Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Salmonella sp
Keterangan
2.1.1 Klasifikasi Salmonella sp

Kingdom : Bacteria
Divisi : proteobacteria
Kelas : Gamma proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella typhi, salmonella paratyphi A, Salmonella
thyphimurium, Salmonella choleraesuis, Salmonella enteriditis.

2.1.2 Morfologi Dan Sifat Umum Salmonella sp


Salmonella sp merupakan bakteri fakultatif yang bersifat gram negatif
berbentuk batang, tidak berspora, 1-3 um x 0,5 – 0,8 um, besar koloni rata-rata
2 - 4 mm, mempunyai falgel prithrik untuk bergerak. Salmonella sp mudah
tumbuh pada media yang sederhana dan hampir tidak pernah memfermentasikan
laktosa atau sukrosa serta membentuk asam dan kadang menghasilkan gas dari
glukosa dan manosa. Salmonella sp tumbuh pada suasana aerob pada suhu
15 – 41oC dengan suhu pertumbuhan optimum 37,5 oC. sebagian besar
Salmonella sp menghasilkan H2S.(....................)
Salmonella sp memiliki tiga struktur antigen yaitu antigen O, H, dan Vi.
Antigen O merupakan antigen somatic yang tahan terhadap pemanasan 100 oC,
alcohol dan asam. Antibody yang dibentuk terutama IgM. Antigen O ini juga
serupa dengan antigen somatik pada Enterobactericeae yang lain. Antigen H
merupakan antigen flagel yang rusak pada pemanasan diatas 60 oC, alkohol dan
asam. Antibodi yang dibentuk bersifat IgG. Sedangkan antigen Vi adalah polimer
dari polisakarida yang bersifat asam dan terdapat pada bagian luar dari badan
antigen. Antigen Vi dapat rusak pada pemanasan 60 oC selama 1 jam pada
penambahan fenol dan asam. Kuman yang memiliki antigen Vi lebih virulen baik
ke manusia maupun hewan. Antigen Vi juga menentukan kepekaan kuman
terhadap bakteriofaga. Salmonella typhi, Salmonella paratyphi (A,B, dan C)
merupakan bakteri yang pathogen terhadap manusia dan tidak ditemukan pada
hewan. Habitatnya berada pada saluran pencernaan terutama pada mukosa ileum.

Gambar 2.1 Salmonella sp

Sumber : Sinaga 2010 (diakses 30 Oktober 2016)

2.1.2 Sifat Pertumbuhan


Salmonella sp mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tunbuh baik pada
perbenihan yang mengandung empedu. Suhu optimum untuk pertumbuhannya
adalah 37oC dan pH optimum 6 – 8. Salmonella sp membentuk asam dan kadang
kala gas dari fermentasi glukosa dn maltosa. Salmonella sp tidak menghidrolisis
urea dan membentuk H2S. kuman ini bertahan dari pendinginan dalam waktu yang
lama. Salmonella sp peka terhadap chlorampenicol, tetapi resisten terhadap
beberapa bahan kimia (misalnya hijau brilliant sodium tetrathional, sodium
deoxycholat) yang menghibisi beberapa bakteri usus

2.1.3 Patogenitas
Salmonella sp dapat menimbulkan penyakit pada manusia yang disebut
dengan salmonellosis. Salmonellosis adalah istilah yang menunjukkan adanya
infeksi oleh kuman salmonella. Manifestasi klinik salmonellosis pada manusia
dapat dibagi dalam 4 sindrom yakni :
a. Gastroenteritis atau yang dikenal sebagai keracunan makanan.
b. Demam tifoid
c. Bakteremia-septikemia
d. Carrier yang asimptomatik.
Kuman Salmonella mempunyai predileksi pada epitel vili, hal ini
menunjukkan adanya reseptor yang spesifik pada vili tersebut. Kuman tidak
memperbanyak diri didalam lapisan epitel, sehingga jarang terjadi pembentukkan
tukak. Perubahan-perubahan biokimiawi yang menyebabkan terjadinya sekresi
cairan usus dan diare pada Salmonella enteriditis masih belum jelas. (jawetz,
2000).
Menurut Entjang (2002), beberapa penyakit yang disebabkan oleh
Salmonella, sebagai berikut :
a. Demam tifoid
Demam tifoid adalah penyakit menular yang akut dan disebabkan oleh
Salmonella typhi. Masa inkubasi umumnya 10 – 14 hari, gejala ini
mencangkup demam, perut kembung, sukar buang air besar pusing, lesu,
tidak nafsu makan, mual dan muntah. Diare biasanya terjadi selama infeksi
minggu kedua dan mungkin terdapat darah pada tinja. Bakteri ini dapat
dijumpai dakam tinja baik selama menderita sakit maupun selama priode
penyembuhan.
b. Gastroenteristis
Merupakan gejala paling sering dari infeksi Salmonella. 4 – 48 jam setelah
makan makanaan yang tercemar Salmonella timbul rasa sakit perut yang
mendadak dengan diare encer dan berair, kadang dengan lender atau darah, sakit
kepala, mual dan muntah. Gejala ini ada hubungannya dengan endotoksintahan
panas yang dihasilkan oleh Salmonella. Gejala-gejala tersebut biasanya hilang
dalam 2 – 5 hari.
Cara penularan
Pencegahan
Sanitasi dan higiene
Gambaran klinis
Pengertian tangan

Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat, barang atau bahan
dari mikroorganisme hidup termasuk bakteri dan sporanya. Atau suatu usaha yang
dilakuakn untuk membunuh atau menghancurkan mikroorganisme dan atau
sporanya dari alat/bahan yang steril. Metode sterilisasi dibagi atas 2, yaitu:
1. Metode physic
a. Pemanasan :kering dan basah
b. Radiasi : radiasi sinar ultra violet dan radiasi ion.
c. Filtrasi: dikerjakan dengan filter yang dibuat dari tanah liat (berkefeld,
chamberland), asbes (seitz), serbuk kaca, cellulose membrane.
2. Metode kimia
Menggunakan bahan-bahan kimia antara lain desinfektan,dan antiseptic.
Penggunaan metode-metode ini sangat tergantung kepada alat/bahan yang
akan disterilkan. (soemarno, 2000).

2.2 Usapan tangan


Usapan tangan adalah suatu hal yang sederhana untuk menghilang kotoran
dan meminimalisir kuman yang ada ditangan dengan mengguyur air dan dapat
dilakukan dengan menambah bahan tertentu. Tagan merupakan bagian tubuh yang
paling sering kontak dengan dunia luar dan digunakan sehari-hari untuk
melakukan aktivitas. Hal ini sangat memudahkan terjadinya kontak dengan
mikroorganisme dan memindahkan ke objek lain. Penyakit infeksi umumnya
menyebar melalui kontak tangan ke tangan termasuk demam biasa, flu dan
beberapa kelainan sistem percernaan seperti diare. Tangan yang kurang bersih
dapat menyebabkan berkembangnya berbagai macam mikroorganisme
(Triandani, 2011).

Anda mungkin juga menyukai