Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di
bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007).

Dalam kehidupan manusia mempunyai sebuah kesehatan dimana seseorang


merasa baik dengan fisik dan mentalnya lebih tepatnya sehat yaitu suatu kondisi
yang bebas dari berbagai jenis penyakit baik secara fisik, mental, maupun sosial.
Konsep Sehat adalah keadaan normal yang sesuai dengan standar yang diterima
berdasarkan kriteria tertentu, sesuai jenis kelamin dan komunitas masyarakat
sekitarnya.
Sebagian besar masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang
tepat dari tenaga medis karena pelayanan kesehatan medis yang tidak merata. Hal
ini banyak ditemukan pada daerah-daerah terpencil yang belum dapat dijangkau
oleh tenaga kesehatan. Selain itu masalah biaya juga menjadi alasan bagi
masyarakat untuk tidak mencari pelayanan kesehatan medis. Namun di lain pihak,
bagi beberapa individu, kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu,
beberapa orang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memperoleh
kesehatan dalam diri mereka.
Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan lingkungan yang
kondusif, perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil
dan berdaya guna tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.Akan tetapi pada
kenyataanya, pembangunan kesehatan di Indonesia masih jauh dari yang
diharapkan. Permasalahan-permasalahan kesehatan masih banyak terjadi.
Beberapa diantaranya adalah: penyakit-penyakit seperti DBD, flu burung, dan
sebagainya yang semakin menyebar luas, kasus-kasus gizi buruk yang semakin
marak khususnya di wilayah Indonesia Timur, prioritas kesehatan rendah, serta
tingkat pencemaran lingkungan yang semakin tinggi.

Sebagian masyarakat berpendapat bahwa kebijakan pemerintah lah yang salah,


sehingga masalah-masalah kesehatan di Indonesia seakan tak ada ujungnya. Akan
tetapi, kita tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah saja dalam hal ini. Karena
bagaimanapun juga, sebenarnya individu yang menjadi faktor penentu dalam
menentukan status kesehatan. Dengan kata lain, selain pemerintah masih banyak
lagi faktor-faktor atau determinan yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Bagaimanakah teori Hendrik L Blum itu ?
1.2.2 Bagaimanakah konsepHendrik L Blum itu ?
1.2.3 Bagaimanakah derajat kesehatan itu ?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu definisi dari teori Hendrik L Blum.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana konsep dari Hendrik L Blum.
1.3.3 Untuk mengetahui apa itu derajat kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Hendrik L Blum


Konsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk
diterapkan. Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik
melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan
kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan
tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor
determinan timbulnya masalah kesehatan.
Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style),
faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan
(jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor
tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat
kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia
merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi,
disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang
lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup
manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.
Di zaman yang semakin maju seperti sekarang ini maka cara pandang kita
terhadap kesehatan juga mengalami perubahan. Apabila dahulu kita
mempergunakan paradigma sakit yakni kesehatan hanya dipandang sebagai upaya
menyembuhkan orang yang sakit dimana terjalin hubungan dokter dengan pasien
(dokter dan pasien). Namun sekarang konsep yang dipakai adalah paradigma
sehat, dimana upaya kesehatan dipandang sebagai suatu tindakan untuk menjaga
dan meningkatkan derajat kesehatan individu ataupun masyarakat (SKM dan
masyarakat).
Dengan demikian konsep paradigma sehat H.L. Blum memandang pola
hidup sehat seseorang secara holistik dan komprehensif. Masyarakat yang sehat
tidak dilihat dari sudut pandang tindakan penyembuhan penyakit melainkan upaya
yang berkesinambungan dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat dalam hal ini memegang
kendali dominan dibandingkan peranan dokter. Sebab hubungan dokter dengan
pasien hanya sebatas individu dengan individu tidak secara langsung menyentuh
masyarakat luas. Ditambah lagi kompetensi dalam memanagement program lebih
dikuasai lulusan SKM sehingga dalam perkembangannya SKM menjadi ujung
tombak program kesehatan di negara-negara maju.
Untuk negara berkembang seperti Indonesia justru, paradigma sakit yang
digunakan. Dimana kebijakan pemerintah berorientasi pada penyembuhan pasien
sehingga terlihat jelas peranan dokter, perawat dan bidan sebagai tenaga medis
dan paramedis mendominasi. Padahal upaya semacam itu sudah lama ditinggalkan
karena secara financial justru merugikan Negara. Anggaran APBN untuk
pendanaan kesehatan diIndonesiasemakin tinggi dan sebagian besar digunakan
untuk upaya pengobatan seperti pembelian obat, sarana kesehatan dan
pembangunan gedung. Seharusnya untuk meningkatan derajat kesehatan kita
harus menaruh perhatian besar pada akar masalahnya dan selanjutnya melakukan
upaya pencegahannya. Untuk itulah maka upaya kesehatan harus fokus pada
upaya preventif (pencegahan) bukannya curative (pengobatan).
Namun yang terjadi anggaran untuk meningkatkan derajat kesehatan
melalui program promosi dan preventif dikurangi secara signifikan. Akibat yang
ditimbulkan adalah banyaknya masyarakat yang kekurangan gizi, biaya obat
untuk puskesmas meningkat, pencemaran lingkungan tidak terkendali dan korupsi
penggunaan askeskin. Dampak sampingan yang terjadi tersebut dapat timbul
karena kebijakan kita yang keliru.
2.2 Sejarah Singkat Hendrik L Blum
Dr Henrik L. Bloom atau yang lebih di kenal dengan nama HL Bloom
adalah seorang profesor emeritus administrasi kesehatan dan perencanaan di
University of California, Berkeley, dan pelopor dalam reformasi perawatan
kesehatan.

Hendrik L. Bloom lahir pada 11 November 1915, di San Fransisco.


Dibesarkan di sebuah daerah pertanian di distrik Napa. Perhatian yang tulus oleh
rekan-rekannya selama mengalami kesusahan menjadikan HL Blum tumbuh dan
memiliki tingkat sensitivitas dan perhatian yang tinggi untuk individu tidak
mendapat pelayanan dari lembaga-lembaga sosial. HL Bloom juga berbakat dalam
seni musik khususnya dia sangat unggul dalam memainkan piano dan juga
berbakat dalam kegiatan-kegiatan lapangan.

Pada tahun 1937, HL Bloom memperoleh gelar sarjana kimia dari UC


Berkeley. Dan pada masa studinya di universitas tersebut dia bertemu dengan
yang juga seorang mahasiswi di UC Berkeley, Mariam H. Ehrich, yang
mengambil studi kesejahteraan sosial. Mereka menikah pada tahun 1939 Malam
Natal dan tetap bersama sampai kematiannya pada 21 Oktober 2005.

HL Bloom melanjutkan untuk mendapatkan MD-nya pada tahun 1942 dari


UC San Francisco dan master di bidang kesehatan publik dari Harvard University
pada tahun 1948. Antara studi lanjutan gelar, ia bekerja dari 1944-1945 sebagai
asisten dokter di Johns Hopkins University, dan kemudian dari 1946-1947 sebagai
mahasiswa di Universitas Stanford.

Dari 1950 sampai 1966, Blum menjabat sebagai petugas kesehatan bagi
Contra Costa County, di mana dia membantu mendirikan berbagai program
kesehatan masyarakat, termasuk skrining visi di sekolah, masyarakat kesehatan
mental dan konseling genetik.

Pada saat menjabat sebagai petugas kesehatan, HL Bloom juga menjabat


sebagai dosen di UC Berkeley's School of Public Health sampai tahun 1966.
Ketika ia bergabung dengan fakultas sebagai profesor klinis. Dua tahun kemudian,
ia menjadi profesor perencanaan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1970,
didirikan Program Blum sekolah dalam Perencanaan dan Kebijakan, memimpin
program ini hingga pensiun pada tahun 1984.

William Reeves, seorang profesor UC Berkeley akhir emeritus


epidemiologi dan rekan Bloom selama lebih dari 40 tahun, pernah
menggambarkan bagaimana pengalaman Blum sebagai petugas kesehatan
dipengaruhi pendekatan untuk penelitian dan mengajar. Dianggap sebagai bapak
perencanaan kesehatan, Bloom melihat kebutuhan untuk menanamkan struktur
dan organisasi ke dalam sistem perawatan kesehatan yang terputus-putus, tidak
efisien dan, di atas segalanya, tidak adil.

"Sampai bagian dari Medicare dan undang-undang Medicaid di


pertengahan 1960-an, penyediaan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan
lansia hampir tidak ada," kata Richard Bailey, UC Berkeley profesor emeritus
kebijakan kesehatan dan administrasi dan seorang rekan Blum selama lebih dari
tiga dekade. "Mengandalkan pada amal dokter lokal dan rumah sakit biasanya
merendahkan, sedangkan ketersediaan pelayanan di klinik kesehatan masyarakat
dan rumah sakit yang dijalankan oleh kabupaten dan kotamadya itu jerawatan dan
terkenal kekurangan dana. The infus besar-besaran pendanaan federal membuat
semua orang menyadari kekurangan kritis dokter , perawat, dokter gigi dan
profesional kesehatan lainnya, serta fasilitas yang memberikan pelayanan. "

Dalam lingkungan ini, Bloom membayangkan sebuah sistem kesehatan


yang komprehensif bagi Amerika Serikat yang secara aktif terlibat konsumen dan
partisipasi operator dalam pengambilan keputusan tentang jenis pelayanan
kesehatan harus tersedia secara lokal, regional dan nasional.

