Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

“PENYAKIT
MUNTABER”

DISUSUN OLEH :
NAMA : Ramadan Tri Herlambang

KELAS : XI – MM 2

NO : 21
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI
(SMKN) 3 SURABAYA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

2
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana


berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat
menyesaikan penulisan Makalah “Penyakit Muntaber”.
Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah
pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada
keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.

Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin


masih banyak terjadi kekurangan sehingga hasilnya
jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap
kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan
saran yang sifatnya membangun.

 Besar harapan penulis dengan terselesaikannya


makalah ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua
pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih
penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini
sehingga makalah ini terselesaikan.

Terima Kasih

ii
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb

DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL ...........................................................................
i
KATAPENGANTAR ............................................................
..............ii
DAFTAR
ISI ...................................................................................
... iii

BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................
..... 1
1.1 Latar
Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah ......................................................... 1
1.3 Batasan
Masalah ........................................................... 2
1.4 Tujuan
Penulisan ............................................................ 2
1.5  Manfaat
Penulisan ........................................................ 2

BAB II TINJAU
PUSTAKA ................................................................. 3
2.1 Definisi
Muntaber ........................................................... 3
2.2 Faktor
Agent ................................................................... 3

iii
2.3 Faktor
Host ..................................................................... 4
2.4 Faktor
Environment ....................................................... 4
2.5 Port of Entry and
Exit ..................................................... 5
2.6
Transmisi ........................................................................
5

BAB III
PEMBAHASAN .................................................................
... 5
3.1 Pengertian
Muntaber .................................................... 5
3.2 Faktor Pencetus
Muntaber ........................................... 6
3.3 Jenis-jenis
Muntaber ..................................................... 6
3.4 Penyebab
Muntaber ...................................................... 7
3.5
Patofisiologi ....................................................................
10
3.6 Gejala
Muntaber ............................................................ 11
3.7 Tanda - tanda Penyakit
Muntaber ................................ 11
3.8 Akibat
Muntaber ............................................................ 12
3.9 Bahaya Muntaber Pada Anak –
Anak .......................... 12
3.10 Masa
Inkubasi ............................................................. 14
3.11 Lama
Sakit ................................................................... 14

iv
3.12
Penularan .....................................................................
15
3.13 Pertolongan
Pertama ................................................... 15
3.14
Perawatan ....................................................................
16
3.15 Cara Mencegah Penyakit
Muntaber ........................... 16
3.16 Pengobatan/ Penatalaksanaan Penyakit
Muntaber
.................................................................................
..............17
3.17 Cara Memberantas Penyakit
Muntaber .................... 19
3.18 Hal - Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada
Penderita

Muntaber ............................................................
......... 20

BAB IV
PENUTUP .........................................................................
.. 21
4.1
Kesimpulan ....................................................................
21
4.2
Saran ..............................................................................
22

DAFTAR
PUSTAKA .........................................................................
. 23

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ada beragam gangguan pencernaan yang perlu
kita ketahui supaya kita lebih waspada dan bisa
melakukan usaha-usaha pencegahan. Salah satu
gangguan pada pencernaan yang cukup berbahaya jika
dibiarkan berlanjut adalah muntaber. Muntaber
merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan
seseorang mengalami muntah dan berak secara
bersamaan atau terpisah. Jika gangguan pencernaan
yang satu ini tidak segera diatasi maka bisa dengan
cepat membawa seseorang pada kondisi yang
membahayakan jiwanya.

Muntaber bisa disebabkan oleh  kuman, bakteri,


atau virus. Muntaber juga dapat disebabkan oleh
adanya infeksi saluran nafas atau radang tenggorokan,
infeksi saluran kemih (kencing) dan penyakit tifus. Akan
tetapi, yang paling sering menyebabkan muntaber
adalah bakteri Eschericia coli (E.coli) yang menyerang
usus. Biasanya muntaber terjadi karena seseorang
mengkonsumsi makanan yang sudah tercemar dengan
bakteri E.coli dan saat itu daya tahan tubuhnya sedang
turun (tidak fit).

1.2  Rumusan Masalah

Penulisan makalah ini lebih menekankan kepada


upaya pengetahuan dalam pengajaran farmakologi

1
bagi pembaca khususnya kita sebagai pelajar,
berdasarkan analisis permasalahan yang telah di
pelajari. Oleh karena itu, dapat dirumuskan
permasalahan makalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Muntaber ?
2. Bagaimana cara mencegah Penyakit Muntaber ?
3. Bagaimana cara memberantas Penyakit Muntaber ?
4. Apakah Penyakit Muntaber dapat menular ?

1.3  Batasan Masalah

Untuk mempersempit ruang lingkup, maka terdapat


batasan masalah yang perlu didefinisikan dalam
penulisan makalah ini. Penulisan difokuskan pada
materi tentang “Penyakit Muntaber“.

