Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH : BAKTERIOLOGI II

DOSEN : MURSALIM, S.Pd.,M.Kes


RAFIKA, S.Si.,M.Kes
JENIS TUGAS : KELOMPOK 3

BAKTERI NEISSERIA

OLEH :

Andi Nastiti Nur Islah (PO714203191005)


Ilmia Putri Usnul (PO714203191016)
Lilis Rahmawati (PO714203191020)
Muh. Ali. (PO714203191021)

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah
Neisseria ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
berterima kasih kepada Pak Mursalim S.Pd., M.Kes yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Makassar, 10 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………
DAFTAR ISI………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN
A. NEISSERIA GONORRHOEAE…………………………………………………...
- CARA PENGAMBILAN SAMPEL………………………………………………...
B. NEISSERIA MENIGITIDIS ………………………………………………………..

BAB III KESIMPULAN………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Neisseria adalah genus besar bakteri yang menempati permukaan mukosa banyak
hewan. Dari 11 spesies yang menjajah manusia, hanya dua yang merupakan
patogen, N. meningitidis dan N. gonorrhoeae. Kebanyakan infeksi gonokokus tidak
bergejala dan sembuh sendiri, dan strain epidemik meningokokus dapat terjadi
pada> 95% populasi di mana penyakit sistemik terjadi pada prevalensi <1%.

Spesies Neisseria adalah bakteri Gram-negatif yang termasuk di antara


proteobacteria, sekelompok besar bentuk Gram-negatif. Neisseria diplococci
menyerupai biji kopi jika dilihat secara mikroskopis.

Neisseria adalah coccous gram negative yang biasanya tampak berpasangan.


Neisseria Gonorrhoea (gonokokus) dan Neisseria meninngitidis (meningokokus)
bersifat patogen pada manusia, bakteri-bakteri ini secara khas ditemukan bersama
atau didalam sel polimorfonuklir.

Spesies dari genus (famili Neisseriaceae) dari bakteri parasit ini tumbuh
berpasangan dan kadang-kadang tetrad, dan berkembang paling baik pada suhu
98,6 ° F (37 ° C) dalam tubuh hewan atau media serum.

Genus Neisseria dinamai setelah ahli bakteriologi Jerman Albert Neisser, yang pada
tahun 1879 menemukan contoh pertamanya, Neisseria gonorrhoeae, patogen yang
menyebabkan penyakit gonore pada manusia. Neisser juga ikut menemukan
patogen penyebab kusta, Mycobacterium leprae. Penemuan ini dimungkinkan oleh
pengembangan teknik pewarnaan baru yang ia bantu kembangkan.

Semua spesies Neisseria yang signifikan secara medis positif untuk katalase dan
oksidase. Spesies Neisseria yang berbeda dapat diidentifikasi dari kumpulan gula
yang akan menghasilkan asam. Misalnya, N. gonorrhoeae membuat asam hanya
dari glukosa, tetapi N. meningitidis menghasilkan asam dari glukosa dan maltosa.

Kapsul polisakarida. N. meningitidis memiliki kapsul polisakarida yang mengelilingi


membran luar bakteri dan melindungi dari mekanisme efektor imun yang larut dalam
serum. Ini dianggap sebagai faktor virulensi penting untuk bakteri. N. gonorrhoeae
tidak memiliki kapsul semacam itu.

Tidak seperti kebanyakan bakteri Gram-negatif lainnya, yang memiliki


lipopolisakarida (LPS), baik spesies patogen maupun komensal Neisseria memiliki
lipooligosaccharide (LOS) yang terdiri dari polisakarida inti dan lipid A. Berfungsi
sebagai endotoksin, melindungi dari peptida antimikroba, dan melekat pada reseptor
asialoglikoprotein pada epitel uretra. LOS sangat merangsang sistem kekebalan
manusia. Sialilasi LOS (oleh enzim Lst) mencegah fagositosis oleh neutrofil dan
deposisi komplemen. Modifikasi LOS oleh phosphoethanolamine (oleh enzim LptA)
memberikan resistensi terhadap peptida dan komplemen antimikroba. Strain dari
spesies yang sama memiliki kemampuan untuk menghasilkan glycoform LOS yang
berbeda.

Genus ini juga mengandung beberapa spesies yang diyakini komensal atau non-
patogen:

Neisseria bacilliformis, Neisseria cinerea, Neisseria elongata, Neisseria flavescens,


Neisseria lactamica, Neisseria macacae, Neisseria mukosa, Neisseria oralis,
Neisseria polysaccharea, Neisseria sicca, Neisseria subflava, Neisseria flava

Namun, beberapa di antaranya dapat dikaitkan dengan penyakit.

