Anda di halaman 1dari 21

Isolasi dan Identifikasi Salmonella sp

Bakteriologi II

Oleh:

FIKA ZUWANTIKA
PO7142031910047

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PRODI SARJANA TERAPAN (D.IV)

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu terlihat dari
kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit
yang berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat
mencemari makanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya,
membuat makanan tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun.

Salmonella merupakan kuman berbentuk batang, tidak berspora, dan pada pewarnaan
gram bersifat gram negative. Mempunyai ukuran 1-3.5µm x 0.5-0.8µm. salmonella dapat
tumbuh cepat pada media yang sederhana tetapi mereka hamper tidak pernah
memfermentasikan laktosa atau sukrosa. Salmonella biasanya akan memberikan sifat
positif dengan mengeluarkan bau gas H2S dan adanya gelembung pada tabung reaksi.
Dan salmonella tahan dalam air yang membeku pada periode yang lama, dan salmonella
pun tahan terhadap bahan kimia tertentu.

Salmonella yang merupakan bakteri gram negatif, dapat menyebabkan penyakit


demam tifoid, yaitu penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau
salmonella paratyphi. Yang mempunyai tanda – tanda khas berupa perjalanan yang cepat
yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai demam, toksemia, gejala – gejala perut,
pembesaran limpa dan erupsi kulit. Dan penyakit tifus (Typhus Abdominalis) adalah
infeksi penyakit akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam
lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. Selain itu Salmonella mungkin
paling dikenal sebagai penyebab keracunan makanan bakteri.

Salah satu bakteri penyebab tifus adalah Salmonella typhimurium. Infeksi oleh
bakteri ini terjadi dari memakan makanan yang terkontaminasi dengan feses yang
mengandung bakteri Salmonella typhimurium dari organisme pembawa (hosts). Setelah
masuk dalam saluran pencernaan maka bakteri ini akan menyerang dinding usus yang
menyebabkan kerusakan dan peradangan. Infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh
melalui aliran darah karena dapat menembus dinding usus ke organ-organ lain seperti
hati, paru-paru, limpa, tulang-tulang sendi, plasenta dan dapat menembusnya sehingga
menyerang fetus pada wanita hamil, dan juga membrane yang menyelubungi otak.
Substansi racun yang diproduksi dan dilepaskan oleh bakteri ini dapat mempengaruhi
keseimbangan tubuh. Pada seseorang yang terinfeksi oleh Salmonella typhimurium pada
fesesnya terdapat kumpulan Salmonella typhimurium yang bisa bertahan sampai
berminggu-mnggu atau berbulan-bulan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Salmonella dengan
baik dan benar pada sampel urine.
2. Untuk mengetahui pembuatan media dan media yang digunakan untuk mengisolasi
dan mengidentifikasibakteri salmonella sp.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Salmonella sp

Bakteri Salmonella ditemukan pertama kali oleh Theobald Smith pada 1885


saat meneliti penyakit pencernaan pada babi. Dengan menggunakan mikroskop, Smith
menemukan sekelompok bakteri berbentuk batang yang menyebabkan kematian
hewan ternak tersebut.

Nama Salmonella sendiri baru diberikan oleh Daniel Edward Salmon, rekan


Smith yang melakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis bakteri tersebut. Salmon
menyimpulkan bahwa bakteri salmonella termasuk dalam genus bakteri
enterobakteria gram-negatif, berbentuk batang, bisa bergerak bebas dan mengahsilkan
hydrogen sulfida, serta menjadi penyebab penyakit salmonellosis.

Salmonella merupakan kuman gram negatif, tidak berspora dan panjangnya


bervariasi. Kebanyakan species bergerak dengan flagel peritrih. Salmonella tumbuh
cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak meragikan sukrosa dan laktosa. Kuman ini
merupakan asam dan beberapa gas dari glukosa dan manosa. Kuman ini bisa hidup
dalam air yang dibekukan dengan masa yang lama. Salmonella resisten terhadap zat-
zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium
dioksikholat. Senyawa ini menghambat kuman koliform dan karena itu bermanfaat
untuk isolasi salmonella dari tinja.

