus dan masukkan dalam kulkas.

9. Media Salmonella Shigella Agar (SSA)


 60 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 plate dengan ukuran 15
ml/plate.
15 x 15 = 225 ml
60
¿ x 225
1000
13500
¿ = 13,5 gram
1000
 Timbang bahan media SSA sebanyak 13,5 gram lalu larutkan dengan aquades
sebanyak 225 ml. Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding tabung bersih
(media larut sepenuhnya).
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Dalam keadaan masih panas tuang media ke plate dengan volume 15 ml/plate.
Biarkan sampai membeku lalu dibungkus dan masukkan dalam kulkas.

C. Media differensial
1. Media TSIA
 65 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 tabung dengan ukuran 5
ml/tabung
15 x 5 = 75 ml
65
¿ x 75
1000
4875
¿ = 4,87 gram = 4,9 gram
1000
 Timbang bahan media TSIA sebanyak 4,9 gram lalu larutkan dengan aquades
sebanyak 75ml. Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding tabung bersih
(media larut sepenuhnya).
 Pipet TSIA kedalam tabung dengan volume 5 ml/tabung. Tutup dengan kapas dan
bungkus dengan kertas.
 Autoclave selama 15 ment pada suhu 121˚C.
 Setelah diautoclave, dalam keadaan panas miringkan tabung sehingga terbentuk dasar
dan lereng. Diamkan sampai membeku dan masukkan dalam kulkas.
2. Media Lysine Iron Agar (LIA)
 34 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 tabung dengan ukuran 5
ml/tabung
15 x 5 = 75 ml
34
¿ x 75
1000
2250
¿ = 2,55 gram
1000
 Timbang bahan media LIA sebanyak 2,55 gram lalu larutkan dengan aquades
sebanyak 75ml. Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding tabung bersih
(media larut sepenuhnya).
 Pipet LIA kedalam tabung dengan volume 5 ml/tabung. Tutup dengan kapas dan
bungkus dengan kertas.
 Autoclave selama 15 ment pada suhu 121˚C.
 Setelah diautoclave, dalam keadaan panas miringkan tabung sehingga terbentuk dasar
dan lereng. Diamkan sampai membeku dan masukkan dalam kulkas.

D. Media IMVIC dan Gula-gula


1. Media Sulfur Indol Motility (SIM)
 30 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 tabung dengan ukuran 2
ml/tabung.
30 x 2 = 60 ml
30
¿ x 60
1000
180
¿ = 0,18 gram
1000
 Ditimbang media bubuk SIM sebanyak 0,18 gram lalu larutkan dalam 60 ml aquades.
Homogenkan.
 Panaskan diatas diatas kaki tiga menggunakan lampus spiritus sampai dinding
Erlenmeyer bersih.
 Pipet kedalam tabung dengan volume 2 ml/tabung. Tutup tabung dengan kapas dan
bungkus dengan kertas.
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Setelah diautoclave tunggu sampai media SIM membeku dan masukkan dalam
kulkas.
2. Media Methyl Red/Voges Proskauer
 17 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 30 tabung dengan ukuran 2 ml/
tabung.
30 x 2 = 60 ml
17
¿ x 60 ml
1000
1020
¿ = 1,02 gram
1000
 Ditimbang media bubuk MR/VP sebanyak 1,02 gram lalu dilarutkan dalam 60 ml
aquades. Homogenkan.
 Pipet kedalam tabung dengan ukuran 2 ml/tabung. Tutup dengan kapas dan bungkus
dengan kertas.
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Setelah diautoclave, pisahkan antara MR dan VP. Masukkan dalam kulkas.
3. Simon Citrat Agar (SCA)
 30 gram dalam 1000 ml aquades. Dibuat sebanyak 15 tabung dengan ukuran 2
ml/tabung.
15 x 2 = 30 ml
30
¿ x 30
1000

90
¿ = 0,09 gram
1000
 Ditimbang medida SCA sebanyak 0.09 gram lalu dilarutkan dalam 30 ml aquades.
Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga menggunakan lampu spirtus sampai dinding Erlenmeyer
sampai bersih (larut seluruhnya).
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Setelah di autoclace miringkan SCA. Tunggu sampai membeku dan masukka dalam
kulkas.

4. UREA
 Akan dibuat sebanyak 15 tabung dengan ukuran 2,5 ml/tabung.
15x2,5 = 37,5 = 40 ml
 Sterilkan semua alat yang akan digunakan (Erlenmeyer, gelas arloji, batang pengaduk,
sendok tanduk, gelas ukur, tabung). Sterilkan pula aquades sebanyak 4 ml.
 Pembuatan bacto agar :
15.gram dalam 900 ml aqudes. Dibuat sebanyak 36 ml.
15
¿ x 36
900
1080
¿ =1,08 gram
1000
 Ditimbang bacto agar sebanyak 1,08 gram lalu dilarutkan dalam 36 ml aquades.
Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tiga dengan lampu spiritus sampai dinding Erlenmeyer bersih
(larut sepenuhnya).
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Larutkan urea sebanyak dalam 4 ml aquades yang telah disterilkan. Homogenkan.
 Campur antara larutan urea dengan bacto agar yang telah dibuat. Homogenkan.
 Panaskan diatas kaki tingga dengan lampu spirtus sampai dinding Erlenmeyer bersih.
 Pipet UREA kedalam tabung dengan volume 2 ml/tabung. Setelah itu miringkan
tabung. Dan tunggu sampai membeku.
 Masukkan dalam kulkas.
5. Media Gula-Gula
- Glukosa
- Laktosa
- Sukrosa
- Maltose
- Manitol
a. Cara pembuatan :
 1,2 gram dalam 1000 ml aquades. Akan dibuat 15 tabung untuk setiap gula gula.
Dengan ukuran 3 ml/tabung.
15 x 3 = 45
1,2
¿ x 45
1000

540
¿ = 0,54 gram
1000

 Pembuatan air pepton : 5 x 45 = 225 ml


 Timbang bacto pepton sebanyak 2,25 gram dan NaCl 1,17 gram. Larutkan bacto
pepton dalam aquades sebanyak 225 ml. homogenkan.Larutkan pula NaCl sampai
larut sepenuhnya.
 Tetesi dengan NaOH sebanyak 4 tetes. Setelah itu tetesi dengan indikato BTB sampai
terbentuk warna biru tua. Homogenkan.
 Larutkan media gula-gula sebanyak 0,54 gram lalu larutkan dalam 45 ml air pepton.
Homogenkan (volume untuk semua jenis gula-gula)
 Masukkan tabung durham dalam tabung. Pipet gula-gula kedalam tabung. Bolak-balik
tabung sampai tabung durham tenggelam dan tidak terbentuk gas dalam tabung
durham. Tutup dengan kapas dan bungkus dengan kertas.
 Autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C.
 Setelah diautoclave masukkan dalam kulkas.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa media


pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Setiap
media memiliki ciri khas tertentu.

B. SARAN
Diharpakan pada saat melakukan praktikum agar menggunanakan Alat
Perlindungan Diri yang lengkap agar tubuh tidak terkontaminasi serta memperhatikan
alat, bahan dan mengikuti aturan praktikum agar praktikum dapat berjalan aman dan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Amni U. 2009. Mikrobiologi Dasar Papas Sinar Sinanti. Jakarta.

Andrew E. Sikula. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga.

Bandung

Sutedjo, M., dkk. 1996. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Syarmalina
dan Hanafi, F. 2006. Pelestarian Alam. Jakarta: Staf Pengajar Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai