Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH SITOHISTOTEKNOLOGI

LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sitohistoteknologi


Disusun oleh :
Kelompok 4
Muhamat Nurul Aripin P07134118318
Muhammad Annafari P07134118319
Nadine Khaliqa Aristya P07134118323
Nor Atika P07134118324
Nur Khalisyah P07134118325
Nurannisa Wahidah P07134118326
Nursyifa Khairina P07134118327
Radhiya Husna P07134118328
Rahmawati P07134118329
Rahmina Azzahra P07134118330
Rizki Amalia Apriani P07134118333

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
PRODI DIPLOMA III TLM
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayat-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul ” Laboratorium Patologi Anatomi”.
Penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Sitohistoteknologi. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena
itu Kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Akhir kata , kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga selesainya makalah ini semoga segala upaya yang
telah dicurahkan mendapatkan berkah Allah swt.

Banjarbaru, November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3

C. Tujuan dan Sasaran .................................................................................. 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4

A. Pengertian Patologi Anatomi.................................................................... 4

B. Prosedur Pendaftaran Administrasi Pasien............................................... 5

C. Layanan Laboratorium Patologi Anatomi ................................................ 8

D. Pemeriksaan Patologi Anatomi dan Prosedur Pelaksanaannya .............. 12

E. Lampiran Gambar ................................................................................... 21

BAB III ................................................................................................................. 23

PENUTUP ............................................................................................................. 23

A. Kesimpulan ............................................................................................. 23

B. Saran ....................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) ULIN Banjarmasin
1. Sejarah Berdirinya RSUD Ulin - Provinsi Kalimantan Selatan
RSUD Ulin berdiri sejak tahun 1943, Renovasi rumah sakit ini
pertama kali pada tahun 1985, bangunan kayu kayu Ulin diganti dengan
konstruksi beton. Tahun 1997 dibangun Ruang Paviliun Aster, kemudian
direnovasi lagi dan dibangun bersama Poliklinik Rawat Jalan dan Ruang
Rawat Inap Aster tahun 2002. Sejak itu RSUD Ulin terus mengalami
berbagai kemajuan fisik secara bertahap sampai pada kondisi seperti
sekarang.
2. Sejarah Perkembangan RSUD Ulin
Pada tahun 1995 sampai tahun 2002 berdasarkan Perda 06 Th
1995, status RSUD Ulin sebagai Unit Swadana. Untuk meningkatkan
kemampuan jangkauan dan mutu pelayanan maka berdasarkan SK Menkes
No. 004/Menkes/SK/I/2013 tanggal 7 Januari 2013 tentang Peningkatan
Kelas RSUD Ulin Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan menjadi
Rumah Sakit Umum dengan klasifikasi Kelas A, serta Kepmendagri No.
445.420-1279 tahun 1999 tentang penetapan RSUD Ulin Banjarmasin
sebagai Rumah Sakit Pendidikan Calon Dokter dan Calon Dokter
Spesialis. Dengan demikian tugas dan fungsi RSUD Ulin selain
mengemban fungsi pelayanan juga melaksanakan fungsi pendidikan dan
penelitian.
Sejalan dengan upaya desentralisasi maka berdasarkan Perda No. 9
tahun 2002 status RSUD Ulin berubah menjadi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD). Saat ini RSUD Ulin Banjarmasin sudah menjalani Survei
Akreditasi RS: Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap 16 Bidang (SK Menkes
2007 YM.01.10/III/1142/07) dan Akreditasi ulang dengan predikat lulus
Penuh 16 Bidang Pelayanan pada tahun 2010.