Neisseria gonorrhoeae merupakan bakteri gram negatif, nonmotil, tidak


membentuk spora, berkembang berkoloni membentuk diplokokus, ataupun tunggal
monokokus. Bakteri ini ditemukan dan diisolasi oleh Albert Neisser pada tahun 1879.
Manusia merupakan satu-satunya inang alami bakteri ini. Untuk menginfeksi, bakteri
membutuhkan kontak langsung dengan mukosa tubuh, bisa lewat hubungan seks,
atau penggunaan kloset duduk. Bakteri ini menempel dengan pilinya.

Neisseria meningitidis adalah bakteri gram-negatif penyebab penyakit meningitis


dan meningococcemia.Bakteri ini pertama kali diisolasi pada tahun 1887.
Karakteristik dari N. meningitidis adalah aerobik dan berbentuk diplokokus. Bakteri
ini dapat menghasilkan kapsul polisakarida dan enzim oksidase.Penyebaran bakteri
ini umumnya melalui pernapasan atau respirasi. Endotoksin yang dihasilkan N.
meningitidis dapat masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan pendarahan
akibat kerusakan pembuluh darah.Untuk mengatasi infeksi bakteri ini, dapat
digunakan antibiotik penisilin atau sefalosporin. Dari 13 serogrup (kelompok
berdasarkan antigen yang dihasilkan) N. meningitidis yang telah ditemukan
(dinamakan A, B, C, D, E, H, I, K, L, W-135, X, Y, dan Z), serogrup yang umumnya
menyebabkan infeksi adalah A, B, C, 29E, dan W-135.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Neisseria gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae adalah kuman gram negatif bentuk diplokokus yang
merupakan penyebab infeksi saluran urogenitalis. Kuman ini bersifat fastidious dan
untuk tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan tetapi, ia juga rentan
terhadap kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat bertahan hidup lama di
luar host-nya. Penularan umumnya terjadi secara kontak seksual dan masa inkubasi
terjadi sekitar 2–5 hari.eisseria merupakan coccus gram negatif yang biasanya
berpasangan. Secara umum ciri-ciri neisseriae adalah:
● bulat, lonjong, dengan sisi saling berhadapan seperti biji kopi
● bakteri gram negatif,
● diplokokus non motil,
● berdiameter mendekati 0,8um
● tidak berflagel
● tidak berspora
● tidak berkapsul

Masing-masing cocci berbentuk ginjal' ketika organisme berpasangan sisi yang


cekung akan berdekatan. Bakteri ini adalah patogen pada manusia dan biasanya
ditemukan bergabung atau di dalam sel polimorfonuklear. Pada gonococci memiliki
70% DNA homolog, tidak memiliki kapsul polisakarida, memiliki plasmid. Gonococci
paling baik tumbuh pada media yang mengandung substansi organik yang kompleks
seperti darah yang dipanaskan, hemin, protein hean dan dalam ruang udara yang
mengandung substansi orgaik. gonococci hanya memfermentasi glukosa dan
berbeda dari neisseriae lain. gonococcus biasanya menghasilkan koloni yang lebih
kecil dibandingkan neisseria lain.

Media penyubur yang digunakan:


● BAP (plat agar darah)
● agar lienthal
● Thayor-nartin mengandung antibiotik, menghambat pertumbuhan
Pseudomonas Sp.

Apabila gonorrhea tidak diobati, bakteri dapat menyebar ke aliran darah dan
mengenai sendi, katup jantung atau otak. Konsekuensi yang paling umum dari
gonorrhea adalah Pelic inflammatory disease (PID), yaitu infeksi serius pada organ
reproduksi wanita, yang dapat menyebabkan infertilitas. selain itu, kerusakan yang
terjadi dapat menghambat perjalanan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim. Apa bila
ini terjadi, sebagai akibatnya sel telur ini berkembang biak di dalam saluran falopii
atau yang disebut kehamilan di luar kandungan, suatu hal yang dapat mengancam
nyawa sang ibu apabila tidak terdeteksi secara dini. Seorang wanita yang terinfeksi
dapat menularkan penyakitnya kepada bayinya ketika sang bayi melalui jalan lahir.
pada kebanyakan kasus diaman ibu mengidap gonorrhea, mata bayi ditetesi obat
untuk mencegah infeksi ibu dan bayi, biasanya dokter menyarankan agar ibu hamil
menjalani tes gonorrhea setidaknya sekali selama kehamilannya. Sedangkan pada
pria, apabila tidak ditangani secara serius gonorrhea dapat menyebabkan impotensi.

- CARA PENGAMBILAN SAMPEL


Pengambilan swab vagina dibantu dengan alat SPICULUM, lalu swab vagina diambil
dengan kapas lidi steril, lalu di tanam pada media CARRY & BLAIR kemudian di cat
dengan pengecatan GRAM.