1.4 Tujuan Penulisan


Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :
1)    Menjelaskan definisi muntaber
2)    Menjelaskan faktor agent dari penyakit muntaber
3)    Menjelaskan faktor host dari penyakit muntaber
4)    Menjelaskan faktor environment dari penyakit
muntaber
5)    Menjelaskan port of entryand exit dari penyakit
muntaber
6)    Menjelaskan transmisi dari penyakit muntaber
7)    Menjelaskan bagaimana pencegahan dari penyakit
muntaber
2
8)    Menjelaskan bagaimana pemberantasan dari
penyakit muntaber
9)    Menjelaskan bagaimana pengobatan dari penyakit
muntaber

1.5  Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah penulis
memahami bagaimana cara mencegah, mengobati,
dan memberantas “Penyakit Muntaber” yang sudah
terjadi pada masyarakat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Muntaber


Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus
Enteritis adalah keadaan di mana seseorang menderita
muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali.
Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh
kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang
kadang juga mengandung darah atau lendir.

2.2 Faktor Agent


Penyebab utama penyakit muntaber adalah
peradangan usus oleh bakteri, virus, parasit lain (jamur,
cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman
yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia
serta kurang gizi, misalnya kelaparan atau kekurangan
protein.

3
Bakteri E. coli adalah penyebab penyakit muntaber, E.
coli yang merupakan penyingkatan dari Escherichia coli
sebenarnya adalah bakteri yang dari dahulu kala sudah
ada di dalam tubuh manusia khususnya di dalam
sistem pencernaan dan tidak menimbulkan penyakit.
Bakteri ini ditemukan oleh seorang seorang pakar
bakteriologi Jerman bernama Theodor Escherich pada
tahun 1885. Sebagian besar dari ratusan jenis E. coli ini
hidup di dalam saluran pencernaan manusia tanpa
menimbulkan gangguan dan ‘hidup rukun’ ini
dinamakan commensalism.

Namun pada tahun 1982 terjadi kegemparan di


kalangan medis, karena E. coli ini sudah mengalami
mutasi (perubahan sifat) dan menimbulkan letupan
kasus diare di Oregon dan Michigan (AS) dengan 47
orang penderita dewasa dan anak-anak. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium awal mulanya petugas
kesehatan mengalami kebingungan karena tidak
ditemukan bakteri patogen (yang menyebabkan
penyakit) dan hanya didapatkan bakteri E. coli yang
memang dianggap lumrah berada di saluran cerna.

Selain itu, penyakit muntaber juga dapat


disebabkan oleh virus Vibrio parahaemolyticus yang
termasuk jenis vibrio halofilik dan telah diidentifikasi
ada 12 grup antigen “O” dan sekitar 60 tipe antigen
“K” yang berbeda. Strain patogen pada umumnya
(tetapi tidak selalu) dapat menimbulkan reaksi
hemolitik yang khas (fenomena Kanagawa). Masa
inkubasi Vibrio parahaemolyticus biasanya antara 12 –
24 jam, tetapi dapat berkisar antara 4 – 30 jam.

2.3 Faktor Host


1) Usia: penyakit muntaber memang menyerang anak-
anak, terutama pada usia dua hingga delapan
4
tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan
tubuhnya belum sekuat orang dewasa.
2) Jenis Kelamin: laki-laki dan juga perempuan
3) Ras: Di negara yang lingkungannya kurang
bersih,seperti negara berkembang

2.4 Faktor Environment


Kondisi lingkungan yang kurang bersih dan sehat
sehingga masih ada penyebab bakteri muntaber selain
itu kurangnya kesadaran sosial terhadap kebersihan
dan makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri.
Sistem sanitasi yang tidak terjaga dengan baik juga
memudahkan kuman untuk berkembang biak. Hujan
yang terus menerus sehingga menimbulkan banjir dan
lingkungan menjadi kotor, sangat potensial
menimbulkan wabah muntaber.

2.5 Port of Entry and Exit


Penularan penyakit muntaber adalah :
1) Melalui cairan dari mulut (muntah),yang kurang
bersih membersihkanya
2) Melalui secret dari anus yang belum bersih,dan air
yang dikunakan ikut tercemar karena muntaber
menyebar melalui air

2.6 Transmisi
Muntaber memang sangat mudah menular, Terutama
melalui air. Sehingga bila ada salah satu anggota
keluarga yang sakit muntaber atau tetangga yang kena

5
muntaber usahakan untuk mencegah faktor penularan
tersebut.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Muntaber


Muntaber adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3
atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk
dan konsistensi tinja dari penderita (Depkes RI,
Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).