1
Saat ini sebagai Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan dengan klasifikasi Kelas A telah ditetapkan sebagai PPK Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) bertahap melalui Keputusan Gubernur
Kalimantan Selatan No.188.44/0456/Kum/2007 tanggal 27 Desember
Tahun 2007. PPK-BLUD Penuh melalui Keputusan Gubernur Kalimantan
Selatan No.188.44/0464/Kum/2009. Sebagai RS-BLUD, RSUD Ulin
Banjarmasin mempunyai tugas utama melaksanakan ”Pelayanan Medik,
Pendidikan Kesehatan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat”. Adapun
tujuannya adalah terselenggaranya pelayanan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) secara efektif dan efisien melalui pelayanan kuratif dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu dengan pelayanan preventif
dan promotif serta pelayanan rujukan, pendidikan, pelatihan dan
penelitian-pengembangan.

3. Gambaran Umum
RSUD Ulin Banjarmasin beralamat di Jalan Jenderal A. Yani Km.
1 No. 43 Banjarmasin. RSUD Ulin berdiri di atas lahan seluas 63.920 m2
dan luas bangunan 55.000 m2. dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Veteran dan Pemukiman Penduduk
Batas sebelah timur : jalan simpang ulin (rsgm, duta mall)
Sebelah barat berbatasan dengan Komplek Veteran.
Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Jenderal A. Yani.
RSUD Ulin Banjarmasin adalah Rumah Sakit Umum dengan klasifikasi
Kelas A yang berada di kota Banjarmasin Kalimantan Selatan yang
berfungsi:
- Rumah Sakit yang memberikan pelayanan spesialis dan subspesialis.
- Sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan Provinsi Kalimantan Selatan,
juga banyak menerima rujukan dari Provinsi Kalimantan Tengah.
- RSUD Ulin Banjarmasin merupakan Rumah Sakit pendidikan bagi
tenaga kesehatan dan juga sebagai lahan praktik untuk mahasiswa
khususnya tenaga kesehatan.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Laboratorium Patologi Anatomi?
2. Bagaimana prosedur pendaftaran administrasi pasien?
3. Bagaimana pelayanan yang di berikan pada Laboratorium Patologi
Anatomi?
4. Apa saja dan bagaimana pemeriksaan di Laboratorium Patologi
Anantomi?

C. Tujuan dan Sasaran


Secara umum pembangunan kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan
bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat di dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Secara Khusus Rumah Sakit
Umum Daerah Ulin bertujuan Untuk:
- Meningkatkan kualitas Upaya Kesehatan Perorangan di RSUD Ulin
- Meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan medik yang bisa
terjangkau oleh masyarakat di RSUD Ulin
- Memberikan pelayanan medik yang profesional memperhatikan mutu
serta keamanan bagi pasien dan petugas medik yang melayani di
RSUD Ulin
- Membudayakan perilaku melayani kepada semua pasien yang datang
di RSUD Ulin
- Meningkatkan sarana dan prasarana di RSUD Ulin dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan medik
- Mengembangkan produk layanan unggulan di RSUD Ulin
- Meningkatkan sarana dan prasarana untuk penelitian dan pendidikan
kesehatan di RSUD Ulin
Sedangkan Sasaran dari Rumah Sakit ini yaitu sebagai berikut:
- Meningkatnya mutu layanan semua unit pelayanan
- Meningkatnya kinerja keuangan
- Meningkatnya kepuasan pelanggan