"Dr Bloom berada di tepi pemotongan teori-teori baru tentang bagaimana


untuk membantu sektor kesehatan publik dan swasta bekerja sama," kata Bailey.
"Inovasi adalah mendapatkan anggota komunitas terlibat dalam keputusan-
keputusan yang akan berdampak hidup mereka." Howard Barkan, salah satu
mantan siswa lulusan Blum di UC Berkeley, mencatat bahwa beberapa ide Blum
untuk penyediaan layanan kesehatan sekarang taken for granted.
"Dr Bloom membuat terobosan konseptual utama dalam perencanaan
rasional bagi kesehatan dan layanan kesehatan sumber daya, dan itu adalah ide
lokasi layanan di mana mereka akan diperlukan," kata Barkan, yang sekarang
menjadi biostatistician dan metodologi penelitian di Kaiser Permanente . "Seperti
yang jelas seperti itu suara sekarang, pada 1960-an dan 1970-an, itu radikal."

Barkan menambahkan bahwa Bloom adalah mentor inspirasional dan


berpengaruh kepada para mahasiswanya. "Dr Bloom dibayar langsung perhatian
dan menghabiskan jumlah besar waktu bekerja dengan murid-muridnya," kata
Barkan. "Kebanyakan program kesehatan setempat terfokus pada pengendalian
penyakit menular dan biasanya dalam kerangka administrasi yang cukup kaku,"
tulis Reeves dalam pengenalan sejarah lisan Blum.

"Henrik diterbitkan pada masalah bahwa ia telah dibahas dalam Contra


Costa County, seperti deteksi diabetes, konseling genetik, program makan siang
sekolah, kesehatan mental, skrining visi, pendidikan keselamatan dan fluoridasi
air. Dalam setiap kasus, ia berfokus pada pengakuan terhadap kebutuhan
masyarakat, sumber daya dan perhatian, dan partisipasi yang penting bagi
penyelesaian masalah. "

Sepanjang karirnya, Bloom telah mengadakan janji mengajar di Stanford


University's Medical School serta di UC Berkeley. Pada tahun 1991, ia dipanggil
kembali dari pensiun untuk melayani sebagai ketua interim UC Berkeley-UCSF
Bersama Program Kedokteran, posisi yang diselenggarakan selama tiga tahun. Dia
juga bekerja sebagai konsultan atau anggota berbagai komite untuk National
Institutes of Health, American Public Health Association, US Public Health
Service, US Department of Health and Human Services, US Agency for
International Development, dan Organisasi Kesehatan Dunia. Dia adalah wakil
presiden Amerika Asosiasi Kesehatan Masyarakat pada tahun 1990.

Blum sama-sama aktif dalam pembangunan lokal dan negara kesehatan


masyarakat, menjabat sebagai Presiden Konferensi California Pejabat Lokal
Kesehatan dan California Utara Asosiasi Kesehatan Masyarakat. Dia juga
menjabat sebagai ketua dewan penyantun dari Alta Bates Rumah Sakit di
Berkeley, dan membantu mendirikan dan memimpin Corp menyembuhkan, Bay
Area sebuah organisasi perawatan kesehatan.

Selain berbagai publikasi Blum penelitian, ia menulis teks tengara tiga


pada kesehatan masyarakat dan perencanaan kesehatan - "Administrasi Kesehatan
Masyarakat: Sebuah Sudut Pandang Kesehatan Masyarakat," "Kesehatan
Perencanaan" dan "Perencanaan untuk Kesehatan."

Di antara banyak penghargaan itu adalah Memorial Medal 1985 Sedgwick,


kehormatan paling bergengsi dari American Public Health Association;
Schlesinger Award tahun 1985 dari American Health Association Perencanaan dan
Citation Berkeley tahun 1984, salah satu penghargaan tertinggi di kampus. Dia
juga menerima Beasiswa Fulbright ke Swedia pada tahun 1986, dan pada tahun
1987, ia menghabiskan waktu setahun di Cina Barat Universitas Ilmu Kesehatan
di Chengdu, Cina, sebagai dosen tamu.

