DISUSUN OLEH :
NIM : PO713203181014
Struktur Warna
Eritrosit Pink/yellowish red
Trombosit Violet/purple granules
Neutrofil Blue nucleus, pink cytoplasm, violet
granules
Eosinofil Blue nucleus, blue cytoplasm, red
granules
Basofil Purple/dark blue nucleus, violet granules
Monosit Violet nucleus, light blue cytoplasm
Bakteri Blue
Spermatozoa Pale blue in the acrosomal region and dark
blue in the post-acrosomal region
2. Papanicolaou
Pencelupan Papanicoloau (PAP) ditemukan oleh seorang saintis bernama
Dr. George papanicoloau (1832-1962). Dilahirkan di Greece, beliau menerima
ijazah dari Universiti Athens pada 1904 dan PhD dalam bidang zoology dari
Universiti Munich pada 1910. Dr. George Papanicoloau mula memerikasa
perubahan apusan vagina wanita pada 1923. Beliau menjumpai sel yang
abnormal, besar, nucleus berubah bentuk dan hiperkromatik pada wanita yang
menghidap kanser uterin. Penemuan ini dianggap sebagai satu titik permulaan
untuk perkembangan bidang sitologi.Pewarnaan sediaan dikerjakan di
laboratorium sitologi. Pewarnaan sediaan sitologi yang dipakai adalah
pewarnaan Papanicolaou. Pewarnaan papanicolaou digunakan untuk
pemeriksaan sel dalam sekret, eksdudat, transudat atau biopsi berbagai jenis
organ dalam dan jaringan. Prosedur pertama yaitu pewarnaan inti dengan
Hema-toxylin dan orange G serta EA sebagai cat lawan yang mewarnai
sitoplasma.
Prinsip pewarnaan Papanicolaou adalah melakukan pewarnaan, hidrasi dan
dehidrasi sel. Pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan
yang baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah
yang harus ditempuh dalam menegakkan diagnosis.
Papanicolaou stain (juga Papanicolaou's stain dan Pap stain) adalah teknik
sitologi pewarnaan multikromatik yang dikembangkan oleh George
Papanikolaou, bapak cytopathology.
Pap pewarnaan digunakan untuk membedakan sel dalam preparat apusan
berbagai sekresi tubuh; spesimen dapat berupa apusan ginekologi (Pap smear),
sputum, sikat, pencucian, urin, cairan serebrospinal, cairan perut, cairan
pleura, cairan sinovial, cairan mani, bahan aspirasi jarum halus, sampel
sentuhan tumor, atau bahan lain yang mengandung sel.
Pap pewarnaan adalah teknik yang sangat andal. Dengan demikian,
digunakan untuk skrining kanker serviks di ginekologi. Seluruh prosedur
dikenal sebagai Pap smear.
Bentuk klasik pewarna Pap melibatkan lima pewarna dalam tiga solusi:
Hematoksilin, digunakan untuk men-cat inti sel. Haematein yang tidak sesuai
mungkin bertanggung jawab untuk warna kuning yang diberikan ke glikogen.
Pertama OG-6 counterstain (-6 menandakan konsentrasi yang digunakan dari
asam phosphotungstic; varian lainnya adalah OG-5 dan OG-8). Oranye G
digunakan. Ini men-cat keratin. Peran aslinya adalah untuk mewarnai sel-sel
kecil dari karsinoma sel skuamosa keratinisasi yang ada di dahak.
EA (Eosin Azure) kedua counterstain, terdiri dari tiga pewarna; angka
menunjukkan proporsi pewarna, mis. EA-36, EA-50, EA-65.
Eosin Y mewarnai sel-sel skuamosa epitelial superfisial, nukleolus, silia, dan
sel darah merah.
Cahaya Hijau SF berwarna kekuningan menandai sitoplasma sel lain,
termasuk sel skuamosa non-keratinisasi. Pewarna ini sekarang cukup mahal
dan sulit diperoleh, oleh karena itu beberapa pabrikan beralih ke FCF Cepat
Hijau; Namun, ini menghasilkan hasil yang berbeda secara visual dan tidak
dianggap memuaskan oleh beberapa orang.
Bismarck coklat Y tidak ada noda dan dalam formulasi kontemporer sering
diabaikan.
Ketika dilakukan dengan benar, spesimen harus menampilkan warna dari
seluruh spektrum: merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Pola kromatin
terlihat jelas, sel-sel dari lesi batas lebih mudah ditafsirkan dan
fotomikrografnya lebih baik. Hasil pewarnaan pada sel yang sangat
transparan, sehingga spesimen yang lebih tebal dengan sel yang tumpang
tindih dapat diinterpretasikan.
