Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“GASTRITIS”

DISUSUN OLEH :
ALISYE SILVIA SOPACUA (2019081024061) (Tidak aktif)
ANDIKA SAPUTRA ARDI (2019081024411)
BRIAN CHRISTY IMANUEL SAHUSILAWANE (2020081024003)
GRACIA ANGELICA NATALIE (2020081024185)
SELPI NAWIPA (2020081024133)
Tersiah K Murib (2020081024173)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkah dan rahmat-Nya. Saya
beserta kelompok 2 bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “GASTRITIS ”. Adapun tujuan
penulisan makalah ini untuk mendapatkan nilai Tugas dan untuk menambahkan wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca.
Saya dan kelompok 2 telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga telah menyelesaikan makalah ini dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Rohmani, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.M.B sebagai Dosen Keperawatan Medikal Bedah II dan yang memberikan
tugas mengenai makalah sekaligus menambahkan wawasan dan pengetahuan.
Jika makalah ini memiliki kekurangan dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya dan kelompok 2 menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
makalah ini dapat diperbaiki.
Kiranya makalah ini bisa berguna dan bermanfaat kepada pembaca maupun masyarakat.

Jayapura, 25 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................................I
KATA PENGANTAR............................................................................................................................II
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................4
C. Tujuan .........................................................................................................................................4
D. Manfaat........................................................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN TEORI....................................................................................................................5
A. Definisi .......................................................................................................................................5
B. Anatomi Fisiologi........................................................................................................................5
C. Etiologi .......................................................................................................................................6
D. Manifestasi Klinis........................................................................................................................6
E. Patofisiologi.................................................................................................................................7
F. Pathway.......................................................................................................................................8
G. Pemeriksaan Fisik........................................................................................................................9
.....................................................................................................................................................
H. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................................10
I. Penatalaksanaan Medis................................................................................................................10
BAB 3 KONSEP ASKEP.......................................................................................................................12
A. Pengkajian...................................................................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan................................................................................................................14
C. Intervensi Keperawatan...............................................................................................................15
BAB 4 PENUTUP ..................................................................................................................................17
A. Kesimpulan..................................................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................................................18
REFERENSI...........................................................................................................................................19

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal olehmasyarakat sebagai maag atau penyakit
lambung adalah kumpulan gejala yangdirasakan sebagai nyeri ulu hati, orang yang terserang penyakit ini
biasanyas ering mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman. Biasanya keluhanyang diajukan
penderita tersebut ringan dan dapat diatasi dengan mengatur makanan, tetapi kadang-kadang dirasakan
berat, sehingga ia terpaksa meminta pertolongan dokter bahkan sampai terpaksa diberi perawatan
khusus(Wardaniati, 2016). Menurut WHO di Indonesia pada tahun 2012 angka kejadian gastritis
mencapai 40,8% pada beberapa daerah dengan prevalensi 274.396 kasus dari238.452.952 jiwa penduduk.
Selain itu pada tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan kelima dengan jumlah penderita 218.872
dan kasus kematian 899 orang (Suryono, 2016). Tingginya angka kejadian gastritis dipengaruhi oleh
beberapa factor secara garis besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi
yang memicu pengeluaran asam lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi
dan infeksi. Gastritis merupakan penyakit yang cenderung mengalami kekambuhan sehingga
menyebabkan pasien harus berulang kali untuk berobat. Salah satu penyebab kekambuhan gastritis adalah
karena minimnya pengetahuan pasien dalam mencegah kekambuhan gastritis.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi Gastritis ?
2. Anatomi Fisiologi Gastritis ?
3. Etiologi Gastritis ?
4. Manifestasi Klinis Gastritis ?
5. Patofisiologi Gastritis ?
6. Pathway Gastritis ?
7. Pemeriksaan Fisik Gastritis ?
8. Pemeriksaan Penunjang Gastritis ?
9. Penatalaksanaan Medis Gastritis ?
10. Kasus Bayangan Gastritis ?
C. TUJUAN
Tujuannya agar kita dapat mengetahui Definisi Gastritis, Anatomi Fisiologi Gastritis, Etiologi
Gastritis, Manifestasi Klinis Gastritis, Patofisiologi Gastritis, Pathway Gastritis, Pemeriksaan Fisik
Gastritis, Pemeriksaan Penunjang Gastritis, Penatalaksanaan Medis Gastritis, Kasus Bayangan Gastritis.
D. MANFAAT
Manfaatnya untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Definisi Gastritis, Anatomi
Fisiologi Gastritis, Etiologi Gastritis, Manifestasi Klinis Gastritis, Patofisiologi Gastritis, Pathway
Gastritis, Pemeriksaan Fisik Gastritis, Pemeriksaan Penunjang Gastritis, Penatalaksanaan Medis Gastritis,
Kasus Bayangan Gastritis.

