Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

NEISSERIA MENINGITIDIS

Oleh :

Kelompok : IV (empat)

Nama Anggota : 1. Vani Vrenika (18.72.019248)

2. Aprillita Prislianti (18.72.019241)

3. Dhinda Shellya (18.72.019270)

4. Aditya (18.72.019249)

5. Sintia Aprianata (18.72.019244)

Kelas : A (Semester III)

Mata Kuliah : BAKTERIOLOGI I

Dosen Pengampu : dr. Florence Felicia

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-
Nya yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dari kelompok IV dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuhan atas kesehatan yang diberikan
baik berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Bakteriologi II dengan Judul “Neisseria
Meningitidis”.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, dan sepenuhnya masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, kami mohon kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik. Dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucap terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Bakteriologi II, Ibu dr. Florence Felicia yang telah membimbing kami
dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat, terima kasih.

Palangkaraya, 17 Desember 2019

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3. Tujuan Pembahasan...........................................................................................2
1.4. Manfaat Pembahasan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
2.1. Bakteri Neisseria Meningiditis..........................................................................3
2.2.1…………………………………......................................................................3
2.2.2..........................................................................................................................4
2.2.3…………………………………………………………..................................5
2.2.4..……………………………………….………………………………...........7
BAB III PENUTUP..................................................................................................9
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................9
3.2. Saran................................................................................................................,9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
A. Bakteri
Meningitis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius karena mengakibatkan
bebanbagipelayanan kesehatan terutama di negara berkembang. Penyakit infeksi susunan saraf
pusat menduduki urutan kesembilan dari urutan prevalens penyakit di Indonesia, sedang
meningitis bakterial menduduki peringkat sembilan dari sepuluh pola penyakit anak di 8 rumah
sakit pendidikan. Tri Ruspandji di Jakarta tahun 1980 mendapatkanmeningitis
bakterialsebesar0,01dari penderita rawat inapdengan angkakematian yang disebabkan karena
meningitis bakterial adalah berkisar antara 13-18% di RSUD dr Soetomo Surabaya dari tahun
1988-1993dengan angka kecacatan 30-40%. Di Jakarta tahun 1981 angka kematianakibat
meningitis bakterialsebesar 41,8%dan Yogyakarta sebesar 50% (Saharso dan Hidayati,
1999).Berkembangnya antibiotik poten dan terapiadjuvanbaru mampu menurunkanangka
kematian akibat meningitis bakterial hingga 5-10% (Swartz, 2004; Bedfrord dkk., 2001).
Keterlambatan diagnosis serta berbagai kendala merupakan faktor yang berkontribusi dalam
timbulnya gejala sisa bahkan sampai kematiandi Negara berkembang(Urowayino dkk., 2004).
Gejala sisa neurologis adalah komplikasi yang sering terjadi, komplikasi ini mencapai 50-65%
di negara berkembang (Novariani dkk., 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bakteri Neisseria Meningitidis?
2. Bagaimana klasifikasi ilmiah dari bakteri Neisseria Meningitidis?
3. Bagaimana morfologi dari bakteri Neisseria Meningitidis?
4. Bagaimana patogenitas dari bakteri Neisseria Meningitidis?
5. Bagaimana karakteristik dari bakteri Neisseria Meningitidis?
6. Bagaimana struktur antigen dari bakteri Neisseria Meningitidis?
7. Apakah yang dimaksud dengan penyakit meningitis?
8. Bagaimana diagnosis dari bakteri Neisseria Meningitidis?
9. Bagaimana pengobatan dari bakteri Neisseria Meningitidis?
10. Bagaimana cara mengindentifikasi bakteri Neisseria Meningitidis?
C. Tujuan

Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan
tujuan :