2.3 Konsep HL Blum


Semua Negara di dunia menggunakan konsep Blum dalam menjaga
kesehatan warga negaranya. Untuk Negara maju saat ini sudah fokus pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sehingga asupan makanan anak-anak
mereka begitu dijaga dari segi gizi sehingga akan melahirkan keturunan yang
berbobot. Kondisi yang berseberangan dialamiIndonesiasebagai Negara agraris,
segala regulasi pemerintah tentang kesehatan malah fokus pada penanggulangan
kekurangan gizi masyarakatnya. Bahkan dilematisnya banyak masyarakat
kotayang mengalami kekurangan gizi. Padahal dari hasil penelitian membuktikan
wilayahIndonesiapotensial sebagai lahan pangan dan perternakan karena
wilayahnya yang luas dengan topografi yang mendukung.Adaapa dengan
pemerintah?. Satu jawaban yang pasti seringkali dalam analisis kesehatan
pemerintah kurang mempertimbangkan pendapat ahli kesehatan masyarakat
(public health) sehingga kebijakan yang dibuat cuma dari sudut pandang kejadian
sehat-sakit.
Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing
faktor saling keterkaitan berikut penjelasannya :
2.3.1 Perilaku masyarakat
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di
samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan,
kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat
pada dirinya.
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan
penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Hal ini dikarenakan budaya
hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk
menjaga kesehatannya. Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat
menuju satu misi Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah
orang yang memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan
nilai kesehatan masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat
akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Pembuatan peraturan tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi
dengan pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab,
apabila upaya dengan menjatuhkan sanksi hanya bersifat jangka pendek.
Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model harus diajak turut serta dalam
menyukseskan program-program kesehatan.

2.3.2 Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku,
fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya
digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik
dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah,
air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial
merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan,
ekonomi, dan sebagainya.
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi
fisik. Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber
berkembangnya penyakit. Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita.
Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi
udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan
menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.
Puskesmas sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan
besar dalam mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan
masyarakat. namun dilematisnya di puskesmas jumlah tenaga kesehatan
lingkungan sangat terbatas padahal banyak penyakit yang berasal dari lingkungan
kita seperti diare, demam berdarah, malaria, TBC, cacar dan sebagainya.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan.
Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi
individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan
sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.

2.3.3 Pelayanan kesehatan


Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan
dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit,
pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan
pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat
dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan,
informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh
pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang memerlukan.
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan.
Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan
kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan
perawatan kesehatan. Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang
banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di
bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat
sangat besar perananya. sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang
membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan
Masyarakat sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen
kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program kesehatan. Utamanya
program-program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga
masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare,
demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini
seperti jantung karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya. penyakit itu dapat
dengan mudah dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam
menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.

2.3.4 Genetik / Keturunan (Heriditas)


Seperti apa keturunan generasi muda yang diinginkan ???. Pertanyaan itu
menjadi kunci dalam mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu bangsa
ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita harus terus
meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan
memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa
inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang.
Namun masih banyak saja anakIndonesiayang status gizinya kurang bahkan
buruk. Padahal potensi alamIndonesiacukup mendukung. oleh sebab itulah
program penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat
masih tetap diperlukan. Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan
di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara
dini status gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani.
Program pemberian makanan tambahan di posyandu masih perlu terus
dijalankan, terutamanya daeraha yang miskin dan tingkat pendidikan
masyarakatnya rendah. Pengukuran berat badan balita sesuai dengan kms harus
rutin dilakukan. Hal ini untuk mendeteksi secara dini status gizi balita. Bukan saja
pada gizi kurang kondisi obesitas juga perlu dihindari. Bagaimana kualitas
generasi mendatang sangat menentukan kualitas bangas Indonesia mendatang.