4
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Gastritis
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492).
Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749). Gastritis
merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis,
difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono
Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan
berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih
atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan inflamasi atau peradangan dari mukosa
lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut. Gatritis Akut paling
sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang
terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks
empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahan yang
disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini
berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.
B. Anatomi Fisiologi Gastritis
Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran makanan yang paling dapat
mengembang lebih besar terutama pada epigastrium
Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :
1. Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam lambung.
2. Fundus fentrikuli adalah bagian yang menonjol ke atas terletak disebelah kiri osteum kardiak
biasanya terisi gas.
3. Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak lekukan pada bagian bawah
kurvatura minor.
4. Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak sampai pylorus.
5. Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli menuju
kekanan sampai pilorus inferior.

5
6. Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung mempunyai otot tebal yang
membentuk sfingter pilorus.
Fungsi gaster antara lain :
1. Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan menghaluskan makanan oleh peristaltik
lambung dan getah lambung.
2. Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makan dicairkan dan
dicampurkan dengan asam hidroklorida.
3. Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin.
4. Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.
C. Etiologi Gastritis
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus atau parasit lainnya juga dapat
menyebabkan gastritis. Contributor gastritis akut adalah meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari
kontaminasi makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat menyebabkan
gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen (Dewit, Stromberg & Dallred, 2016).
Menurut Gomez (2012) penyebab gastritis adalah sebagai berikut :
1. Infeksi bakteri.
2. Sering menggunakan pereda nyeri.
3. Konsumsi minuman alkohol yang berlebihan.
4. Stress.
5. Autoimun.
D. Manifestasi Klinis Gastritis
Gejala gastritis atau maag diantarnya yaitu tidak nyaman sampai nyeri pada saluran pencernaan
terutama bagian atas, mual, muntah, lambung terasa penuh, kembung, bersendawa, merasa cepat kenyang,
perut keroncongan dansering kentut serta timbulnya luka pada dinding lambung. Gejala ini bisa
menjadiakut, berulang dan kronis. Disebut kronis bila gejala itu berlangsung lebih darisatu bulan terus-
menerus dan gastritis ini dapat ditangani sejak awal yaitu:mengkonsumsi makanan lunak dalam porsi
kecil, berhenti mengkonsumsimakanan pedas dan asam, berhenti merokok serta minuman beralkohol dan
jikamemang diperlukan dapat minum antasida sekitar setengah jam sebelum makanatau sewaktu makan.
Tanda dan Gejala
1. Mual penyebabnya adalah HCl meningkat.
2. Muntah penyebabnya adalah adanya penekanan terhadap saraf vagus, dan memberikan reflek
ingin muntah.
3. Tidak Nafsu Makan penyebabnya adalah karena lambung banyak terisi HCl maka lambung akan
terasa penuh, selain itu rasa mual juga dapat menyebabkan tidak nafsu makan.
4. Nyeri penyebabnya adalah peradangan oleh agen iritasi lambung terhadap lambung.
5. Hematesis penyebabnya adalah perdarahan lambung akibat erosi oleh agen iritasi lambung yang
mengenai pembuluh darah di lambung.
6. Dalam tinja terdapat darah penyebabnya adalah perdarahan lambung akibat erosi oleh agen iritasi
lambung yang mengenai pembuluh darah di lambung.
7. Mulut terasa asam penyebabnya adalah lambung yang terisi HCl yang penuh dapat menyebabkan
HCl terasa sampai di rongga mulut

