Bedah II
ASKEP DENGAN KEGANASAN SYSTEM
PENCERNAAN
(CA ESOPHAGUS DAN CA RONGGA MULUT)
01 ANALIN PAKAGE (2020081024144)
NAMA 02
BRITHNEY C LIDIA SERMUMES
(2020081024140)
ANGGOTA
KELOMPOK
GLORIYA MARNI KENELAK
IX 03 (2020081024134)
YEU KOMBA
04 (20200810241)
DEFINISI
Definisi Ca Eshopagus
Kanker esophagus yaitu suatu keganasan yang terjadi pada esofagus. Kanker ini
pertama kali di deskripsikan pada abad ke-19 dan pada tahun 1913 reseksi pertama
kali sukses dilakukan oleh Frank Torek, pada tahun1930-an, Oshawa di Jepang
dan Marshall di America Serikat berhasil melakukan pembedahan pertama dengan
metode transtoraks esofagotomi dengan rekonstruksi ( Fisichella, 2009 ).
Ca Esophagus
$83
Sel kanker muncul setelah terjadi mutasi-mutasi$78
pada sel
normal yang disebabkan oleh zat-zat karsinogenm tadi. zat
karsinogen dari asap rokok tersebut memicu terjadinya
Karsinogenesis (transformasi sel normal menjadi sel
kanker). Karsinogenesisnya terbagi menjadi 3 tahap :
$102 $93
Tahap pertama
Tahap kedua
Tahap terakhir
Manifestasi Klinis
1) Ca Esophagus
Keterlambatan antara awitan gejala-gejala dini serta waktu ketika pasien mencari bantuan
medis seringkali antara 12-18 bulan, biasanya ditandai dengan lesi ulseratif esofagus tahap
lanjut.
a. Disfagia Gejala utama dari kanker esofagus adalah masalah menelan, sering dirasakan oleh
penderita seperti ada makanan yang tersangkut di tenggorokan atau dada.
b. Merasakan benjolan pada tenggorokan dan rasa nyeri saat menelan.
c. Nyeri pada dada,regurgitasi makanan yang tak tercerna dengan bau nafas dan akhirnya
cegukan.
d. Hemoragi, kehilangan berat badan dan kekuatan secara progresif akibat kelaparan Sekitar
sebagian dari pasien yang menderita kanker esofagus mengalami penurunan berat badan.
e. Pada pemeriksaan fisik tampak pasien menjadi kurus karena gangguan menelan dan
anoreksia
Manifestasi Klinis
2. Ca Rongga Mulut
Banyak kanker oral tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Keluhan
pasien yang paling sering adalah luka yang tidak nyeri atau massa yang tidak
sembuh. Lesi khas pada kanker oral adalah ulkus keras (mengeras) dengan
tepi menonjol. Adanya ulkus rongga mulut yang tidak sembuh dalam 2
minggu harus diperiksa dengan biopsy. Bila kanker berlanjut, pasien dapat
mengeluh nyeri tekan ; sulit mengunyah, menelan, atau bicara; batuk disertai
sputum mengandung darah; atau pembesaran nodus limfe servikal.
Komplikasi
1) Ca Esophagus
Terjadi akibat jaringan dan efek kompresi oleh tumor.selain itu komplikasi dapat
timbul karena terapi terhadap tumor.invasi oleh tumor sering terjadi ke struktur di
sekitar mediastinum.invasi ke aorta meng-akibatkan perdarahan masif,ke perikardium
terjadi tamponade jantung atau sindrom vena superior.invasi ke serabut saraf
menyebabkan suara serak atau disfagia.
2) Ca Rongga Mulut
Terdapat beberapa komplikasi yang terjadi akibat kanker mulut dan pengobatannya.
Pada umumnya komplikasi terjadi di area mulut, seperti perubahan penampilan di
area tersebut, sulit bicara, dan sulit menelan. Tidak jarang pula komplikasi yang
muncul berkaitan dengan kondisi emosional penderita.
Pemeriksaan Diagnostik
Ca Eshopagus
a. Foto thoraks Ca Rongga Mulut
b. Esofagografi a. Sitologi mulut.
c. Endoskopi dan biopsi
d. CT Scan b. Biopsi
e. Magnetic Resonance Imaging
f. Endoultrsonografi (EUS)
g. Positron Emmision
Tomografi(PET)
Penatalaksanaan medis
Ca Esophagus
Tindakan Terapi
Kemoterapi
Bedah Radiasi
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
Apakah ada riwayat kanker pada keluarga
Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan
Lingkungan tempat tinggal klien
Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien
Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol, obat-obatan, polusi, lingkungan,
ventilasi.
2. Nutrisi metabolik
Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari
Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi
Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus.
3. Eliminasi
Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah pengontrolan
Adanya mencret bercampur darah
Adanya Diare dan konstipasi
Lanjutan....
6. Persepsi kognitif
Gangguan pengenalan (orientasi) terhadap tempat, waktu dan orang
Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat
Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman(nyeri)
Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatu
7. Persepsi dan konsep diri
Penilaian klien terhadap dirinya sendiri
Lanjutan....
8. Peran dan hubungan dengan sesama
Klien hidup sendiri/keluarga
Klien merasa terisolasi
Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakat
9. Reproduksi dan seksualitas
Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas
10. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
Mekanisme koping yang biasa digunakan
Respon emosional klien terhadap status saat ini
Orang yang membantu dalam pemecahan masalah
11. Sistem kepercayaan
Agama yang dianut,apakah kegiatan ibadah terganggu
Diagnosa Keperawatan
1) Pre-Operasi
a. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker
b. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak
nafsu makan
d. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
1) Post-Operasi
a. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.
b. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau intervensi
operasi.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap prosedur
invasive.
e. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker.
Intervensi
Keperawatan
Pra-Operasi
Intervensi
Keperawatan
Post-Operasi
Implementasi Keperawatan
1) Pre-Operasi
Implementasi :
Implementasi :
Implementasi
1. Auskultasi bunyi nafas, mencatat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, ronchi.
2. Mengkaji/memantau frekuensi pernafasan, mencatat radio inspirasi/ekspirasi.
3. Mencatat adanya derajat dyspnea misalnya keluhan “lapar udara”, gelisah, ansietas, distress pernafasan,
penggunaan otot bantu.
4. Mengkaji pasien untuk posisi yang nyaman misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran
tempat tidur.
5. Mempertahankan polusi lingkungan minimum misalnya: debu, asap dan bulu bantal yang berhubungan dengan
kondisi individu,
6. Mendorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.
7. Mengobservasi karakteristik batuk misalnya menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk memperbaiki
keefektifan upaya batuk.
8. Meningkatkan masukan cairan antara sebagai pengganti makanan.
TERIMA
KASIH