Anda di halaman 1dari 29

SEKRET URETRA

Sri Hartini Harianja, SST, M. Biomed


Spesimen Urogenital
untuk Diagnosis Gonore
Pra Analitik
Alat
• Mikroskop
• Kaca objek
• Botol100 ml
• Pipet Pasteur
• Kapas

Bahan
• Medium transpor Amies
• Pengambilan dan pengumpulan dilakukan untuk pemeriksaan
mikroskopik, sangat berperan dalam diagnosis gonore pada pria.
Pemeriksaan ini tidak terlalu bermakna untuk diagnosis gonore pada
wanita. Karena itu, perlu dilakukan kultur untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi gonokokus
Analitik
• Pengambilan spesimen dari pasien pria
1. Kalau memungkinkan, ambil spesimen pagi hari sewaktu bangun tidur, sebelum
pasien berkemih.
2. Bersihkan daerah sekeliling meatus uretra dengan larutan saline steril.
3. Lakukan penekanan ringan pada penis hingga tampak setetes pus keluar dari meatus
uretra; kalau tidak tampak pus yang keluar dari meatus, lakukan pengurutan ringan di
sepanjang uretra , mulai dari atas ke bawah.
4. Ambil sampel pus dengan kapas swab steril bertangkai . Masukkan kapas swab ke
dalam botol kecil berisi medium transpor Amies. Potong tangkai kapas swab tersebut
supaya botol dapat ditutup rapat.
5. Gunakan kapas swab yang lain untuk mengambil sampel pus untuk pewarnaan Gram
• Dari pasien wanita
Spesimen harus diambil dari canalis
cervicis uteri oleh dokter atau perawat
terlatih.
Pada kasus gonore kronis, spesimen harus
diambil tepat sebelum atau sesudah
periode menstruasi.
Pengiriman spesimen untuk kultur
Dengan medium transpor Stuart
Pengiriman spesimen dengan medium transpor Stuart yang
dimodifikasi merupakan metode terbaik, seandainya medium ini
dapat diperoleh dari laboratorium spesialistik.
Kemasan medium ini biasanya berupa botol-30 ml beralas
rata, yang berisi 8 ml medium solid (di sepanjang salah satu sisi
botol) serta campuran udara (90%) dan karbon dioksida (10%).
Botol beralas bulat juga dapat dipakai. Botol sebaiknya sesingkat
mungkin dalam kondisi terbuka untuk mencegah keluarnya gas.
•Cara:
1. Letakkan botol berisi medium dalam posisi tegak. Ambil
spesimen dengan swab kapas. Buka botol tersebut.
2. Pegang botol dalam posisi setegak mungkin (untuk
mencegah keluarnya gas), torehkan swab kapas yang
mengandung pus tadi ke seluruh permukaan medium
solid, dari satu sisi botol ke sisi botollainnya mulai dari
bagian alas botol.
3. Tutup kembali botol. Kirimkan segera botol tersebut
(medium dipertahankan pad a suhu ruang normal).
•Lama penyimpanan maksimum: 3 hari, tetapi lebih cepat
lebih baik.
•Medium transpor ini juga dapat dipakai untuk
meningokokus.
Dengan pipet Pasteur
• Cara :
1. Ambil spesimen pus dengan swab kapas
steril
2. Tarik spesimen pus ke dalam pipet Pasteur
yang disumbat dengan kapas.
3. Masukkan pipet tersebut ke dalam tabung-
reaksi steril; alasi dan sumbat pipet dengan
kapas.
• Lama penyimpanan maksimum: 6 jam (pada
suhu kamar).
Pemeriksaan Spesimen
Genital untuk Diagnosis
Sifilis
• Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh Treponema pallidum dan berlangsung dalam tiga
stadium klinis.

