Anda di halaman 1dari 28

Isolasi dan Identifikasi Klebsiella sp

Bakteriologi II

Oleh:

FIKA ZUWANTIKA
PO714203191047

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PRODI SARJANA TERAPAN (D.IV)

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar
luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies
yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.Bakteri ada
yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme
uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik
atau mikroskopik

Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan.Hal itu terlihat


dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan
penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian.Mikroorganisme
juga dapat mencemari makanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi
didalamnya, membuat makanan tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan
beracun.

Klebsiella pneumoniae pertama kali ditemukan oleh Carl Friedlander. Carl


Friedlander adalah patologis dan mikrobiologis dari Jerman yang membantu
penemuan bakteri penyebab pneumonia pada tahun 1882. Carl Friedlander adalah
orang yang pertama kali mengidentifikasi bakteri Klebsiella pneumoniae dari paru-
paru orang yang meninggal karena pneumonia. Karena jasanya, Klebsiella
pneumoniae sering pula disebut bakeri Friedlander.

Klebsiella pneumonia termasuk genus Klebsiella dalam family


Enterobacteriaceae yang merupakan mikroflora normal pada mulut, selaput
lendir saluran pernafasan atas, usus, saluran kemih dan alat kelamin manusia dan
hewan.Kuman ini dan dapat diisolasi dari tinja manusia atau hewan. Pada manusia,
genus Klebsiella dapat merupakan kuman penyebab pneumonia, disamping infeksi
laindiluar sistim pernapasan misalnya: infeksi saluran kemih, infeksi
nosokomial(Dzen, 1994)
Klebsiella pneumoniae dapat menyebabkan pneumonia. Pneumonia adalah
proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia yang
disebabkan oleh Klebsiella pneumoniae dapat berupa pneumonia komuniti atau
community acquired pnuemonia. Pneumonia komuniti atau community acquired
pnuemonia adalah pneumonia yang di dapatkan dari masyarakat. Strain baru
dari Klebsiella pneumoniae dapat menyebabkan pneumonia nosomikal atau
hospitality acquired pneumonia, yang berarti penyakit peumonia tersebut di dapatkan
saat pasien berada di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. Klebsiella
pneumonia umumnya menyerang orang dengan kekebalan tubuh lemah, seperti
alkoholis, orang dengan penyakit diabetes dan orang dengan penyakit kronik paru-
paru.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui membuat media pertumbuhan bakteri
2. Untuk mengidentifikasi koloni bakteri yang tumbuh pada media menggunakan sampel
feses.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Klebsiella

Kerajaan : Bakteri

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobakteriales

Family : Enterobakteriaceae

Genus : Klebsiella

Species : Klebsiella pneumonia

Kleibsiella Oxytoca

Klebsiella ozaenae

Klebsiella rhinoscheleromatis

B.  Morfologi dan sifat bakteri Klebsiella sp

Merupakan bakteri gram (-) , berbentuk batang pendek, memiliki ukuran 0,5-
1,5 x 1,2µ. Bakteri ini memiliki kapsul, tetapi tidak membentuk spora. Klebsiella
tidak mampu bergerak karena tidak memiliki flagel tetapi mampu memfermentasikan
karbohidrat membentuk asam dan gas.
Spesies klebsiella menunjukan pertumbuhan mucoid, kapsul polisakarida yang
besar dan tidak motil. Mereka biasanya memberikan hasil  tes yang positif untuk lisin
dekarboksilase dan sitrat. Klebsiella memberikan reaksi Voges-Proskauer yang positif
Sifat Biakan atau Kultur dari Klebsiella sp tersebut pada media EMB dan Mac
Conkey koloni menjadi merah. Kemudian pada media padat tumbuh koloni mucoid
(24 jam). Mudah dibiakan di media sederhana (bouillon agar) dengan koloni putih
keabuan dan permukaan mengkilap.
C. Tipe Antigen
Klebsiella  memiliki struktur antigen. Anggota dari genus Klebsiella biasanya
mengungkapkan 2 jenis antigen pada permukaan sel mereka, yaitu:
 Antigen O merupakan bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri
dari unit berulang polisakarida. Beberapa polisakarida spesifik O mengandung
gula unik. Antigen O tahan terhadap panas dan alcohol dan biasanya dideteksi
dengan cara aglutinasi bakteri. Antibody terhadap antigen O adalah IgM.
 Antigen K merupakan bagian terluar dari antigen O pada beberapa, tetapi tidak
pada enterobacteriaceae. Beberapa antigen K adalah polisakarida dan yang
lainnya protein
D. Media Perbenihan
Specimen ditanam pada media Brain Hearth Infusion Broth (BHIB), replikasi
bakteri saluran dari usus normal dan meningkatkan bakteri  Klebsiella. Sesudah
inkubasi 18-24 jam, ditanam pada media differensial dan selektif.
1) Kultur media universal dan differensial
a. Media Umum