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Patologi Anatomi
Patologi Anatomi berasal dari kata “ Pato “ yang artinya kelainan,
“Logi” artinya ilmu dan “Anatomi” artinya susunan atau bagian dari
organ- organ tubuh. Sehingga Patologi Anatomi dapat di artikan ilmu yang
mempelajari tentang kelainan pada susunan atau bagian organ-organ
tubuh.
Patologi Anatomi ialah spesialis medis yang berurusan dengan
diagnosispenyakit berdasarkan pada pemeriksaan makroskopik,
mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di berbagai
negeri, dokter yang berpraktik patologi dilatih dalam patologi anatomi dan
patologi klinik, diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada
cairan tubuh.
Patologi Anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh
informasi yang berguna secara klinis melalui pemeriksaan makroskopis
dan mikroskopis pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan
Imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein
khusus dan zat lain pada sekeliling sel. Kini, Patologi Anatomi mulai
menggunakan biologi molekuler untuk memperoleh informasi klinis
tambahan dari spesimen yang sama.
Secara garis besar ada 2 macam pemeriksaan dasar yang dilakukan
yaitu pemeriksaan Histopatologi dan Sitopatologi. Pemeriksaan
Histopatologi adalah pemeriksaan dari jaringan tubuh manusia, dimana
jaringan dilakukan pemeriksaan dan pemotongan makroskopis, diproses
sampai siap menjadi slide atau preparat yang kemudian dilakukan
pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis. Pemeriksaan
Sitopatologi adalah pemeriksaan cairan tubuh manusia yang kemudian
diproses, yaitu dilakukan fiksasi dan pemberian pigmen kemudian
dilakukan pembacaan dengan mikroskop. Perbedaan utama antara
pemeriksaan Histopatologi dan Sitopatologi adalah dimana pemeriksaan

4
Histopatologi akan tampak struktur jaringan, sedangkan pada pemeriksaan
Sitopatologi hanya tampak gambaran sel-selnya tanpa terlihat struktur
jaringannya.

B. Prosedur Pendaftaran Administrasi Pasien


a. Alur Pelayanan RSUD ULIN

5
Laboratorium Patologi Anatomi
Patologi anatomi ialah spesialisasi medis yang berurusan dengan
diagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik,
dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Laboratorium Patologi
Anatomi adalah laboratorium yang menangani pemeriksaan yang
berkaitan dengan sel dan jaringan. Pelayanan Patologi Anatomi
merupakan pelayanan diagnostik dan laboratorium terhadap jaringan
dan/atau cairan tubuh. Pelayanan ini berperan sebagai baku emas dalam

6
penegakkan diagnosis yang berbasis perubahan morfologi sel dan
jaringan sampai pemeriksaan imunologik dan molekuler.
Patologi anatomi berperan dalam mendeteksi kelainan jaringan
tubuh dan melakukan penapisan suatu penyakit. Peran Patologi Anatomi
semakin meluas mencakup penentuan pilihan terapi dan prediksi
prognosis sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Tenaga medis yang menangani pemeriksaan Patologi Anatomi di
RSUD ULIN Banjarmasin yaitu :
Dr. dr. Hj. Nia Kania,Sp.PA (K)
dr. Suka Dwi Rahardja, Sp. PA
Dr. dr. Ika K. Oktaviyanti, M.Kes, Sp. PA
Tujuan laboratorium Patologi Anatomi secara umum yaitu :
Tersedia akses pelayanan Patologi Anatomi yang bermutu. Sedangkan
secara khusus yaitu : tersedia pedoman atau acuan untuk pengadaan
sarana, prasarana, peralatan, sumber daya manusia, baik teknisi maupun
spesialis patologi anatomik yang kompeten, guna mempersiapkan
pelayanan Patologi Anatomik yang berkualitas untuk mendukung upaya
preventif, diagnosis, prognosis, dan kuratif. Mendapat pemahaman tujuan
dan manfaat serta upaya pengelolaan pelayanan Patologi Anatomi.
Memperluas jangkauan layanan Patologi Anatomi hingga daerah-daerah
terpencil.
Manfaat laboratorium Patologi Anatomi yaitu : Menjamin hak
kesehatan masyarakat untuk mendapatkan diagnosis yang benar dan
akuratMenjamin hak kesehatan masyarakat untuk mendapatkan terapi
yang sesuai dengan penyakit yang diderita. Serta memperkuat upaya
promotif dan preventif yang valid dalam layanan penyakit kanker sesuai
dengan kebijakan sistem kesehatan nasional.

