Salmonella termasuk dalam family Enterobacteriacea merupakan bakteri patogen bagi manusia dan hewan. Infeksi Salmonella terjadi pada saluran cerna dan terkadang menyebar lewat peredaran darah ke seluruh organ tubuh. Salmonella adalah jenis Gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora, motil (bergerak dengan flagel peritrik) serta mempunyai tipe metabolisme yang bersifat fakultatif anaerob.Termasuk kelompok bakteri Enterobacteriacea. Ukurannya 2 - 4 mikrometer x 0,5 – 0,8 mikrometer. Klasifikasi Salmonella thyposa Kingdom : Bakteria Phylum : Proteobakteria Classis : Gamma proteobakteria Ordo : Enterobakteriales Familia : Enterobakteriakceae Genus : Salmonella Species : Salmonella thyposa
Salmonella typhi dapat hidup dalam kondisi aerobik (membutuhkan O 2) dan
anaerobik fakultatif (dapat menggunakan O2, tapi bisa juga tumbuh tanpa O2).Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu antara 5 – 47 ⁰C, dengan suhu optimum 35 – 37 ⁰C.Beberapa sel tetap dapat hidup selama penyimpanan beku. S. typhi dapat tumbuh pada pH 4,1- 9,0 dengan pH optimum 6,5-7,5. Dalam larutan asam asetat dengan pH 5,4 dan asam sitrat pH 4,05 bakteri S. typhi masih dapat tumbuh. Perubahan pH yang sangat ekstrim menyebabkan bakteri akan mati. Struktur dan tipe antigen Salmonella Salmonella menpunyai tiga jenis antigen utama, yaitu sebagai berikut : - Antigen somatik atau antigen O - Antigen Flagel atau antigen H - Antigen Vi atau antigen kapsul
Faktor virulensi
• Daya invasi Dalam usus halus, bakteri Salmonella yang berpenetrasi di
epitel dan masuk ke dalam jaringan sub-epitel sampai lamina propia. • Endotoksin Kemampuan Salmonella yang hidup intra seluler diduga karena memiliki antigen permukaan (antigen Vi). Endotoksin dapat merangsang pelepasan zat pirogen dari sel-sel makrofag dan sel-sel polimorfonunuklear (PMN) sehingga mengakibatkan demam. • Enterotoksin dan sitotoksin Toksin lain yang dihasilkan oleh Salmonella adalah enterotoksin dan sitotoksin. Kedua toksin ini diduga juga dapat meningkatkan daya invasi dan merupakan faktor virulensi Salmonella. Media Perantara atau Media Pertumbuhan dari Salmonella
Media Perantara Media Pertumbuhan
Bakteri Salmonella Bakteri Salmonella
Jenis organisme Salmonella Untuk menumbuhkan Salmonella
yang sehubungan dengan suplai dapat digunakan berbagai bahan pangan manusia banyak macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric ditemukan pada sapi, domba, Agar (HEA). Media lain yang babi dan ayam. Peternakan dapat digunakan adalah SS agar, secara intensif untuk hewan bismuth sulfite agar, brilliant ternak dan burung merupakan green agar, dan xylose-lisine- penyebab bertambah deoxycholate (XLD) agar. meningkatnya kejadian akibat Salmonella Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol blue. Pada BGA (Brilliant Green Agar) koloni dari tidak berwarna merah, dan transparan hingga keruh dengan lingkaran merah muda hingga merah. Biakan diduga salmonela positif jika ada TSIA terlihat warna merah pada permukaan agar, warna kuning pada dasar tabung dengan satu atau tanpa pembentukan H2S. Pada media xylose-lisine-deoxycholate (XLD) bakteri Salmonella akan membentuk warna merah dengan atau tanpa pusat berwarna hitam. Pada media bismuth sulfite agar bakteri Salmonella membentuk warna hitam atau hijau.
Salmonella pada media
Salmonella pada media BGA XLD Gejala Penyakit yang Diakibatkan oleh Salmonella
Salmonella penyebab gastroenteritis ditandai oleh gejala-gejala
yang umumnya Nampak 12-36 jam setelah makan bahan pangan yang tercemar. Gejala-gejala tersebut adalah, sebagai berikut : Panas badan semakin hari bertambah tinggi, terutama pada sore dan malam hari. Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan kontinyu. berak-berak (diarrhea), sakit kepala, muntah-muntah, pusing bagian bawah, demam dan kadang-kadang didahului sakit kepala dan menggigil. Hilangnya nafsu makan. Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu. Masa inkubasi 7-14 hari. Mekanisme Infeksi oleh Salmonella
Infeksi oleh Salmonella dapat terjadi akibat mengkonsumsi
makanan yang terkontaminasi baik dari sumber hewan selama pemotongan atau slaughter atau kontaminasi silang selama penanganan dan preparasi bahan pangan. Kehigienisan yang tidak tepat juga dapat menjadi sumber kontaminasi. Pencucian tangan yang tepat dan sanitasi tempat yang digunakan selama memasak atau proses pengolahan bahan pangan dapat mencegah kontaminasi bakteri terutama dari individu yang menyiapkan makanan tersebut. Secara rinci, Salmonella masuk ke tubuh manusia melalui media perantara seperti bahan pangan maupun air yang telah terkontaminasi, hingga sampai ke individu. Pada tubuh manusia, sel Salmonella akan menempel melalui mucosa (mucus) pada flagella yang dimilikinya ke sel epitel pada usus. Hal ini akan menyebabkan membrane sel mengkerut. Selanjutnya, sel bakteri ini akan melepaskan protein effektor melalui system sekresi Tipe III. Dan terjadilah proses endositosis. Endositosis adalah proses masuknya cairan atau mikro molekul ke dalam sel. Sistem sekresi Tipe III atau Type III Scretion System (TTSS) merupakan jalur utama dari Salmonella untuk mengantarkan factor virulensi ke sel host (inang). Pencegahan dari Infeksi Salmonella Untuk pencegahan dan pengobatan akibat infeksi Salmonella secara khusus, dapat dilakukan tindakan-tindakan berikut: • Penggunaan antibiotic secara umum, contohnya ciprofloxacin • Menyediakan vaksin untuk infeksi Salmonella • Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat umum, terutama di Negara-negara berkembang, mengenai identifikasi atas semua pembawa atau media penularan, serta sumber kontaminasi dari ketersediaan air • Hindari makanan dan minuman yang berisiko terkontaminasi bakteri • Masak dan bersihkan makanan sebaik-baiknya, hindari bahan pangan mentah terutama buah dan sayuran