Media umum adalah media BAP (Blood Agar Plate)


yang dipakai untuk mengidentifikasi kemampuan
bakteri dalam melisiskan sel-sel darah yang terdapat
dalam media ini dapat berupa zona lisis α(alfa),
β(betha), dan γ(gamma). Bakteri Klebsiella, tumbuh
sebagai koloni yang berwarna abu-abu, smooth,
cembung, mucoid atau tidak  dan tidak melisiskan
darah pada media BAP.

b. Media Differensial

Media differensial adalah media yang dipakai


untuk identifikasi bakteri berdasarkan dipakai
untuk identifikasi bakteri berdasarkan sifat-sifat biokimia khusus dari bakteri yang
bersangkutan. Media yang dipakai untuk perbenihan bakteri adalah Mac Conkeydan
Endo agar. Media Mac Conkeymengandung laktosa dan merah netral sebagai
indikator, sehingga bakteri yang meragikan laktosa akan tumbuh sebagai koloni
berwarna merah yang dapat membedakan dari bakteri yang tidak meragikan laktosa
yang tumbuh sebagai bakteri yang tidak berwarna. Klebsiella tumbuh sebagai koloni
yang berwarna merah muda namun tidak dapat meragikan laktosa secara sempurna.
Sedangkanpada media Endo agar, kolonidan media
akanberwarnamerahmudaatautidakberwarnakarenatidakmemfermentasikanlaktosa.
Ciri-ciri koloni pada media Mac Conkey yaitubesar-besar, smooth, mucoid,
cembung, berwarna merah muda-merah bata. Jika diambil dengan ose, maka akan
tertarik karena pada koloni memiliki kapsul. Sedangkanpada media Endo Agar, ciri-
cirinyayaitukecil-besar, cembung, mukoid, berwarnamerahmuda-merahmudatua.

2) Identifikasi akhir

Koloni dari media padat diidentifikasi oleh bentuk reaksi biokimia. Media
yang digunakan untuk reaksi biokimia adalah :

a. Triple Sugar Iron agar (TSIA)

Media ini terdiri dari 0,1 % glukosa, 1 % sukrosa, 1 % laktosa, fernik


sulfat untuk pendeteksian produksi H2S, protein, dan indicator Phenol red.
Klebsiella bersifat alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses oksidasi
dekarboksilasi protein membentuk amina yang bersifat alkali dengan adanya
phenol red maka terbentuk warna merah, Klebsiella memfermentasi glukosa
yang bersifat asam sehingga terbentuk warna kuning (Jawtz, et al, 2001).

b. Sulfur Indol Motility (SIM)

Media SIM adalah perbenihan semi solid yang dapat digunakan untuk
mengetahui pembentukan H2S, indol dan motility dari bakteri. Hampir semua
bakteri Klebsiella membentuk indol kecuali tipe pneumonia dan ozaenae.
Motility negatif sesuai dengan morfologi Klebsiella yang tidak memiliki
flagella. sedangkan pembentukan H2S  juga tak terlihat pada semua jenis
Klebsiella.
c. Citrate

Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan


menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan adanya indicator
brom tymol blue menyebabkan terjadinya warna biru. Pada bakteri
Klebsiella, hanya jenis rhinos  yang tidak memanfaatkan sitrat, sehingga pada
penanaman media sitrat hasilnya negative. Sedangkan spesies
Klebsiella lainnya seperti pneumonia, oxytoca, dan ozaenae  menunjukkan
hasil positif pada media ini.

d. Urea

Bakteri tertentu dapat menghidolisis urea dan membentuk ammonia


dengan terbentunkya warna merah karena adanya indicator phenol
red,Klebsiellapada media urea memiliki pertumbuhan yang lambat
memberikan hasil positif pada pneumonia,
oxytoca ataubisa  juga ozaenae karena Klebsiella juga ada beberapa
yang mampu  menghidrolisis urea dan membentuk ammonia.