6
.
E. Patofisiologi Gastritis
1. Gastritis Akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung
teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
A. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat
sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam
lambung . Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan
terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
B. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat
melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya
akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan
terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah
maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung
yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi
kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka
produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
F. Pathway Gastritis

7
8
G. Pemeriksaan Fisik Gastritis
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan menggunakan 4
teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskiltasi. Menurut Doengoes (2000), data dasar pemeriksaan
fisik pasien gastritis meliputi :
1. Keadaan umum, tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di kwadran epigastrik.
2. Tanda-tanda vital.
3. B1 (Breath) : Takhipnea
4. B2 (Blood) : Takikardi, hipotensi, distritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit
pucat.
5. B3 (Brain) : Sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi, nyeri
epigastrum.
6. B4 (Bladder) : Oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
7. B5 (Bowel) : Anemia, anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan pedas.
8. B6 (Bone) : Kelelahan, kelemahan.
9. Kesadaran : Tingkat kesadaran dapat terganggu, rentak dari cenderung tidur, disorientasi/ bingung,
sampai koma (tergantung pada volume sirkulasi/ oksigenasi).
10. Kepala dan muka : Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah berkerut.
11. Mata : Mata cekung (penurunan cairan tubuh), anemis (penurunan oksigen ke jaringan), konjungtiva
pucat dan kering.
12. Mulut dan faring : Mukosa bibir kering (peurunan cairan intrasel mukosa) bibir pecah-pecah, lidah
kotor, bau mulut tidak sedap (penurunan hidrasi bibir dan personal hygiene).
13. Abdomen
1. Inspeksi : Keadaan kulit : warna, elastisitas, kering, lembab, besar dan bentuk abdomen rata atau
menonjol. Jika pasien melipat lutut sampai dada sering merubah posisi, menandakan pasien nyeri.
2. Auskultasi : Distensi bunyi usus sering hiperaktif selama perdarahan, dan hipoaktif setelah
perdarahan.
3. Perkusi : Pada penderita gastritis suara abdomen yang ditemukan hypertimpani (bisng usus
meningkat).
4. Palpasi : Pada pasien gastritis dinding abdomen tegang. Terdapat nyeri tekan pada region epigastik
(terjadi karena distruksi asam lambung) (Doengoes, 2000).
14. Integumen : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah), kelemahan kulit/
membrane mukosa berkeringan (menunjukkan status syok, nyeri akut, respon psikologik) (Doengoes,
2000).

9
H. Pemeriksaan Penunjang Gastritis
Pemeriksaan penunjang, menurut Priyanto (2009) yang ditemukan pada pasien gastritis, yaitu :
1. Endoscopy
2. Pemeriksaan histopatologi
3. Laboratorium
4. Analisa gaster
5. Gastroscopi
I. Penatalaksanaan Medis Gastritis
A. Pengobatan pada gastritis menurut Dermawan (2010) meliputi :
1. Antikoagulan
Bila ada perdarahan pada lambung.
2. Antasida
Pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena untuk mempertahankan
keseimbagan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida
dan istirahat.
3. Histonin
Ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam lambung dan kemudian
menurunkan iritasi lambung.
4. Sulcralfate
Diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara menyeliputinya, untuk mencegah difusi
kembali asam dan pepsin yang menyebabkan iritasi.
5. Pembedahan
Untuk mengangkat gangrene dan perforasi.
6. Gastrojejunuskopi/ reseksi lambung
Mengatasi obstruksi pilorus.
7. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis menurut Smeltzer (2001) meliputi :
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan
sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan.
Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka
penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal
atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri
dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
1. Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (missal : alumunium hidroksida) untuk
menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer atau cuka encer.
2. Bila korosi luas atau berat, emetic, dan lafase dihindari karena bahaya perforasi.