7
C. Layanan Laboratorium Patologi Anatomi
Layanan laboratorium Patologi anatomi menyelenggarakan pelayanan
pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa yang didukung oleh dokter spesialis
dan tenaga laboratorium meliputi :
1. Histopatologi: Merupakan cabang ilmu Patologi Anatomik yang
melihat perubahan jaringan secara lengkap dan berperan dalam
menentukan diagnosis melalui gambaran makroskopik dan
mikroskopik dari spesimen yang berasal dari tubuh manusia.
Pulasan dalam histopatologi adalah hematoksilin-eosin.
2. Sitopatologi: Merupakan cabang dari ilmu Patologi Anatomik yang
berperan dalam skrining dan penegakkan diagnosis di tingkatan sel,
dengan spesimen yang berasal dari eksfoliasi sel (pap smear, bilasan
dan sikatan), hasil aspirasi dan cairan yang diapuskan pada kaca
benda dan dipulas dengan pulasan Papanicolaou dan/atau giemsa
atau pulasan khusus lainnya.
3. Histokimia: Merupakan salah satu pemrosesan laboratorium pada
layanan Patologi Anatomik yang memiliki peran membantu
penegakkan diagnosis suatu penyakit dengan cara berbagai pulasan
yang berbasis reaksi kimia dalam jaringan untuk menentukan
kandungan jenis senyawa kimia dalam sel dan jaringan. Contoh:
pewarnaan Periodic Acid Schiff untuk menilai kandungan
karbohidrat dalam sel.
4. Imunohistokimia: Merupakan cabang ilmu Patologi Anatomik
dalam menegakkan diagnosis suatu penyakit dengan menggunakan
metode deteksi protein dari sel/jaringan, melalui teknik
imunofluoresensi, imunohistokimia, dan imunositokimia. Contoh:
deteksi ER, PR, dan HER2 pada karsinoma payudara.
5. Biopsi jarum halus atau Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB):
Melakukan tindakan skrining dan diagnostik dengan cara melakukan
aspirasi menggunakan jarum halus untuk organ permukaan.
Tindakan biopsi jarum halus untuk lesi di organ dalam atau lesi yang

8
tidak teraba dilakukan dengan bantuan pencitraan (Contoh: USG-
guided FNAB, CT Scan-guided FNAB).
6. Potong beku: Merupakan metode pemeriksaan histopatologi untuk
menegakkan diagnosis cepat ataupun arahan pemeriksaan sediaan
jaringan, organ atau bagian tubuh manusia yang dilakukan secara
cepat melalui proses potong beku, dalam kondisi pasien masih di
meja operasi. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memberikan
arahan bagi klinisi dalam manajemen pasien selama proses operasi
berlangsung. Contoh: pemeriksaan jaringan tumor payudara,
pemeriksaan batas sayatan tumor kulit.

Alur pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi

9
Laporan Laboratorium Patologi Anatomi
1. Administrasi
Sampel diterima dari pasien berupa jaringan dan cairan tubuh.
Dilakukan pencocokan blanko dengan sample. Lalu, pengisian formulir
berupa data-data pasien dan nomor sampel. Dituliskan tarif biaya pada
pemeriksaan yang akan dilakukan setelah itu diberikan label pada sampel
yang berisi (kode lab yang ditujukan, tahun, bulan, tanggal dan nomor
urutan sampel yang diterima), diberikan bukti pengambilan hasil kepada
pasien. Kemudian sampel diserahkan kepada lab yang bersangkutan.
2. Ruang Tindakan
Ruang tindakan adalah ruangan yang digunakan untuk tindakan
operasi kecil pengambilan jaringan atau cairan tubuh. Dokter PA
berkerjasama dengan dokter USG dan dokter CT-Scan untuk mengetahui
posisi kanker agar tidak mengenai daerah vital pasien.
Pasien diposisikan berdasarkan jaringan atau cairan tubuh yang akan
diambil (berbaring atau duduk) sesuai lokasi benjolan berada.
Alat yang terdapat dalam ruang tindakan yaitu, jarum halus FNAB,
pisau bedah, anastesi (sesuai lokasi keberadaan tumor), spuit 5cc
digunakan untuk mengambil cairan tubuh, needle (23, 25, dan 27),
3. Ruang pemotongan