Hasil uji biokomia pada kuman bakteri Genus Salmonella :

1) Salmonella thyposa : Hasil fermentasi karbohidrat alkali/acid, menghasilkan hidogen


sulfide ( sedikit), menghasilkan gas, indol negatif, dapat bergerak bebas, citrate
negatif, tidak menghasilkan urease, menghasilkan asam, VP (negative), tidak
menghasilkan fenil alanin, fermentasi karbohidrat pada glukosa, maltose, manitol
dan tidak memfermentasi laktosa dan sakarosa.
2) Salmonella parathyposa A : hasil fermentasi karbohidrat alkali/acid, tidak
menghasilkan hidogen sulfide , menghasilkan gas, indol negatif, dapat bergerak
bebas, citrate negative, tidak menghasilkan urease, menghasilkan asam, VP
(negative), tidak menghasilkan fenil alanin, fermentasi karbohidrat pada glukosa,
maltose, manitol dan tidak memfermentasi laktosa dan sakarosa.
3) Salmonella parathyposa B : hasil fermentasi karbohidrat alkali/acid, menghasilkan
hidogen sulfide ( banyak), menghasilkan gas, indol positif, dapat bergerak bebas,
citrate positive, tidak menghasilkan urease, menghasilkan asam, VP (negative), tidak
menghasilkan fenil alanin, fermentasi karbohidrat pada glukosa, maltose, manitol
dan tidak memfermentasi laktosa dan sakarosa.

B. Klasifikasi Salmonella sp
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Family : Enterobakteriales
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella thypi
Salonella bongori
Salmonella choleraesuis
Salmonella enteritidis
Salmonella paratyphi A, B, dan C
Salmonella enterica
C. Morfologi
Salmonella merupakan bakteri Gram negative berbentuk batang fakultatif. Genus
Salmonella dinamai oleh ahli patologi hewan Amerika yang bernama Daniel Elmer
Salmon, namun Theobald Smith adalah penemu sebenarnya dari jenis bakteri
(Salmonella entericaver choleraesuis) pada 1885, yang menyebabkan penyakit babi
( Pratiwi, 2011)
Berdasarkan hal tersebut, maka sampel yang diuji tidak memenuhi syarat British
Pharmacopoeia Volume IV Tahun 2005, yang seharusnya sediaan pemberian secara oral
yang mengandung bahan alam tidak boleh mengandung bakteri Salmonella typhii .
Pencemaran ini dapat disebabkan karena Salmonella typhii  dapat mencemari sampel
jamu secara langsung atau tidak langsung melalui air yang tercemari oleh kotoran dari
bahan mentah ataupun dari peralatan yang dipakai.
Ciri-ciri dari bakteri Salmonella adalah sebagai berikut (Pratiwi,2011):

1.        Berbentuk batang dengan ukuran tergantung jenis bakteri.

2.        Bersifat Gram negatif.

3.        Berkembang biak dengan cara membelah diri.

4.        Tidak berspora dan bersifat aerob.

5.        Motil (pergerakan) dengan menggunakan flagel.

6.        Salmonella mudah tumbuh pada medium sederhana, tetapi hampir tidak  pernah


memfermentasikan laktosa atau sukrosa.

7.        Salmonella membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa danmanosa.

8.        Salmonella resisten terhadap bahan kimia tertentu (misal, hijau


brilian,natrium tetrationat,natrium deoksikolat) yang menghambat bakteri enterik lain,
oleh karena itu senyawa – senyawa tersebut berguna untuk inklusi isolate
salmonella dari feses pada medium.

9.        Struktur sel bakteriSalmonella terdiri dari : inti (nukleus), sitoplasma, dan dinding
sel. Karena dinding sel bakteri ini bersifat Gram negatif , maka memiliki struktur kimia
yang berbeda dengan bakteri Gram positif.

