Anda di halaman 1dari 4

PENGAMBILAN SAMPEL UNTUK PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI

Pada Korban Yang masih Hidup

1. Darah :
Darah >> bahan pemeriksaan
Sampel darah yang diambil dibagi dua :
masing-masing sejumlah minimal 15 ml. Bagian (1) >> ditambah serbuk Natrium flourida (NaF)
1%, sebagai bahan pengawet. Bagian (2) >> tidak diberi bahan pengawet
2. Urine : Semua urine harus diambil.
3. Bilasan Lambung : Semua cairan bilasan lambung harus diambil.

Pada Mayat

1. Lambung dengan isinya


Lambung diikat pada 2 tempat:
a. yang berbatasan dengan kerongkongan
b. yang berbatasan dengan usus duabelas jari
- Cara ini dimaksudkan >> menghindari hancurnya butir-butir pil atau tablet yang tertelan korban
>> mempermudah pemeriksaan toksikologik
- Cara yang lain adalah pemeriksaan kelainan pada lambung oleh dokter >> dapat diperkirakan
jenis racun yang ditelan korban.
2. Usus dengan isinya
Pemeriksaan usus dengan isinya sangat berguna >> terutama jika kematian korban terjadi setelah
beberapa jam disaat ia kemasukan racun
Dari hasil pemeriksaan ini >> dapat diperkirakan saat kematian, dan dapat ditemukan tablet yang
tidak dapat dihancurkan lambung (enteric coated tablet). Caranya adalah mengikat usus dengan
jarak 60 cm, yaitu pada perbatasan lambung-usus duabelas jari, usus duabelas jari, usus halus,
usus halus-usus besar, dan usus besar poros usus. Ikatan-iakatan tersebut untuk mencegah
tercampurnya isi usus bagian oral dengan isi usus bagian anal
3. Darah
Darah yang diambil harus dari bagian perifer (V. jugularis, V. arillaris, dan lain-lain).
Pengambilan darah dari V. porta harus dihindarkan >> karena konsentrasi racun disini umumnya
lebih tinggi sehingga dapat menimbulkan penafsiran yang salah. Darah yang diambil dibagi dua
(masing-masing 25 ml) bagian (1) diberi pengawet tertentu bagian (2) tanpa pengawet. Darah
juga dapat diambil dari dalam jantung harus dipisahkan darah yang diambil dari jantung sebelah
kiri dan dari sebelah kanan >> diperoleh kadar racun yang sesungguhnya hal ini dilakukan pada
penetapan alkohol, terutama jika tidak terdapat urine korban.
4. Hati
Setelah disisihkan untuk preparat mikroskopik (analisa patologi. Semua sampel hati harus
diambil, karena:
Dosis toksik dari kebanyakan racun sangat kecil (hanya beberapa mg/kg barat badan) >>>
konsentrasi racun dalam tubuh sangat rendah, sehingga untuk dapat menemukan toksikan >>>
sampel yang diambil harus banyak. Hati >> tempat detoksifikasi tubuh yang penting >>
mengkonsentrasikan racun >> sehingga kadar racun dalam hati lebih tinggi bila dibanding kadar
racun dalam darah.
5. Ginjal
Kedua ginjal harus diambil >>  pemeriksaan toksikologis misalnya pada keracunan logam
Pemeriksaan racun secara umum dan secara histologis ditemukan kalsium oksalat atau
sulfonamida
6. Urine
Urine >> sampel yang penting >> tempat ekskresi dari kebanyakan jenis racun
Tes pendahuluan (spot-test) dari berbagai racun. Urine juga merupakan sampel yang penting
pada pemeriksaan racun golongan narkotik dan stimulan
7. Otak
Jaringan lipoid dalam otak >> kemampuan untuk menahan racun misalnya kloroform dapat
ditemukan walaupun jaringan otak telah membusuk. Otak bagian tengah penting pada kasus
keracunan sianida
Pada pemeriksaan toksikologik >> sianida pada isi lambung atau darah bukan karena proses
pembusukan(ingat sianida dapat terbentuk pada proses pembusukan. Pada keracunan, racun
terutama bekerja pada susunan syaraf pusat tetapi tidak berarti bahwa konsentrasi racun yang
tertinggi terdapat pada otak
8. Empedu
Pada pengambilan cairan empedu sebaiknya >> kandung empedu tidak dibuka (pengambilan
berikut kandung empedu)>> maksudnya agar cairan empedu tidak mengalir kehati, karena jika
hal itu terjadi akan mengacaukan hasil pemeriksaan. Contoh untuk pemeriksaan toksikologik
tersebut (no. 1 sampai 8) pada umumnya telah dapat memberi informasi pada kasus keracunan
secara oral yang akut. Pada beberapa keadaan dapat pula diambil sampel yang lain misalnya
limpa, jantung, cairan cerebrospinalis, jaringan lemak pada keracunan insektisida dan anestesik,
serta jaringan otak
Pada keracunan thalium atau arsen, sampel yang diambil adalah rambut bersama akarnya (jadi
harus dicabut). Alternatif lain untuk mengambil sampel adalah yang mengambil dari tiga tempat
yaitu:
Tempat racun masuk, misalnya : lambung, tempat suntikan
2. Darah, yang mencerminkan bahwa racun telah beredar secara sistemik
3. Tempat keluar, yaitu urine atau empedu. Menurut Curry sampel yang harus diambil secara
rutin pada kasus keracunan >>
- lambung dengan isinya
- darah keseluruhan
- urine
Tempat Yang Harus Disediakan Untuk Sampel
Minimal harus disediakan 9 botol untuk sampel yang akan diambil:
2 buah botol @ 1 botol >> untuk hati dan usus
3 buah botol @ 1 liter >> untuk otak, ginjal dan lambung beserta isinya
4 buah botol @ 25 ml >> untuk darah, urine, empedu