Jika ditilik definisinya, Muntaber adalah gejala


buang air besar dengan konsistensi feses (tinja)
lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja.
Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan
berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari
14hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang
biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari
dengan konsistensi feses padat atau keras.
3.2 Faktor Pencetus Muntaber
1. Tangan yang kotor
2. Makanan dan minuman yang terkontaminasi virus
dan bakteri
3. Ditularkan oleh binatang peliharaan
4. Kontak langsung dengan feses atau material yang
menyebabkan diare ( cara membersihkan diri yang
tidak benar setelah ke luar dari toilet)

6
3.3 Jenis-jenis Muntaber
1. Muntaber Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang
disebut Rotaviru yang ditandai dengan buang air besar
lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya biasanya (3kali atau lebih dalam sehari)
dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare Rotavirus
ini merupakan virus usus patogen yang menduduki
urutan pertama sebagai penyebab diare akut pada
anak-anak.

2. Muntaber Bermasalah
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus,
bakteri, parasit, intoleransi laktosa, alergi protein susu
sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga.
Diarae ini umumnya diawali oleh diare cair kemudian
pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah,
dengan maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti
munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu
makan dan badan terasa lemah.

3. Muntaber Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik
sentral patogenesis diare persisten adalah keruskan
mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan
diare akut.
3.4 Penyebab Muntaber
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau
dari menu makanan. Faktor lingkungan dapat
menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus
penyebab diare. Makanan yang tidak cocok atau belum
dapat dicerna dan diterima dengan baik oleh anak dan
keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare.

7
Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab
diare. Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada perut
atau usus. Peradangan atau infeksi  usus oleh agen
penyebab :
1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
 Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya
karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air (watery),
berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau
asam.Virus penyebab diare Viral gastroenteritis
atau yang dikenal sebagai "stomach virus", virus
perut.
 Bakteri -  Berak2 dengan darah/lendir , sakit
perut. Memerlukan antibioka sebagai terapi
pengobatan.
 Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir,
sakit perut. perlu
antiparasite. Parasitcryptosporidium atau microsp
oridium menyebabkan diare yang terjadi pada
banyak Odha. Kejadian infeksi parasit ini sudah
menurun di AS sejak terapi antiretroviral (ART)
dipakai.

Macam-macam bakteri dan parasit yang biasa


menyerang perut :
1. E. Coli bacteria
2. Salmonella enteritidis bacteria
3. Compylobacter bacteria
4. Shigella bacteria
5. Giardo parasite
6. Cryptosporidium parasite

2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh


bakteri maupun bahan kimia.Contoh Obat ARV
 Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh
Odha dapat menyebabkan diare. Hal ini sering
berlaku dengan nelfinavir, ritonavir, Kaletra, ddI,
foskarnet, tipranavir dan interferonalfa.
8
 Anak sedang terapi dengan pemakaian
antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak sedang
dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi
dokter anda.
 Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan
berlemak

3. kekurangan gizi misalnya : kelaparan, kekurangan


zat putih telur
·         Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi
tubuh penderita, sehingga timbulnya diare akibat
penyakit lain menjadi sering dan semakin parah

4. Tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya :


Alergi terhadap susu , si anak tidak tahan meminum
susu yang mengandung lemak atau laktosa
 Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit
atau jam setelah minum susu tersebut , biasanya
pada alergi susu sapi dan produk-produk yang
terbuat dari susu sapi.
 Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat
diterima oleh jaringan tubuh akan menyebabkan
penyakit sampingan berupa diare
5. Immuno defesiensi
6. Reaksi Obat Contoh antibiotik, obat-obat tekanan
darah dan antasida yang mengandung magnesium.
7. Penyakit Intestinal Penyakit inflamasi usus atau
penyakit abdominal. Gangguan fungsi usus, seperti
sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja
secara normal

Muntaber terjadi ketika makanan dan cairan yang


Anda makan berlalu terlalu cepat dan/atau terlalu besar
jumlahnya pada saluran pencernaan (usus). Secara
normal, usus besar akan menyerap cairan dari
makanan yang Anda makan, dan meninggalkan kotoran
(tinja) yang setengah padat. Akan tetapi ketika cairan
9
dari makanan yang Anda makan tidak diserap, maka
hasilnya adalah kotoran (feses) yang cair atau encer.
Penyakit Diare mungkin berhubungan dengan infeksi
virus atau bakteri dan terkadang efek dari keracunan
makanan.

Secara umum penyebab diare antara lain :


1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau
disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung
dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang
menurun.
6. Infeksi virus. Rotavirus Adalah penyebab diare pada
anak (akut) yang paling sering.
7. Infeksi bakteri dan parasit. Masuk melalui makanan
dan minuman yang terkontaminasi.
8. Intoleransi makanan. Paling sering adalah intoleransi
laktosa (gula pada susu) pada sebagian orang,
sehingga diare terjadi setelah makan/minum produk
susu.
9. Alergi makanan
10. Reaksi negatif terhadap obat-obatan. Banyak obat-
obatan yang dapat menyebabkan diare. Yang paling
sering adalah antibiotik. Antibiotik membunuh bakteri
baik dan jahat, yang dapat mengganggu
keseimbangan flora normal (bakteri baik) dalam
usus.
11. Penyakit usus. Biasanya menimbulkan Diare kronis,
dengan banyak penyebab, seperti penyakit Crohn,
ulcerative colitis, penyakit celiac, kolitis mikroskopik
dan sindrom iritasi usus besar (irritable bowel
syndrome).
12. Gangguan usus fungsional (stress)