D. Antigen
Salmonella typhi memiliki tiga jenis antigen, yaitu : antigen O (somatic) antigen H
(flagella) dan antigen Vi (parmukaan). Antigen O terdapat di lapisan dinding luar bakteri,
mempunyai komponen protain lipopolisakarida (LPS) dan lipid. (Jawets, et al., 1995,
bakhri S, 2002). Antigen O bersifat hidrifilik dan memungkinkan bakteri membentuk
suspense yang homogeny dalam larutan salin. Antigen ini dapat tahan hidup terhadap
panas hingga suhu 100 oC selama 2-5 jam, tahan terhadap alcohol juga etanol 96% pada
suhu 37oC selama 4 jam. Antigen O juga tidak terpengaruh apabila bakteri disuspensikan
dalam formeldehid 0,2%. Antigen O apabila berada dalam tubuh merespon terbentuknya
Ab Ig M. Antigen H terdapat di flagella, fimbriae dan pili pada bakteri yang mempunyai
komponen protein. (Gerard dan Koeswardono, 1982; Jawetz et al., 1995, Bakhri S,
2002). Antigen A labil terhadap panas dan alcohol, tetapi tahan terhadap formaldehid
0,04 – 0,22%. Pemanasan dengan suhu melebihi 600Cakan melepaskan flagella dari
bakteri dan dengan pemanasan suhu 1000 C selama 30 menit akan melepaskan semua
flagella.
Antigen vi terdapat pada selaput dinding bagian luar dari bakteri adalah
mengandung polisakarida tang bersifat asam dan dapat rusak dengan pemanasan suhu
600 C selama 1 jam dengan penambahan fenol dan asam. Dari beberapa penelitian,
mendukung konsep bahwa virulensi strain salmonella typhi pada pada individu
berkolarasi dengankandungan antigen Vi dan bukan saja virulen terhadap manusia tetapi
juga pada binatang (chimpanzee) (Cruickshank et al., 1975; Jawetz et al., 1995; Bakhri S,
2002).
Ketiga macam antigen tersebut dalam tubuh penderita akan menimbulkan tiga
macam antibody yaitu aglutininO, agglutinin H dan Vi. Pada demam thypoid antigen O
dan atau antigen H dapat meningkat pada minggu pertama penyakit dan mencapai
puncakanya pada akhir minggu ketiga. Antibody matanterhadap antigen Vi terbentuk
lebih lambat dan dapat terjadi peningkaytan titer yang berarti setelah 1 bulan.
Penuingkatan titer natibodi terhadpat antigen O dan H dapat bertahan sampai beberapa
bulan (Setyawati E, 1997).

E. Daya Tahan

Salmonella mati pada suhu 56 oC dan juga pada suasana kering. Dalam air dan es
dapat bertahan dalam waktu lama. Tumbuh subur pada medium yang mengandung garam
empedu, tahan terhadap zat kimia seperti brilliant green, sodium deoksikolat dan sodium
tetrationat. Bakteri ini juga mati pada pemanasanbasah, saperti pada suhu 50 oC selama 1
jam, atau pada suhu 60 oC selama 15 menit. Pada biakan Salmonella sanggup bertahan
selama beberapa bulan, bahkan beberapa tahun. Di luar tubuh individu, di lingkungan
alam yang basah, Salmonella typhi dan Salmonella lainnya secara bertahap akan mati,
tetapi beberapa minggu lamanya, misalnya pada dalam tanah yang basah atau air limbah
yang kotor. Pada keadaan kering Salmonella lebih cepat mati dalam beberapa jam,
sehingga penyebaran malalui debu atau material yang terkontaminasi kering sangat.,
kecil dari pada penyebaran melalui atau bahan makanan yang basah. (Dickens, 1995.,
Jawets, et al., 1995, Bakhri S, 2002)

F. Media Identifikasi
Pada umumnya bakteri Salmonella dan Shigella tumbuh mudah pada media biasa,
dengan situasi aerob, dengan suhu optimum 36oC, non lactose fermented
(Soemarno,2000). Bakteri tersebut memiliki media selektif tersendiri dalam proses
identifikasinya.
a) Media Mac Conkay Agar (MCA)
Salmonella dan Shigella merupakan salah satu bakteri gram negative (merah)
sehingga pertumbuhannya cocok dengan media Mac Conkay Agar (MCA).
Pertumbuhan bakteri yang baik ditandai dengan koloni bulat, cembung, kecil dan
rata. Bakteri Salmonella dan Shigella mampu memecah laktosa pada media Mac
Conkay Agar sehingga warna koloni menjadi warna merah mengkilap.
b)Media Salmonella Shigella Agar (SSA)
Media pertumbuhan Salmonella Shigella Agar merupakan media paling selektif
untuk mengidentifikasi bakteri Salmonela dan Shigella sebab hanya jenis bakteri
ini yang mampu tumbuh pada media tersebut. Pertumbuhan bakteri ditandai
dengan koloni bulat, cembung, kecil dan rata. Pada media ini, bakteri tidak
mampu memecah laktosa sehingga warna koloni putih jernih.
c) Media Bismut Sulfit Agar (BSA)
Pada media ini pertumbuhan bakteri dapat dilihat dengan koloni tampak kecil dan
berwarna hitam dengan dasar abu-abu.

