MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN
MODUL 4.3
MASALAH PADA SISTEM UROGENITAL
NAMA : ......................................
NIM / KELOMPOK : ......................................
ASISTEN : ......................................
DOSEN PEMBIMBING : ......................................
BAGIAN MIKROBIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Untuk keamanan dan kenyamanan peserta didik, laboran, dan instruktur dalam Praktikum
4.3 Masalah pada Sistem Urogenital ini, BACALAH DENGAN TELITI peraturan Praktikum
Mikrobiologi sebagai berikut: (ketidakpatuhan terhadap peraturan praktikum dapat
menyebabkan peserta didik tidak diijinkan mengikuti praktikum)
1. Kartu peserta praktikum wajib ditempeli foto peserta dan wajib dibawa setiap kali
praktikum mikrobiologi.
2. Gunakan alat pengaman diri (APD) sesuai dengan materi yang dipraktikumkan. Bagi
mahasiswi yang berambut panjang, rambut harus dikucir tidak boleh tergerai.
3. Letakkan hanya bahan yang diperlukan untuk praktikum laboratorium di atas meja
praktikum. Dompet, HP, buku tambahan, dll. harus diletakkan di tas atau di meja
laboratorium yang tidak digunakan untuk praktikum (meja tanpa preparat praktikum di
atasnya) untuk mencegah kontaminasi kuman pada barang pribadi. Perhatian: HP tidak
diperkenankan digunakan selama praktikum berlangsung, walaupun untuk memfoto
preparat. Foto akan diambil oleh laboran dan akan dibagikan kemahasiswa.
4. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok, atau aktivitas tangan menyentuh mulut/
mukosa selama kegiatan di laboratorium. Jika anda harus melakukan aktivitas tersebut,
cuci tangan kemudian keluar dari laboratorium.
5. Jika anda memecahkan media/tabung kultur, segera beritahukan orang-orang di sekitar
anda untuk tidak mendekati daerah yang terkontaminasi, cuci tangan dan laporkan ke
laboran/instruktur.
6. Laporkan semua kejadian kecelakaan di laboratorium (terbakar, tidak sengaja kontak
dengan bahan infeksius, tergores, terkena pisau, dll.) kepada instruktur.
Mahasiswa yang melakukan tindakan yang menciptakan kondisi tidak aman bagi orang
lain, melukai orang lain, merusak properti laboratorium, atau bersenda gurau dapat
dikeluarkan dari ruang praktikum dan dapat dilaporkan kepada koordinator modul untuk
tidak diperkenankan mengikuti ujian praktikum.
Mengetahui
Dosen Pembimbing
2. Kateter Urin
Pada kateter menetap (indwelling catheter) sampel diambil dengan
menggunakan jarum dan jarum suntik. Ambil urin melalui port kateter setelah
dibersihkan dengan teknik aseptik. Jangan mengambil urin yang didapat dari
catheter bag.
Kateter sementara digunakan oleh dokter atau petugas kesehatan terlatih untuk
mendapatkan air kencing secara langsung dari kandung kemih.
1) Prosedur ini harus dilakukan dengan teknik aseptik, untuk menghindari risiko
kontaminasi mikroorganisme ke dalam kandung kemih.
2) Buang 15 sampai 30 ml air kencing pertama dan ambil urin setelahnya untuk kultur
3. Aspirasi Suprapubik
Metode ini lebih diutamakan untuk bayi, untuk pasien yang interpretasi hasil
urinnya sulit dilakukan, dan bila bakteri anaerob dicurigai sebagai penyebab infeksi
1. Kandung kemih harus penuh dan teraba sebelum aspirasi.
2. Disinfeksi kulit di atas kandung kemih dengan Povidone iodine 10% kemudian
bersihkan sisa Povidone iodine dengan alcohol 70%.
Identitas Spesimen
1. Beri label atau tandai pada tabung urin steril informasi mengenai pasien dan waktu
pengambilan sampel. Pastikan semua prosedur pengambilan sampel yang dilakukan
sudah sesuai dengan protokol laboratorium.
2. Perhatikan permintaan tes tersebut misal untuk pewarnaan Gram, atau mungkin
meminta uji kepekaan antimikroba (AST).