Pada spesimen yang disiapkan dengan baik, inti sel berwarna biru pekat
sampai hitam. Sel dengan kandungan keratin yang tinggi berwarna kuning,
glikogen juga berwarna kuning. Sel-sel superfisial berwarna oranye sampai
merah muda, dan sel-sel menengah dan parabasal berwarna hijau pirus ke biru.
Sel metaplastik sering menodai hijau dan merah jambu sekaligus.
Cat EA mengandung dua bahan kimia yang saling tidak kompatibel,
Bismarck brown dan asam fosfotungstat, yang saling mencetuskan, merusak
masa manfaat campuran dan mengorbankan pewarnaan diferensial eosin dan
hijau muda. Deskripsi komposisi larutan pewarna bervariasi berdasarkan
sumber dan berbeda bahkan dalam publikasi Papanicolaou sendiri. Campuran
dari nama yang sama dari vendor yang berbeda dapat berbeda dalam
komposisi, kadang-kadang menghasilkan hasil yang berbeda atau buruk.
Papanicolaou stain adalah alternatif untuk sampel aspirasi jarum halus,
dikembangkan untuk mencapai kejelasan visual yang sebanding dalam waktu
yang jauh lebih singkat. Proses ini berbeda dalam rehidrasi smear kering
dengan saline, menggunakan 4% formaldehida di fiksatif etanol 65%, dan
penggunaan Richard-Allan Hematoxylin-2 dan Cyto-Stain, menghasilkan
proses 90 detik menghasilkan cat polikromatik transparan.
C. Pengecatan/pewarnaan Sitohistologi
1. Pengumpulan spesimen dan fiksasi
Dalam pengumpulan dan persiapan untuk pemeriksaan sitologi yang utama
adalah :
Jumlah Spesimen mewakili sel-sel dari daerah yang bersangkutan
Apusan harus berisi sel yang merata sehingga masing-masing dapat
diamati
Prosedur pewarnaan dapat menghasilkan pulasan yang dapat menjelaskan
keadaan sel.
Spesimen untuk pemeriksaan sitologi didapatkan dari apusan
vagina, rahim, mulut dan leher rahim serta ulserasi atau sedimen yang
diperoleh lewat proses sentrifugasi atau filtrasi. Apusan ini segera difiksasi
menggunakan larutan fiksasi semprot atau dicelupkan dalam eter alkohol.
Setelah proses fiksasi tidak ada persyaratan penanganan khusus untuk
preparat. Fiksasi secepatnya penting karena dapat terjadi artefak akibat
pengeringan udara. Fiksasi bertujuan agar sel-sel tidak mengalami
kerusakan.
Kesalahan yang sering terjadi:
Sediaan apus telah kering sebelum difiksasi (terlalu lama di luar, tidak
segera direndam didalam cairan fiksatif)
Cara fiksatif tidak mempergunakan alkohol 96%
Penggunaan hairspray yang disemprotkan pada jarak terlalu dekat
sehingga sebagian sel-sel akan tersapu dan sel tidak terfiksasi dengan baik.
2. Prosedur pewarnaan
Kesalahan di laboratorium seperti kesalahan dalam pewarnaan sediaan dan
kesalahan skrining serta kesalahan inter-pretasi juga dapat mengakibatkan
hasil positif palsu yang tinggi.
Suatu laboratorium sitologi yang baik tidak akan memberikan hasil negatif
palsu lebih dari 10%, maka dari itu sebaiknya selalu memperhatikan
pengawasan kualitas antara lain dengan:
Pendidikan untuk meningkatkan kualitas.
Pemeriksaan sitologi sekaligus dengan pemeriksaan kolposkopi juga
merupakan suatu pengawasan kualitas.
Kesalahan lain yang juga dapat terjadi adalah karena kesalahan pasien
yang sebelum pemeriksaan sudah mencuci vagina, mengalami keputihan
yang hebat
Sedang mengalami perdarahan/haid atau menggunakan preparat vagina.
2. pewarnaan papanicoulau
Prinsip : Spesimen pada kaca slide
Difiksasi alkohol 96 % (spray/ rendam minimal 30 menit)
Dipulas Haematoxylin (inti), lalu OG-6, dan EA 50 atau 65
Fiksasi sediaan :
Rendam dengan alkohol absolut/ 96 %, segera 10- 15 detik segera
rendam angkat sediaan minimal 30 menit kirim ke lab
Spray dengan alkohol absolut / 96% semprot pada jarak 15-20 cm
Bila sediaan kering :
rehidrasi : rendam aquadest :gliserin (aa) selama 3-5 menit, fiksasi
alkohol 96% 30 menit, lalu pulas air mengalir 3-5 menit, fiksasi
alkohol 96% lalu pulas.