d) Uji biokimia
Uji biokimia dilakukan untuk melihat karakteristik bakteri melalui reaksi
biokimia, yang biasa dilakukan diantaranya:
 TSIA (Tripel Sugar Iron Agar)
Digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif batang, untuk melihat
kemampuan meragi glukosa dan sukrosa atau laktosa.
 Fermentasi karbohidrat/gula-gula
Uji gula-gula dilakukan untuk menentukan kemampuan dari bakteri untuk
menfermentasikan beberapa jenis gula-gula seperti glukosa, laktosa,
maltose, manitol dan sukrosa.
 MR/VP (methyl red /voges proskauer)
Uji ini dilakukan untuk menentukan organisme yang memproduksi dan
mengelola asam dan produk-produknya dari hasil fermentasi glukosa,
memperlihatkan kemampuan sistem buffer dan menentukan organism
yang menghasilkan prosuk netral (asetil metal karbinol atau aseton) dari
hasil fermentasi glukosa
 SIM(sulfur, indol, motility)
Uji ini untuk mengetahui pergerakkan bakteri, produksi indol dan
pembentukkan gas H2S
 Simon Citrate (SCA)
Uji ini dilakukan untuk menentukkan bakteri yang menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon

Salmonella TSIA Su Lak Glu Mal Indo Ma M. V. SC Ure Mot


L D H2 Ga
k l n R P a
S s
S.Typosa A As + - - - + + - + + - - - +
l
S.Paratypos A As - + - - + + - + + - +/- - +
aA l
S.Paratypos A As + + - - + + - + + - +/- - +
aB l
S.Paratypos A As + + - - + + - + + - +/- - +
aC l
Ket : + (Peragian gula)
- ( Tidak meragi gula)
+/- (dapat meragi gula dan tidak)

BAB III

METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
a. Alat
 Objek Glass
 Ose bulat dan ose lurus
 Lampu spiritus
 Bak pewarnaan
 Tabung reaksi
 Mikroskop
 Pipet tetes
 Inkubator
 Korek gas
 Rak tabung
 Objek glass
b. Bahan
 Feses
 NaCl 0,9 % dan amnitol
 KOH 10%
 Safranin
 CGV (Carbol Gentian Violet)
 Alkohol 96%
 Lugol
 Indikator methyl red α- naftol
c. Media
 Media Selenite Broth
 Media Oxgall
 Media SSA (Salmonella Shigella Agar)
 Media BSA (Bismut Sulfit Agar)
 Media SIM (Sulfur Indol Motility)
 Media Urea
 Media MR/VP
 Media SCA (Simon Citrat Agar)
 Media Gula-gula (glukosa, sukrosa, maltose, laktosa, manitol)
3.1 Metode Kerja

Langkah-langkah dalam pemeriksaan bakteri Salmonella sp

 Hari pertama (I)


Penanaman sampel pada media pemupuk Selenite Broth dan Oxgall
1) Feses yang sudah diambil kemudian di centrifugasi dan dimasukkan dalam
tabung yang berisi media Selenite Broth dan Oxgall. Homogenkan.
2) Di incubator selama 18-24 jam pada suhu 37˚C.
 Hari Kedua (II)
1) Lakukan pewarnaan gram
 Diambil suspensi bakteri pada Selenite Broth dan BHIB menggunakan ose
steril.
 Dibuat apusan pada objek glass yang bersih dan bebas lemak. Setelah
kering, fiksasi sediaan.
 Diwarnai sediaan dengan CGV selama 1-2 menit kemudian bilas dengan air
mengalir.
 Ditetesi sediaan dengan lugol selama 45 detik-1 menit, bilas dengan air
mengalir.
 Dilunturkan sediaan dengan alcohol 96% sampai warna luntur, bilas dengan
air.
 Ditetesi sediaan zat warna safranin selam 1 menit, bilas dengan air.
 Setelah preparat kering, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran
objektif 100.