10
13. Operasi kandung empedu atau lambung

Direktur Pemberantasan Penyakit Menular


Langsung (PPML), Ditjen Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes
yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang
disebabkan infeksi dan keracunan. Setelah melalui
pemeriksaan laboratorium, sumber penularannya
berasal dari makanan atau minuman yang tercemar
virus. Konkretnya, kasus diare berkaitan dengan
masalah lingkungan dan perilaku. Perubahan dari
musim kemarau ke musim penghujan yang
menimbulkan banjir, kurangnya sarana air bersih, dan
kondisi lingkungan yang kurang bersih menyebabkan
meningkatnya kasus diare. Fakta yang ada
menunjukkan sebagian besar pasien ternyata tinggal di
kawasan kurang bersih dan tidak sehat.

Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang


lantas menggunakan air sungai yang jelas-jelas kotor
oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air besar.
Jelas airnya tak bisa digunakan. Jangan heran kalau
kemudian penderita diare sangat banyak karena
menggunakan air yang sudah tercemar oleh kuman
maupun zat kimia yang meracuni tubuh. Masalah
perilaku juga bisa menyebabkan seseorang mengalami
diare. Misalnya, mengonsumsi makanan atau minuman
yang tidak bersih, sudah tercemar, dan mengandung
bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah,
alhasil terjadilah diare.

3.5 Patofisiologi

Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja


yang terinfeksi secara langsung, seperti:

11
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi,
baik yang sudah dicemari oleh serangga atau
terkontaminasi oleh tangan kotor.
2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi
pada bayi sering memasukkan tangan/mainan/apapun
kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan
dipermukaan udara sampai beberapa hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan
tidak memasak air dengan air yang benar.
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai
buang air besar.

3.6 Gejala Muntaber

Gejala Muntaber adalah tinja yang encer dengan


frekuensi 4kali atau lebih dalam sehari, yang kadang
disertai:
1. Muntah
2. Badan lesu atau lemah
3. Panas
4. Tidak nafsu makan
5. Darah dan lendir dalam kotoran

 3.7 Tanda-tanda Penyakit Muntaber


1. Balita biasanya rewel karena diare menyebabkan
kekurangan cairan, sehingga perlu diberi minum yang
banyak.
2. Pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, balita akan
terlihat gelisah.
3. Diare ditandai disentriform yaitu tinja berlendir, cair
dan kadang-kadang berdarah.

12
4. Diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang
ditandai dengan suhu tubuh meningkat.
5. Nafsu makan menurun akibat diare harus diimbangi
makan yang cukup supaya kondisi tubuh membaik.
6. Balita biasanya akan muntah sebelum atau sesudah
makan karena merupakan gejala dari beberapa
penyakit antara lain keracunan makanan, infeksi
appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-
lain yang merupakan factor penyebab diare.
7. Dehidrasi (kekurangan cairan)
Tingkatan dehidrasi ada tiga, yaitu :

a. Dehidrasi Ringan
Muka memerah, rasa haus yang sangat, kulit
hangat dan kering, tidak buang air atau volume urine
berkurang atau berwarna lebih gelap, pusing dan
lemah, kram pada otot kaki dan tangan, menangis
dengan sedikit atau tidak ada air mata, mengantuk,
mulut dan lidah disertai berkurangnya air liur.
b. Dehidrasi Sedang
Tekanan darah menurun, pingsan, kontraksi yang
kuat pada otot lengan, kaki, perut dan punggung,
kejang, perut kembung, gagal jantung, dan ubun-
ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah.
c. Dehidrasi Berat
Gejala-gejala dehidrasi ringan terlihat semakin
jelas dan mengarah pada keadaan yang lebih berat
dengan tanda dan gejala sebagai berikut :
Berkurangnya kesadaran, tidak buang air kecil,
tangan teraba dingin dan lembab, denyut nadi yang
semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba,
tekanan darah yang menurun hingga tidak terukur,
kebiruan pada ujung kuku, mulut, dan lidah. Jika
tidak diatasi keadaan ini dapat mengancam jiwa atau
kematian.

3.8 Akibat Muntaber


13
Diare yang berlangsung terus selama berhari-hari
dapat membuat tubuh penderita mengalami
kekurangan cairan atau dehidrasi. Jika dehidrasi yang
dialami tergolong berat, misalnya karena diarenya
disertai muntah-muntah, risiko kematian dapat
mengancam. Orang bisa meninggal dalam beberapa
jam setelah diare dan muntah yang terus-menerus.
Dehidrasi akut terjadi akibat penderita diare terlambat
ditangani.

