Bakteriologi II
Oleh:
FIKA ZUWANTIKA
PO7142031910047
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu terlihat dari
kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit
yang berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat
mencemari makanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya,
membuat makanan tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun.
Salmonella merupakan kuman berbentuk batang, tidak berspora, dan pada pewarnaan
gram bersifat gram negative. Mempunyai ukuran 1-3.5µm x 0.5-0.8µm. salmonella dapat
tumbuh cepat pada media yang sederhana tetapi mereka hamper tidak pernah
memfermentasikan laktosa atau sukrosa. Salmonella biasanya akan memberikan sifat
positif dengan mengeluarkan bau gas H2S dan adanya gelembung pada tabung reaksi.
Dan salmonella tahan dalam air yang membeku pada periode yang lama, dan salmonella
pun tahan terhadap bahan kimia tertentu.
Salah satu bakteri penyebab tifus adalah Salmonella typhimurium. Infeksi oleh
bakteri ini terjadi dari memakan makanan yang terkontaminasi dengan feses yang
mengandung bakteri Salmonella typhimurium dari organisme pembawa (hosts). Setelah
masuk dalam saluran pencernaan maka bakteri ini akan menyerang dinding usus yang
menyebabkan kerusakan dan peradangan. Infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh
melalui aliran darah karena dapat menembus dinding usus ke organ-organ lain seperti
hati, paru-paru, limpa, tulang-tulang sendi, plasenta dan dapat menembusnya sehingga
menyerang fetus pada wanita hamil, dan juga membrane yang menyelubungi otak.
Substansi racun yang diproduksi dan dilepaskan oleh bakteri ini dapat mempengaruhi
keseimbangan tubuh. Pada seseorang yang terinfeksi oleh Salmonella typhimurium pada
fesesnya terdapat kumpulan Salmonella typhimurium yang bisa bertahan sampai
berminggu-mnggu atau berbulan-bulan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Salmonella dengan
baik dan benar pada sampel urine.
2. Untuk mengetahui pembuatan media dan media yang digunakan untuk mengisolasi
dan mengidentifikasibakteri salmonella sp.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Klasifikasi Salmonella sp
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Family : Enterobakteriales
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella thypi
Salonella bongori
Salmonella choleraesuis
Salmonella enteritidis
Salmonella paratyphi A, B, dan C
Salmonella enterica
C. Morfologi
Salmonella merupakan bakteri Gram negative berbentuk batang fakultatif. Genus
Salmonella dinamai oleh ahli patologi hewan Amerika yang bernama Daniel Elmer
Salmon, namun Theobald Smith adalah penemu sebenarnya dari jenis bakteri
(Salmonella entericaver choleraesuis) pada 1885, yang menyebabkan penyakit babi
( Pratiwi, 2011)
Berdasarkan hal tersebut, maka sampel yang diuji tidak memenuhi syarat British
Pharmacopoeia Volume IV Tahun 2005, yang seharusnya sediaan pemberian secara oral
yang mengandung bahan alam tidak boleh mengandung bakteri Salmonella typhii .
Pencemaran ini dapat disebabkan karena Salmonella typhii dapat mencemari sampel
jamu secara langsung atau tidak langsung melalui air yang tercemari oleh kotoran dari
bahan mentah ataupun dari peralatan yang dipakai.
Ciri-ciri dari bakteri Salmonella adalah sebagai berikut (Pratiwi,2011):
9. Struktur sel bakteriSalmonella terdiri dari : inti (nukleus), sitoplasma, dan dinding
sel. Karena dinding sel bakteri ini bersifat Gram negatif , maka memiliki struktur kimia
yang berbeda dengan bakteri Gram positif.
D. Antigen
Salmonella typhi memiliki tiga jenis antigen, yaitu : antigen O (somatic) antigen H
(flagella) dan antigen Vi (parmukaan). Antigen O terdapat di lapisan dinding luar bakteri,
mempunyai komponen protain lipopolisakarida (LPS) dan lipid. (Jawets, et al., 1995,
bakhri S, 2002). Antigen O bersifat hidrifilik dan memungkinkan bakteri membentuk
suspense yang homogeny dalam larutan salin. Antigen ini dapat tahan hidup terhadap
panas hingga suhu 100 oC selama 2-5 jam, tahan terhadap alcohol juga etanol 96% pada
suhu 37oC selama 4 jam. Antigen O juga tidak terpengaruh apabila bakteri disuspensikan
dalam formeldehid 0,2%. Antigen O apabila berada dalam tubuh merespon terbentuknya
Ab Ig M. Antigen H terdapat di flagella, fimbriae dan pili pada bakteri yang mempunyai
komponen protein. (Gerard dan Koeswardono, 1982; Jawetz et al., 1995, Bakhri S,
2002). Antigen A labil terhadap panas dan alcohol, tetapi tahan terhadap formaldehid
0,04 – 0,22%. Pemanasan dengan suhu melebihi 600Cakan melepaskan flagella dari
bakteri dan dengan pemanasan suhu 1000 C selama 30 menit akan melepaskan semua
flagella.