Bahan Pengawet

Yang terbaik adalah sampel tanpa bahan pengawet, disimpan dalam lemari es dan keeokan
harinya segera dilakukan pemeriksaan
Jika hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka sampel haru diberi bahan pengawet agar tidak
membusuk, sehingga tidak menyulitkan pemeriksaan
Bahan pengawet yang dapat dipakai adalah :
1. Alkohol absolute
2. Larutan garm jenuh
3. Natrium flourida 1 %
4. Natrium flourida + Natriun sitrat (Na mg NaF + 50 mg Na sitrat untuk setiap 10 ml sampel)
5. Natrium benzoat dan penil merkuri nitrat (hanya untuk urine)
Hal-hal yang perlu diperhatikan Dalam pemakaian bahan pengawet, adalah :
Alkohol tidak dapat dipakai sebagai bahan pengawet >>
a. kasus penentuan kadar alkohol
b. kasus racun yang diduga terdapat dalam tubuh korban adalah jenis yang mudah menguap
(misal: alkohol)
Bahan pengawet untuk sampel : minimal 2x volume sampel.

Pengiriman ke Laboratorium
Jika fasilitas laboratorium ditempat pemeriksaan mayat/korban tidak ada >> sampel harus
dikirim ke laboratorium yang terdekat segera setelah pengambilan sampel itu selesai dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Tempat sampel (botol) : sebelum dipakai harus dibersihkan dahulu yaitu dicuci dengan asam
chromat yang hangat kemudian dibilas dengan aquades dan setelah kering baru dipakai
Tiap botol harus berisi satu sampel
Contoh bahan pengawet yang dipakai harus disertakan untuk kontrol. Tiap botol yang telah berisi
sampel dan pengawet harus disegel dan diberi identitas secukupnya (tanggal pengambilan bahan,
nama korban, bahan pengawet yang dipakai serta isinya). Hasil pemeriksaan/otopsi secara
singkat >> harus disertakan dan jika ada disertakan pula anamnesa dan gejala-gejala klinik

Surat permintaan pemeriksaan dari fihak pengusut harus disertakan, >> memuat identitas korban
lengkap dan disebutkan pula dugaan racun apa yang menyebabkan keracunan/kematian
misalnya : narkotika, insektisida, hipnotika, dan lain sebagainya. >>> pemeriksan lebih terarah.
Harus disaksikan oleh dokter yang melakukan pemeriksaan, polisi yang melakukan penyegelan
harus membuat berita acara .
- Berita acara penyegelan
- Barang bukti lainnya seperti sisa racun
atau sisa obat/ makanan >> dikirim
ke laboratorium.
Jika mayat korban akan diawetkan >> pengambilan sampel harus dilakukan sebelum pengawetan
mayat dikerjakan. Hal ini disebabkan karena formalin >> akan merusak sebagian besar racun >>
menyulitkan pemeriksaan. Dalam pengambilan sampel pada korban yang masih hidup >>
alkohol tidak boleh dipakai sebagai disinfektan setempat sewaktu kita mengambil darah dari
korban >> penggantinya dapat dipakai sublimat atau mercury clorida 1 : 1000

Pengambilan contoh untuk premeriksaan toksikologi pada mayat


SAMPEL & BANYAKNYA
1. Otak : 500 g atau seluruhnya
2. Hati : 500 g atau seluruhnya
3. Paru-paru : 1 bagian atau seluruhnya
4. Ginjal : Kedua ginjal
5. Lambung : Seluruh lambung + isinya
6. Usus : Seluruh usus dengan isinya
7. Cairan : otak Sebanyak mungkin
8. Darah jantung : 50–100 ml (kiri dan kanan terpisah)
9. Darah tepi : 50 – 100 ml
10. Empedu : Seluruhnya
11. Urine : Seluruhnya
12. Otot : 200 g (dari tempat yang terlindung )
13. Lemak : 200 g (dari dinding perut)
14. Rambut : 10 g (dicabut dg akarnya)
15. Kuku : 10 g
16. Jaringan : sekitar tempat kulit, lemak, dan otot diambil dalam radius suntikan 5-10 cm dari
tempat suntikan

Anda mungkin juga menyukai