Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KONSEP TERJADINYA PENYAKIT DEMAM TIFOID

BERDASARKAN KONSEP SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

PENDAHULUAN

Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh
Salmonella typhi. Terdapat tiga bioserotipe yaitu Salmonella paratyphi A, B ( Salmonella
schottmuelleri), dan C (Salmonella hirschefildii). Demam tifoid merupakan penyakit endemik
yang termasuk dalam masalah kesehatan di negara berkembang. Di Indonesia demam tifoid
dapat ditemukan sepanjang tahun dengan insiden tertinggi pada daerah endemik. Terdapat dua
sumber penularan S.Typhi yaitu pasien dengan demam tifoid dan, yang lebih sering karier. Di
daerah endemik, transmisi terjadi melalui air yang tercemar S. Typhi sedangkan di daerah
nonendemik , makanan yang tercemar oleh karier merupakan sumber penularan tersering.
Demam tifoid merupakan permasalahan kesehatan penting di banyak negara berkembang.
Secara global, diperkirakan 17 juta orang mengidap penyakit ini tiap tahunnya. Kebanyakan
penyakit ini terjadi pada penduduk negara dengan pendapatan yang rendah, terutama pada daerah
Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin. Di Sulawesi Selatan, Indonesia, demam tifoid
merupakan salah satu dari penyakit infeksi terpenting. Penyakit ini endemik diseluruh daerah di
provinsi ini dan merupakan penyakit infeksi terbanyak keempat yang dilaporkan dari seluruh
kabupaten di Indonesia.
Penyakit tifoid hanya terdapat pada manusia. Karier serotype typhi merupakan reservoir
utamanya. Beberapa pasien dapat menjadi karier kronik selama bertahun-tahun, terutama karena
infeksi kronik pada kelenjar empedu dan traktus billiaris ditemukan. Jika pasien dengan tifoid
belum pernah berkunjung di daerah yang endemik, sumbernya pasti berasal dari pengunjung
daerah pasien atau orang lain yang menyediakan makanan. Bakteri ini dapat tersebar melalui
sumber air pada area daerah berkembang atau daerah yang mengalami kerusakan pada sistem
saluran air bersih.

KONSEP SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

1
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran
tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah
kesehatan lainnya. Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent
(penyebab) dan Environment (lingkungan). Keadaan di masyarakat dikatakan ada masalah
kesehatan jika terjadi ketidak seimbangan antara Host, Agent dan Environment. Pada saat terjadi
ketidak seimbangan antara Host, Agent dan Environment inilah yang akan menimbulkan
penyakit pada individu atau masalah kesehatan di masyarakat.

HOST (Penjamu)

AGENT ENVIRONMENT
(Penyebab) (Lingkungan)

Dalam kasus demam tifoid titik tumpu bergeser dikarenakan kondisi hygiene dan sanitasi
yang buruk sehingga keseimbangan terganggu. Pergeseran yang terjadi memudahkan Agent
(Salmonella typhi) memasuki tubuh Host dan menimbulkan penyakit demam tifoid.

ANALISIS TERJADINYA DEMAM TIFOID BERDASARKAN KONSEP


SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

HOST (Penjamu)
Manusia adalah sebagai reservoir bagi kuman Salmonella thypi. Terjadinya penularan
Salmonella thypi sebagian besar melalui makanan/minuman yang tercema oleh kuman yang
berasal dari penderita atau carrier yang biasanya keluar bersama dengan tinja atau urine. Dapat
juga terjadi trasmisi transplasental dari seorang ibu hamil yang berada dalam bakterimia kepada
bayinya. Demam tifoid bisa terjadi pada setiap orang, namun lebih banyak diderita oleh anak-
anak dan orang muda. Demam tifoid pada umumnya menyerang penderita kelompok umur 5 –
2
30 tahun, laki – laki sama dengan wanita resikonya terinfeksi. Jarang pada umur dibawah 2 tahun
maupun diatas 60. Pada anak-anak hal ini dikarenakan antibodi yang belum terbentuk sempurna
dan dari segi sosial, pola makanan anak-anak tidak baik yang didapat di lingkungan. Pada
populasi orang muda, penyebaran demam tifoid dapat disebabkan oleh kebiasaan makan yang
tidak mempertimbangkan faktor kebersihan dan tidak terbiasanya mencuci tangan sebelum
makan. Masuknya kuman Salmonella typhi (S.Typhi) dan Salmonella parathypi (S.Parathypi) ke
dalam tubuh manusia terjadi melalui mekanisme makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian
kuman dimusnahkan dalam lambung, sebagian lolos masuk ke dalam usus dan selanjutnya
berkembang biak.