2) Penanaman pada media selektif SSA,MCA dan BSA


 Dengan menggunakan ose steril diambil suspensi bakteri pada Selenite dan
BHIB lalu digoreskan dipermukaan media SSA,MCA dan BSA.
 Diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C.
 Pertumbuhan pada media bisa mencapai 7 kali penggoresan dan masa
inkubator.
 Hari Ketiga (III)
 Dilakukan Pewarnaan gram dengan mengambil koloni yang sesuai pada
media MCA, dan BSA.
 Dari koloni yang sama diambil dengan ose steril lalu dilakukan tes katalase.
Tetesi objek glass degan H2O2 lalu tambahkan koloni dan homogenkan.
 Penanaman pada media TSIA. Dengan menggunakan ose lurus (nahl), tusuk
media TSIA sampai dasar tabung dan dibuat goresan pada daerah miring.
 Media yang sudah ditanami dimasukkan dalam incubator selama 18-24 jam
dengan suhu 37˚C.
 Hari keempat (IV)
 Dilakukan pewarnaan gram dengan mengambil koloni dari media TSIA.
 Penanaman pada media biokimia dan gula-gula. Dengan koloni yang sama,
diambil dan tanam pada media biokimia (SIM, SCA, urea, dan MR/VP),
dan gula-gula (glukosa, sukrosa, manitol, dan laktosa)

 Hari kelima (V)
Diamati perubahan yang terjadi pada media SIM, SCA, MR/VP, urea, glukosa,
laktosa, maltose, sukrosa, dan manitol.
 Untuk media SIM ditambahkan dengan reagen covac’s 2-3 tetes.
 Untuk media MR ditetesi dengan indicator Methyl Red 3 tetes.
 Untuk media VP ditetesi dengan KOH 10% 4 tetes dan α- naftol 12 tetes.

Hasil pengamatan disesuaikan dengan tabel biokimia untuk menentukan jenis bakteri.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan
1. Penanaman pada media pemupuk
Media Selenite media BHIB

Keterangan : Menjadi keruh keterangan : keruh


2. Hasil pemeriksaan mikroskopik

Selemith Brain heart Infution Broth

Keterangan : Keterangan :
Bentuk :Basil gram negatif Bentuk :Basilgram negatif
Warna :Merah Warna :Merah
Susunan :Monobasil Susunan :monobasil

3. Media BSA dari media Media Mac Conkey Agar Pengamatan


hasil selemith dari media BHIB isolasi
4. Hasil penanaman pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) adalah:

Sebelum ditanami bakteri Sesudah ditanami baktetri

Lereng : Alkali (Merah)

Dasar : Acid (Kuning)

Gas : Positif (+)

H2S : Negatif (-)

5. Pengamatan pada uji biokimia


Sebelum ditanami bakteri

Setelah di tanami bakteri


-sukrosa (-) -mannitol (+)

- laktosa (-)

Dari Brain Heart Infusion Broth


- SIM (Indol) -SC -MR -V

Ket : H2S : + ket : - ket : + ket : -


Indol : -
Motility : +

selemith
- SIM (Indol) -SC -MR - VP

Ket : H2S : + ket : - ket : + ket : -


Indol : -
Motility : +

B. Pembahasan
 Hari kedua (II)
 Terjadi kekeruhan pada media Selenite Broth dan Oxgall yang menandakan
adanya pertumbuhan bakteri pada media tersebut.
 Bakteri berbentuk bacil dan streptobacil. Bakteri berwarna merah artinya bakteri
luntur pada pelunturan dengan alcohol, namun mampu mengikat zat warna
pembanding yaitu safranin.
 Hari ketiga (III)
a) Media Bismut Sulfit Agar (BSA)
Pada media BS agar didapatkan pertumbuhan koloni yaitu memiliki ciri-ciri ukuran
koloni kecil, koloni berwarna putih, smooth, keping dan pinggirnya rata. Warna
merah pada koloni artinya bakteri mampu memecah laktosa pada media
menyebabkan suasana asam yang dapat mengubah indicator dalam media BSA.
b) Media Mac Conkey Agar
Pada media MAC didapatkan pertumbuhan koloni yang baik dengan ciri ciri yaitu
koloni tak berwarna, jernih keping,sedang,bulat dan smooth. Memiliki kolonitak
berwarna karna tidak memfermentasikan lakosa.

