Anda di halaman 1dari 31

Prosedur Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

Sulistiyani
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa dapat memahami definisi pemeriksaan penunjang. Mengetahui
macam-macam pemeriksaan penunjang, fungsi dan tujuan pemeriksaan
penunjang, alat-alat dan tahapan untuk pemeriksaan penunjang
Apa itu pemeriksaan penunjang?

Pemeriksaan penunjang adalah suatu


pemeriksaan medis yang dilakukan atas
indikasi tertentu yang digunakan untuk
memperoleh keterangan yang lebih jelas.
1. PEMERIKSAAN Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang
PENUNJANG respon individu, keluarga dan komunikan terhadap suatu
DIAGNOSTIK
masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun
potensial.

Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan


PEMERIKSAAN prosedur tindakan dan pemeriksaan khusus dengan
LABORATORIUM mengambil bahan atau sample dari penderita dapat
berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak),
atau sample dari hasil biopsi
Tujuan dari pemeriksaan laboratorium :
1. Mendeteksi penyakit
2. Menentukan risiko
3. Memantau perkembangan penyakit
4. Membantu pemantauan pengobatan
5. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak
dijumpai dan potensial membahayakan
FUNGSI PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
1. UJI SARING ( SKRINING )
DILAKUKAN PADA ORANG YANG TANPA
KELUHAN ( CHECK UP ) ATAU MENGALAMI
KELUHAN YANG SAMAR2 / RINGAN.
CONTOH : HEMOGLOBIN
GLUKOSA KOLESTEROL
ASAM URAT
KREATININ
TORCH DLL
2. DIAGNOSTIK
MENENTUKAN DIAGNOSIS PENYAKIT
CONTOH : GLUKOSA DARAH
HBV, HCV, HIV
TORCH,TBC
3. PENUNJANG
CONTOH : HEMOGLOBIN
SGOT
SGPT
BILIRUBIN
4. PEMANTAUAN TERAPI
CONTOH : KOLESTEROL
GLUKOSA DARAH
ASAM URAT
HbA1C
5. PEMANTAUAN PERJALANAN PENYAKIT
CONTOH : HBV
GLUKOSA DARAH
MIKROALBUMINURIA
HASIL LABORATORIUM
1. TANDA POSITIF ATAU NEGATIF
TES KUALITATIF
2. TITER
TES SEMI KUANTITATIF
3. ANGKA
TES KUANTITATIF
HASIL LABORATORIUM BARU BERARTI
BILA BISA DIJAMIN HASIL TES TERSEBUT
BENAR DENGAN KONTROL KUALITAS YANG
BAIK.
Prosedur laboratorium untuk
diagnosis etiologi penyakit infeksi
1. Mikroskopis langsung
melalui pengecatan/pewarnaan spesimen
dan meng identifikasi mikroorganisme
secara morfologis
2. Biakan/kultur
3. Tes Serologi
4. Diagnosis molekuler ,Hibridisasi DNA-DNA
atau DNA-RNA untuk deteksi adanya gen-
gen spesifik patogen dari spesimen pasien
JENIS-JENIS PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

1.Pemeriksaan Darah
a. Tempat Pengambilan Darah
Perifer (pembuluh darah tepi)
Vena
Arteri
Orang dewasa di ambil pada ujung jari atau
daun telinga bagian bawah
Bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu
jari kaki, tumit, atau daerah kepala.
b. Macam-Macam Pemeriksaan dengan Menggunakan Specimen
Darah
1) Serum glutamik piruvik transaminase (SGPT)
2) Albumin
3) Golongan darah
4) Asam urat
5) Bilirubin ( Total, Direct, dan Indirect )
6) Estrogen
7) Gas darah arteri
8) Gula darah puasa
9) Gula darah postprandal
10) Human Chorionic Gonadotropi ( HCG )
11) Hemoglobin ( Hb )
12) Trombosit
Volume darah
• Bayi : 1-3 ml.
• Anak-anak: 3-5 ml
• Dewasa:10-20 ml
Bagaimana cara mendapatkan
hasil yang baik ?
_ Untuk mendapatkan Diagnosa laboratorium
yang baik dari suatu spesimen tergantung
kepada beberapa hal yang penting;

1. CARA PENGAMBILAN SPESIMEN


2. CARA PENGIRIMAN SPESIMEN
3. CARA PENYIMPANAN SPESIMEN
4. TEKNIK/CARA KERJA DI LABORATORIUM
SPESIMEN

Spesimen tidak lagi representatif bila


mikroorganisme bermultiplikasi
selama pengumpulan, pengiriman
atau penyimpanan
PEMILIHAN SPESIMEN

