Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 4

SALMONELLAH

- Andi Khadijah (PO714203191.004)


- Anisah Musfirah Putri MH Faaruk
(PO714203191.007)
- Husnul Khatimah (PO714203191.015)
- Tafika Yahsifany (PO714203191.034)
Morfologi Mikroorganisme kelompok
Salmonella
 
Salmonella termasuk  dalam family Enterobacteriacea
 merupakan bakteri patogen bagi manusia dan hewan.
Infeksi Salmonella terjadi pada saluran cerna dan terkadang
menyebar lewat peredaran darah ke seluruh organ tubuh.
Salmonella adalah jenis Gram negatif, berbentuk batang, tidak
membentuk spora, motil (bergerak dengan flagel peritrik) serta
mempunyai tipe metabolisme yang bersifat fakultatif
anaerob.Termasuk kelompok bakteri Enterobacteriacea. Ukurannya 2
- 4 mikrometer x 0,5 – 0,8 mikrometer.
Klasifikasi Salmonella thyposa
Kingdom : Bakteria
Phylum : Proteobakteria
Classis : Gamma proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Familia : Enterobakteriakceae
Genus : Salmonella
Species : Salmonella thyposa

Salmonella typhi dapat hidup dalam kondisi aerobik (membutuhkan O 2) dan


anaerobik fakultatif (dapat menggunakan O2, tapi bisa juga tumbuh tanpa
O2).Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu antara 5 – 47 ⁰C, dengan suhu
optimum 35 – 37 ⁰C.Beberapa sel tetap dapat hidup selama penyimpanan
beku. S. typhi  dapat tumbuh pada pH 4,1- 9,0 dengan pH optimum 6,5-7,5.
Dalam larutan asam asetat dengan pH 5,4 dan asam sitrat pH 4,05 bakteri S.
typhi masih dapat tumbuh. Perubahan pH yang sangat ekstrim menyebabkan
bakteri akan mati.
 Struktur dan tipe antigen
Salmonella
 Salmonella menpunyai tiga jenis antigen utama, yaitu sebagai berikut :
- Antigen somatik atau antigen O
- Antigen Flagel atau antigen H
- Antigen Vi atau antigen kapsul

 Faktor virulensi

• Daya invasi Dalam usus halus, bakteri Salmonella yang berpenetrasi di


epitel dan masuk ke dalam jaringan sub­­-epitel sampai lamina propia.  
• Endotoksin Kemampuan Salmonella yang hidup intra seluler diduga karena
memiliki antigen permukaan (antigen Vi). Endotoksin dapat merangsang
pelepasan zat pirogen dari sel-sel makrofag dan sel-sel polimorfonunuklear
(PMN) sehingga mengakibatkan demam.  
• Enterotoksin dan sitotoksin Toksin lain yang dihasilkan oleh  Salmonella
 adalah enterotoksin dan sitotoksin. Kedua toksin ini diduga juga dapat
meningkatkan daya invasi dan merupakan faktor virulensi Salmonella.
Media Perantara atau Media Pertumbuhan
dari Salmonella

Media Perantara Media Pertumbuhan


Bakteri Salmonella Bakteri Salmonella

Jenis organisme Salmonella Untuk menumbuhkan Salmonella


yang sehubungan dengan suplai dapat digunakan berbagai
bahan pangan manusia banyak macam media, salah satunya
adalah media Hektoen Enteric
ditemukan pada sapi, domba, Agar (HEA). Media lain yang
babi dan ayam. Peternakan dapat digunakan adalah SS agar,
secara intensif untuk hewan bismuth sulfite agar, brilliant
ternak dan burung merupakan green agar, dan xylose-lisine-
penyebab bertambah deoxycholate (XLD) agar.
meningkatnya kejadian akibat
Salmonella
Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan
karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada
media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol blue. Pada BGA (Brilliant
Green Agar) koloni dari tidak berwarna merah, dan transparan hingga
keruh dengan lingkaran merah muda hingga merah. Biakan diduga
salmonela positif jika ada TSIA terlihat warna merah pada permukaan
agar, warna kuning pada dasar tabung dengan satu atau tanpa
pembentukan H2S. Pada media xylose-lisine-deoxycholate (XLD) bakteri
Salmonella akan membentuk warna merah dengan atau tanpa pusat
berwarna hitam. Pada media bismuth sulfite agar bakteri Salmonella
membentuk warna hitam atau hijau.  

Salmonella pada media


Salmonella pada media BGA
XLD
Gejala Penyakit yang Diakibatkan oleh
Salmonella

 Salmonella penyebab gastroenteritis ditandai oleh gejala-gejala


yang umumnya Nampak 12-36 jam setelah makan bahan pangan
yang tercemar. Gejala-gejala tersebut adalah, sebagai berikut :
 Panas badan semakin hari bertambah tinggi, terutama pada sore dan
malam hari.
 Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan
kontinyu.
 berak-berak (diarrhea), sakit kepala, muntah-muntah, pusing bagian
bawah, demam dan kadang-kadang didahului sakit kepala dan
menggigil.
 Hilangnya nafsu makan.
 Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu. Masa inkubasi 7-14 hari.
Mekanisme Infeksi oleh Salmonella

Infeksi oleh Salmonella dapat terjadi akibat mengkonsumsi


makanan yang terkontaminasi baik dari sumber hewan selama
pemotongan atau slaughter atau kontaminasi silang selama
penanganan dan preparasi bahan pangan. Kehigienisan yang
tidak tepat juga dapat menjadi sumber kontaminasi. Pencucian
tangan yang tepat dan sanitasi tempat yang digunakan selama
memasak atau proses pengolahan bahan pangan dapat
mencegah kontaminasi bakteri terutama dari individu yang
menyiapkan makanan tersebut.
Secara rinci, Salmonella masuk ke tubuh manusia melalui media
perantara seperti bahan pangan maupun air yang telah
terkontaminasi, hingga sampai ke individu. Pada tubuh manusia, sel
Salmonella akan menempel melalui mucosa (mucus) pada flagella
yang dimilikinya ke sel epitel pada usus. Hal ini akan menyebabkan
membrane sel mengkerut. Selanjutnya, sel bakteri ini akan
melepaskan protein effektor melalui system sekresi Tipe III. Dan
terjadilah proses endositosis. Endositosis adalah proses masuknya
cairan atau mikro molekul ke dalam sel. Sistem sekresi Tipe III atau
Type III Scretion System (TTSS) merupakan jalur utama dari
Salmonella untuk mengantarkan factor virulensi ke sel host (inang).
Pencegahan dari Infeksi Salmonella
 Untuk pencegahan dan pengobatan akibat infeksi Salmonella
secara khusus, dapat dilakukan tindakan-tindakan berikut:
• Penggunaan antibiotic secara umum, contohnya ciprofloxacin
• Menyediakan vaksin untuk infeksi Salmonella
• Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat umum,
terutama di Negara-negara berkembang, mengenai identifikasi
atas semua pembawa atau media penularan, serta sumber
kontaminasi dari ketersediaan air
• Hindari makanan dan minuman yang berisiko terkontaminasi
bakteri
• Masak dan bersihkan makanan sebaik-baiknya, hindari bahan
pangan mentah terutama buah dan sayuran

Anda mungkin juga menyukai