Secara umum gejala yang biasanya timbul adalah sebagai berikut:


- keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina
- demam
- muntah-muntah
- rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar, umumnya
terjadi pada wanita dan homoseksual yang melakukan anal seks dengan
pasangan yang terinfeksi
- rasa sakit pada sendi
- munculnya ruam pada telapak tangan
- sakit pada tenggorokan (pada orang yang melakukan oral seks dengan
pasangan yang terinfeksi).

Berat ringannnya penyakit GO dibagi menjadi 2 sifat:


- Intraseluler : sel GO masih berada dalam leukosit (belum menyebar keseluruh
tubuh (akut))
- Ekstraseluluer : sel GO sudah keluar dari sel leukosit (telah menyebar
keseluruh tubuh (kronis)).

koloni GO pada media BAP


B. BAKTERI NEISSERIA MENINGITIDIS
Pada umumnya penyakit menigitis oleh bakteri disebabkan oleh salah satu dari tiga
jenis bakteri yaitu Haemophilus influenzae tibe b (Hib), Neisseria menignitidis, dan
Streptococcus pneumoniae. Walaupun ketiga jenis bakteri tersebut, dalam keadaan
normal terdapat di lingkungan sekitar dan bahkan bisa hidup di dalam hidung dan
sistem pernapasan manusia tanpa menyebabkan keluhan. namun dengan adanya
infeksi pada saluran nafas bagian dapat menyebabkann bakterinya masuk kedalam
peredaran darah. Sehingga terkadang ketiga organisme tersebut dapat mengifeksi
otak. Sedangkan pada kejadian lain, infeksi pada selaput otak dapat terjadi setelah
suatu cedera kepala ayau karena kelainan system kekebalan.

Penyakit meningitis meningokokus merupakan peradangan selaput otak dan


susmsum tulang belakang akut, yang disebabkan oleh bakteri neisseria meningitidis.
Bakteri ini hanya menyerang manusia dan dalam hal ini hewan bukan merupakan
pembawanya. penyakit ini hanya berasal dari bakteri meningitis yang bersifat
endemis.

Bakteri meningokokus pertama kali diisolasi oleh Weichselebaum pada tahun 1887
dari cairan otak dari pasien yang terkena meningitis akut. pada tahun 1906, von
Lingelsheim mendeskripsikan bakteri gram negative berbentuk kokus ini dari
nasofaring dari orang yang sehat dan sakit.

Klasifikasi bakteri Neisseria meningitisi adalah:


kingdom : bacteria
phylum : proteobacteria
class : beta proteobacteria
order : neisseriaceae
genus : neisseria
species : N. meningitidis

- Morfologi
Bakteri Neisseria menignitis (meningkokus) memiliki ciri identik pada warna
dan karakteristik morfologinya dengan Neisseria gonorrhoeae. Ciri khas
bakteri ini adalah berbentuk diplokokus gram negative, berdiameter kira-kira
0,8 um. neisseria meningitis tidak bergerak (nonmotil) dan tidak mampu
membentuk spora.

Bakteri ini dapat mengalami otolisis dengan cepat, hal ini khususnya dalam
lingkungan alkali. Bakteri neisseria meningtidis ini memiliki enzim oksidase.
Mikroorganisme ini paling baik tumbuh pada perbenihan yang mengandung
zat-zat organik yang kompleks (misalnya: darah atau protein binatang dan
dalam atmosfer yang mengandung CO2 5%). struktur koloni bakteri ini terdiri
dari minimal 8 golongan sero meningokokus (A, B, C, D, W-135, X,Y dan z).
Golongan telah dikenal melalui kekhusuan imunologi dari masing-masing
kapsul polisakaridanya. pada polisakarida golongan A adalah suatu polimer
dari suatu N-asetilmanosamin fosfat. sedangkan polisakaridan golongan C
adalah suatu polimer dari asam N asetil O asetineuraminat.

Untuk antigen meningokokus ini dapata ditemukan dalam darah dan cairan
serebrospinal. pada belahan dunia bagian barat penyakit meningitis yang
disebabkan oleh N. menignitidis ini terutama disebabkan oleh meningokokus
golongan B, C, W-135 dan Y, sedangkan di afrika penyakit ini disebabkan
pleh golongan A.
- Cara penularan
Nasofaring adalah pintu masuk mikroorganisme ini. Meningokokus melekat
pada sel-sel epitel degan bantulan pili. nasofaring merupakan resevoar alami
bagi maningococcus. Transmisi dari kuman tersebut terjadi lewat saluran
pernafasan (airbone droplets), serta kontak seperti dalam keluarga atau
situasi recruit training.

Setelah dari nasofaring, organisme ini dapat mencapai aliran darah,


menyebabkan bakterimia (meningokoksemia) dengan demam tinggi dan ruam
hemoragik. Bakterimia oleh neisseria mudah timbul karena tidak adanya
antibody yang bersifat bakterisidal ( IgG) atau dengan hambatannya oleh
suatu antibody IgA penghambat.