AGENT (Penyebab)
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi dari
Genus Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, motil,
berkapsul dan mempunyai flagella (bergerak dengan rambut getar). Bakteri ini dapat hidup
sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini
dapat mati dengan pemanasan, pasteurisasi, pendidihan dan khlorinisasi.
Salmonella typhi mempunyai 3 macam antigen, yaitu :
 Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari tubuh kuman. Bagian
ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida atau disebut juga endotoksin. Antigen ini
tahan terhadap panas dan alkohol tetapi tidak tahan terhadap formaldehid.
 Antigen H (Antigen Flagella), yang terletak pada flagella, fimbriae atau pili dari kuman.
Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan terhadap formaldehid
tetapi tidak tahan terhadap panas dan alkohol.
 Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang dapat melindungi
kuman terhadap fagositosis.
Ketiga macam antigen tersebut di atas di dalam tubuh penderita akan menimbulkan pula
pembentukan 3 macam antibodi yang lazim disebut aglutinin.
Sumber penularan penyakit demam tifoid salah satunya adalah lalat, lalat sebagai
perantara penularan dapat memindahkan bakteri dari feses ke makanan dengan menggunakan
kakinya. Jumlah kuman yang dapat menimbulkan infeksi adalah sebanyak 9 – 10 kuman yang
3
tertelan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi dan dikonsumsi oleh host. Semakin
besar jumlah Salmonella thypi yang tertelan, maka semakin pendek masa inkubasi penyakit
demam tifoid.
Kondisi lingkungan dalam hal ini sebagai tempat perkembang-biakan agen penyebab
tifoid (Salmonella sp.) menjadi penting untuk disorot karena berhubungan langsung terhadap
kehidupan agen tersebut. Berdasarkan kondisi lingkungan dikelurahan Sidodamai, perkembang-
biakan agen tifoid bukanlah hal yang mustahil terjadi bahkan menjadi sangat mudah dan
beresiko tinggi. Namun tidak hanya lingkungan saja yang seharusnya mendapatkan perhatian,
pola hidup serta higienitas host juga menentukan keberlangsungan hidup agen.

ENVIRONMENT (Lingkungan)
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai secara luas di daerah tropis
terutama di daerah dengan kualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar hygiene dan
sanitasi yang rendah. Beberapa hal yang mempercepat terjadinya penyebaran demam tifoid
adalah urbanisasi, kepadatan penduduk, sumber air minum dan standart higiene industri
pengolahan makanan yang masih rendah.
Higiene perorangan yang kurang, mempunyai resiko terkena penyakit demam tifoid lebih
besar dibandingkan dengan yang higiene perorangan yang baik dan kualitas air minum yang
tercemar berat coliform beresiko lebih besar terkena penyakit demam tifoid dibandingkan
dengan yang kualitas air minumnya tidak tercemar berat coliform. Faktor lain yang juga dapat
mengakibatkan kasus demam tifoid baru terjadi disekitar tempat tinggal penderita demam tifoid
sebelumnya yaitu letak jamban dan sumber persediaan air. Keadaan curah hujan juga turut
mempengaruhi tingkat kejadian demam tifoid. Pada bulan-bulan dengan curah hujan yang tinggi
terdapat kasus demam tifoid akan semakin tinggi. Hal tersebut terjadi karena pada suhu sekitar
20°C – 25°C yang dijumpai pada keadaan dengan curah hujan tinggi terdapat peningkatan
jumlah lalat yang merupakan vektor mekanik dari demam tifoid sehingga terjadi penyebaran
penyakit yang lebih tinggi. Hal ini berdasarkan pada jarak terbang lalat, seekor lalat dapat
menempuh jarak antara 450m sampai 900m.

KESIMPULAN
4
Konsep segitiga epidemiologi (Host, Agent, Environment) digunakan oleh ahli
epidemiologi untuk menjelaskan mengenai penyebab penyakit. Dalam mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, usaha minimal yang dapat dilakukan seorang Public Health
ialah dengan menjaga konsep keseimbangan host, agent, environment. Dengan menjaga konsep
keseimbangan host, agent dan environment inilah seorang Public Health dapat mengetahui
faktor-faktor penyebab penyakit demam tifod dan mencegah agar penyakit demam tifoid tidak
datang lagi ataupun menular.

Anda mungkin juga menyukai