10
Terapi pendukung mencakup intubasim analgesik dan sedatif, antasida, serta cairan intravena.
Endoskopi fiberopti mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat
gangrene atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk
mengatasi obstruksi pilrus. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan
istirahat, mengurangi stress dan memulai farmakoterapi. H.Pylory data diatasi dengan antibiotic (seperti
tetrasiklin atau amoxiline) dan gram bismu (pepto bismo). Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami
malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya antibodi terhadap faktor intrinsik.
B. Penatalaksanaan secara keperawatan menurut Dermawan (2010) meliputi :
1. Tirah baring.
2. Mengurangi stress.
3. Diet
Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral pada interval yang sering.
Makanan yang sudah dihaluskan seperti pudding, agaragar dan sup, biasanya dapat ditoleransi setelah 12-
24 jam dan kemudian makanan-makanan berikutnya ditambahkan secara bertahap. Pasien dengan gastritis
superficial yang kronis biasanya berespon terhadap diet sehingga harus menghindari makanan yang
berbumbu banyak atau berminyak.

11
BAB 3
KONSEP ASKEP

A. Pengkajian
1. Anamnese meliputi :
1. Nama : Tuan K.
2. Usia : 25 Tahun.
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Jenis pekerjaan : Swasta
5. Alamat : Jln. Danau Toba.
6. Suku/bangsa : Ambon.
7. Agama : Kristen.
8. Tingkat pendidikan : SMA
9. Riwayat sakit dan kesehatan
A. Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.
B. Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari gejala yang dirasakan
klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk
mengatasi masalah tersebut.
C. Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang,
riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.
2. Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)
1. Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di kwadran
epigastrik.
2. B1(breath) : takhipnea.
3. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer lambat,
warna kulit pucat.
4. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi, nyeri
epigastrum.
5. B4(bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
6. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan
pedas.
7. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan.
3. Fokus Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan.
Tanda : Takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas).

2. Sirkulasi
Gejala : Kelemahan, berkeringat.

12
Tanda :
- Hipotensi (termasuk postural).
- Takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia).
- Nadi perifer lemah.
- Pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi).
- Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah.
- Kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respons
psikologik).
3. Integritas ego
Gejala : Faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak berdaya.
Tanda : Tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara
gemetar.
4.Eliminasi
Gejala : Riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastroenteritis (GE) atau
masalah yang berhubungan dengan GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi
area gaster.
Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda :
- Nyeri tekan abdomen, distensi.
- Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan.
- Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau
busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).
- Haluaran urine : menurun, pekat.
5. Makanan / Cairan
Gejala :
- Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan
dengan luka duodenal).
- Masalah menelan : cegukan.
- Nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah.
Tanda : Muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah, membran
mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).
6. Neurosensi

13
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur, disorientasi / bingung,
sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).
7.Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
- Nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai
perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan
(gastritis akut).
- Nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan
hilang dengan antasida (ulkus gaster).
- Nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan
bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).
- Tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
- Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu (salisilat, reserpin,
antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit.
8.Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis / hipertensi portal)
9. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA, alkohol, steroid.
NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau
diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah
kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (Mustaqin A., Gangguan
Gastrointestinal ).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.
2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat dan output cair yang
berlebih (mual dan muntah).
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia
4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik

14
C. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL


1. Nyeri (akut) b/d inflamasi 1. Puasakan pasien di 6 jam 1. Mengurangi inflamasi pada
mukosa lambung. pertama. mukosa lambung.
2. Berikan makanan lunak sedikit 2. Dilatasi gaster dapat terjadi
demi sedikit dan berikan bila pemberian makanan
Tujuan: minuman hangat. setelah puasa terlalu cepat.
Setelah dilakukan tindakan 3. Atur posisi yang nyaman bagi 3. Posisi yang tepat dan dirasa
keperawatan selama klien. nyaman oleh klien dapat
1 x 24 jam 4. Ajarkan teknik distraksi dan mengurangi resiko klien
- Nyeri klien berkurang reklasasi. terhadap nyeri.
atau hilang. 5. Kolaborasi dalam pemberian 4. Dapat membuat klien jadi
- Skala nyeri 0. analgetik. lebih baik dan melupakan
- Klien dapat relaks. nyeri.
- Keadaan umum klien 5. Analgetik dapat memblok
baik. reseptor nyeri pada susunan
saraf pusat.