e. Methyl red

Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa


bakteri yang memproduksi asam kuat sebagai hasil fermentasi dari glukosa
dalam media ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan larutan methyl
red. Hampir semua Klebsiella sp memproduksi asam yang kuat sehingga pada
penambahan larutan methyl red terbentuk warna merah, kecuali
padapneumonia  dan oxytoca  yang juga dapat memberikan hasil negatif.

f. Voges Proskauer

Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl metyl


carbinoldarifermentasiglukosa yang dapat diketahui dengan penambahan
larutan vogesproskauer, Klebsiella ozaenae dan rhinos tidak memproduksi
acetyl methyl carbinol sehingga penanaman pada media ini meberikan hasil
negative, berbeda dengan jenis  pneumonia dan  oxytoca yang mampu
memberikan hasil positif pada media ini.

g. Fermentasi Karbohidrat
Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri
memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media
terlihat berwarna kuning karena perubahan pH menjadi asam. Klebsiella
spmemfermentasi glukosa, maltose sedangkan sukrosa tidak difermentasikan
pada jenis rhinos atau bisa juga ozaenae.

D. Patogenitas

Melalui saluran pernafasan bagian atas bakteri masuk ke jaringan paru, terjadi
penghancuran jaringan, terbentuk daerah purulen dan nekrosis parenkim paru, terjadi
abses paru, bronkiektasis, bakteri masuk aliran darah, septicemia, abses liver.
 Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan organisme terhadap
fagositosis dan pembunuhan oleh serum normal
 Galur yang berkapsul lebih virulen daripada galur yang berkapsul ( pada
hewan percobaan)
 Tidak ada toksin selain endotoksin yang berperan pada infeksi oportunistik
Galur Klebsiella pneumoniae ada yang memproduksi enterotoksin (pernah
diisolasi dari penderita tropical sprue) toksin ini mirip dengan ST (tahan panas) dan
LT (heat-labile enterotoksin) dari E.coli, kemampuan memproduksi toksin ini
diperantarai oleh plasmid Klebsiella pneumoniae. Menyebabkan pneumonia dapat
menginfeksi tempat lain disamping saluran pernafasan.
Bakteri ini sering menimbulkan pada traktus urinarius karena nosocomial
infection, meningitis, dan pneumonia pada penderita diabetes mellitus atau pecandu
alcohol. Gejala pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ini berupa gejala demam
akut, malaise (lesu), dan batuk kering, kemudian batuknya menjadi produktif dan
menghasilkan sputum berdarah dan purulent (nanah). Bila penyakitnya berlanjut akan
terjadi abses nekrosis jaringan paru, bronchiectasi dan vibrosis paru-paru.
E. Gejala Klinis

Gejala-gejala seseorang yang terinfeksi Klebsiella pneumoniae adalah napas


cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat
adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2
bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1
tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk
atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada
sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai
kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga Pneumonia sangat berat,
dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak
dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat ditandai
dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga disertai)
penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam, batuk-batuk, perubahan
karakteristik dahak, suhu tubuh lebih dari 38 º C. Gejala yang lain, yaitu apabila pada
pemeriksaan fisik ditemukan suara napas bronkhial, bronkhi dan leukosit lebih dari
10.000 atau kurang dari 4500/uL.
Pada pasien usia lanjut atau pasien dengan respon imun rendah, gejala
pneumonia tidak khas, yaitu berupa gejala non pernafasan seperti pusing, perburukan
dari penyakit yang sudah ada sebelumnya dan pingsan. Biasanya frekuensi napas
bertambah cepat dan jarang ditemukan demam.
F. Pengobatan

Beberapa jenis Klebsiella pneumonia dapat diobati dengan antibiotik,


khususnya antibiotik yang mengandung cincin beta-laktam.

Contoh antibiotik tersebut adalah ampicillin, carbenicillin, amoxiciline, dll.