3.9 Bahaya Muntaber Pada Anak - Anak


Anak-anak yang terkena muntaber tentu saja
berada pada kondisi yang membahayakan jiwa mereka.
Dehidrasi yang diakibatkan oleh muntaber bisa terjadi
dengan sangat cepat pada anak-anak, terutama
mereka yang masih berusia sangat muda.
Jika anak mengalami tanda-tanda di bawah ini saat
muntah dan diare, maka sebaiknya orang tua
meningkatkan kewaspadaan.

 Berat badan turun drastis.


 Nafsu makan menurun.
 Jarang buang air kecil.
 Mengeluarkan urine yang berwarna lebih gelap.
 Jantung anak berdetak lebih cepat dari biasanya.
 Mulut anak menjadi kering.
 Saat menangis tidak mengeluarkan air mata.
 Mata anak menjadi cekung.
 Kulit menjadi tidak sekenyal biasanya.
 Muka anak menjadi lebih tirus dari biasanya.

14
 Anak menjadi sensitif atau lekas marah.

Lakukan Hal Ini jika Anak Mengalami Muntaber


Jika anak Anda mengalami muntah dan diare secara
bersamaan, maka beberapa hal di bawah ini bisa
dilakukan.

 Penanganan pada bayi


Saat bayi mengalami muntaber, tetaplah berikan ASI
kepada mereka. Cairan dan kandungan elektrolit di
dalam ASI bisa mencegah bayi mengalami dehidrasi.
Jika bayi mengonsumsi susu formula, beralihlah kepada
susu formula yang bebas laktosa. Hal ini perlu
dilakukan karena laktosa berpotensi menjadikan
kondisi diare memburuk. Oralit yang merupakan solisi
rehidrasi oral mungkin diperlukan agar bayi terhindar
dari bahaya dehidrasi. Cairan ini sendiri terdiri dari
garam, gula, kalium, dan nutrisi lainnya.

 Penanganan anak-anak
Untuk balita dan anak-anak, pemakaian oralit mungkin
bisa langsung diberikan jika mereka mengalami
muntah dan diare untuk menggantikan cairan yang
hilang. Cobalah hindari pemberian air putih biasa dan
minuman ringan. Air biasa tidak memiliki kandungan
garam dan nutrisi yang cukup untuk menggantikan
cairan yang hilang. Sementara itu, minuman ringan
biasanya kaya akan gula dan kemungkinan dapat
mengiritasi perut anak-anak.

Segera bawa ke dokter jika anak mengalami muntah


dan diare terus-menerus. Anak juga harus segera
dibawa ke dokter atau rumah sakit jika mengalami
dehidrasi yang signifikan karena dikhawatirkan ada hal-
hal serius yang menyebabkan kondisi tersebut. Pada
kasus muntah yang terus menerus, dokter mungkin

15
akan melakukan pemeriksaan endoskopi untuk
memeriksa kondisi saluran cerna.

Karena muntaber bisa disebabkan oleh makanan


yang tidak steril, maka orang tua harus memastikan
kebersihan makanan yang diberikan kepada anak.
Pastikan orang tua dan anak-anak untuk selalu mencuci
tangan dengan sabun saat hendak makan, sesudah
ke toilet, setelah bermain, dan setelah melakukan
aktivitas lainnya yang mungkin bersentuhan dengan
kuman.

 3.10 Masa Inkubasi


Masa dari masuknya kuman ke dalam tubuh
sampai timbulnya gejala atau yang disebut masa
inkubasi bervariasi tergantung pada jenis kuman
penyebabnya. Shigella misalnya, memiliki masa
inkubasi 16 sampai 72 jam, sedangkan masa inkubasi
virus berkisar antara 4 sampai 48 jam. Sedangakan
parasit umumnya memiliki masa inkubasi yang lebih
panjang, seperti Giardia misalanya, memiliki masa
inkubasi antara 1 sampai 3 minggu.

3.11 Lama Sakit


Lama sakit juga tergantung pada jenis kuman
penyebabnya. Pada diare ringan akibat virus umumnya
berlangsung selama beberapa hari dimana anak hanya
memerlukan perawatan ringan seperti istirahat dan
pemberian cairan yang adekuat. Tidak diperlukan
obata-obat seperti antibiotik untuk perawatan diare
seperti ini. Sedangkan diare akibat bakteri atau parasit
lain umumnya selain pemberian cairan pada kasus-
kasus tertentu seperti pada anak kurang gizi diperlukan
perawatan dengan antibiotika untuk mencegah
penyebaran kuman ke seluruh tubuh.
16
3.12 Penularan
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja
yang terinfeksi secara langsung, seperti :
·  Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi,
baik yang sudah dicemari oleh serangga atau
kontaminasi oleh tangan yang kotor
· Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi
pada bayi sering memasukan tangan/ mainan / apapun
kedalam mulut.  Karena virus ini dapat bertahan
dipermukaan udara sampai beberapa hari. 
· Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak
memasak air dengan benar
· Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak
bersih
· Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai
buang air besar atau membersihkan tinja anak yang
terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan
alat-alat yang dipegang.