 Hari keempat (IV)


 Dasar pada media TSIA berubah menjadi warna kuning artinya bakteri mampu
menfermentasikan glukosa. Sedangkan pada lereng media tidak mengalami
perubahan warna (tetap merah) menandakan bahwa bakteri tidak mampu
menfermentasikan sukrosa atau laktosa atau keduanya.
 Endapan hitam pada media menandakan bahwa bakteri memiliki enzim
desulfurase yang dapat menghidrolisis asam amino dengan gugus samping –SH
sehingga akan menghasilkan H2S yang bereaksi dengan FeSO4 dan membentuk
endapan hitam FeS.
 Tidak adanya ruangan kosong atau udara pada media menandakan bahwa
bakteri tidak mampu menghasilkan gas.
 Hari kelima (V)
 Gula-gula
Hasil positif didapatkan pada glukosa, maltose, dan manitol dengan adanya
perubahan warna indicator yang terdapat dalam media ini yaitu dari biru
menjadi kuning. Perubahan warna tersebut disebabkan karena bakteri yang
tumbuh di dalamnya mampu memfermentasikan gula-gula tersebut berupa
produk asam. Namun pada sukrosa dan laktosa tidak terjadi perubahan warna
yang artinya bakteri tidak mampu menfermentasikan gula-gula tersebut.
 SIM :
 S (sulfur) : Adanya sulfur dapat dilihat ketika media berubah menjadi hitam.
Namun pada hasil pertumbuhan bakteri pada media ini, tidak terjadi
perubahan warna tersebut. Hal ini menandakan bakteri yang tumbuh tidak
mampu mendesulfurasi cysteine yang terkandung dalam media SIM. Namun
pada literature untuk bakteri Salmonella dan Shigella, pada media SIM
seharusnya terdapan endapan hitam sebab bakteri tersebut mampu
mendesulfurase cysteine.
 I (indol) : Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada
media ini ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol dikatakan positif jika
terdapat cincin merah pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari
resindol yang merupakan hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi
indol dengan penambahan Covac's. Bakteri yang mampu menghasilkan indol
menandakan bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan sebagai
sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh Indol negative sehingga
dapat disimpulkan bakteri yang tumbuh tidak menggunakan asam amino
tryptopan sebagai sumber carbonnya.
 M (motility) : Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas
putih di sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat karena media
SIM merupakan media yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh
motility positif. Hal ini menandakan bakteri mempunyai alat gerak dalam
proses pertumbuhannya.
 MR : setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media tidak berubah
menjadi merah (negative). Berarti tidak terjadi fermentasi asam campuran
(asam laktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh bakteri.
 VP : setelah penambahan KOH 10 % dan α-nafto 1 %, warna media tetap tidak
berubah (negative). Ini disebabkan bakteri tidak memfermentasikan butanadiol
oleh bakteri.
 Urease : hasil yang didapat adalah positif karena warna media berubah menjadi
warna merah muda.
 Simmon’s Citrate didapatkan hasil negative (-), karena tidak terjadi perubahan
media dari warna hijau menjadi biru.Yang berarti pada bakteri pada media tidak
terjadi fermentasi citrate oleh bakteri sebagai makanannya.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan seperti pewarnaan gram,
penanaman pada media selektif, penanaman pada media diffrensial, penanaman pada
media biokomia dan gula-gula diperoleh hasil bahwa sampel yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu urine mengandung bakteri proteus Dengan angka presentasi yang
didapatkan yakni 95%.

5.2 Saran

Pada proses praktikum identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan bakteri
sangat tinggi. Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker,
handscond, dan jas laboratorium sangat dianjurkan. Mematuhi aturan praktikum serta
kebersihan dalam proses identifikasi juga sangat diperlukan sehingga bakteri yang
diisolasi bisa tumbuh dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bonang, Gerard dan Koeswardono, Enggar S. 1982. Mikrobiologi Kedokteran Untuk

Laboratorium dan Klinik. Penerbit: PT. Gramedia. Jakarta

Goe F Brooks dkk,;Jawetz, Melnick & Adleberg’s Medical Microbiology, Edisi 23, 2004:325..

Setiawati, A., 2007. Interaksi Obat dalam Gunawan, S.,G, 2007,, Farmakologi dan Terapi,
Edisi ,

hal 862-873, Bagian Farmakologi dan Terpeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

https://risaluvita.wordpress.com/2013/12/17/laporan-praktikum-uji-salmonella/
https://syafitri1995.blogspot.com/2015/01/praktikum-pengujian-bakteri-salmonella.html

Anda mungkin juga menyukai