Dari hasil penelitian diketahui bahwa Klebsiella pneumonia memiliki sensitivitas
98,4% terhadap meropenem, 98,2% terhadap imipenem, 92,5% terhadap
kloramfenikol, 80 % terhadap siprofloksasin, dan 2% terhadap ampisilin. Strain baru
dan Klebsiella pneumonia kebal terhadap berbagai jenis antibiotik dan sampai
sekarang masih dilakukan penelitian untuk menemukan obat yang tepat untuk
menghambat aktivitas atau bahkan membunuh bakteri tersebut.
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


Alat :
1. Lampu spiritus 8. Centrifuge
2. Ose bulat dan ose nahl 9. Tabung centrifuge
3. Mikroskop 10. Inkubator
4. Tabung reaksi 11. Pipet tetes
5. Rak tabung l2. korek gas
6. Objek gelas
7. Bak pewarnaan
Bahan :
1. Sampel Feses 8. Safranin
2. Media Brain Heart Infusion Broth 9. Carbol gentian violet
3. Media Mac Conkey Agar 11. Lugol
4. Media Blood Agar plate 12. Indicator methyl red
5. NaCl 0,9 % 13. α- nafthol 5%
6. KOH 40% 14. Kovaks
7. Alkohol 96%

B. Metode Kerja
Hari Pertama (I)
Penanaman sampel pada media pemupuk BHIB (Brain Heart Infussion Broth) sampel
feses :
1. Diambil sampel feces dengan menggunakan ose dan tanam pada media BHIB
(Brain Heart Infussion Broth).
2. Di incubator selama 18-24 jam pada suhu 37˚C.

Hari Kedua (II)


1) Lakukan Pewarnaan Gram
1. Ambil suspensi bakteri pada BHIB.
2. Buat sediaan pada objek glass yang bersih dan bebas lemak. Setelah
kering, fiksasi sediaan.
3. Warnai sediaan dengan CGV selama 1-2 menit kemudian bilas dengan air
mengalir.
4. Genangi sediaan dengan lugol selama 45 detik-1 menit, bilas dengan air
mengalir.
5. Lunturkan sediaan dengan alcohol 96% sampai warna luntur, bilas dengan
air.
6. Genangi sediaan dengan zat warna safranin selama 1 menit, bilas dengan
air.
7. Setelah preparat kering, tetesi dengan oil imersi dan amati dibawah
mikroskop dengan perbesaran objektif 100x
2) Penanaman pada media Mac Conkey Agar, Endo Agar, dan Blood Agar Plate
1. Dengan menggunakan ose steril ambil suspense bakteri pada BHIB lalu
goreskan dipermukaan media Mac Conkey Agar, Endo Agar, dan Blood
Agar Plate
2. Di Incubator selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C
Hari Ketiga (III)
1) Melakukan Pewarnaan gram dengan mengambil koloni yang sesuai pada
media Mac Conkey Agar, dan Blood Agar Plate
2) Penanaman pada media Triple Sugar Iron Agar menggunakan Ose lurus (nall)
dengan cara ditusuk (jangan sampai kedasar tabung) dan buat goresan pada
daerah miring.

Hari Keempat (IV)

1) Penanaman pada media Lysin Iron Agar, Simon Citrat Agar dan Urea di
inokulasi dengan cara digores pada daerah miring , Sulfit Indol Motility
dengan cara ditusuk menggunakan nahl, Methyl Red dan Voges Proskauer
menggunakan ose bulat pada saat di inokulasikan, serta dilakukan inokulasi
pada media gula-gula (glukosa, laktosa, sukrosa, maltosa)
2) Media yang sudah ditanami dimasukkan dalam incubator selama 18-24 jam
dengan suhu 37˚C.
Hari Kelima (V)
1. Mengamati perubahan yang terjadi pada media Sulfit Indol Motility, Simmon
Citrate Agar, urea, dan Methyl Red/Voges Proskauer, glukosa, sukrosa, maltose,
manitol, dan laktosa.
 Untuk media Sulfit Indol Motility ditambahkan dengan reagen covac’s 2-3
tetes.
 Untuk media Methyl Red ditetesi dengan indicator Methyl Red 3 tetes.
 Untuk media Voges Proskauer ditetesi dengan KOH 10% 4 tetes dan α-
naftol 12 tetes.
2. Pembacaan hasil uji karbohidrat dan uji imvic

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HasilPengamatan
Hari II
1. Pengamatan pada media pemupuk :
Media Brain Heart Infussion Broth

