Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DAIS ROCHIMATUR ALMA FARDHANI

NIM : A2A221022

RIWAYAT PENYAKIT ALAMIAH DEMAM TYPHOID

A. DEFINISI DEMAM TYPHOID


Demam thypoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih
dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran.
Demam typoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Titik Lestari, 2016).
Demam typhoid (tifus abdominalis, enteric fever) ialah penyakit
infeksi akut yang mengenai saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri
salmonella typhi. Demam tifoid akan sangat berbahaya jika tidak segera
ditangani secara baik dan benar, bahkan menyebabkan kematian.
Prognosis menjadi tidak baik apabila terdapat gambaran klinik yang berat,
seperti demam tinggi (hiperpireksia), febris kontinua, kesadaran sangat
menurun (stupor, koma, atau delirium), terdapat komplikasi yang berat
misalnya dehidrasi dan asidosis, perforasi (Elisabeth Purba et al, 2016).

B. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT DEMAM TYPHOID


1. Tahap Prepatogenesis
Salmonella sp menyebaran melalui muntahan, urin, dan feses
dari penderita yang kemudian secara pasif terbawa oleh vektor yaitu
lalat (kaki-kaki lalat) dan juga debu. Lalat tersebut kemudian
mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran, maupun buahbuahan
segar yang kemudian di konsumsi oleh orang sehat, apabila
tidak di jaga kebersihan dari makanan tersebut maka akan
menyebabkan invasi ke seluruh tubuh.
NAMA : DAIS ROCHIMATUR ALMA FARDHANI
NIM : A2A221022

2. Tahap Patogenesis
a. Masa Inkubasi
Masa inkubasi merupakan masa dimana bakteri salmonella
sp telah masuk ke dalam tubuh, tetapi gejala fisik belum nampak.
Masa inkubasi dari bakteri salmonella sp berlangsung pada 7-14
hari.
b. Tahap Patogenesis
Bakteri Salmonella sp yang masuk dan tertelan dalam tubuh
manusia, kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan dan
bertahan bakteri ini dapat bertahan dengan asam lambung.
Bakteri masuk dalam usus kecil dan menempel pada sel mukosa.
Penempelan tersebut berfungsi utuk menyerang mukosa dengan
cepat dan menembus epitel mukosa melalui sel microfold (sel M)
sampai ke lamina propria kemudian masuk ke dalam makrofag dan
menelan bacilli. Bacilli di dalam makrofag tidak di bunuh semua,
namun tetap berada di dalam makrofag jaringan limfoid. Periode
ini masuk masa inkubasi 7 – 14 hari dimana tanda gejala dan hasil
kultur darah masih di nyatakan negatif.
Bakteri Salmonella sp kemudian menyebar ke sistem
limfoid mesenterika dan masuk pembuluh darah melalui sistem
limfatik dan menyebar ke seluruh tubuh dan berkolonisasi
didalam organ retikuloendotelial, yakni di hati, limpa, dan
sumsum tulang. Interaksi antar imun host dan faktor bakteri
sehingga mengarah ke ulcerasi pada peyer’s patches melalui
proses inflamasi dan dapat mengakibatkan nekrosis dan
iskemia. Apabila nekrosis ini menembus tunika serosa maka
akan terjadi perforasi ileum yang dapat berakibat peritonitis
c. Kambuh
Kekambuhan atau relapse dapat terjadi 10% dari demam
typhoid yang tidak diobati. Kunci dari kematian bakteri S. Typhi
adalah dengan menggunakan pengobatan antibiotic yang sesuai.
NAMA : DAIS ROCHIMATUR ALMA FARDHANI
NIM : A2A221022

Penderita dengan kasus carrier, bakteri Salmonella sp sudah


menetap dan menjadi kronis. Bakteri Salmonella sp pada penderita
carrier kronis umumnya berada di organ kantung empedu, jarang
terdapat pada saluran kemih. Flagel bakteri yang berinteraksi
dengan dinding kolesterol menyebabkan koloni melekat dan
membentuk lapisan biofil. Replikasi bakteri di dalam sel epitel
kandung empedu, yang diakhiri dengan pelepasan bakteri ke cairan
empedu yang akan mengikuti aliran pencernaan.
NAMA : DAIS ROCHIMATUR ALMA FARDHANI
NIM : A2A221022

DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.unimus.ac.id/2450/3/BAB%20II.pdf
2. Titik Lestari, 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha
Medika
3. Elisabeth Purba, I., Wandra, T., Nugrahini, N., Nawawi, S., Kandun,
N. (2016). Program Pengendalian Demam Tifoid di Indonesia:
Tantangan dan Peluang. Media Penelit. Dan Pengemb. Kesehat. 26,
99–108. doi:10.22435/mpk.v26i2.5447.99-108.

Anda mungkin juga menyukai