1. Untuk mengetahui definisi bakteri Neisseria meningitidis


2. Untuk mengetahui klasifikasi ilmiah dari bakteri Neisseria meningitidis
3. Untuk mengetahui morfologi dari bakteri Neisseria meningitidis
4. Untuk mengetahui patogenitas dari bakteri Neisseria meningitidis
5. Untuk mengetahui karakteristik dari bakteri Neisseria meningitidis
6. Untuk mengetahui struktur antigen dari bakteri Neisseria meningitidis
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit meningitis
8. Untuk mengetahui cara diagnosis bakteri Neisseria meningitidis
9. Untuk mengetahui cara pengobatan dari bakteri Neisseria meningitidis
10. Untuk mengetahui cara mengindentifikasi bakteri Neisseria meningitidis

D. Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat agar mahasiswa dapat mengetahui definisi,
morfologi, patogenitas, karateristrik, struktur antigen, cara diagnosis, cara pengobatan, cara
mengidentifikasi bakteri Neisseria meningitidis dan mengetahui apa yang dimaksud dengan
penyakit meningitis.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Neisseria menigitidis
Neisseria menigitidis (meningokokus) merupakan bakteri kokus gram negatif yang
secara alami hidup di dalam tubuh manusia.Meningokokus hanya menginfeksi manusia dan
tidak pernah diisolasi dari hewan karena bakteri tidak bisa mendapatkan zat besi dari sumber
lain selain manusia ( transferin dan laktoferin ). Meningokokus bisa menyebabkan infeksi pada
selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang (meningitis), infeksi darah dan
infeksi berat lainnya pada dewasa dan anak-anak. Neisseria gonorhoeae, juga merupakan kokus
gram negatif alamipada manusia, yang menyebabkan gonore, suatu penyakit menular seksual
yang bisa mengenai uretra, vagina dan anus dan bisa menjalar ke sendi. Banyak spesies
Neisseria yang secara normal hidup di tenggorokan dan mulut, vagina dan usus, tetapi mereka
jarang menyebabkan infeksi.

2. Klasifikasi Ilmiah

Neisseria menigitidis
Klasifikasi Bakteria Neisseria meningitidis
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceae
Genus : Neisseria
Species : N. meningitis

Gambar Bateri Neisseria Meningitis

3. Morfologi

Bakteri neisseria meningitis (meningokokus) memiliki ciri identik pada warna dan karakteristik
morfologinya dan Neisseria gonorroeae. Ciri khas bakteri ini adalah berbentuk diplokokus gram
negative, berdiameter kira-kira 0,8 um. Neisseria meningitis tidak bergerak (non motif) dan
tidak mampu membentuk spora, masing-masing dari kokusnya berbentuk seperti ginjal dengan
bagian yang rata atau cekung berdekatan. Bakteri meningikokus ini dapat mengalami otolisis
dengan cepat, hal ini khususnya dalam lingkungan alkali. Bakteri neisseria meningitis ini
memiliki enzim oksidase. Mikroorganisme ini paling baik tumbuh pada perbenihan yang
mengandung zat-zat organik yang kompleks (mislanya: darah atau protein binatang dan dalam
atmosfer yang mengandung co2 5%) Ganococus biasanya menghasilkan koloni yang lebih kecil
dibandingkan Neisseria lain.

4. Patogenitas
infeksi oleh neisseria intracellularis pada umumnya adalah anak – anak. Penyakit yang
ditimbulkan berupa peradangan lokal yang selanjutnya kuman menyebar ke kelenjar getah
bening lalu kesirkulasi darah untuk menuju ke meningen. Melalui proses perkontinutatum dari
proses peradangan yang dekat dengan otak, misalnya : otitis media, mastoiditis, dan sinusitis.

5. Karateristrik Biakan
Neisseria intaselullaris tumbuh baik di media yang mengandung serum atau darah dan
suhu untuk tumbuh diantara 25-43 c. suhu optimum : 37 c, dan pH 7,4 – 7,6. Pada serum agar
koloni transparan, kecil lebih besar dari diplococcus pneumonia, bulat tepinya meninggi dan
berwarna putih abu-abu. Permukaan seperti berembun koloni cepat mengadakan otolisis. pada
media cair tumbuh dekat permukaan dan menyebabkan kekeruhan seperti embun dan
membentuk endapan pada dasar tabung dan membutuhkan O2 untuk pertumbuhan maksimal.