3.13 Pertolongan Pertama


Bila sudah terlanjur terserang diare, upaya pertolongan
pertama yang perlu segera dilakukan:
1. Minumkan cairan oralit sebanyak mungkin penderita
mau dan dapat meminumnya. Tidak usah sekaligus,
sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus
dilakukan. Satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam
1 gelas air masak (200 cc). Jika oralit tidak
tersedia, buatlah larutan gula garam. Ambil air masak
satu gelas. Masukkan dua sendok teh gula pasir, dan
seujung sendok teh garam dapur. Aduk rata dan
berikan kepada penderita sebanyak mungkin ia
mau minum.

17
2. Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak
dan tidak merangsang lambung, serta makanan
ekstra yang bergizi sesudah muntaber.
3. Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter
apabila muntaber tidak berhenti dalam sehari atau
keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak
dapat minum atau makan, demam tinggi, penderita
lemas sekali serta terdapat darah dalam tinja.

3.14 Perawatan
Anak yang mengalami diare berat dan lama yang
disertai dengan demam, muntah, atau nyeri perut atau
yang kotorannya terdapat darah atau lendir harus
segera dibawa ke dokter. Walaupun anak tidak
menunjukkan gejala-gejala di atas tetapi anak tampak
mengalami dehidrasi dengan tanda-tanda mulut dan
lidah kering, kulit yang kering dan pucat, mata cowong,
penurunan aktivitas (tampak mengantuk atau lelah),
dan menurunnya jumlah kencing dari biasanya juga
harus segera dibawa ke dokter.

Perawatan utama terhadap anak yang mengalami


diare adalah pemberian cairan yang adekuat dengan
cairan yang sesuai. Cairan ini dapat diberikan baik
melalui mulut ataupun melalui infus bila anak
mengalami dehidrasi sedang sampai berat. Bayi dan
anak kecil sebaiknya tidak diberi cairan berupa air saja
karena air tidak mengandung garam dan mineral serta
zat gizi yang diperlukan. Prinsip utama perawatan diare
adalah penggantian cairan serta garam dan mineral
yang hilang melalui kotoran, muntah dan demamnya.
Perkiraan jumlah cairan yang hilang dan beratnya
muntah serta diare akan menentukan jenis terapi yang
akan diberikan oleh dokter.

18
3.15 Cara Mencegah Penyakit Muntaber
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk
mencegah muntaber, antara lain :

1) Menkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam


jumlah yang cukup.
2) Penggunaan air bersih untuk minum.
3) Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang
air besar.
4) Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada
tempatnya.
5) Menjaga kebersihan jamban keluarga.
6) Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar mandi,
WC dan dapur.
7) Menjaga kebersihan peralatan makan.
8) Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan
sebelum dimasak.
9) Memisahkan perangkat anggota keluarga yang
terkena muntaber supaya tidak menular kepada
yang lain.
10) Jika kita mempunyai bayi, maka berikan asi ekslusif
sampai dengan 6 bulan dan melanjutkan pemberian
ASI sampai 2 tahun pertama kehidupan serta sebisa
mungkin menghindari susu botol.

3.16 Pengobatan/ Penatalaksanaan


Penyakit Muntaber
Untuk penyakit diare pada dewasa, dianjurkan segera
ke dokter jika:
1. Diare berlangsung lebih dari dua hari
2. Mengalami dehidrasi – Ditandai oleh rasa haus yang
berlebihan, mulut kering atau kulit kendur, Buang
air keci jarang, sedikit atau tidak sama sekali, lemes,
pusing, atau urin berwarna gelap

19
3. Diare disertai sakit perut atau dubur yang parah
4. Diare dengan tinja berdarah berwarna merah atau
hitam
5. Diare disertai demam di atas 102 F (39 C)

Pada bayi dan anak-anak, diare dapat dengan cepat


menyebabkan dehidrasi. Hubungi dokter jika diare
pada bayi atau anak Anda tidak kunjung membaik
dalam waktu 24 jam atau jika :
1. Popok tidak basah karena kencing dalam tiga jam
atau lebih
2. Diare pada anak disertai demam di atas 38,5 C
3. Diare dengan tinja berdarah warna merah atau hitam
4. Mulutnya kering atau menangis tanpa air mata
5. Terlihat sering mengantuk, tidak responsif atau
mudah marah (rewel)
6. Terlihat cekung pada perut, mata atau pipi
7. Jika kulit dicubit tidak kunjung kembali (turgor
menurun).
Untuk mengobati muntaber diperlukan antibiotika
jenis metronidazol yang dikom-binasikan dengan
(Sulfametoksazol dan trimetoprim). Untuk golongan
metronidazole bisa dipakai flagyl, trogyl, atau yang
lainnya. Yang penting berisi metronidazole. Yang
generik pun juga tidak masalah. Sedangkan untuk obat
golongan sulfametoksazole dan trimetoprim, bisa
dipakai sanprima atau yang lainnya.