3. Lakukan sesuai permintaan
Pemeriksaan Gram
Pengecatan Gram digunakan untuk mengklasifikasikan bakteri berdasarkan bentuk,
ukuran, morfologi, dan reaksi Gram. Tes ini pertama kali dikembangkan oleh Christian
Gram pada tahun 1884. Lalu muncul modifikasi yang dikembangkan oleh Hucker pada
tahun 1921 dengan stabilitas dan diferensiasi organisme yang lebih baik. Modifikasi lain
oleh Kopeloff untuk pengecatan anaerob dan organisme Gram negatif (Legionella spp.,
Campylobacter spp., Brucella spp., etc) dengan menggunakan carbol fuchsin atau basic
fuchsin counterstain. Sebagian besar laboratorium menggunakan counterstain untuk
pengecatan langsung materi klinis.
Pengecatan bakteri baik Gram positif maupun Gram negatif perbedaan
dasarnya ada pada komposisi dinding selnya. Bakteri Gram positif memiliki lapisan
peptidoglikan tebal dan asam teichoic yang banyak, yang membuat bakteri ini tidak
larut saat dekolorisasi alkohol dan menunjukkan warna ungu. Bakteri Gram negatif
memiliki lapisan peptidoglikan tunggal yang melekat pada membran terluar lapisan
LPS-phospholipid. Membran luar rusak dengan dekolorisasi alkohol, membiarkan
kompleks kristal violet- yodium larut dan diganti dengan counterstain.
1. Menggenangi objek glass dengan kristal violet dan biarkan selama 20 detik
2. Mengaliri preparat dengan air destilasi
3. Menetesi dengan iodine dan biarkan selama 1 menit
4. Mengaliri preparat yang digenangi iodine dengan ethyl alcohol selama 10 hingga
20 detik. Proses dekolorisasi ini merupakan proses yang penting karena akan
mempengaruhi hasil pembacaan
5. Mengaliri lagi dengan air untuk membersihkan sisa alkohol beberapa detik
6. Menetesi preparat dengan safranin dan biarkan selama 20 detik
7. Mengaliri dengan air, tiriskan untuk mengurangi air tersisa di preparat, dapat
diberikan penekanan ringan/lembut menggunakan tissue kering
8. Mengamati preparat di bawah mikroskop dengan menambahkan minyak immersi
sesuai kebutuhan
2. Pembakar spiritus
Media lainnya
Prosedur
A. Untuk urin pancar tengah dan urin dari kateter menetap, kultur setidaknya 1
ul. Untuk teknik pengambilan lain, kultur setidaknya 10 ul.
B. Lakukan streak untuk hitung kuman pada media BAP. Plate yang lain
lakukan streak metode quadrant untuk isolasi koloni.
ii. Sebagai alternatif, teteskan ke petri dan spread dengan salah satu
metode di atas
c. Untuk kultur bakteriologi, pada masing-masing metode, urin diletakkan di
permukaan agar, dan setelah inkubasi, jumlah koloni dihitung.
Sensitivitasnya bervariasi dan didapatkan tinggi bila hanya didapatkan satu
patogen
d. Ambil urin tambahan dengan osse atau pipet untuk diinokulasikan dan di
streak dengan metode kuadran pada agar selektif untuk isolasi. Inkubasi
16-18 jam pada suhu 350 -37 C0 , untuk kuman anaerob kultur dilakukan
pada kondisi anaerob
D. Pemeriksaan media kultur
a. Periksa kultur setelah inkubasi 18 jam
b. Reinkubasi selama 48 jam jika memenuhi satu dari beberapa hal di bawah ini
i. Spesimen didapatkan melalui teknik invasif seperti aspirasi suprapubik
atau
HASIL
A. Hasil negatif
Jika tidak tumbuh pada semua media, laporkan sebagai “kultur urin negatif” atau
“Tidak ada pertumbuhan uropatogen”
B. Hasil positif
1. Jika hanya didapatkan mikrobiota urogenital atau kulit, laporkan jumlahnya.
Sebagai contoh: “10,000 CFU/ml mikrobiota urogenital normal”
2. Jika didapatkan hasil kultur campuran, laporkan “Terdapat beberapa jenis
kuman; kemungkinan kontaminasi, lakukan pengambilan sampel ulang jika
terdapat indikasi klinis”.