6. Struktur Antigen

Delapan grup Neisseria meningitidis, yaitu A, B, C, D, X, Y, Z, Ditentukan atas dasar


reaksi aglutinasi. Organisme dalam grup A, B, dan C merupakan penyebab penyakit yang
utama di klinik. Antigen kapsuler grup A terdiri dari N-aseetil dan O-asetil inosamin fosfat.
Antigen B dan C terdiri dari polimer asam neuraminat (sialic acid). Antigen kapsuler dari grup-
grup meningokokus lainnya belum diketahui sifat-sifatnnya. Identifikasi dan purifikasi antigen
polisakarida grup A, B, C telah menghasilkan kesimpulan bahwa antigen ini dapat dipakai
sebagai vaksin.
Selain antigen polisakarida kapsuler, masih ada antigen somatic, yang berupa fraksi
nukleoprotin dan antigen karbohidrat somatic.zat-zat ini secara kimiawi belum dapat ditentukan
dan nampaknnya biasa ditemukan dan nampaknnya biasa ditemukan pada Neisseria dalam
suatu serogrup yang spesifik. Mungkin antigen-antigen ini ikut mengambil bagian dalam
peristiwa reaksi silang yang terlihat dalam tes agluinasi.

7. Penyakit Meningitis

Neisseria meningitidis merupakan penyebab penyakit meningokokus yaitu suatu penyakit


berjangkit. Neisseria meningitidis (meningokokus) merupakan bakteri kokus gram negative
yang secara alami hidup di dalam tubuh manusia. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada
selaput otak dan sumsum tulang belakang (meningitis ),infeksi darah dan infeksi berat lainnya
pada dewasa dan anak-anak. Neisseria meningitidis (meningokokus) merupakan bakteri coccus
gram negative yang secara alami hidup di dalam tubuh manusia. Meningokokus bisa
menyebabkan infeksi pada selaput pembungkus otak dan medulla spinalis (meningitis), infeksi
darah dan infeksi berat lainnya pada anak-anak maupun dewasa.

8. Diagnosis
Standar emas diagnosis adalah isolasi N. meningitidis from sterile body
fluid. Meningitidis dari cairan tubuh yang steril. Sebuah CSFspesimen dikirim ke laboratorium
segera untuk identifikasi organisme. Diagnosis bergantung pada kultur organisme pada agar-
agar cokelatpiring. Pengujian lebih lanjut untuk membedakan spesies mencakup pengujian
untuk oksidase , katalase (semua Neisseria klinis yang relevan menunjukkan reaksi positif)
dan karbohidrat maltosa, sukrosa, dan glukosa tes di mana N. meningitidis akan memfermentasi
(yaitu, memanfaatkan) glukosa dan maltosa. Serologi menentukansubkelompok organisme.
Jika bakteri mencapai sirkulasi, maka kultur darah harus ditarik dan diproses sesuai.
Uji klinis yang digunakan saat ini untuk diagnosis penyakit meningokokus memakan
waktu antara 2 dan 48 jam dan sering bergantung pada kultur bakteri baik dari darah atau cairan
serebrospinal (CSF) sampel. Namun, reaksi rantai polimerase tes dapat digunakan untuk
mengidentifikasi organisme bahkan setelah antibiotik telah mulai mengurangi infeksi. Sebagai
penyakit memiliki risiko kematian mendekati 15% dalam waktu 12 jam infeksi, sangat penting
untuk memulai pengujian secepat mungkin tapi tidak untuk menunggu hasil sebelum memulai
terapi antibiotik.
9. Pengobatan
Infeksi meningitidis harus dirawat di rumah sakit segera untuk pengobatan dengan
antibiotik. generasi ketiga sefalosporin (misalnya sefotaksim, ceftriaxone, dll) harus digunakan
untuk mengobati infeksi meningokokus yang dicurigai atau terbukti budaya sebelum hasil
kerentanan. Empiris pengobatan harus diusahakan jika LP tidak dapat dilakukan dalam waktu
30 menit masuk ke ED!. Sementara pengobatan antibiotik dapat mempengaruhi hasil dari
sebuah LP (budaya / sensi), diagnosis dapat didirikan atas dasar darah-budaya dan ujian klinis.