- Kelainan yang ditimbulkan


Adanya infeksi pada meningea dapat menyebabkan pembengkakan jaringan
otak sehingga menghalagi aliran darah. hal ini dapat menimbulkan gejala-
gejala stroke (kelumpuhan). beberpa penderita bahkan dapat mengalami
kejang.
Disamping itu dapat pula menyebabkan !indroma Baterhouse-Griderichsen
yang merupakan infeksi oleh Neisseria meningitidis yang berkembang
dengan sangat cepat, gejala yang ditimbulkan adalah diare hebat, muntah,
kejang, perdarahan internal, tekanan darah rendah, syok, yang seringkali
dapat berakhir dengan kematian. sedangkan pada anak- anak yang berusia
sampai 2 tahun, meningitis biasanya menyebabkan demam, gangguan
makan, muntah, reel, kejang dan menangis dengan keras.selain itu kulit
diatas ubun-ubun menjadi tegang dan ubun-ubun tersebut dapat menonjol.

Penyakit meningitis yang disebabkan oleh Neisseria meningitidis ini dapat


menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah, oleh karena itu penderita
memerlukan cairan tambahan dan obat-obatan untuk mengatasi keadaan
tersebut.

- Cara pencegahan
Untuk pencegahan terhadap adanya infeksi oleh bakteri N. meningitis ini yang
terpenting adalah dengan:
1. Pengurangan kontak langsung dalam lingkungan dengan orang yang
terinfeksi penyakit tersebut.
2. Memberikan imunisasi

- Pengobatan
Resiko untuk terkena menigitis menjadi tinggi segera stetelah kontak dengan
penderita, dimana kebanyakan kasus timbul pada minggu pertama setelah
kontak, paling lambat dalam 2 bulan.

ChemoprofilaMis meningitis meningococcus ini merupakan antibiotic dengan dosis :


a. rifampin (pemberian secara peroral1 sesuai dengan kebutuhannya untuk:
dewasa :600mg setiap 12 jam selama 2 hari, Anak (>1 tahun) : 10 mg/KgBB
setiap 12 jam selama 2 hari, Anak (>1tahun): 5 mg/kgBB setiap 12 jam
selama 2 hari
b. CeftriaXone (IM) sesuai dengan kebutuhannya untuk: dewasa 125 mg, Anak:
125 mg
c. ciprofloXacin (oral) 750mg.
d. sulfisoxazole (oral) sesuai dengan kebutuhannya untuk: dewasa: 1 g setiap
12 jam selama 2 hari, Anak (1-12 tahun): 500 mg setiap 12 jam selama 2 hari,
Anak (1 tahun): 500 mg/hari selama 2 hari dalam pengobatan dari penyakit
yang disebabkan oleh N. meningitidis ini dulu digunakan sulfonida sebagai
obat pilihan karena mengingokokus peka terhadap obat ini.
BAB III
KESIMPULAN

Neisseria adalah genus besar bakteri yang menempati permukaan mukosa banyak
hewan. Dari 11 spesies yang menjajah manusia, hanya dua yang merupakan
patogen, N. meningitidis dan N. gonorrhoeae. Spesies Neisseria adalah bakteri
Gram-negatif yang termasuk di antara proteobacteria, sekelompok besar bentuk
Gram-negatif. Neisseria diplococci menyerupai biji kopi jika dilihat secara
mikroskopis.

Genusnya meliputi: N. gonorrhoeae (juga disebut gonococcus) menyebabkan


gonore. N. meningitidis (juga disebut meningococcus) adalah salah satu penyebab
paling umum dari meningitis bakterial dan agen penyebab septikemiameningokokus.

Genus ini juga mengandung beberapa spesies yang diyakini komensal atau non-
patogen:
Neisseria bacilliformis, Neisseria cinerea, Neisseria elongata, Neisseria flavescens,
Neisseria lactamica, Neisseria macacae, Neisseria mukosa, Neisseria oralis,
Neisseria polysaccharea, Neisseria sicca, Neisseria subflava, Neisseria flava.
DAFTAR PUSTAKA

Ryan KJ; Ray CG, eds. (2004). Sherris Medical Microbiology (4th ed.). McGraw Hill.
ISBN 978-0-8385-8529-0.

Early Canine Plaque Biofilms: Characterization of Key Bacterial Interactions


Involved
in Initial Colonization of Enamel. Lucy J. Holcombe, Niran Patel, Alison
Colyer, Oliver Deusch, Ciaran O’Flynn, Stephen Harris. PLOS One, 2014.

Alexander, Sarah; Fazal, Mohammed-Abbas; Burnett, Edward; Deheer Graham,Ana;


Oliver, Karen; Holroyd, Nancy; Parkhill, Julian; Russell, Julie E. (2016-08-25).

Anda mungkin juga menyukai