2. Jumlah lebih rendah (<104/ml) dari bakteri yang ditemukan pada kulit dan
genitalia interna dan eksterna menunjukkan kontaminasi, namun pada keadaan
tertentu bila didapatkan 102 CFU/ml atau lebih, termasuk signifikan
3. Hitung jumlah koloni <105 CFU/ml pada spesimen dengan disuria dan gejala
UTI, termasuk signifikan
B. AST tidak dilakukan secara langsung pada spesimen urin, harus diambil dari hasil
kultur.
Referensi
1. Clinical Microbiology Procedures Handbook Third Edition. ASM Press Washington
DC.2007
2. Microbiological Applications. Laboratory Manual in General Microbiology
EighthEdition. Benson. The McGraw-Hill Companies.2000
Jawab:
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................. ................
Jawab :
............................................................................................................................. ................
.............................................................................................................................................
Jawab :
.................................................................................................................... .........................
............................................................................................................................. ................
Jawab :
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................. ................
Jawab :
............................................................................................................................. ................
.............................................................................................................................................
Jawab :
Jawab :
............................................................................................................................. ................
......................................................................................................... ................... .................
Jawab :
............................................................................................................................. ................
..................................................................................................................... .......................
9. Ny. Maria dicurigai menderita ISK, kemudian oleh dr. Fajar dilakukan pemeriksaan kultur
di media Blood Agar untuk mengetahui jumlah koloni kuman pada sampel urin Ny. Maria.
Dokter Fajar melakukan kultur dengan menggunakan metode streak plate, osse yang
digunakan ukuran 0,001 ml didapatkan jumlah kuman pada plate sebesar 100 koloni.
Hitung jumlah koloni kuman pada kasus tersebut!
Jawab :
............................................................................................................................. ................
................................................................................................ ............................................
Pewarnaan Gram
1. Gambar hasil pengamatan mikroskopis pengecatan Gram anda pada lingkaran di
bawah ini yang dianggap sebagai lapangan pandang mikroskop! Sertakan
keterangan gambar yang anda buat!
Gambar Morfologi
Bakteri
Media:
A. Warna koloni
B. Bentuk koloni
C. Ukuran
D. Tepi koloni
E. Permukaan koloni
F. Mengkilat/suram
Pemeriksaan Hasil
Uji Katalase
Uji Koagulase
Uji Hemolisis
AST
5. Gambar hasil hitung kuman anda pada lingkaran dibawah ini yang dianggap
sebagai satu plate media! Sertakan keterangan gambar yang anda buat!
Enterococcus
Referensi
Jawab:
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................. ................
Jawab :
............................................................................................................................. ................
.......................................................................................................... .................. .................
Jawab :
............................................................................................................................. ................
.................................................................................................................................. ...........
4. Bakterial vaginosis merupakan sindroma klinis yang muncul akibat Lactobacillus sp yang
dominan di vagina digantikan dengan bakteri... (sebutkan contoh bakterinya)
Jawab :
............................................................................................................................. ................
.............................................................................................................................................
5. Apakah etiologi ISK yang dapat membentuk Batu Saluran Kemih (Batu Struvit)?
Jawab :
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................. ................
Jawab :
............................................................................................................................................ .
............................................................................................................................. ................
Petunjuk Praktikum Modul 4.3 Masalah Pada Sistem Urogenital 29
7. Seorang lelaki berusia 34 tahun sedang dirawat di rumah sakit dengan mengenakan
indwelling bladder catheter selama lebih dari 3 minggu mengeluh kesakitan pada daerah
suprapubik. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan demam 38,9 Celsius, nyeri suprapubik +,
nyeri ketok sudut costovertebra +. Pasien yang dirawat ternyata merupakan pasien HIV
positif. Dokter Lactasoy mencoba melakukan uji laboratorium dengan mengambil sampel
urin pada pasien tersebut. Hasil urinalisis didapatkan leukosit esterase +3 dan ditemukan
banyak sel darah putih. Pemeriksaan kultur darah dan urin didapatkan kuman batang gram
negatif, non lactose fermenter dan oxidase positif. Etiologi kuman yang mungkin?
Jawab :
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................. ................
Jawab :
............................................................................................................................. ................
.............................................................................................................................................
9. Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sering keluar
discharge dari vaginanya selama 5 hari terakhir. Hasil anamnesis didapatlkan bahwa
pasien tersebut aktif melakukan hubungan seksual dengan pacarnya yang jarang
menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
suhu tubuh 36.70C, tekanan darah 106/52 mmHg, denyut nadi 78/menit. Dokter Susan
yang merupakan dokter obsgyn di rumah sakit tersebut menilai discharge yang keluar dari
vagina wanita tersebut berwarna putih keabu-abuan (grayish-white color) dan berbau amis
(fishy odor) dan penampakan servix dalam batas normal. Apa diagnosis pada kasus
tersebut dan jelaskan gambaran mikroskopis yang ditemukan pada kasus tersebut?