10
Sampel yang diterima dan sudah di fiksasi selama 24 jam dengan
buffer formalin 10% dicocokan antara blanko dan sampel. Kemudian
sampel dilihat secara makroskopis dan dideskripsikan dibagian belakang
blanko pasien. Sebelum dilakukan pemotongan disiapkan kaset sesuai
dengan pemeriksaan dan ditulis kode pemeriksaannya. Dilakukan
pemotongan jaringan berdasarkan daerah jaringan yang dicurigai.
Kemudian dilakukan prosessing pada jaringan.
4. Ruang Histopatologi
Kaset yang telah selesai prosessing dilakukan parafinisasi,
kemudian dibekukan dan dilakukan pemotongan menggunakan mikrotom
dengan ukuran 2-5 mikron tergantung dari jaringan pemeriksaan. Setelah
itu dipotong, lembaran yang terbentuk dimasukkan ke dalam
waterbath,agar jaringan yang menempel pada kaca preparat tidak
mengkerut. Kemudian dipilih jaringan yang mana yang baik yang akan
diperiksa dengan mencelupkan kaca preparat ke waterbath sehingga
posisi preparat tepat dibagian bawah jaringan yang akan diambil.
Dilelehkan di atas Hot Plate dengan suhu 65-70oC sampai jaringan
melekat pada slide.Slide kemudian diwarnai dengan Hematoksilin dan
Eosin. Preparat yang sudah diwarnai dikeringkan dan di oleskan
dipermukaan slide dengan larutan EZ mount dan ditutup dengan cover
glass. Preparat yang sudah jadi diserahkan kepada dokter Patologi
Anatomi yang bersangkutan untuk diperiksa dan hasil pemeriksaan
diserahkan kepada petugas administrasi untuk diserahkan kepada pasien.
5. Ruang Immunohistokimia
Pada ruangan ini dilakukan pemeriksaan berupa sampel DNA
dengan alat QIAsymphony. Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang
menderita tumor atau kanker yang sudah kronis agar mengetahui mutasi
pada DNA dan menentukan pengobatan yang tepat.

11
D. Pemeriksaan Patologi Anatomi dan Prosedur Pelaksanaannya
1. Sitologi Patologi Anatomi
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari morfologi sel-sel cairan
tubuh. Cairan itu bisa kita dapat dengan dua cara tergantung pada tujuan
pemeriksaan:
a. Cairan-cairan yang sudah keluar lepas dari organ tubuh dan
sewaktu-waktu bisa kita siapkan dengan mudah. Contoh : Urine,
Sputum.
b. Cairan-cairan yang didapat secara aspirasi pada organ tubuh yang
dicurigai.
Pemeriksaan sitologi merupakan cara yang mudah, murah,
sederhana dan hasilnya cukup akurat.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan
pemeriksaan sitologi
1. Ketepatan pengambilan
2. Metode fiksasi yang benar
3. Cara pengepakan dan pengiriman sampel
4. Prosesing sitologi terutama pewarnaan sel.
# No. 1. dilaksanakan oleh dokter.
# No. 2-4 dilaksanakan oleh teknisi laboratorium.
A. FNAB ( Fine Needle Aspiration Biopsy )
Pemeriksaan FNAB dapat dilakukan di unit rawat jalan setiap
rumah sakit maupun praktek. Walaupun akurasi hasil pemeriksaan
FNAB masih di bawah pemeriksaan histopatologi dari biopsi terbuka,
tetapi dengan panduan data dari pemeriksaan klinis, radiologi dan
laboratorium diharapkan hasil pemeriksaan yang cukup baik dengan
biaya yang relatif lebih murah
Prosedur kerja untuk pemeriksaan FNAB yaitu :
1) Administrasi Penerimaan
a. Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter
pengirim beserta sampel ke bagian administrasi