Antigen vi terdapat pada selaput dinding bagian luar dari bakteri adalah
mengandung polisakarida tang bersifat asam dan dapat rusak dengan pemanasan suhu
600 C selama 1 jam dengan penambahan fenol dan asam. Dari beberapa penelitian,
mendukung konsep bahwa virulensi strain salmonella typhi pada pada individu
berkolarasi dengankandungan antigen Vi dan bukan saja virulen terhadap manusia tetapi
juga pada binatang (chimpanzee) (Cruickshank et al., 1975; Jawetz et al., 1995; Bakhri S,
2002).
Ketiga macam antigen tersebut dalam tubuh penderita akan menimbulkan tiga
macam antibody yaitu aglutininO, agglutinin H dan Vi. Pada demam thypoid antigen O
dan atau antigen H dapat meningkat pada minggu pertama penyakit dan mencapai
puncakanya pada akhir minggu ketiga. Antibody matanterhadap antigen Vi terbentuk
lebih lambat dan dapat terjadi peningkaytan titer yang berarti setelah 1 bulan.
Penuingkatan titer natibodi terhadpat antigen O dan H dapat bertahan sampai beberapa
bulan (Setyawati E, 1997).
E. Daya Tahan
Salmonella mati pada suhu 56 oC dan juga pada suasana kering. Dalam air dan es
dapat bertahan dalam waktu lama. Tumbuh subur pada medium yang mengandung garam
empedu, tahan terhadap zat kimia seperti brilliant green, sodium deoksikolat dan sodium
tetrationat. Bakteri ini juga mati pada pemanasanbasah, saperti pada suhu 50 oC selama 1
jam, atau pada suhu 60 oC selama 15 menit. Pada biakan Salmonella sanggup bertahan
selama beberapa bulan, bahkan beberapa tahun. Di luar tubuh individu, di lingkungan
alam yang basah, Salmonella typhi dan Salmonella lainnya secara bertahap akan mati,
tetapi beberapa minggu lamanya, misalnya pada dalam tanah yang basah atau air limbah
yang kotor. Pada keadaan kering Salmonella lebih cepat mati dalam beberapa jam,
sehingga penyebaran malalui debu atau material yang terkontaminasi kering sangat.,
kecil dari pada penyebaran melalui atau bahan makanan yang basah. (Dickens, 1995.,
Jawets, et al., 1995, Bakhri S, 2002)
F. Media Identifikasi
Pada umumnya bakteri Salmonella dan Shigella tumbuh mudah pada media biasa,
dengan situasi aerob, dengan suhu optimum 36oC, non lactose fermented
(Soemarno,2000). Bakteri tersebut memiliki media selektif tersendiri dalam proses
identifikasinya.
a) Media Mac Conkay Agar (MCA)
Salmonella dan Shigella merupakan salah satu bakteri gram negative (merah)
sehingga pertumbuhannya cocok dengan media Mac Conkay Agar (MCA).
Pertumbuhan bakteri yang baik ditandai dengan koloni bulat, cembung, kecil dan
rata. Bakteri Salmonella dan Shigella mampu memecah laktosa pada media Mac
Conkay Agar sehingga warna koloni menjadi warna merah mengkilap.
b)Media Salmonella Shigella Agar (SSA)
Media pertumbuhan Salmonella Shigella Agar merupakan media paling selektif
untuk mengidentifikasi bakteri Salmonela dan Shigella sebab hanya jenis bakteri
ini yang mampu tumbuh pada media tersebut. Pertumbuhan bakteri ditandai
dengan koloni bulat, cembung, kecil dan rata. Pada media ini, bakteri tidak
mampu memecah laktosa sehingga warna koloni putih jernih.
c) Media Bismut Sulfit Agar (BSA)
Pada media ini pertumbuhan bakteri dapat dilihat dengan koloni tampak kecil dan
berwarna hitam dengan dasar abu-abu.
d) Uji biokimia
Uji biokimia dilakukan untuk melihat karakteristik bakteri melalui reaksi
biokimia, yang biasa dilakukan diantaranya:
TSIA (Tripel Sugar Iron Agar)
Digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif batang, untuk melihat
kemampuan meragi glukosa dan sukrosa atau laktosa.