Jawab :
............................................................................................................................. ................
.............................................................................................................................................
TUGAS
Tuliskan dalam logbook ini, apa yang telah anda amati pada praktikum identifikasi
mikroskopis dan makroskopis bakteri dan jamur penyebab infeksi urogenital!
1. Nama bakteri/jamur
2. Gambaran mikroskopis
3. Gambaran makroskopis kultur (jika ada), termasuk tes untuk
4. Identifikasi kuman dan uji kepekaan terhadap antibiotik
5. Faktor virulensi
6. Penyakit yang ditimbulkan
7. Antibiotik empirik untuk kuman tersebut pada infeksi urogenital
Identifikasi spesies
● Faktor Virulensi :
● Antibiotik Empirik :
4. Kesimpulan :
● Pemeriksaan tambahan
● Faktor Virulensi :
● Antibiotik Empirik :
● Pemeriksaan tambahan
● Faktor Virulensi :
● Antibiotik Empirik :
PetunjukPraktikumModul4.3MasalahPadaSistemUrogenital 38
Mikroskopis
PetunjukPraktikumModul4.3MasalahPadaSistemUrogenital 39
Tes Biokimia IMViCMU
● Pemeriksaan tambahan
● Faktor Virulensi :
● Antibiotik Empirik :
PetunjukPraktikumModul4.3MasalahPadaSistemUrogenital 40
Mikroskopis
PetunjukPraktikumModul4.3MasalahPadaSistemUrogenital 41
● Pemeriksaan tambahan
● Faktor Virulensi :
● Antibiotik Empirik :
PetunjukPraktikumModul4.3MasalahPadaSistemUrogenital 42
AST (Antibiotic Susceptibility Test)
1. Tujuan Pemeriksaan :
2. Cara Pemeriksaan :
4. Kesimpulan :
Media BAP
a. Warna koloni
b. Bentukkoloni
c. Ukuran
d. Tepi koloni
e. Permukaan koloni
f. Mengkilat/suram
Media MSA
a. Warna koloni
b. Bentuk koloni
c. Ukuran
d. Tepi koloni
e. Permukaan koloni
f. Mengkilat/suram
PetunjukPraktikumModul4.3MasalahPadaSistemUrogenital 44
Tes Koagulase
TubeTest SlideTest
Tes Katalase
● Pemeriksaan tambahan
● Faktor Virulensi :
● Antibiotik Empirik :
PetunjukPraktikumModul4.3MasalahPadaSistemUrogenital 45
Mikroskopis
Media BAP
a. Warna koloni
b. Bentuk koloni
c. Ukuran
d. Tepi koloni
e. Permukaan koloni
f. Mengkilat/suram
Media MSA
a. Warna koloni
b. Bentuk koloni
c. Ukuran
d. Tepi koloni
e. Permukaan koloni
f. Mengkilat/suram
TubeTest SlideTest
Tes Katalase
● Pemeriksaan tambahan
● Antibiotik Empirik :
4. Kesimpulan :
a. Warna koloni
b. Bentuk koloni
c. Ukuran
d. Tepi koloni
e. Permukaan koloni
f. Mengkilat/suram
Identifikasi spesies
● Faktor Virulensi :
● Terapi Empirik :
a. Warna koloni
b. Bentuk koloni
c. Ukuran
d. Tepi koloni
e. Permukaan koloni
f. Mengkilat/suram
● Pemeriksaan tambahan
● Faktor Virulensi :
● Antibiotik Empirik :
a. Warna koloni
b. Bentuk koloni
c. Ukuran
d. Tepi koloni
e. Permukaan koloni
f. Mengkilat/suram
● Pemeriksaan tambahan
● Faktor Virulensi :
● Antibiotik Empirik :
a. Warna koloni
b. Bentuk koloni
c. Ukuran
d. Tepi koloni
e. Permukaan koloni
f. Mengkilat/suram
Identifikasi spesies
● Faktor Virulensi :
● Antibiotik Empirik :
● Pemeriksaan tambahan
● Faktor Virulensi :
● Antibiotik Empirik :