12
b. Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
c. Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Persiapan Pasien
a. Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan
dilakukan FNA-B
b. Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
c. Pasien siap untuk dilakukakan FNA-B
3) Pelaksanaan FNA-B
a. Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptik.
b. Dilakukan pembiusan lokal jika diperlukan.
c. Dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan spuitoleh
dokter PA.
d. Dilakukan penutupan bekas FNA-B
e. Diproses sampel hasil FNA-B
4) Pengolahan Sediaan
a. Dibuat hapusan dari cairan sampel tersebut dan dikeringkan
b. Diwarnai hapusan dengan pewarnaan diffquick atau
papaniculou
5) Prosedur pewarnaan diffquick:
a. Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan
hairdryer.
b. Dicelupkan dalam pewarna :
(4) Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(5) Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(6) Methylene Blue ( 5 celup ), kemudian dicuci dengan air
sampai bersih lalu keringkan dengan hairdryer.
c. Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
d. Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi
label.
e. Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.

13
6) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses pewarnaan
dengan teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
a. Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan alkohol
95%
b. Bilas dengan air
c. Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin selama
5 menit
d. Bilas dengan air
e. Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%,
96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan air mengalir.
f. Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin selama
3-5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai bersih.
g. Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup, dibilas
dengan air mengalir.
h. Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1% sebanyak 2
celup, dibilas dengan air mengalir.
i. Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%,
96%) masing-masing 10-20 celup.
j. Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5 menit.
k. Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%,
96%) masing-masing 10-20 celup.
l. Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
m. Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%,
96%) masing-masing 10-20 celup.
n. Dimasukkan kedalam alkohol absolut.
o. Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan diberi
label.
p. Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
q. Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.

14
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses
pewarnaan teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
a. Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan alkohol
95% , bilas dengan air.
b. Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin selama
5 menit, dibilas dengan air.
c. Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%,
96%) masing-masing 3-5 celup.
d. Dimasukkan kedalam larutan Orange-G selama 2 menit.
e. Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%,
96%) masing-masing 3-5 celup.
f. Dimasukkan kedalam larutan Eosin Alkohol selama 2
menit.
g. Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%,
96%) masing-masing 3-5 celup, kemudian dikeringkan
dengan hairdryer.
h. Sediaan diberi lem entelan dan ditutup dengan cover glass.
i. Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
j. Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai
dengan teori yaitu :
 Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada slide
akan terlihat lebih bagus pewarnaannya.
 Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan xylol
karena dapat menghilangkan sediaan pada slide

7) Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan
kembali ke bagian administrasi untuk diketik hasilnya dan
ditandatangani oleh dokter PA kemudian diarsipkan. Bagian
administrasi menghubungi kontak pasien untuk mengambil hasil

15
dengan membawa blanko pengambilan hasil. Sebelum hasil
diserahkan, petugas terlebih dahulu mencocokkan blanko hasil
dengan blanko pengambilan hasil.

B. EGFR ( Epidermal Growth Factor Receptor )


Prosedur Kerja untuk pemeriksaan EGFR :
1. Add xylene 1 mL dalam tabung 1,5 mL, dikeruk sampel dengan
scalpel ( streilkan scalpel dengan ethanol 70%, celupkan xylene)
2. Vortex, kemudian diamkan, spindown
3. Buang supernatan xylene kemudian tambahkan ethanol absolut 1
mL, kemudian di vortex dan inkubasi 5 menit, spindown kemudian
buang supernatant ethanol
4. Masukkan ethanol absolut (kedua) 1 mL, kemudian vortex,
spindown dan buang supernatant ethanol
5. Masukkan ethanol absolut (ketiga) 1 mL, kemudian vortex,
spindown dan buang supernatant ethanol
6. Biarkan tutup sampel terbuka selama 10 menit atau sampai sisa
ethanol habis
7. Tambahkan buffer ATL 220 uL dan proteinase K 20 uL kemudian
di vortex
8. Inkubasi tabung dengan 56oC, selama 1 jam ( boleh sampai 1
malam sampai sampel lisis sempurna)
9. Sentrifuge kemudian pindahkan semua cairan ke dalam tabung
sampel ( tabung sudah terpasang di rak QIA Symphony SP).
Kemudian lanjut ke prosedur QIA Symphony pemeriksaan EGFR.
C. Sampel FFPE
1. Add xylene 1 mL dalam tabung 1,5 mL, dikeruk sampel dengan
scalpel ( streilkan scalpel dengan ethanol 70%, celupkan xylene)
2. Vortex, kemudian diamkan, spindown