2 Volume cairan kurang dari 1. Penuhi kebutuhan individual. 1. Intake cairan yang adekuat
kebutuhan tubuh b.d intake Anjurkan klien untuk minum akan mengurangi resiko
yang tidak adekuat dan (dewasa : 4060 cc/kg/jam). dehidrasi pasien
output cair yang berlebih 2. Awasi tanda-tanda vital, 2. Menunjukkan status
(mual dan muntah). evaluasi turgor kulit, pengisian dehidrasi atau kemungkinan
kapiler dan membran mukosa. peningkatan kebutuhan
3. Pertahaan tirah baring, penggantian cairan.
Tujuan : mencegah muntah dan 3. Aktivitas/muntah
Setelah dilakukan tindakan tegangan pada defekasi. meningkatkan
keperawatan 1x24jam, 4. Berikan terapi IV line sesuai 4. Tekanan intra abdominal dan
masalah kekurangan indikasi. dapat mencetuskan
volume cairan pasien dapat 5. Kolaborasi pemberian perdarahan lanjut.
teratasi. Kriteria Hasil : cimetidine dan ranitidine. 5. Mengganti kehilangan cairan
- Mempertahankan yang hilang dan
volume cairan adekuat memperbaiki keseimbanngan
dengan dibuktikan oleh cairan segera.
mukosa bibir lembab, 6. Cimetidine dan ranitidine
turgor kulit baik, pengisian berfungsi untuk menghambat
kapiler berwarna merah sekresi asam lambung
muda, input dan output
seimbang.

3 Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan pasien untuk makan 1. Menjaganutrisi tetap


kebutuhan tubuh b/d sedikit demisedikit dengan terpenuhi dan mencegah
anorexia. porsi kecil namun sering. terjadinya mual dan muntah
2. Berikan makanan yang lunak yang berlanjut.
dan makanan yang di sukai 2. Untuk mempermudah pasien
Tujuan : pasien/di gemari. dalam mengunyah makanan.
Setelah dilakukan tindakan 3. Lakukan oral higyne 2x sehari. 3. Kebersihan mulut akan
keperawatan 3x24 jam 4. Timbang BB pasien setiap hari merangsang nafsu makan
kebutuhan nutrisi pasien dan pantau turgor pasien.

15
dapat terpenuhi. Kriteria kulit,mukosa bibir dll. 4. Mengetahui status nutrisi
hasil : 5. Konsultasi dengan tim ahli pasien.
- Keadaan umum cukup. gizi dalam pemberian menu. 5. Mempercepat pemenuhan
- Turgor kulit baik. kebutuhan nutrisi dengan
- BB meningkat. pemberian menu yang tepat
- Kesulitan menelan sasaran.
berkurang.
4 Intoleransi aktifitas b/d 1. Observasi sejauh mana klien 1. Mengetahui aktivitas yang
kelemahan fisik. dapat melakukan aktivitas. dapat dilakukan klien.
2. Berikan lingkungan yang 2. Menigkatkan istirahat klien.
tenang. 3. Membantu bila perlu, harga
Tujuan : Klien dapat 3. Berikan bantuan dalam diri ditingkatkan bila klien
beraktivitas. Kriteria hasil : aktivitas. melakukan sesuatu sendiri.
- Klien dapat beraktivitas 4. Jelaskan pentingnya 4. Klien tahu pentingnya
tanpa bantuan. beraktivitas bagi klien. beraktivitas.
- Skala aktivitas 0-1. 5. Tingkatkan tirah baring atau 5. Tirah baring dapat
duduk dan berikan obat sesuai meningkatkan stamina tubuh
dengan indikasi pasien sehinggga pasien
dapat beraktivitas kembali.