Alat dan bahan :
Objek glass
Deck glass
Alkohol 96%,70%,50%
Haris hematoksilin
Eosin alkohol 50%
Orange Green ( OG) 6
Xylol
Entelan
Prosedur pewarnaan:
Rehidrasi sediaan kedalam alkohol 70%, alkohol 50%, aquades
masing-masing 7 celup
Pewarnaan inti dengan haris hematoxylin (untuk histopatologi =
45 menit, untuk sitopatologi = 15 menit.) lalu bilas dengan air
yang mengalir
Dehidrasi dengan air alkohol 50%, alkohol 70%, alkohol 90%
masing-masing 7 celup
Mewarnai sitoplasma dengan OG 6 selama 3 menit
Dehidrasi dengan alkohol 70% dan 96% 7 celup
Mewarnai sitoplasma dengan eosin alkohol selama 3 menit
Dehidrasi dengan alkohol 70% dan 96% 7 celup
Tiriskan dan keringkan lalu jernihkan dengan larutan xylol 1
menit atau lebih, lalu keringkan di udara
Teteskan entelan 1 tetes pada sediaan lalu tutup dengan deck glass
jangan sampai ada gelembung.
Sediaan siap dibaca
Perbedaan pewarnaan/pulasan sitologi :
Papanicolaou Diff quik
eritrosit merah eritrosit biru abu-abu
Hematoxilin dan eosin adalah zat warna yang sering digunakan untuk
mewarnai jaringan agar lebih mudah diamati dengan mikroskop. Jaringan yang
akan diamati dengan mikroskop harus dipotong dengan ukuran yang sangat tipis,
apabila diamati tanpa pewarnaan tidak akan nampak jelas karena transparan.
Untuk mempermudah pengamatan jaringan tersebut, perlu dilakukan pewarnaan
agar lebih mudah terlihat dan teramati. Hematoxilin dan eosin memiliki sifat-sifat
khusus yang akan mewarnai bagian-bagian sel tertentu sehingga mempermudah
pengamatan.
Sel-sel skuamosa yang diwarnai dengan hematoxilin dan eosin.
Hematoxilin adalah zat yang berwarna biru tua atau keunguan, hematin
adalah bentuk oksidasi dari hematoxilin. Hematoxilin akan memberikan warna
ungu kebiruan pada DNA maupun RNA yang ada dalam sel. Hal ini terjadi karena
hematoxilin merupakan zat yang bersifat basa dan bermuatan positif, sehingga
mudah berikatan dengan molekul DNA dan RNA yang bersifat asam dan
bermuatan negatif. Muuatan positif dari DNA dan RNA berasal dari molekul
fosfat yang ada di dalamnya.
Eosin adalah zat yang berwarna kemerahan dan mendekati pink. Eosin
akan memberikan warna pink pada protein-protein yang terdapat pada sel. Hal ini
terjadi karena eosin merupakan zat yang bersifat asam dan bermuatan negatif,
sehingga mudah berikatan dengan molekul protein yang bersifat basa dan
bermuatan positif. Molekul protein di dalam sel kebayakan bersifat basa dan
bermuatan positif karena pengaruh asam amino penyusunnya. Asam amino
arginin, lisin, dan histidin memiliki sifat basa dan bermuatan positif.
Apabila digunakan secara bersamaan, hematoxilin akan memberi warna
nukleus karena berisi DNA dan RNA, selain itu RNA dalam ribosom juga akan
ikut terwarnai. Sedangkan eosin akan memberi warna membran sel, sel-sel otot,
dan serat-serat protein lain. Jadi penggunaan hematoxilin dan eosin secara
bersamaan akan sangat membantu dalam membedakan bagian-bagian sel tersebut.
Dalam penggunaan hematoxilin dan eosin kadang muncul warna selain
ungu dan pink, yaitu kecoklatan atau kekuningan. Warna lain itu muncul karena
pengaruh dari pigmen-pigmen melanin yang terdapat dalam sel-sel tersebut.
Jaringan-jaringan kulit kadang memunculkan warna coklat karena banyaknya
melanin di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://jaringankomputer.org/pengertian-patologi-dan-pembagian-patologi/
2. http://labcito.co.id/patologi-anatomi/
3. http://jasus2b-be-best.blogspot.com/2011/11/pewarnaanpapanicolaou.html
4. http://jasus2b-be-best.blogspot.com/2011/11/pewarnaan-histologi.html
5. https://budisma.net/2015/02/pengertian-sitologi.html
6. http://analiskesehatand3.blogspot.com/2016/11/pewarnaan-jaringan.html
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Histologi