16
3. Buang supernatan xylene kemudian tambahkan ethanol absolut 1
mL, kemudian di vortex dan inkubasi 5 menit, spindown kemudian
buang supernatant ethanol
4. Biarkan tutup sampel terbuka selama 10 menit, sampai sisa ethanol
habis.
5. Tambahkan buffer ATL, 220 ul dan proteinase k 20 ul lalu divortex
6. Inkubasi pada suhu 560C overnight hingga sampel lisis sempurna
7. Inkubasi pada suhu 900C selama 1 jam ( tidak boleh lebih dari 1
jam) selama menaikkan suhu waterbath dari 560C ke 900C, tabung
boleh dikeluarkan terlebih dahulu dan diletakkan di atas rak tabung
ketika waterbath sudah mencapai suhu 900C,letakkan tabung
kembali ke waterbath untuk memulai inkubasi
8. Sentrifus – pindahkan cairan di lapisan bawah ke tabung sampel
Qiasympheny jangan sampai lapisan putih di atas ( paraffin ) ikut
terbawa tabung sampel baru. Pindahkan sebanyak 220 ul. Jika
tidak mencukupi, top up cairan sampel dengan buffer ATL hingga
mencapai 220 ul

2. Histologi Patologi Anatomi


A. Administrasi
Sampel diterima dari pasien berupa jaringan atau cairan tubuh.
Dilakukan pencocokan blanko dengan sampel. Lalu, pengisian
formulir berupa data – data pasien dan nomor sampel. Dituliskan tarif
biaya pada pemeriksaan yang akan dilakukan, setelah itu diberikan
label pada sampel yang berisi kode laboratorium yang dituju, tahun,
bulan, tanggal dan nomor urutan sampel yang diterima dan diberikan
bukti pengambilan hasil kepada pasien. Kemudian sampel diserahkan
kepada laboratorium yang bersangkutan.
B. Pemotongan Jaringan
Sampel yang diterima dan sudah di fiksasi selama 24 jam dengan
buffer formalin 10% dicocokan antara blanko dan sampel. Kemudian

17
sampel dilihat secara makroskopis dan dideskripsikan dibagian
belakang blanko pasien. Sebelum dilakukan pemotongan disiapkan
kaset sesuai dengan pemeriksaan dan ditulis kode pemeriksaannya.
Dilakukan pemotongan jaringan berdasarkan daerah jaringan yang
dicurigai. Kemudian dilakukan prosessing pada jaringan.

C. Prosessing
Sampel yang siap diproses dimasukkan kedalam mesin
autoprocessing. Mesin akan bekerja sendiri selama 24 jam
- Sampel akan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Buffer Formalin 10% pH netral (2 jam)
2. Buffer Formalin 10% pH netral (1,5 jam)
3. Alkohol bertingkat 70% (1,5 jam)
4. Alkohol bertingkat 80% (1,5 jam)
5. Alkohol bertingkat 96% (1,5 jam)
6. Alkohol absolute/etanol (1 jam)
7. Alkohol absolute/etanol (1 jam)
8. Alkohol absolute/etanol (1 jam)
9. Xylol (1,5 jam)
10. Xylol (1,5 jam)
11. Paraffin (2 jam)
12. Paraffin (2 jam)
D. Embedding
- Setelah semua selesai kaset yang berisi sampel diangkat dari
mesin autoprocessing lalu dimasukkan kedalam mesin embedding dan
dibuat blokparaffin.
- Keluarkan sampel jaringan dari kaset histo PA, diletakkan di dalam
disk more yang berisi paraffincair
- Tutup dengan kaset yang ada nomerjaringan
- Dinginkan hingga membeku di mesinpendingin
- Setelah membeku sampel di lepas daridisk

18
- Blok siap dilakukan pemotongan.