Stadium primer
ditandai dengan ulkus genital soliter, tidak nyeri (chancre
sifilis), kadang-kadang disertai limfadenopati di beberapa
bagian tubuh. Chancre ini akan sembuh spontan, bahkan
tanpa pengobatan.
• Pada beberapa pasien, terjadi progresivitas penyakit sampai
stadium kedua.
Stadium kedua ini ditandai dengan: ruam kulit ulkus oral kutil genital limfadenopati generalisata.
Stadium ketiga sangat jarang dijumpai; stadium ini ditandai dengan kelainan susunan saraf pusat dan
jantung.
• Sifilis sekunder atau tersier dapat ditularkan ke fetus in utero (sifilis kongenital).

Patek
Patek (yaws) disebabkan oleh treponema non-venereal (Treponema pertenue) dan ditemukan di daerah
beriklim tropislembab. Penyakit ini ditandai dengan papiloma-papiloma granuler pada kulit.
• T. pallidum dan T. pertenue merupakan spirochaeta halus berbentuk, seperti pilinan padat, berukuran 6-
12 ~m x 0,2 ~m. Kedua spesies treponema ini tidak dapat dibedakan melalui pemeriksaan mikroskopik.
• Pemeriksaan sampel yang diduga terinfeksi spirochaeta dengan mikroskop lapangan gelap diperlukan
karena spirochaeta ini tidak menghasilkan kontras warna yang mudah dilihat dengan mikroskop cahaya
biasa.
Alat dan bahan

• Mikroskop lapangan gelap


• Kaca objek
• Penutup kaca objek
• Sarung tangan
• Kasa
• Lanset steril atau skalpel
• Larutan natrium klorida 0,85%
Metode Pengambilan spesimen
• Hal-hal yang perlu diperhatikan:
• Pakai sarung tangan sewaktu melakukan prosedur ini.
• Segala jenis salep di lokasi chancre dibersihkan dulu
sebelum mengambil spesimen
1. Ambil spesimen chancre dengan kasa yang dibasahi
larutan natrium klorida.
2. Kalau tidak terdapat cairan serosa yang nyata di kasa
tersebut, kerok pinggiran ulkus perlahan-lahan dengan
lanset steril atau sisi-tumpul skalpel. Jangan sampai
bercampur darah.
3. Kompres ulkus perlahan-Iahan dengan kasa.
4. Pakai penutup kaca objek untuk mengambil setetes
eksudat serosa, segera balikkan dan taruh di atas kaca objek.
SEKRET VAGINA

Sri Hartini Harianja, SST, M. Biomed


Pemeriksaan mikroskopi sekret vagina dilakukan
untuk membedakan antara infeksi gonokokus,
Candida albicans, dan Trichomonas vaginalis, yang
berturut-turut menyebabkan vaginosis bakterial,
kandidiasis vulvovaginal, dan trikomoniasis.
Alat dan bahan
•Mikroskop
•Kaca objek
•Penutup kaca objek
•Larutan natrium klorida 0,85% .
• Metode Pengambilan spesimen Pengambilan spesimen sebaiknya
dilakukan oleh seorang dokter atau perawat terlatih.
• Pembuatan preparat :
1. Buat apusan sekret vaginal pada kaca objek dan diamkan hingga
kering. Pulas apusan ini dengan larutan pewarna Gram. Periksa apakah
terdapat Candida albicans pada pulasan ini.
2. Ambil sedikit sampel sekret vaginal dan taruh pada kaca objek yang
lain, tambahkan setetes larutan saline dan tutup dengan penutup kaca
objek. Periksa apakah terdapat gonokokus dan trofozoit Trichomonas
vaginalis pada preparat ini.
SEKRET MATA

Sri Hartini Harianja, SST, M. Biomed


Kuman komensal disini ialah Stafilokokus,
difteroid, Streptokokus viridans, Neisseria
nonpatogen dan lain-lain.
Kuman patogen yang penting adalah Neisseria
gonorrhoeae, Stafilokokus pyogenes,
pneumokokus , H.influenzae, Clamidae,
Adenovirus, dan Virus herpes.
•Sangat dianjurkan untuk membuat
sediaan mikroskopik dan penanaman
pada lempeng agar diklinik dan bangsal.
•Sebagai alternatif, penderita dikirimkan
ke laboratorium.
Buatlah sediaan dan biakan dari bahan yang diambil dari permukaan konjungtiva
menggunakan sengkelit platina steril.