2.4 Derajat Kesehatan Masyarakat


Menurut Hendrik L.Blum (1974), terdapat empat faktor utama yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu : lingkungan, perilaku
manusia, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor tersebut saling
terkait dengan beberapa faktor lain, yaitu sumber daya alam, keseimbangan
ekologi, kesehatan mental, sistem budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan.
Lingkungan mempunyai pengaruh paling besar terhadap derajat kesehatan
masyarakat (Gumilar, 2004). Gambar 1 menjelaskan hubungan antara faktor
lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan, dan keturunan terhadap
derajat kesehatan masyarakat.
Selain itu Hendrik L Blum juga menyebutkan 12 indikator yang
berhubungan dengan derajat kesehatan, yaitu :
1. Life spam: yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat, atau
dapat juga dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang bukan
karena mati tua.
2. Disease or infirmity: yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan
anatomis dari masyarakat.
3. Discomfort or ilness: yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan
somatik, kejiwaan maupun sosial dari dirinya.
4. Disability or incapacity: yaitu ketidakmampuan seseorang dalam
masyarakat untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan
sosialnya karena sakit.
5. Participation in health care: yaitu kemampuan dan kemauan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan
sehat.
6. Health behaviour: yaitu perilaku manusia yang nyata dari anggota
masyarakat secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.
7. Ecologic behaviour: yaitu perilaku masyarakat terhadap lingkungan,
spesies lain, sumber daya alam, dan ekosistem.
8. Social behaviour: yaitu perilaku anggota masyarakat terhadap sesamanya,
keluarga, komunitas dan bangsanya.
9. Interpersonal relationship: yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat
terhadap sesamanya.
10. Reserve or positive health: yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadap
penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-
tekanan somatik, kejiwaan, dan sosial.
11. External satisfaction: yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap
lingkungan sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi,
transportasi.
12. Internal satisfaction: yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh
aspek kehidupan dirinya sendiri.

2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat


Menurut Hendrik L. Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi status
kesehatan masyakarat yaitu lingkungan , perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan. Dari bagian tersebut dapat dilihat bahwa faktor yang paling
mempengaruhi derajat kesehatan adalah faktor lingkungan, kemudian disusul oleh
faktor perilaku pelayanan kesehatan dan terakhir keturunan. Uraian faktor – faktor
tersebut adalah :

1. Lingkungan hidup
a. Fisik : sampah, air, udara, perumahan dsb.
b. Sosial : kebudayaan , pendidikan, ekonomi ( interaksi manusia )
c. Biologi : hewan , jasad remik, tetumbuhan.
2. Perilaku
a. Merupakan adat atau kebiasaan dari masyarakat.
b. Sehat tidaknya lingkungan dan keluarga tergantung perilaku.
3. Pelayanan kesehatan
Peranan pelayanan kesehatan adalah :
a. Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan
penyakit pengobatan, dan perawatan kesehatan.
b. Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan
kesehatan sumber daya manusia, informasi kesesuaian program
pelayanan kesehatan dengan kebutuhan masyarakat.

4. Keturunan
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang
dibawa sejak lahir. Sebagai contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy,
retardasi mental, hipertensi, buta warna dll.
Upaya-upaya kesehatan masyarakat
A. Promotif
Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ,meliputi
usaha-usaha untuk peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan , olahraga teratur dan istirahat cukup
sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
B. Preventif
Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit meliputi
usaha-usaha pemberian imunisasi (bayi, anak, bumil). Pemeriksaan
kesehatan berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.
C. Kuratif
Adalah nusaha yangditujuikan kepada orang yang sakit untuk diobati
secara tepat dan adekuat sehinga kesehatan pulih.
D. Rehabilitative
Adalah nusaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari
penyakit yang dideritanya ,untuk memperbaiki kelemahan pisik mental
dan sosial pasien sebagai akibat dari penyakit yang dideritanya meliputi
latihan-latihan terpogram pisioterafi.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau
mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan, sebagai
sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan
konsep yang positifyang menekankan pada sumber-sumber sosial dan personal.
Dengan teori Blum ini kita dapat memperbaiki kondisi lingkungan yang
buruk, dan juga hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Seperti
dengan cara memperbaiki 4 aspek utama determinan kesehatan, yaitu genetik,
lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.

3.2 SARAN
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan,
maka perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan
masyarakat. Penyedia layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan
perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu
dan berkelanjutan. Mengingat wilayah Indonesia sangat luas, dibutuhkan
kerjasama dalam merumuskan dan mengembangkan program kesehatan
masyarakat sesuai karakteristik daerah setempat sehingga tahap perubahan
menuju masyarakat sehat dalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi
bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya memiliki self
belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab bersama. Selain
itu, pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan jaringan
organisasi Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR sangatlah
penting didalam mengembangkan sistem kesehatan masyarakat dengan tujuan
menuju masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkan masyarakat semaksimal
mungkin. Dengan partisipasi semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang
berada di masyarakat seperti Kader Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka,
Sarjana Penggerak Pedesaan dan organisasi lainnya serta didukung oleh
MUSPIDA setempat.
DAFTAR PUSTAKA

Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC.
Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan
Masyarakat untuk Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media.
Go Nursing. 2008. Keperawatan Keluarga Sebuah
Pengantar.http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/04/07/keperawatan
-keluarga-sebuah-pengantar/. 09-10-2010.

Anda mungkin juga menyukai