Anda di halaman 1dari 4

ACARA IV

1. JUDUL : Analisis Kualitatif Pestisida Organoklorin


2. TUJUAN : Mahasiswa dapat mengidentifikasi residu pestisida golongan
organoklorin secara kualititatif

3. URAIAN MATERI
Penggunaan pestisida menjadi solusi utama yang diaplikasikan dalam setiap
tahapan budidaya hingga distribusi beras. Besarnya angka penggunaan pestisida dalam
usaha pertanian dikarenakan anggapan penggunaan pestisida dapat meningkatkan
efisiensi, menguntungkan produksi, dan meningkatkan kualitas produk beras itu sendiri.
Anggapan tersebut menjadikan konsumsi pestisida dunia mencapai angka 1.500.000
metrik ton/tahun. Di lain sisi, data dari berbagai penelitian mengenai penggunaan
pestisida pada proses produksi hingga distribusi beras justru menimbulkan
permasalahan yang cukup mengkhawatirkan.
Penggunaan pestisida dapat menghasilkan residu pestisida pada beras. Adanya
residu pestisida pada beras dapat menimbulkan bahaya bagi manusia, lingkungan, dan
bahkan produksi beras itu sendiri. Salah satu residu pestisida paling berbahaya dalam
proses produksi hingga distribusi beras adalah residu pestisida golongan organoklorin.
Bahaya residu pestisida organoklorin terjadi berkaitan dengan sifat senyawa
organoklorin yang persisten, stabil, akumulatif, dan bersifat toksik.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan dan akumulasi residu organoklorin
telah mengakibatkan begitu banyak permasalahan kesehatan bagi manusia. Residu
organoklorin dapat mengganggu kerja hormon endokrin, mengganggu sistem
reproduksi, merusak fungsi liver, menimbulkan kerusakan saraf, menimbulkan
hepatitis, penyakit kardiovaskular, merusak respon kekebalan tubuh, menimbulkan
mutasi gen, dan memicu penyakit autoimun. Residu organokloirn juga diketahui telah
memicu dan menimbulkan kanker payudara, kanker pankreas, kanker kolorektal, kanker
kelenjar tiroid.
Salah satu senyawa penyusun golongan organoklorin adalah senyawa klorin yang
bersifat sebagai desinfektan dan pemutih yang penggunaanya dilarang terdapat pada
makanan. Larangan ini dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.772/Menkes/Per/XI/88 dimana klorin tidak tercatat sebagai Bahan
Tambahan Pangan (BTP) dalam kelompok pemutih atau pematang tepung dan menurut
Peraturan Menteri Pertanian No.32/Permentan/OT.110/3/2007, klorin tercatat sebagai
bahan kimia berbahaya pada proses penggilingan padi, huller dan penyosoh beras.
Penggunaan pestisida organoklorin dapat dianalisis dengan menggunakan
metode Argentometri Mohr karena metode ini umum digunakan untuk penetapan kadar
halogenida seperti klorida dan bromida yang membentuk endapan perak nitrat pada
suasana netral.

4. LANGKAH PRAKTIKUM
a) Alat dan Bahan
Neraca analitik
mortar dan pistil
gelas ukur
tabung reaksi
Aneka jenis Beras
AgNO3 0,01 N
K2CrO4 5%
NaCl 0,01N
kertas saring
pH stick
aquadest
b) Cara Kerja
1. Identifikasi klorin dengan cara menimbang seksama 10,0 g beras, kemudian
ditumbuk
2. Tambahkan 50,00 mL air aquadest dan aduk hingga merata.
3. Saring dan ambil filtratnya sebanyak 1 mL masukkan kedalam tabung reaksi.
4. Tambahkan 1,00 mL larutan AgNO3.
5. Bila terjadi endapan putih menggumpal, maka sampel positif mengandung klorin.

5. LEMBAR KERJA
No. Nama Sampel Hasil Interpretasi

6. DAFTAR PUSTAKA
Langer, P., Kocan A., Tajtakova M. Multiple organochlorine pollution and the thyroid.
Endocr. Regul. 2006;40:46-52
Sembel, D.T. 2015. Toksikologi Lingkungan. Manado :Penerbit Andi.
Standar Nasional Indonesia. 2004. Air Bagian 1 : Cara Uji Pestisida Organoklorin Secara
Ekstraksi Menggunakan Pelarut n-Heksan dengan Kromatografi Gas-Spektrofotometer
Massa (KG-MS). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.
Yuantari, C. 2011. Dampak pestisida organoklorin terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan serta penanggunalangannya. Di dalam : Peran Kesehatan Masyarakat dalam
Pencapaian MDG’s of Indonesia Prosiding Seminar Nasional. 187–199 hlm.

Anda mungkin juga menyukai