Bahan untuk pemeriksaan bakteriologis dibuat sediaan Gram dan dibiakkan pada
pada agar darah, agar coklat secara aerob dan pada suasana CO2 5% sampai 10%.

Bila terdapat konjungtivitis purulen, ambillah nanah tersebut dengan suatu


pengusap kapas steril dan biakan bahan tersebut pada lempeng agar darah dan
lempeng agar coklat dan eramlah pada 37°C dalam sungkup lilin.

Bahan pemeriksaan dimasukkan juga ke dalam tabung tioglikolat.


Semua perbenihan harus disimpan sekurang- kurangnya untuk waktu 48 jam dan
setiap pertumbuhan harus diperiksa dan diidentifikasikan.
• Pada mata bayi yang baru lahir harus diingat kemungkinan infeksi
gonokokus.
• Bila ada persangkaan infeksi jamur, lakukanlah pembiakan pada agar
dekstrosa Sabouraud dan agar miring darah-otak-jantung (brain-
heart-blood agar slant).
• Kerokan dari konjungtiva untuk mencari eosinofil atau dari ulkus
kornea untuk mencari "inclusion bodies" sebaiknya dilakukan oleh
dokter ahli mata.
• Bahan bahan pemeriksaan ini ditaruh diatas gelas alas, keringkan dan
diwarnai dengan pewarnaan Wright-Giemsa.
• Moraxella laculata (basil Morax-Axenfeld) adalah diplobasil
pendek dan gemuk, bersifat Gram negatif, dan menyebabkan
konjungtivitis kataral yang subakut atau kronis. Kuman ini
tumbuh baik pada perbenihan Loeffler, dengan menyebabkan
proteolisa dan lubang- lubang khas pada perbenihan tersebut.
• H. aegyptius (hasil Koch-Weeks) adalah hasil kecil bersifat Gram
negatif, banyak menyerupai H. injluenzae. Penyebab
konjungtivitis akut, yang biasa dinamakan "pink eye". Kuman ini
tumbuh baik pada agar darah atau agar coklat.
• Corynebacterium diphtheriae dapat menyebabkan konjungtivitis
pseudomembranosa. Kuman ini tumbuh baik pada perbenihan
Loeffler atau Pai fir
SEKRET TELINGA
Bahan pemeriksaan dari telinga

• terutama setelah ada perforasi membrana timpani,


• sebaiknya diambil oleh dokter THT, dengan menggunakan alat-alat steril
dan kapas pengusap.
• Cairan dari telinga pada otitis media kronis biasanya mengandung
Pseudomonas dan Proteus. Pada otitis akut atau subakut biasanya
ditemukan kokus khlorida bensil konium, untuk mencegah pencemaran.
• Biaklah bahan pemeriksaan menurut cara yang sama seperti bahan pada
roam, dengan tambahan satu perbenihan agar feniletanol, khusus untuk
isolasi lain-lain kuman terdapat pula spesies yang Proteus mengganggu
SEKRET HIDUNG
Alat dan Bahan
1. Swab steril
2. Senter
3. BAP
4. BHI
Prosedur
• Siapkan swab steril dan senter, kemudian jelaskan tujuan
pengambilan sampel pada pasien
• Pasien diminta untuk mengangkat sedikit kepalanya sehingga cavum
nasi interna lebih terlihat jelas
• Mintalah pasien untuk menahan nafas sebentar, lalu usapkan swab
steril tersebut di daerah nasofaring
• Usapkan swab tersebut dengan cara digulirkan diatas permukaan BAP
dan isolasi dengan metode “streak” menggunakan ose. Simpan di
inkubator. Swab yang telah dipakai lalu dimasukkan kedalam BHI dan
disimpan di inkubator untuk dibiakan.

Anda mungkin juga menyukai