Ket : Menjadi keruh


Hasil Pemeriksaan mikroskopik

Keterangan :
Bentuk :Basil gram negatif
Warna :Merah
Susunan :Berderet
Hari Ketiga (III)
Pengamatan pada media pembenihan
1. Media Mac Conkey Agar sampel feses
Media Mac Conkey Agar sampel feses : koloni kecil-sedang, cembung, smooth,
merah muda-merah tua.
2. Media Mac Conckey Agar sampel Biakan

Media Mac Conckey Agar sampel Biakan : koloni kecil-sedang, cembung,


smooth, tak berwarna- merah tua.
3. Media Blood Agar Plate

Hari Keempat (IV)


Pengamatan hasil penanaman pada media differensial :
Hasil penanaman pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yaitu:
1. Dari media Mac Conkey Agar Sampel feses
Lereng : Alkali / merah
Dasar : Acid / kuning
H2S : positif (+)
Gas : Negatif (-)
2. Dari media Mac Conckey Agar sampel biakan

Lereng : Acid / kuning


Dasar : Acid / kuning
H2S : Negatif (-)
Gas : Negatif (-)
3. Media Blood Agar Plate

Lereng : Alkali / Merah


Dasar : Alkali / Merah
H2S : Negatif (-)
Gas : Negatif (-)
Pengaamatan dibawah mikroskop
Hari V
Pengamatan pada uji karbohidrat dan uji imvic
1. Dari media Triple Sugar Iron Agar (Mac Conkey Agar)
a. Uji karbohidrat
 Hasil penanaman pada media karbohidrat dari media Mac Conckey
Sampel Biakan

Gambar Keterangan

Laktosa : positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang ada
pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).

Maltosa : positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang ada
pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).
Glukosa : positif (+) / bakteri mampu
memfermentasikan karbohidrat yang ada
pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (-).

Manitol: positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang ada
pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).

Sukrosa: positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang ada
pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).

b. Methyle red – Voges proskauer (MR-VP)

Metlhy Red : Tejadi perubahan dari warna kuning jernih menjadi warna
kuning keruh dan setelah penambahan reagen Methyl red 2-3 terbentuk
cincin merah.
Voges Proskauer : Terjadi perubahan warna dari kuning jernih menjadi
kuning keruh, tetapi setelah penambahan reagen KOH 40% 0,2 ml dan α-
naphtol 5% 0,6 ml dan didiamkan kurang lebih 15 menit, tidak terjadi reaksi
atau perubahan apapun.
c. Uji IMVIC

SIM (Sulfit Indol Motility) :


Sulfit : Positif (+)
Indol : Negatif (+) karena tidak terbentuk warna merah setelah penambahan
reagen kovak.
Motility : Positif (+)

Simon Citrat : Tidak terjadi perubahan warna pada media


Urea Agar : Tidak terjadi perubahan warna pada media

Urea Broth : tidak terjadi perubahan warna pada media

Lia (Lysine Iron Agar) : Terjadi perubahan warna pada media tetapi tidak
menyeluruh.
 Hasil penanaman pada media karbohidrat dari media Mac Conckey
Agar sampel feses

Gambar Keterangan

Laktosa : positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang ada
pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).
Maltosa : positif (+) / bakteri mampu
memfermentasikan karbohidrat yang ada
pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).

Glukosa : positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang ada
pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).

Manitol: positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang ada
pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).

Sukrosa: positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang ada
pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).

a. Methyl red – Voges Proskauer (MR – VP)


Methyl red : Terjadi perubahan warna dari kuning jernih menjadi kuning
keruh dan terbentuk cincin merah setelah penambahan reagen Methyl Red
sebanyak 2-3 tetes.

Voges Proskauer : Terjadi kekeruhan pada media tetapi pada saat


penambahan reagen KOH 40% 0,2 ml dan α-naphtol 5% 0,6 ml tidak terjadi
reaksi atau tidak terbentuk warna merah.
b. Uji IMVIC

SIM (Sulfit Indol Motility) :


Sulfit : Negatif (-)
Indol : Negatif (-)
Motility : Positif (+)

Simon Citrate : Terjadi perubahan warna pada media dari warna hijau
menjadi biru.
Urea Broth : Tidak terjadi perubahan warna pada media

Urea Agar : Tidak terjadi perubahan warna pada media

Lia (Lysine Iron Agar) : Terjadi perubahan warna pada media tetapi tidak
menyeluruh.
B. PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan bakteri klebsiella digunakan sampel feces, digunakan
sampel bakteri biakan yang dibuat suspensi. Bakteri biakan tersebut kemudian
ditanamkan pada Blood Agar Plate, Mac Conkey Agar dan Endo Agar, kemudian
diinkubasi selama 24 jam. Setelah 24 jam pada media Blood Agar Plate dan Mac
Conkey Agar Agar tumbuh bakteri dengan ciri – ciri :
a. Mac Conkey Agar biakan : Bentuk koloni kecil-besar, berwarna merah muda,
cembung.
b. Mac Conkey Agar sampel :Bentuk koloni besar, berwarna merah muda-merah
bata, cembung.