Aturan minumnya :
Untuk metronidazole diminum sehari 3 kali satu tablet.
Sedangkan sanprima diminum sehari 2 kali. Usahakan
diminumnya jangan bersamaan. Bisa diberi rentag
waktu 1-2 jam.

Pengobatan lain untuk penyakit muntaber adalah :


1. Pemberian cairan oralit

20
Pertolongan pertama untuk penderita muntaber adalah
dengan memberinya sebanyak mungkin cairan,
sebelum dibawa berobat ke dokter atau Rumah Sakit.
Selama penderita masih sadar dan dapat minum,
berikanlah cairan oralit untuk mengganti cairan tubuh
yang hilang.

2. Tetap berikan makanan dan minuman lain.


Bagi bayi yang masih menyusu ibunya terus berikan
ASI,jika yang menderita adalah bayi

3. Segera bawa  kedokter,apabila pertolongan pertama


tidak berhasil atau belum membaik.
Agar penyakit muntaber lebih cepat sembuh maka
seseorang harus mematuhi apa yang menjadi
pantangan penyakit muntaber. Pantangan orang
terserang penyakit muntaber adalah makanan atau
minuman yang dapat merangsang dan memperparah
penyakit tersebut makanan yang pedas
bercabai,tape,kopi,santan ,minuman dingin, dll.

Cara Membuat larutan gula garam (LGG)

1. gula satu sendok teh penuh


2. garam ¼ sendok teh
3. air masak 1 gelas
4. campuran diaduk sampai larut benar

Cara membuat oralit

1. sediakan 1 gelas (200 ml) air yang telah dimasak /


air teh
2. masukan 1 bungkus bubuk oralit kedalam gelas
3. aduk sampai larut benar

TAKARAN PEMBERIAN ORALIT

21
Umur Jumlah Cairan
Di bawah 1 3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya
thn 0.5 gelas setiap kali mencret
Dibawah 5 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1
thn(anak gelas setiap kali mencret
balita)
Anak diatas 5 3 jam pertama 6 gelas, selnjutnya
thn 1,5 gelas setiap kali mencret
Anak diatas 12 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya
thn & dewasa 2 gelas setiap kali mencret(1 gelas :
200 cc)

3.17 Cara Memberantas Penyakit


Muntaber
Penyakit muntaber dapat di berantas jika manusia
mau mencegah penyakit tersebut mulai dini dengan
cara :
1) Menkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam
jumlah yang cukup,agar bakteri tidak dapat masuk
ke tubuh kita karena tubuh kita sedang dalam
keadaan shat
2) Penggunaan air bersih untuk minum,dan yang
pastinya air minum yang benar-benar matang
3) Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang
air besar.
4) Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada
tempatnya.
5) Menjaga kebersihan jamban keluarga.
6) Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar mandi,
WC dan dapurdan selokan air.
7) Menjaga kebersihan peralatan makan.
8) Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan
sebelum dimasak.

22
9) Memisahkan perangkat anggota keluarga yang
terkena muntaber supaya tidak menular kepada
yang lain.
10) Jika kita mempunyai bayi, maka berikan asi ekslusif
sampai dengan 6 bulan dan melanjutkan pemberian
ASI sampai 2 tahun pertama kehidupan serta sebisa
mungkin menghindari susu botol,karena mungkin
botol bayi kurang bersih saat mencucinya sehingga
banyak bakteri atau kuman yang bersarang di botol
tersebut.
11) kesadaran dari masing -masing orang jika tidak
ingin sakit maka harus hidup bersih dan juga sehat.

3.18 Hal Hal Yang Perlu Diperhatikan


Pada Penderita Muntaber

Muntaber adalah istilah yang digunakan bagi


keadaan pengeluaran tinja dengan frekwensi yang
tidak normal dengan konsistensi yang lembek dan cair.
Diare sering terjadi secara tiba-tiba dan
perkembangannya cepat sekali. Frekwensi buang air
meningkat dengan cepat bahkan dapat mancapai
sampai 20 kali. Di beberapa daerah diare merupakan
penyakit endemis yang terutama menyerang anak dan
balita dan menyebabkan kematian.

Di Indonesia diperkirakan 25% dari kematian anak


balita disebabkan oleh diare. Kelompok umur yang
paling rawan terkena diare adalah 2-3 tahun, walaupun
banyak juga ditemukan penderita yang usianya relatif
muda yaitu antara 6 bulan– 12 bulan. Pada usia ini
anak mulai mendapat makanan tambahan seperti
makanan pendamping air susu ibu, sehingga
kemungkinan termakan makanan yang sudah
terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit diare
menjadi lebih besar. Selain itu anak juga sudah mampu

23
bergerak kesana kemari sehingga pada usia ini anak
senang sekali memasukkan sesuatu kedalam mulitnya.