10. Identifikasi Bakteri


Infeksi meningokokus terutama didiagnosis dengan cara identifikasi Neisseria meningitidis
dalam bahan yang didapat dari penderita. Jika bahan berupa eksudat ,misalnnya likuor
serebrospinalis, maka dapat dibuat diagnosis presumptive yang cepat dengan cara menemukan
diplokokus negative gram dalam sediaan apus. Kuman kadang-kadang juga dapat ditemukan
dalam sediaan apus yang berasal dari petekhiae. Dalam kasus septicemia, kuman juga daapaat
ditemukan dalam sediaan apus darah tepi.

Bahan pemeriksaan dapat berupa darah, likuor seebrospinalis, bahan dari pethekiae, cairan
sendi, usap tenggorok atau nasofaring. Medium selektif Thayer-martin dipergunakan untuk
pemeriksaan bahan yang mengandung bermacam- macam bakteri, sedangkan bahan-bahaan
yang berasal dari darah,likuor, atau bahan-bahan yang secara normal steril, ditanam dalam
kaldu trypticase soy atau pelat agar coklat dalam cukup CO2.

Counter current immunooelecthroporesis adalah suatu tekhnik atau cara yang dipakai
untuk identifikasi polisakarida meningokokus dalam darah, likuor dan cairan sendi secara cepat.
Adannya antibody serum dalam penderita dapat diketahui dengan hemaglutinasi hambaatan
pasif atau dengan radioactive antigen biding test merupakan cara yang paling sensitive saat ini
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah kali ini, dapat diambil kesimpulan bahwa Neisseria
menigitidis (meningokokus) merupakan bakteri kokus gram negatif yang secara alami
hidup di dalam tubuh manusia. Meningokokus hanya menginfeksi manusia dan tidak
pernah diisolasi dari hewan karena bakteri tidak bisa mendapatkan zat besi dari sumber lain
selain manusia ( transferin dan laktoferin ). Meningokokus bisa menyebabkan infeksi pada
selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang (meningitis).

3.2. Saran
Disarankan kepada seluruh pembaca setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan
Neisseria menigitidis, bagaimana morfologi, patogenitas, karateristrik, struktur antigen, cara
diagnosis, cara pengobatan, cara mengidentifikasi bakteri Neisseria meningitidis dapat
mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit meningitis.
DAFTAR PUSTAKA

Flier, M. V., Geelen, S.P.M., Kimpen, J. L. L., 2003. Reprogramming the Host
Response in Bacterial Meningitis: How Best To Improve Outcome?. Clin
Microb Rev 2003

Khan, F., Rizvi, M., Fatima, N., Shukla, I., Malik, A., Khatoon, R. 2011. Bacterial
meningitis in North India: Trends over a period of eight years: Neurolgy
Asia (16)

Kilpi, T., Anttila, M., Kallio, M.J., Peltola, H. 1991. Severity of childhood
bacterial meningitis and duration of illness before diagnosis. Lancet.

Komite medik RS. Dr. Sardjito. 2005. Standar pelayanan medis RS Dr. Sardjito.
Yogyakarta: Medika FK UGM.

Flier, M. V., Geelen, S.P.M., Kimpen, J. L. L., 2003. Reprogramming the Host
Response in Bacterial Meningitis: How Best To Improve Outcome?. Clin
Microb Rev 2003

Flores, J.C., Aristegui, J., Rodrigo, C., Martimon, J.M., Fernandez, C. 2006.
Clinical data and factor associated with poor outcome in pneumococcal
meningitis. Eur J Pediatr.
12

Anda mungkin juga menyukai