Bakteri yang tumbuh kemudian dilakukan pewarnaan gram yang kemudian


ditemukan bakteri Gram Negatif.Setelah itu bakteri ditanamkan pada media Triple
Sugar Iron Agar.Laktosa, Maltosa, Mannitol, Sukrosa, Glukosa, Urea, SulfitIndol
Motility, Simon Citrat Agar, Lysin Iron Agar, Methil Red, VogesProskauer.

Dari hasil pemeriksaan tes biokimia bakteri, ditemukan sifat – sifat bakteri
sebagai berikut :

a. TSIA (Triple Sugar Iron Agar)


1) Dari media Mac Conkey Agar dan Bood Agar Plate
Setelah dilakukan penanaman dan diinkubasi selama 24 jam diperoleh
hasil :
Lereng :Acid (kuning)

Dasar : Acid (kuning)

Gas : Positif

H2S :Positif

Pada dasar dan lereng media menghasilkan warna kuning. Hal ini
menunjukkan bahwa bakteri tersebut mampu memfermentasikan 3 gula
(glukosa, laktosa, sukrosa) sehingga menghasilkan acid-acid dan pada media
terdapat sulfur karena bakteri tersebut mampu menguraikan sulfur
membentuk asam sulfide (H2S) bereaksi dengan besi (Fe) menjadi endapan
ferri sulfide (FeS), serta terdapat gas pada media yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut mampu menghasilkan gas.

b. Media Gula – gula (Laktosa, Mannitol, Sukrosa, Glukosa)