16
BAB 4
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492).
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422). Gastritis merupakan inflamasi pada
dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis (penyakit
maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya
asam lambung sehingga mengakibatkan inflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris
atau nyeri pada ulu hati. 1. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut. 2. Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahan yang
disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. B. 4. Kurvatura
minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak sampai pylorus. 6. Antrium pilorus adalah
bagian lambung berbentuk seperti tabung mempunyai otot tebal yang membentuk sfingter pilorus.
Etiologi Gastritis. Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus atau parasit lainnya
juga dapat menyebabkan gastritis. Contributor gastritis akut adalah meminum alkohol secara berlebihan,
infeksi dari kontaminasi makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain. Gejala gastritis atau maag
diantarnya yaitu tidak nyaman sampai nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas, mual, muntah,
lambung terasa penuh, kembung, bersendawa, merasa cepat kenyang, perut keroncongan dansering kentut
serta timbulnya luka pada dinding lambung. 1. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi
mukosa lambung. A. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan
meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung . B.
Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat
melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi
penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa
lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan
yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik. 2. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang
berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang
tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief.
Pemeriksaan Fisik Gastritis. Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki
dengan menggunakan 4 teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskiltasi. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. B5
(Bowel) : Anemia, anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan pedas. Kepala
dan muka : Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah berkerut. Mulut dan faring : Mukosa bibir
kering (peurunan cairan intrasel mukosa) bibir pecah-pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap
(penurunan hidrasi bibir dan personal hygiene). 1. 2. 3. 4. Integumen : Warna kulit pucat, sianosis
(tergantung pada jumlah kehilangan darah), kelemahan kulit/ membrane mukosa berkeringan
(menunjukkan status syok, nyeri akut, respon psikologik) (Doengoes, 2000). Pemeriksaan Penunjang
Gastritis. Penatalaksanaan Medis Gastritis. Pengobatan pada gastritis menurut Dermawan (2010) meliputi
: . 1. Antikoagulan . Bila ada perdarahan pada lambung. 2. Pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit
diberikan intravena untuk mempertahankan keseimbagan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk
gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat. 3. Ranitidin dapat diberikan untuk
menghambat pembentukan asam lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung. 4. Diberikan untuk

17
melindungi mukosa lambung dengan cara menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan
pepsin yang menyebabkan iritasi. 5. Untuk mengangkat gangrene dan perforasi. 6. Mengatasi obstruksi
pilorus. 7. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis menurut Smeltzer (2001) meliputi : . Gastritis akut
diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala
berkurang. 1. 2. Terapi pendukung mencakup intubasim analgesik dan sedatif, antasida, serta cairan
intravena. B. 1. 2. 3. Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral pada interval
yang sering.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah kita sebagai masyarakat harus mendapatkan pengetahuan
agar ketika masyarakat sakit mengenai gastritis lalu kita bisa tahu tindakan yang tepat untuk menangani
gastritis.

18
REFERENSI

https://stikesmukla.ac.id/downloads/makalah/ASUHAN%20KEPERAWATAN%20PASIEN
%20dengan%20GASTRITIS.pdf

https://www.academia.edu/36151977/MAKALAH_GASTRITIS_doc

http://repository.pkr.ac.id/1302/1/08072020%20KOREKSI%20IRAWATI%20KTI
%20REVISI.pdf

19
Rubrik Penilaian

Kelompok : II (Dua)
Topik/ Judul Makalah : “ASKEP dengan GASTRITIS”
Hari/Tanggal : SENIN, 25 APRIL 2022

ASPEK PENILAIAN
A. Laporan Makalah Item Penilaian Kurang Cukup Baik Sangat Baik
(45-55) (56-72) (72-79) (80-100)
1.Sistematika penulisan
2.Komponen Makalah : Konsep Medis
3.Komponen Makalah : Proses Keperawatan
4.Referensi
Catatan Perbaikan :

B. Presentasi Kelompok Item Penilaian Kurang Cukup Baik Sangat Baik


(45-55) (56-72) (72-79) (80-100)
1.Media Penyajian (PPT)

2.Ketepatan waktu presentasi

3.Kerjasama Tim (Partisipasi anggota Tim)


4.Penguasaan Materi oleh Presenter
5.Kepercayaan diri

Catatan Perbaikan :

20
N Nim Nama Sikap Komu Penguasaan Catatan
o nikasi Materi
1.

201981024061 Alisye Sopacua

2.

2019081024411 Andika S Ardi

3.

Brian.C.I
2020081024003 Sahusilawane

4.

2020081024185 Gracia Natalie

5.

2020081024133 Selpi Nawipa

6. 2020081024173 Tersiah Murib

21
22

Anda mungkin juga menyukai