Pada anak–anak yang gijinya tidak begitu baik, sering


menderita diare sungguhpun tergolong ringan. Akan
tetapi karena diare itu dibarengi oleh menurunnya
nafsu makan dan keadaan tubuh yang lemah, sehingga
keadaan yang demikian sangat membahayakan
kesehatan anak. Ibu biasanya tidak menanggapinya
secara sungguh–sungguh oleh karena sifat diarenya
ringan. Padahal penyakit diare walaupun dianggab
ringan tetapi sangat berbahaya bagi kesehatan anak.

Hal yang lain yang perlu diperhatikan adanya


pandangan dalam masyarakat bahwa untuk
menanggulangi penyakit diare anak harus dibiasakan
dipuasakan. Jadi husus dikosongkan agar tidak terjadi
rangsangan yang menyebabkan anak merasa ingin
buang air besar. Jika anak sudah dalam keadaan giji
kurang, keadaan gijinya akan menjadi lebih buruk
akibat puasa.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus
Enteritis adalah keadaan di mana seseorang menderita
muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali.
Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh
kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang
kadang juga mengandung darah atau lendir.Penularan
penyakit muntaber dikarenakan lingkungan yang
24
kurang bersih dan gaya hidup yang kurang
sehat.penyakit muntaber menyerang siapa saja tak
mengenal usia,jenis kelamin,dan ras. muntaber
menyebar melalui air,udara.untuk mencegah penyakit
ini dapat dilakukan dengan cara:

1) Menkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam


jumlah yang cukup,agar bakteri tidak dapat masuk
ke tubuh kita karena tubuh kita sedang dalam
keadaan shat
2) Penggunaan air bersih untuk minum,dan yang
pastinya air minum yang benar-benar  matang
3) Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang
air besar.
4) Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada
tempatnya.
5) Menjaga kebersihan jamban keluarga.
6) Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar mandi,
WC dan dapurdan selokan air.
7) Menjaga kebersihan peralatan makan.
8) Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan
sebelum dimasak.
9) Memisahkan perangkat anggota keluarga yang
terkena muntaber supaya tidak menular kepada yang
lain.
10) Jika kita mempunyai bayi, maka berikan asi ekslusif
sampai dengan 6 bulan dan melanjutkan pemberian
ASI sampai 2 tahun pertama kehidupan serta sebisa
mungkin menghindari susu botol,karena mungkin
botol bayi kurang bersih saat mencucinya sehingga
banyak bakteri atau kuman yang bersarang di botol
tersebut.
11) Lakukan tindakan lanjutan yaitu bawa ke rumah
sakit apabila penyakit tambah parah

4.2  Saran

25
1. Sebaiknya, saat anaknya mengalami diare dilarang
menggunakan pempers, agar mencret anak
terkontrol berapa kali mengeluarkan kotoran.
2. Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun
3. Pemberian makanan bersih sehat sangat mendukung
untuk pencegahan penyakit diare.
4. Pada balita sebaiknya pemberian ASI minimal 6
bulan.
5. Gunakan air bersih untuk memasak
6. Rebus air sebelum diminum

Untuk menanggulangi penyebaran penyakit


muntaber hendaknya masyarakat mencegah faktor
penularannya agar tidak meluas lebih banyak lagi dan
apa bila ada yang terkena muntaber segera di bawa ke
rumah sakit agar mendapatkan pelayanan segera
mungkin ditakutkan apabila si penderita mengalami
dehidrasi dan juga infeksi yang semakin parah.

DAFTAR PUSAKA

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?
module=detailberitaminggu&kid=24&id=55211
http://kesehatan.us/2012/06/apa-muntaber-itu-dan-
bagaimana-gejalanya/
http://tips-sehat-bahagia.blogspot.com/2012/11/gejala-
dan-penyebab-penyakit-muntaber.html
Komite Medik RSUP Dr. Sardjito, Standar Pelayanan
Medis, Medika, FK UGM Yogyakarta
dr. Karel, SpA, Menjadi Dokter Anak di Rumah, Penerbit
Puspa Sehat
dr. Avie Andriyani (dimuat di majalah As Sunnah
edisi08/XII/1429H/2008M)
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu
Kesehatan Anak. Surabaya: Salemba Medika.

26
Hikari, Rental. 2009. SAP dan Leaflet
Diare. http://rentalhikari.wordpress.com/2009/11/
06/sap-dan-leaflet-diare/. Diunduh tanggal 5
Desember 2010.

Hiswani. 2003. Diare merupakan Salah Satu


Masalah Kesehatan Masyarakat yang
Kejadiannya Sangat Erat dengan Keadaan
Sanitasi Lingkungan.
       http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
9/3693/1/fkm-hiswani7.pdf. diunduh tanggal 10
Desember 2010.

Satriawan, Eric. 2008. Satuan Acara Pembelajaran


Mata
Kuliah. http://www.ericsatriawan.co.id/2008/09/s
atuan-acara-pembelajaran-mata-kuliah.html.
Diunduh tanggal 5 Desember 2010.

Suriadi dan Rita Yulianni. 2006. Asuhan


Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi,


Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya.
Jakarta : Erlangga.

27

Anda mungkin juga menyukai