SPUTUM
URINE
DARAH
LUKA, ABSES, EKSUDAT (PUS)
FESES/USAPAN REKTUM
USAPAN SEKRET VAGINA /URETRA
Lain - lain
2.Pemeriksaan Urine
a. Tujuan Pemeriksaan
1)Menafsirkan proses-proses metabolisme
2)Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan ( pada pasien
DM)
b. Jenis Pemeriksaan
1.Urine Sewaktu
2.Dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan pemeriksaan.
3.Urine Pagi
4.Dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur.
5.Urine Pasca Prandial
6.Dikeluarkan setelah pasien makan (1,5 – 3 jam sesudah makan).
7.Urine 24 jam
8.Urin yang dikumpul dalam waktu 24 jam.
Cara pengumpulan spesimen urine

1. Mid stream urine ( Clean catch urine )


- urine pertama di pagi hari
- spesimen dikumpulkan di pertengahan urine
dikeluarkan
Cara pengambilan urine kateter
3.Pemeriksaan Feces

a. Pengertian
Menyiapkan feses untuk pemeriksaan laboratorium dengan
cara pengambilan yang tertentu.
b. Tujuan
Untuk menegakan diagnosa dengan cara mendeteksi adanya
kuman Salmonella, Shigella, Scherichia Coli, Staphylococcus
c. Pemeriksaan Faeces (Tinja) untuk Pasien yang Dewasa.
Untuk pemeriksaan lengkap meliputi warna, bau, konsistensi,
lendir, darah, dan telur cacing. Tinja yang diambil adalah tinja segar.
INDIKASI PEMERIKSAAN

o Adanya diare dan konstipasi

o Adanya ikterus
o Adanya gangguan pencernaan

o Adanya lendir dalam tinja


o Kecurigaan penyakit gastrointestinal
o Adanya darah dalam tinja
4. Pengambilan Sputum

a. Pengertian
Sputum adalah bahan yang keluar dari bronchi atau trakea, bukan ludah
atau lendir yang keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan.
b. Tujuan
Mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada dalam
tubuh pasien sehingga diagnosa dapat ditentukan.
c. Indikasi
Pasien yang mengalami infeksi atau peradangan saluran pernafasan
(apabila diperlukan).
SPUTUM
Bukan saliva !!!
Bangun tidur – early
morning sputum
berkumur – batuk
dalam
Container steril
5. CT scan
CT Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang
mempunyai aplikasi yang universal untuk pemeriksaan seluruh
organ tubuh. Seperti susunan saraf pusat, otot dan tulang,
tenggorokan, hidung, torax, dan rongga perut.

Cara melakukan pemeriksaan CT Scan


1.Pastikan bahwa pemeriksaan CT Scan ini adalah atas instruksi
Dokter ( Bukan keinginan Pribadi )
2.Konsultasikan kondisi tubuh dengan dokter pilihan , bila di
perlukan pemeriksaan CT Scan segera meminta surat pengantar lalu
daftar ke rumah sakit yang dituju.
• Indikasi CT Scan
Berbagai kelainan dari beberapa jaringan maupun orgam tubuh dapat
di deteksi dengan pemeriksaan CT Scan pada:
1. Kepala, leher, tulang belakang: (infeksi, tumor, kelainan pembuluh
darah)
2. Telinga, hidung, tenggorokan: (sinusitis, Ca. Nasofaring, laring)
3. Ronggga dada (Thorax) : ( Tumor paru, infeksi )
4. Rongga perut (abdomen) : ( Hati, ginjal, limpa, pankreas, traktor
biliaris )
5. Organ kebidanan kandungan
6. Otot tulang (muculoskeletal)
6. USG atau Ultrasonografi
USG atau ultrasonografi adalah suatu teknik diagnostik
pencitraan yang menggunakan ultrasonik yaitu gelombang suara
dengan frekuensi yang lebih tinggi dari kemampuan pendengaran
manusia.

• Tujuan :
1.Membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ
tubuh.
2.Pada USG jenis Sonografi obstrektik, dokter spesialis bias
memperkirakan usia kandungan, memperkirakan hari kandungan dan
juga dapat membantu melihat adanya kelainan pada kandungan/janin.
7. Pemeriksaan Rontgen
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan
yang memfaatkan peran sinar x dalam mendeteksi kelainan pada
berbagai organ diantaranya dada, jantung, ginjal, ureter, kandung
kemih, tenggorok dan rangka.

• Secara umum kegunaan foto thorax/CXR adalah :


1. Untuk melihat abnormalitas congnital (jantung, vaskuler)
2. Untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax)
3. Untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculusis/TB)
4. Untuk memeriksa keadaan jantung
5. Untuk memeriksa keadaan paru-paru
8. Pemeriksaan Pap Smear
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang di gunakan
untuk mendeteksi adanya Ca.serviks atau mendeteksi sel pra kanker,
mengkaji efek pemberian hormon seks dan respon terhadap kemoterapi
dan radiasi.
9. Pemeriksaan Mammografi (mammogram)
Mammografi merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x
yang dilakukan pada bagian payudara untuk mendeteksi adanya kista
atau tumor, dan digunakan untuk menilai payudara secara periodik.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai