DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :
GLORIYA MARNI KENELAK (2020081024134)
INSYA NAOMI WAKUM (2020081024152)
APRILINA R.S.BEROTABUI (2019081024014)
YOHANA FR.LAUREN KIM (2020081024154)
ANJELIKA R YARE (2020081024010)
WINDA PUSPA HALIM (2020081024172)
MARTHA KEDEIKOTO (2020081024162)
AKOFE KOBAK (20180811024007)
ELISABETH M Y MAMBRASAR (2020081024176)
NORBERTUS HAGISIMIJAUW (2020081024174)
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Askep
pada pasien dengan penyakit Cacingan”
Kami berharap makalah ini dapat memotivasi para mahasiswa/mahasiswi lain
dalam mata kuliah ini. Kami menyadari bahwa makalah kami masih banyak terdapat
kekurangan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar Bekakang...............................................................................................................
B. Tujuan...........................................................................................................................
C. Manfaat.........................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi cacing merupakan penyakit yang umum menyerang penduduk di
negara-negara berkembang. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia WHO,
60.000 kasus kematian di seluruh dunia terutama pada anak-anak diakibatkan oleh
infeksi cacing gelang atau Ascaris lumbricoides. Kasus penyakit cacingan lebih
sering terjadi di negara-negara berkembang dengan iklim tropis seperti Indonesia,
juga di daerah-daerah dengan level sanitasi yang buruk. Anak-anak balita dan usia
sekolah, yakni 3-8 tahun lebih sering terinfeksi dibanding orang dewasa.
World Health Organization (WHO) tahun 2012 memperkirakan lebih dari 1,5
miliar orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksi dengan cacing yang ditularkan
melalui tanah. Lebih dari 270 juta anak usia prasekolah dan lebih dari 600 juta anak
usia sekolah tinggal di daerah di mana parasit ini ditularkan secara intensif dan
membutuhkan pengobatan serta tindakan pencegahan.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingginya angka kecacingan pada
masyarakat Indonesia selain karena kondisi lingkungan geografis, juga karena factor
kersadaran untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan
kesehatan, dan kurangnya penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah terpencil
memberi kontribusi tingginya angka kecacingan di Indonesia.
Apabila dicermati lebih lanjut, infeksi cacing ini sepele, tetapi pengaruhnya
bisa sangat mengganggu terutama pada anak-anak yang dalam masa pertumbuhan,
infeksi ringan mengakhibatkan anemia dengan berbagai manifestasi kilinis, baik
yang terlihat secara nyata maupun yang tidak terlihat. Kasus infeksi yang sedang
sampai berat bisa mengakhibatkan adanya gangguan penyerapan pada usus dan
gangguan beberapa fungsi organ dalam. Apabila hal ini terjadi pada masa anak-anak
terutama disekolah, maka akan sangat mengganggu proses belajar mengajar, secara
nyata anak bisa mengalami kemunduran prestasi, yang disadari atau tidak hal
tersebut mempengaruhi masa depan mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Cacingan?
2. Apa anatomi fisiologi dari cacing
3. Bagaimana dari etiologi ?
4. Bagaimana patofisiologi dari cacingan?
5. Apa manifestasi klinis dari penyakit cacingan?
6. Apa pathway dari cacingan?
7. Bagaimana pemeriksaan fisik penyakit cacingan ?
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang penyakit cacingan?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit cacingan ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yakni :
1) Untuk mengetahui pengertian dari penyakit cacingan
2) Untuk mengetahui anatomi fisiologi
3) Untuk mengetahui etiologi dari penyakit cacingan
4) Untukmengetahui patofisiologi dari penyakit cacingan
5) Untuk mengetahui manifestasi dari penyakit cacingan
6) Untuk mengetahui patway dari penyakit cacingan
7) Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik penyakit cacingan
8) Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang penyakit cacingan
9) Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaa dari penyakit cacingan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
1) Definisi Cacingan
Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis cacing-cacing khusus
yang ditularkan melalui tanah dan sarana penularan lainnya. Tempat bersarang
cacing-cacing ini di dalam tubuh manusia pun berbeda, ada yang bersarang di usus
halus seperti cacing gelang dan cacing tambang. Ada juga yang bermukim di usus
besar seperti cacing cambuk.