Fermentasi karbohidrat/gula-gula
Uji gula-gula dilakukan untuk menentukan kemampuan dari bakteri untuk
menfermentasikan beberapa jenis gula-gula seperti glukosa, laktosa,
maltose, manitol dan sukrosa.
MR/VP (methyl red /voges proskauer)
Uji ini dilakukan untuk menentukan organisme yang memproduksi dan
mengelola asam dan produk-produknya dari hasil fermentasi glukosa,
memperlihatkan kemampuan sistem buffer dan menentukan organism
yang menghasilkan prosuk netral (asetil metal karbinol atau aseton) dari
hasil fermentasi glukosa
SIM(sulfur, indol, motility)
Uji ini untuk mengetahui pergerakkan bakteri, produksi indol dan
pembentukkan gas H2S
Simon Citrate (SCA)
Uji ini dilakukan untuk menentukkan bakteri yang menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
a. Alat
Objek Glass
Ose bulat dan ose lurus
Lampu spiritus
Bak pewarnaan
Tabung reaksi
Mikroskop
Pipet tetes
Inkubator
Korek gas
Rak tabung
Objek glass
b. Bahan
Feses
NaCl 0,9 % dan amnitol
KOH 10%
Safranin
CGV (Carbol Gentian Violet)
Alkohol 96%
Lugol
Indikator methyl red α- naftol
c. Media
Media Selenite Broth
Media Oxgall
Media SSA (Salmonella Shigella Agar)
Media BSA (Bismut Sulfit Agar)
Media SIM (Sulfur Indol Motility)
Media Urea
Media MR/VP
Media SCA (Simon Citrat Agar)
Media Gula-gula (glukosa, sukrosa, maltose, laktosa, manitol)
3.1 Metode Kerja
Hasil pengamatan disesuaikan dengan tabel biokimia untuk menentukan jenis bakteri.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan
1. Penanaman pada media pemupuk
Media Selenite media BHIB
Keterangan : Keterangan :
Bentuk :Basil gram negatif Bentuk :Basilgram negatif
Warna :Merah Warna :Merah
Susunan :Monobasil Susunan :monobasil
- laktosa (-)
selemith
- SIM (Indol) -SC -MR - VP
B. Pembahasan
Hari kedua (II)
Terjadi kekeruhan pada media Selenite Broth dan Oxgall yang menandakan
adanya pertumbuhan bakteri pada media tersebut.
Bakteri berbentuk bacil dan streptobacil. Bakteri berwarna merah artinya bakteri
luntur pada pelunturan dengan alcohol, namun mampu mengikat zat warna
pembanding yaitu safranin.
Hari ketiga (III)
a) Media Bismut Sulfit Agar (BSA)
Pada media BS agar didapatkan pertumbuhan koloni yaitu memiliki ciri-ciri ukuran
koloni kecil, koloni berwarna putih, smooth, keping dan pinggirnya rata. Warna
merah pada koloni artinya bakteri mampu memecah laktosa pada media
menyebabkan suasana asam yang dapat mengubah indicator dalam media BSA.
b) Media Mac Conkey Agar
Pada media MAC didapatkan pertumbuhan koloni yang baik dengan ciri ciri yaitu
koloni tak berwarna, jernih keping,sedang,bulat dan smooth. Memiliki kolonitak
berwarna karna tidak memfermentasikan lakosa.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan seperti pewarnaan gram,
penanaman pada media selektif, penanaman pada media diffrensial, penanaman pada
media biokomia dan gula-gula diperoleh hasil bahwa sampel yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu urine mengandung bakteri proteus Dengan angka presentasi yang
didapatkan yakni 95%.
5.2 Saran
Pada proses praktikum identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan bakteri
sangat tinggi. Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker,
handscond, dan jas laboratorium sangat dianjurkan. Mematuhi aturan praktikum serta
kebersihan dalam proses identifikasi juga sangat diperlukan sehingga bakteri yang
diisolasi bisa tumbuh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Goe F Brooks dkk,;Jawetz, Melnick & Adleberg’s Medical Microbiology, Edisi 23, 2004:325..
Setiawati, A., 2007. Interaksi Obat dalam Gunawan, S.,G, 2007,, Farmakologi dan Terapi,
Edisi ,
hal 862-873, Bagian Farmakologi dan Terpeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
https://risaluvita.wordpress.com/2013/12/17/laporan-praktikum-uji-salmonella/
https://syafitri1995.blogspot.com/2015/01/praktikum-pengujian-bakteri-salmonella.html