1) Dari media Mac Conkey Agar
Setelah dilakukan penanaman dan diinkubasi selama 24 jam, masing –
masing dari semua media tersebut hasilnya positif (+) serta terdapat gas
kecuali pada media laktosa hasilnya negative. Hal tersebut menunjukkan
bahwa bakteri tersebut mampu memfermentasikan gula-gula yang ada dalam
media.Kecuali pada Laktosa hasilnya (-), karena terjadinya kesalahan pada
saat inokulasi yang menyebabkan tidak terjadinya perubahan warna ataupun
pertumbuhan bakteri.Perubahan warna pada media dari biru menjadi kuning
keruh menandakan bahwa Ph media telah berubah seiring bertumbuhnya
bakteri pada media tersebut.
c. Hasil Uji IMVIC
1) Dari media Mac Conkey Agar
a) SIM (Sulfit Indol Motility)
Sulfit : Positif (+) menandakan bahwa bakteri tersebut dapat
menguraikan sulfur. Warna hitam pada media disebabkan oleh sulfur
yang direduksi menjadi H2S (Hidrogen Sulfida) oleh katabolisme asam
amino system oleh desulfurase system enzim atau dengan pengurangan
thiosulphate dalam respirasi anaerobic.
Indol : Negatif (-) yang ditandai oleh tidak terbentuknya cincin merah
setelah penambahan reagen kovak.
Motility : Positif (+) ini ditandai dengan kekaburan yang menyebar dari
garis tusukan.
b) Simon Citrat
Dari media Simon Citra didapatkan hasil negatif ini menunjukkan bahwa
bakteri tersebut tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber nitrogen
tunggal.
c) Urea Agar dan Urea Broth
Dari media Urea Agar dan Urea Broth didapatkan hasil nehatif karena
pada saat pembuatan media ada unsur yang tidak ditambahkan.
d) Lia (Lysine Iron Agar)
Dari media Lia (Lysine Iron Agar) didapatkan hasil positif.Lysin di
karboksilase oleh mikroorganisme member LCD positif member amin
cadaverin yang menyebabkan PH indicator bromocresol ungu berubah
warnanya menjadi violet. Karena dekarboksilasi hanya terjadi pada
media asam (PH < 6,0), kultur media harus diasamkan terlebih dahulu
oleh fermentasi glukosa. Oleh karena itu hanya dapat digunakan untuk
difrensiasi mikroorganisme yang dapat mempermentasikan glukosa.
e) MR – VP (Methyl Red – Voges Proskauer)
Dari media MR didapatkan hasil positif yang ditandai dengan
penambahan indicator Methyl Red pada akhir pengamatan menunjukkan
perubahan PH menjadi asam. Methyl red akan menjadi merah pada
suasana asam (pada lingkungan dengan PH 4,4) dan akan berwarna
kuning pada suasana basa (pada suasana lebih dari atau sama dengan
6,2).
Dari media VP didapatkan hasil negative yang ditandai dengan tidak
terbentuknya warna merah setelah pembahan KOH 40% dan alfa naphtol
5%. Penambahan KOH dan alfa naphtol ini berfungsi untuk menentukan
adanya asetoin (asetil metil karbinol), suatu senyawa pemula dalam
sintesis 2,3 butanadiol yang digunakan untuk mendeteksi bakteri yang
dapat memfermentasi karbohodrat.
2) Dari media Endo Agar
a) SIM (Sulfit Indol Motility)
Sulfit : Negatif (+) ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak
menguraikan sulfur.
Indol : Negatif (-) yang ditandai dengan tidak terbentuknya cincin merah
setelah ditetesi reagen kovak. Ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut
tidak memproduksi indol.
Motility : positif (+) di tandai dengan kekaburan yang menyebar dari
garis tusukan yang menunjukkan tes positif.
b) Simon Citrat
Terjadi perubahan warna pada media, karena bakteri yang tumbuh
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energi utamanya. Untuk
perubahan warna disebabkan oleh media yang mengandung
bromothymol blue, indicator PH. Bromothymol blue berwarna hijau
pada PH dibawah 6,9, dan kemudian berubah menjadi biru pada PH 7,6
atau lebih tinggi.
c) Urea Agar dan Urea Broth
Tidak terjadi perubahan warna pada media, ini dikarenakan pada saat
pembuatan media ada unsur yang tidak ditambahkan.
d) Lia (Lysin Iron Agar)
Terjadi perubahan warna pada media yang disebabkan oleh lysine yang
dikarboksilase oleh mikroorganisme member LCD positif member amin
cadaverin yang menyebabkan PH indicator bromocresol ungu berubah
warnanya menjadi violet. Karena dekarboksilasi hanya terjadi pada
media asam (PH < 6,0), kultur media harus diasamkan terlebih dahulu
oleh fermentasi glukosa. Oleh karena itu hanya dapat digunakan untuk
difrensiasi mikroorganisme yang dapat memfermentasi glukosa.
e) MR – VP (Methyl Red – Voges Proskauer)
Dari media MR didapatkan hasil positif yang ditandai dengan
penambahan indicator Methyl Red pada akhir pengamatan menunjukkan
perubahan PH menjadi asam. Methyl red akan menjadi merah pada
suasana asam (pada lingkungan dengan PH 4,4) dan akan berwarna
kuning pada suasana basa (pada suasana lebih dari atau sama dengan
6,2).
Dari media VP didapatkan hasil negative yang ditandai dengan tidak
terbentuknya warna merah setelah pembahan KOH 40% dan alfa naphtol
5%. Penambahan KOH dan alfa naphtol ini berfungsi untuk menentukan
adanya asetoin (asetil metil karbinol), suatu senyawa pemula dalam
sintesis 2,3 butanadiol yang digunakan untuk mendeteksi bakteri yang
dapat memfermentasi karbohodrat.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum identifikasi dari sampel feces dapat diambil


kesimpulan bahwa ditemukan adanya bakteri Klebsiella karena hasil yang didapatkan
merupakan ciri-ciri dari bakteri Klebsiella .

B. Saran

Dalam melakukan praktikum diharapan selalu menggunakan APD yang


lengkap dan berhati-hati pada penanaman bakteri karena bisa saja media yang kita
gunakan untuk penananman bakteri klebsiella terkontaminasi oleh bakteri lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dzen,J, M. 1994, Bakteriologi Medik 187-197, Malang, Bayumedia,

https://oktriaviani.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

(http://bakteri dan ciri-cirinya .blogspot.com/2011/09/laporan-praktikum-bakteri_.html)

Anda mungkin juga menyukai