Cacingan merupakan penyakit khas daerah tropis dan sub-tropis, dan biasanya
meningkat ketika musim hujan. Pada saat tersebut, sungai dan kakus meluap, dan
larva (masa hidup setelah telur) cacing menyebar ke berbagai tempat yang sangat
mungkin dapat bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Larva cacing yang
masuk ke dalam tubuh perlu waktu 1-3 minggu untuk berkembang. Manusia
merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini
menyebabkan masalah kesehatan.
Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa
cacing. Cacing umumnya tidak menyebabkan penyakit berat sehingga sering kali
diabaikan walaupun sesungguhnya memberikan gangguan kesehatan. Tetapi dalam
keadaan infeksi berat atau keadaan yang luar biasa, kecacingan cenderung
memberikan analisa keliru ke arah penyakit lain dan tidak jarang dapat berakibat fatal
(Margono, 2008).
Definisi infeksi kecacingan menurut WHO (2011) adalah sebagai infestasi
satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda usus. Diantara
nematoda usus ada sejumlah spesies yang penularannya melalui tanah atau biasa
disebut dengan cacing jenis STH (soil transmitted helminths ) yaitu Ascaris
lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichuira ( cacing cambuk ), Necator
americanus dan Ancylostoma duodenale ( cacing tambanng). (Margono et al., 2006).
Infeksi cacing umumnya masuk melalui mulut atau langsung melalui luka di
kulit (cacing tambang dan benang) atau lewat telur (kista) atau larvanya, yang ada di
atas tanah. Terlebih pada pembuangan kotoran yang dilakukan dengan sembarangan
dan tidak memenuhi syarat kebersihan (Zulkoni, 2010; Tjay dan Rahardja, 2002).
Kemudian kebiasaan penggunaan kotoran sebagai pupuk tanaman menyebabkan
semakin luasnya pengotoran tanah. Persediaan air rumah tangga dan makanan
tertentu, misalnya sayuran yang tidak dicuci bersih akan meningkatkan penderita
kecacingan. Demikian juga kebiasaan makan masyarakat, menyebabkan terjadinya
penularan penyakit cacing tertentu, misalnya kebiasaan mengkonsumsi makanan
mentah atau setengah matang sepeti ikan, kerang, daging atau sayuran. Bila dalam
makanan tersebut terdapat kista atau larva cacing maka dapat terjadi kecacingan
pada manusia (Entjang, 2003).
3. Cacing Tambang
Cacing tambang menetas di luar tubuh manusia, larvanya masuk
kedalam tubuh melalui kulit. Cacing tambang yang hidup menempel di usus
halus menghisap darah si penderita. Gejala yang biasa muncul adalah lesu,
pucat, dan anemia berat.
4. Cacing Kremi
Telur cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu bersarang
di usus besar. Setelah dewasa, cacing berpindah ke anus. Dalam jumlah
banyak, cacing ini bisa menimbulkan gatal-gatal di malam hari. Tidak heran
bila si kecil nampak rewel akibat gatal-gatal yang tidak dapat ditahan. Olesi
daerah anusnya dengan baby oil dan pisahkan semua peralatan yang bisa
menjadi media penyebar, seperti handuk, celana, pakaian.
6.) Pathway
7.) Pemeriksaan Fisik
B. Proses Keperawatan
1.) Pengkajian
a. Identitas klien
i. Nama
ii. Usia
iii. Alamat
iv. Jenis kelamin
v. Agama
vi. Status
Dasar data pengkajian menurut Doenges (1999) adalah :
b. Aktivitas dan istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur
semalam karena diare. Merasa gelisah dan ansietas.
c. Sirkulasi
Tanda : tachikardia ( respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi
dan nyeri)
d. Nutrisi / cairan
Gejala : mual, muntah, dan anoreksia.
Tanda : hipoglikemia, pot belly, dehidrasi, BB turun.
e. Eliminasi
Tanda : diare, penurunan haluaran urin.
f. Nyeri
Gejala : nyeri epigastrik, nyeri daerah pusat, kolik.
g. Integritas ego
Gejala : ansietas.
h. Keamanan
Tanda : kulit kemerahan, kering, panas, suhu meningkat
PENUTUP
A. Kesimpulan
https://id.scribd.com/document/490369624/ASKEP-Cacingan-Kel-2-siang
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/askariasis/diagnosis
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/askariasis/patofisiologi
https://id.scribd.com/document/419872779/REVISI-BAB-II-CACINGAN-2-docx
https://id.scribd.com/document/374714330/tugas-makalah-cacingan