E. Pembuatan Slide
- Letakkan blok paraffin padamicrotome
- Potong secara perlahan hingga didapatkan ketebalan 2-5 mikron
- Potongan jaringan di apungkan di dalam air hangat di waterbath
(suhu 40-60 derajat celcius)
- Potongan jaringan harus di templekan pada objekglass
- Pada objek glass diberi nomor sampel sesuai pada blok paraffin
dengan pulpen kaca atau pensil2B.
- Ditiriskan sebentar lalu letakkan pada lempeng pemanas

F. Pewarnaan
Pada tahap ini menggunakan 2 macam pewarna yaitu : Metylen
blue dan carbol fuchsin
Cara kerjanya yaitu :
1. Slide dicelupkan pada methanol sebanyak 20 kali dengan cara
dicelup-celup, lalu dikeringkan dengan hair dryer.
2. Lalu slide dicelupkan kembali pada metylen blue sebanyak 20 kali
dengan cara dicelup-celupkan, lalu dikeringkan dengan hair dryer.
3. Lalu dicelupkan pada carbol fuchsin (untuk sampel dalam bentuk
cairan dicelupkan sebanyak 5 kali, dan untuk sampel dalam bentuk
jaringan dicelupkan sebanyak 20 kali), lalu keringkan dengan hair
dryer.
4. Dicuci dengan air, lalu keringkan.

G. Finishing
- Sediaan dikeringkan dan dibersihkan
- Tetesi dengan entelan
- Ditutupi dengan coverglass
- Diberilabel

19
- Diserahkan kedokter PA untuk diperiksa

H. Administrasi
Hasil yang telah di diagnose oleh dokter PA diserahkan kembali
kebagian administrasi untuk diketik hasilnya dan ditanda tangani oleh
dokter PA kemudian di arsipkan. Bagian administrasi menghubungi
keluarga pasien untuk mengambil hasil dengan membawa blanko
pengambilan hasil. Sebelum hasil diserahkan kepada keluarga pasien,
petugas mencocokkan blanko pengambilan hasil dengan blanko hasil
pemeriksaan dan diserahkan ke pada pasien.

20
E. Lampiran Gambar

(1) Pemotongan menggunakan mikrotom (2) Hasil pewarnaan Papaniculou

(3) Hasil pewarnaan Diff quick (4) Pengeringan sediaan

(5) Proses pewarnaan (6) Jaringan kanker pada mammae

21
(7) Mesin parafinisasi (8) Reagent pewarnaan diff quick

(10) Apusan cairan tubuh (11) Jaringan yang telah dipotong dalam kaset

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Patologi Anatomi (PA) berasal dari kata “Pato” yang artinya kelainan, “logi”
artinya ilmu, dan Anatomi artinya susunan organ tubuh. Sehingga patologi
anatomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kelainan pada
susunan atau bagian dari organ-organ tubuh.
Ada 3 pemeriksaan patologi anatomi, yaitu :
1. Sitopatologi : Pap Smear, FNA-B, Core Biopsi
2. Histopatologi :Jaringan dengan pengawet dan jaringan dengan
tanpapengawet atau segar (PC)
3. Imunohistokimia
B. Saran
Disarankan untuk lebih menyempurnakan makalah ini agar kedepannnya
memiliki manfaat yang besar untuk akademik mahasiswa dannmasyarakat yang
membacanya.

23

Anda mungkin juga menyukai